Вы находитесь на странице: 1из 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“CHOKING”

Satuan Acara Penyuluhan Ini DisusunUntuk Memenuhi Mata Kuliah Komunikasi


Keperawatan Lanjutan

Pembimbing : Hj.Yeni Mulyani,S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Adityana Suhendar P07120215042


Lailati Ulpah P07120215060
Muhammad Ikhsan S P07120215068
Nadya Destia R P07120215069
Noviyanti Dyah H P07120215072

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV
BANJARBARU
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Choking
Sub Topik :a. konsep sumbatan benda asing pada dewasa.
b. penyebab sumbatan benda asing pada dewasa.
c. Tanda dan gejala sumbatan benda asing pada dewasa
d. teknik pada pasien dewasa .
e. konsep sumbatan benda asing pada bayi
f. penyebab sumbatan benda asing pada bayi
g. manifestasi klinis sumbatan benda asing pada bayi
h. teknik pada pasien bayi
Sasaran :Klien dan Keluarga
Tempat :Balai Desa
Hari/Tanggal :Rabu, 28 November 2018
Waktu : Pukul 13.00 WITA selama 30 Menit

I. Analisa Data
A. Kebutuhanpesertadidik
MenurutWorld Health Organization (WHO) sekitar 17.537 anak-
anak berusia 3 tahun atau lebih muda sangat berbahaya karena tersedak,
sebesar (59,5%) berhubungan dengan makanan, (31,4%) tersedak karena
benda asing, dan sebesar 9,1% penyebab tidakd iketahui (Committee
oninjury, 2010). Prevalensi di Amerika Serikat didapatkan kasus < 1 tahun
sebesar 11,6%, kasus terjadi pada usia 1 hingga 2 tahun sebesar 36,2%
terjadi pada usia 2 tahun hingga 4 tahun sebesar 29,4% (American
Academy of Pediatrics , 2010).
Di Indonesia sendiri belum ada data maupun riset tentang angka
tersedak pada anakdanbayi, namunkejadian-kejadian tersedak di Indonesia
telah banyak terjadi,terutama kejadian tersedak pada bayi diantaranya
terjadi pada 28 maret 2015 di Bali, bayi berusia 6 bulan meninggals etelah
diberikan susu, dari hasil pemeriksaan diketahui bayi tersebut meninggal
diakibatkan oleh tersedak susu (Edi Suwiknyo, 2015)•Berita terbaru
tentang bayi yang tersedak terjadi pada bayi usia 2 bulan yang terjadi di
Denpasar, Bali pada tanggal 26 Maret 2016 penyebab bayit ersedak adalah
sehabis diberikan susu (Hartono,2016).
Insiden tersedak tidak hanya dapat terjadi pada anak-anak tetapi
pada orang dewasa dapat terjadi juga diwilayah x ,berbagai penyebab
dapat terjadi misalkan akibat faktor eksternal berupa makanan .
Dalam beberapa minggu belakangan ini, banyak terdapat kasus
tersedak di wilayah X. Untuk mencegah hal tersebut, maka dari itu perlu
diadakan pendidikan kesehatan mengenai choking agar para masyarakat
mengetahui mengenai cara penanganan choking. Pendidikan kesehatan
dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai penanganan choking.

B. Karakteristik peserta didik


Keluarga dan klien di Balai Desa.

II. Tujuan Intruksional Umum


Pada akhir proses penyuluhan, warga dapat mengetahui tentang choking
dan mampu mengingat apa saja tindakannya.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan
keluarga mampu:
1. Memahami konsep sumbatan benda asing pada dewasa.
2. Memahami penyebab sumbatan benda asing pada dewasa.
3. Memahami tanda dan gejala sumbatan pada dewasa
4. Memahami teknik pada pasien dewasa .
5. Memahami konsep sumbatan benda asing pada bayi
6. Memahami penyebab sumbatan benda asing pada bayi
7. Memahami manifestasi klinis sumbatan benda asing pada bayi
8. Memahami teknik pada pasien bayi.
IV. Materi (terlampir)
1. konsep sumbatan benda asing pada dewasa.
2. penyebab sumbatan benda asing pada dewasa.
3. Tanda dan gejala pada pasien dewasa
4. teknik pada pasien dewasa
5. konsep sumbatan benda asing pada bayi
6. penyebab sumbatan benda asing pada bayi
7. manifestasi klinis sumbatan benda asing pada bayi
8. teknik pada pasien bayi

V. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
VI. Media
a. Leaflet
b. PPT

VII. Pengorganisasian
Penyuluh :Noviyanti Dyah H
Moderator : Adityana Suhendar
Operator : Nadya Destia Rahmi
Observer Roleplay : Muhammad Ikhsan S

VIII. WaktuPenyuluhan
No. Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta
1. Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam
5 menit  Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Inti Penyampaian materi oleh  Menjawab
10menit pemateri : pertanyaan penyuluh
 konsep sumbatan benda  Mendengarkan dan
asing pada dewasa. memperhatikan
 penyebab sumbatan  Bertanya pada
benda asing pada penyuluh bila masih
dewasa. ada yang belum jelas
 Tanda dan gejala
sumbatan benda asing
pada dewasa
 teknik pada pasien
dewasa.
 konsep sumbatan benda
asing pada bayi
 penyebab sumbatan
benda asing pada bayi
 manifestasi klinis
sumbatan benda asing
pada bayi
 teknik pada pasien bayi.

3. Tanya Jawab  Tanya jawab tentan  Menjawab


5 Menit Choking. pertanyaan
 Memperhatikan
 Menjawab
4. Penutup  Evaluasi  Menjawab Salam
10 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan dan
 Mengucapkan salam Memerhatikan
penutup
IX. Evaluasi
Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan olehpenyuluh
pada saat evaluasi secara lisan dengan pertanyaan sebagai berikut :
a. Evaluasi Struktur
- Warga hadir dalam pemberian penyuluhan.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa di balai RW
- Pengorganisasian dilakukan sehari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
- Warga antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
- Warga tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
- Warga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
- Warga memahami materi yang telah disampaikan
- Ada umpan balik positif dariwarga seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diaju
X. Referensi
Sumber : Tim trauma service RSUD RSSA. 2013. Basic Life Support
Programe. Life Support Training Center
“MATERI PENYULUHAN”

A. Konsep Sumbatan Benda Asing pada Dewasa


Obstruksi jalan napas total merupakan suatu kondisi darurat yang dapat
menimbulkan kematian dalam hitungan menit bila tidak ditangani dengan baik.
Obstruksi jalan napas total menunjukkan jalan napas tertutup total. Korban tidak
dapat berbicara, bernapas atau batuk.
Sebagian besar kasus tersedak berhubungan dengan makanan, dan
kejadiannya diketahui orang lain, data mengatakan bahwa penderita tersedak
kesempatan hidup akan meningkat bila penolong dapat segera mengintervensi saat
korban masih sadar. Teknik yang digunakan untuk mengeluarkan sumbatan benda
asing adalah manuver Heimlich (abdominal thrust) dan chest thrust (untuk korban
hamil dan gemuk)
Manuver Heimlich juga dikenal dengan abdominal thrust subdiafragma
atau abdominal thrust, direkomendasikan untuk mengeluarkan sumbatan benda
asing pada dewasa dan anak-anak umur 1-8 tahun yang masih sadar.
Manuver Heimlich menimbulkan elevasi diafragma dan meningkatkan tekanan
jalan nafas, sehingga memaksa udara keluar dari paru. Hal ini menimbulkan batuk
dan mendorong benda asing keluar dari jalan napas.

B. Penyebab :
1. Dalam tubuh :
a. Lidah yang jatuh ke belakang dan menutup faring pada korban tidak
sadar yang terlentang
b. Darah yang berasal dari cedera kepala dan wajah
c. Regurgitasi isi lambung
2. Luar tubuh :
a. Benda asing seperti makanan, benda-benda berukuran kecil dan
sebagainya
Korban dengan obstruksi jalan napas sebagian akan terbatuk dalam
usaha mengeluarkan benda asing. Tanda-tanda obstruksi jalan napas
sebagian adalah wheezing atau batuk. Biarkan korban batuk untuk
mengeluarkan benda asing secara mandiri. Pada obstruksi jalan napas
total korban tidak dapat berbicara, bernapas atau batuk dan mungkin
sianosis. Korban akan memegang lehernya dengan jari telunjuk dan
ibu jari, ini merupakan tanda tersedak universal dan membutuhkan
tindakan segera.

C. Tanda dan Gejala


Pada obstruksi jalan napas total korban tidak dapat berbicara, bernapas atau
batuk dan mungkin sianosis. Korban akan memegang lehernya dengan jari
telunjuk dan ibu jari, ini merupakan tanda tersedak universal dan
membutuhkan tindakan segera.

D. Teknik pada pasien dewasa


a. Teknik Manuver Heimlich (Abdominal Thrust)
Langkah 1 :
 Memastikan korban tersedak, tanyakan “apakah anda tersedak?”
 Bila korban dapat batuk, mintalah dia batuk sekeras mungkin agar
benda asing dapat keluar dari jalan napas
 Bila jalan napas korban tersumbat, dia tidak dapat bicara, bernapas,
maupun batuk. Wajah korban kebiruan. Penolong harus segera
melakukan langkah berikutnya
Langkah 2 :
 Bila korban berdiri, penolong berdiri di belakang korban. Mintalah
agar korban membuka kakinya. Bila korban duduk, penolong
berlutut dan berada di belakang korban
 Letakkan satu kaki diantara kedua tungkai korban
Langkah 3 :
 Lingkarkan lengan anda pada perut korban, dan cari pusar
 Letakkan dua jari di atas pusar
 Kepalkan tangan yang lain
 Tempatkan sisi ibu jari kepalan tangan pada dinding abdomen di
atas dua jari di atas pusar
 Minta korban membungkuk dan genggam kepalan anda dengan
tangan yang lain
 Lakukan hentakan ke arah dalam dan atas (sebanyak 5 kali)
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali hentakan
 Ulangi abdominal thrust sampai benda asing keluar atau korban
tidak sadar

b. Teknik Chest Thrust


Teknik chest thrust dilakukan sebagi alternatif manuver Heimlich pada
korban sadar yang berbadan gemuk atau hamil.
Langkah 1
 Memastikan korban tersedak, tanyakan “Apakah anda tersedak?”.
Korban yang tersedak tidak mampu berbicara, bernapas maupun
batuk
Langkah 2
 Bila korban berdiri, penolong berdiri di belakang korban. Mintalah
agar korban membuka kakinya. Bila korban duduk, penolong
berlutut dan berada di belakang korban
 Letakkan satu kaki diantara kedua tungkai korban
Langkah 3
 Lingkarkan lengan anda pada dada korban dan cari pertengahan
dada
 Letakkan dua jari diatas Procesus Xiphoideus
 Kepalkan tangan yang lain
 Tempatkan ibu jari kepalan tangan pada sternum di atas dua jari
tadi
 Minta korban membungkuk dan genggam kepalan anda dengan
tangan yang lain
 Lakukan hentakan ke arah dalam (sebanyak 5 kali)
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali hentakan
 Ulangi Chest Thrust sampai benda asing keluar atau korban tidak
sadar
E. Sumbatan benda asing pada bayi
Obstruksi jalan napas (tersedak) merupakan penyebab kematian dan
kecacatan yang sering terjadi pada bayi. Sumbatan jalan napas total berarti
seluruh jalan napas tertutup atau buntu. Bayi tidak mampu bicara (bersuara),
bernapas maupun batuk. Bayi sering tersedak saat makan atau bermain dengan
benda-benda kecil.
Kemungkinan hidup pada bayi tersedak meningkat bilamana penolong
dapat melakukan intervensi saat bayi masih sadar. Sumbatan benda asing
dapat dikeluarkan dengan menggunakan kombinasi back blow dan chest
thrust.

F. Penyebab :
1. Dalam tubuh :
a. Lidah yang jatuh ke belakang dan menutup faring pada korban tidak
sadar yang terlentang
b. Darah yang berasal dari cedera kepala dan wajah
c. Regurgitasi isi lambung
2. Luar tubuh :
Benda asing seperti makanan, benda-benda berukuran kecil atau
mainan dan sebagainya

G. Manifestasi klinis
Pada obstruksi jalan napas total, bayi dapat menunjukkan tanda-tanda
berikut:
a. Distress napas mendadak tanpa tanda-tanda demam
b. Sianosis (bibir, kuku, atau kulit)
c. Tidak mampu berbicara atau bersuara
d. Tidak bisa bernapas
e. Tidak bisa batuk

H. Teknik pada pasien bayi


Langkah 1
 Merespon dan mencari tanda henti nafas
 Evaluasi tanda – tanda obstruksi jalan napas total seperti tidak
mampu berbicara, bersuara, bernapas, atau batuk
 Respon kesadaran positif bila bayi bergerak, mengerang, merintih
 Amati apakah terdapat tanda-tanda kesulitan dalam bernafas
seperti terbatuk-batuk, stridor, wheezing, gelisah, sianosis
Langkah 2
 Bila terdapat tanda-tanda kesulitan bernafas beri bantuan ventilasi,
bila ventilasi 1 tidak membuat dada mengembang atau tiupan yang
kita berikan terasa berat, lakukan sandwich manuver
Langkah 3
 Tahan kepala dan badan bayi di antara kedua lengan anda dengan
manuver sandwich
 Tundukkan kepala bayi dan istirahatkan lengan anda pada paha
 Jaga agar kepala bayi lebih rendah dari badannya
Langkah 4
 Lakukan back blow dengan kuat menggunakan tumit telapak
tangan di antara dua tulang belikat
 Tahan kepala dan badan bayi di antara kedua lengan anda dengan
manuver sandwich setelah melakukan 5 back blow
 Putar bayi sampai terlentang, istirahatkan di atas paha anda
 Jaga agar kepala bayi lenih rendah dari badannya
 Berikan 5 chest thrust pada separuh bawah sternum (tulang dada)
sambil menghitung dengan keras
Langkah 5
 Periksa bilamana benda asing keluar setiap selesai satu rangkaian 5
back blow dan 5 chest thrust. Keluarkan dengan jari kelingking
anda bila benda asing terlihat dalam mulut
 Bila benda asing dapat dikeluarkan , evaluasi nadi, sirkulasi dan
pernapasan
 Bila jalan napas tetap tersumbat dan bayi masih sadar, ulangi
rangkaian sampai benda asing keluar atau bayi tidak sadar

Вам также может понравиться