Вы находитесь на странице: 1из 15

Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160

https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass


Index, Skin Health, and Uterine Bleeding, in Women
of Reproduction Age in Jombang, East Java
Esti Pratiwi Yosin1), Ambar Mudigdo2), Uki Retno Budihastuti3)

1)School of Health Sciences Insan Cendekia Medika, Jombang


2)Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta
3)Departement of Obstetrics and Gynecology, Dr.Moewardi Hospital, Surakarta

ABSTRACT

Background: Injection hormonal contraceptive can be distinguished into DMPA (depo medroxy-
progesterone acetate) and combination. DMPA injection is administered in single dose of 150 mg/mL
intramuscular every 12 week. It was hypothesized that DMPA injection resulted inadvertent effect such
as lowered sexual life quality, increased body mass index, lowered quality of skin health, and abnormal
uterine bleeding. This study aimed to examine the effects of DMPA injection on sexual life, body mass
index, skin health, and abnormal uterine bleeding.
Subjects and Method: This was observational analytical study with retrospective cohort design.
This study was conducted in Jombang, East Java. A total sample of 149 women of reproductive age
consisting of 99 DMPA injection contraceptive users and 50 non hormonal contraceptiveusers was
selected for this study, by stratified random sampling. The dependent variables were sexual life
quality, body mass index, quality of skin health, and uterine bleeding. The independent variable was
DMPA injection contraceptive use and age. The data were collected by a set of questionnaire.
Sexual life quality was measured by female sexual function index (FSFI). The data were analyzed
by multiple logistic regression.
Results: Use of hormonal contraceptive (OR= 20.17; 95% CI = 6.62 to 61.42; p<0.001) and age 30-
35 years old (OR=17.51; 95% CI = 5.74 to 53.38; p<0.001) increased the risk of low quality of sexual life.
Age 30-35 years old lowered (OR=0.16; 95% CI =0.07 to 0.36; p<0.001) and hormonal contraceptive
(OR= 4.25; 95% CI = 1.95 to 9.30; p<0.001) increased the risk of low quality of skin health. Hormonal
contraceptive (b=2.93; SE=0.23; p<0.001) and age 30-35 years old (b=0.70; SE=0.24; p<0.001)
increased abnormal uterine bleeding. Hormonal contraceptive (b=5.75; SE=0.54; p<0.001) and age 30-
35 years old (b=5.05; SE= 0.55; p<0.001) increased body mass index among women of reproductive age.
Conclusion: Use of injection hormonal contraceptive lowers the quality of social life, lowers the
quality of skin health, increases body mass index, and increases abnormal uterine bleeding.

Keywords:hormonal contraceptiveinjection, sexual life, skin health, body mass index, uterine
bleeding

Correspondence:
Esti Pratiwi Yosin. School of Health Sciences Insan Cendekia Medika, Jombang, East Java.
Email:estipratiwi77@gmail.com.

LATAR BELAKANG harus turun paling tidak menjadi 1.1% ter-


hambat oleh beberapa permasalahan yang
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dihadapi pembangunan bidang kependu-
tahun 2015 mengkhawatirkan karena men- dukan dan keluarga berencana antara lain
capai 1.49% sekitar 4.5 juta setiap tahunnya. adalah masih tingginya pertambahan pen-
Angka pertumbuhan ini akan semakin duduk dibandingkan dengan kondisi yang
mengkhawatirkan jika kelahiran tidak ber- akan dicapai sebesar 1.1 %; masih tingginya
kualitas, jumlah penduduk yang sebenarnya angka kelahiran total (TFR) dibandingkan

146 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Yosin et al./ Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass

dengan kondisi ideal sebesar 2.1 anak per peserta dengan perincian pengguna alat
perempuan usia reproduksi dan disparitas kontrasepsi jenis kondom sebanyak
(kesenjangan) antar provinsi, antar wilayah 1,099,380 peserta (3.70%), MOW sebanyak
desa-kota, serta antar kelompok sosial 1,663,930 peserta (5.60%), suntik sebanyak
ekonomi. 15,988,541 peserta (53.81%), IUD sebanyak
Pertumbuhan penduduk yang semakin 2,020,490 peserta (6.80%), MOP sebanyak
cepat di Indonesia perlu mendapatkan per- 148,560 peserta (0.50%), implant sebanyak
hatian yang serius dari pihak-pihak yang 2,256,727 peserta (9.59%) dan Pil sebanyak
bersangkutan, tidak hanya dari instansi 6,536,870 peserta (22%). Di Jawa Timur
pemerintahan yang menangani hal tersebut, saat ini banyak Wanita Usia Subur (WUS)
tetapi juga lapisan masyarakat. Apabila menggunakan alat kontrasepsi berupa KB
tidak mendapatkan dukungan dari lapisan suntik. Data yang dihimpun di Badan
masyarakat khusus pasangan usia subur, Kependudukan dan Keluarga Berencana
maka program dari Badan Kependudukan Nasional (BKKBN) Jawa Timur menunjuk-
dan Keluarga Berencana Nasional khusus kan penggunaan KB suntik mencapai
gerakan keluarga berencana mandiri tidak 443,110 peserta (59.49%), KB Pil sebanyak
akan tercapai tujuannya. Apabila hal ini 156,384 peserta (21%), implant sebanyak
terjadi maka pertumbuhan yang semakin 63,918 peserta (8.58%), kondom sebanyak
cepat tidak dapat dihindari oleh bangsa 22,748 peserta (3.05%), IUD sebanyak
Indonesia, yang memberikan dampak 45,809 peserta (6.15%), MOW sebanyak
negatif yaitu pada pertumbuhan ekonomi, 12,864 peserta (1.73%).
lapangan pekerjaan yang semakin sempit, Menurut Everett (2008) efektivitas
dan lain-lain. kontrasepsi suntik antara 99% dan 100%
Kurang berhasilnya gerakan keluarga dalam mencegah kehamilan, sedangkan
berencana mandiri kemungkinan besar menurut Uliyah (2008) kegagalan pada
dikarenakan masih rendah dan tidak signi- pemakaian KB suntik hanya sekitar 0.3
fikannya kenaikan pemakaian kontrasepsi kehamilan dari 100 pemakai pada tahun
(CPR = Contraceptive Prevalence Ratio), pertama.Kontrasepsihormonal jenis suntik-
dan masih terdapat disparitas (kesenjangan) an yang dibedakan menjadi dua macam,
antar provinsi, wilayah dan tingkat kesejah- yaitu DMPA (depo medroxcyprogesterone
teraan; masih kurang efektif dalam pema- acetate) dan kombinasi. Suntikan DMPA
kaian metode kontrasepsi jangka panjang berisi depo medroxcyprogesterone acetate
(MKJP) seperti intrauterine device/ IUD, yang diberikan dalam suntikan tunggal 150
implant, metode operasi wanita dan pria mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12
(MOW dan MOP), dan lebih banyak meng- minggu (Uliyah, 2010). Namun efek
gunakan kontrasepsi untuk jangka pendek samping menggunakan kontrasepsi suntik
seperti suntikan dan pil; masih tingginya dalam jangka waktu lama menurut Everett
angka drop-out (termasuk kegagalan dan (2008) dapat menimbulkan perdarahan
komplikasi) dalam pemakaian alat kontra- tidak teratur, amenore, terlambat kembali
sepsi jangka pendek yang sebagian besar kesuburan sampai satu tahun, depresi, berat
akseptor menggunakannya; masih rendah- badan meningkat, dan osteoporosis.
nya partisipasi pria dalam ber-KB. Penelitian yang dilakukan Batlajery,
Menurut Data Pencapaian Perkiraan Hamidah dan Mardiana (2015) pada peng-
Permintaan Masyarakat (PPM) peserta KB guna akseptor KB hormonal minimal 3 kali
aktif tahun 2015 sebanyak 29,714,498 pemakaian berturut-turut sebanyak 104

e-ISSN: 2549-0257 (online) 147


Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

orang yang mengalami disfungsi seksual dapat menyebab beberapa gangguan pada
berupa penurunan libido sebanyak 32 orang kulit seperti timbulnya jerawat.
(30.8%), sedangkan sisanya tidak meng- Berdasarkan studi pendahuluan yang
alami disfungsi seksual sebanyak 72 orang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawan-
(69.2%). Menurut Irianto (2014), kontra- cara di Kecamatan Jombang Kabupaten
sepsi suntik berupa cairan yang berisi Jombang pada wanita usia subur (WUS)
hormon progesteron mempengaruhi penge- yang menggunakan kontrasepsi suntik >1
luaran hormon dari glandula pituitaria yang tahun sebanyak 20 subjek penelitian meng-
mengatur ovulasi, dan menyebabkan lendir alami disfungsi seksual berupa penurunan
serviks menjadi lebih kental sehingga lebih libido sebanyak 5 orang (25%), hal ini
susah ditembus oleh spermatozoa, efek dikarenakan sering merasa nyeri saat ber-
samping penggunaan kontrasepsi suntik senggama dan pada akhirnya menurunkan
dalam jangka panjang perubahan libido, hal keinginan atau gairah seksual, dan yang
ini mempengaruhi kualitas kehidupan berhubungan dengan kenaikan berat badan
seksual pasangan. rata-rata 2.7 kg untuk tahun pertama pema-
Penelitian Murniawati dan Endang kaian sebanyak 6 orang (30%), sedangkan
(2012), subjek penelitian yang lama peng- yang mengalami gangguan kulit, seperti
gunaan kategori baru berjumlah 11 orang jerawat di wajah akibat penggunaan kontra-
(100%) mengalami berat badan naik se- sepsi DMPA sebanyak 7 orang (35%),
jumlah 8 orang (72.7%) dan yang tidak naik sedangkan sisa sebanyak 2 orang (10%)
sejumlah 3 orang (27.3), sedangkan subjek tidak mengalami efek samping karena lama
penelitian dalam kategori lama berjumlah penggunaan <1 tahun.
21 orang (100%), mengalami kenaikan berat Penanggulangan efek samping yang
badan sejumlah 21 orang (100%). Menurut ditimbulkan penggunaan kontrasepsi suntik
Irianto (2014), terjadinya kenaikan berat dengan cara memberikan penyuluhan ke-
badan kemungkinan karena hormon proges- pada calon peserta akseptor KB baru
teron mempermudah perubahan karbo- tentang kerugian dan keuntungan menggu-
hidrat dan gula menjadi lemak, sehingga nakan kontrasepsi suntik, sedangkan bagi
lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu peserta akseptor KB lama yang menggu-
hormon progesteron juga menyebabkan nakan kontrasepsi suntik dan mengalami
nafsu makan bertambah dan menurun akti- efek samping seperti disfungsi seksual be-
vitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan rupa penurunan libido, berat badan naik,
dapat menyebabkan berat badan ber- dan kesehatan kulit yaitu jerawat perlu
tambah. penghentian penggunaan kontrasepsi suntik
Pada saat wanita menjelang datang dan melakukan konsultasi kepada tenaga
bulan, biasanya akan mengalami beberapa kesehatan atau klinik.
masalah, salah satunya yaitu timbulnya
jerawat pada wajah, ini disebabkan adanya SUBJEK DAN METODE
faktor peningkatan hormon progesteron Penelitian ini merupakan analitik obser-
yangmenjadikan kulit menghasilkan minyak vasional dengan pendekatan cross sectional.
yang berlebihan, sehingga dapat men- Penelitian dilakukan di Kabupaten Jombang
dukung timbulnya jerawat karena terjadi pada bulan Juni - Agustus 2016. Populasi
penumpukan lemak pada jaringan. Menurut penelitian ini adalah seluruh wanita usia
Irianto (2014), perubahan hormon yang subur yang menggunakan kontrasepsi KB
diakibatkan penggunaan kontrasepsi suntik suntik di Kabupaten Jombang sebanyak 9,072

148 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Yosin et al./ Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass

orang. Teknik pengambil sampel adalah Berdasarkan hasil pada Tabel 2


stratified random sampling sehingga diper- diketahui bahwa sebagian besar kontrasepsi
oleh subjek penelitian sejumlah 99 wanita hormonal 81 orang (54.4%), kehidupan
usia subur. Pengumpulan data dengan seksual mengalami gang-guan 86 orang
wawancara, kuesioner tentang kualitas (57.7%), kenaikan berat badan 96 orang
seksual yang berdasarkan female sexual (64.4%), kesehatan kulit terjadi jerawat 93
function index (FSFI), dan observasi tentang orang (62.4%), dan perdarahan tidak normal
body mass index dan kesehatan kulit. Data sebanyak 89 orang (40.3%).
dianalisis secara univariat, bivariat dan Tabel 3 menyajikan hasil analisis
multivariat dengan regresi logistik. bivariat tentang umur dengan kehidupan
seksual, didapatkan Odds ratio (OR)=7.642;
HASIL CI95%=3.66 hingga 15.93; p=<0.001. Hal
Hasil diskripsi Tabel 1 menunjukkan bahwa ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
karakteristik subjek penelitian sebagian besar negatif dan signifikan antara umur dengan
berumur 30-35 tahun pada wanita usia kehidupan seksual pada wanita usia subur.
subur sebanyak 85 orang (57%), sebagian Hubungan antara variabel jenis kon-
besar pendidikan lebih dari SMA sebanyak trasepsi dengan kehidupan seksual, dida-
136 orang (91.3%) dan bekerja sebanyak 90 patkan OR=9.092; CI95%=4.29 hingga
orang (90.4%). 19.26; p=<0.001. Hal ini menunjukkan ter-
Tabel 1. Distribusi frekuensi karak- dapat hubungan negatif dan signifikan
teristik subjek antara jenis kontrasepsi dengan kehidupan
Karakteristik n % seksual pada wanita usia subur.
Umur
Tabel 4 menyajikan analisis bivariat
20-29 tahun 64 43.0
30-35 tahun 85 57.0 tentang umur dengan kesehatan kulit
Pendidikan (OR=0.21; CI 95%= 0.10 hingga 0.46;
Pendidikan Dasar (< SMA) 13 8.7 p<0.001). Hal ini menunjukkan terdapat
Pendidikan Lanjutan (>= SMA) 136 91.3
Pekerjaan hubungan positif dan signifikan antara
Tidak Bekerja 59 39.6 umur dengan kesehatan kulit pada wanita
Bekerja 90 60.4 usia subur.

Tabel 2. Deskripsi sampel


Variabel n %
Jenis Kontrasepsi
Non Hormonal 68 45.6
Hormonal 81 54.4
Kehidupan Seksual
Tidak mengalami gangguan 63 42.3
Mengalami gangguan 86 57.7
Body mass index
Tidak naik 53 35.6
Naik 96 64.4
Kesehatan Kulit
Tidak Terjadi jerawat 56 37.6
Terjadi jerawat 93 62.4
Perdarahan Uterus Abnormal
Perdarahan normal 60 59.7
Perdarahan tidak normal 89 40.3

e-ISSN: 2549-0257 (online) 149


Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

Tabel 3. Uji chi-square hubungan umur dan jenis kontrasepsi suntik dengan
gangguan kualitas kehidupan seks
Kehidupan Seksual CI (95%)
Variabel Tidak mengalami Mengalami OR Batas Batas p
gangguan gangguan Bawah Atas
Umur
20-29 tahun 44(68.8%) 20(31.3%) 7.64 3.66 15.93 <0.001
30-35 tahun 19(22.4%) 66(77.6%)
Jenis Kontrasepsi
Non hormonal 47(69.1%) 21(30.9%) 9.09 4.29 19.26 <0.001
Hormonal 16(19.8%) 65(80.2%)

Hubungan jenis kontrasepsi dengan lation (r) sebesar 0.22 dengan p=0.007. Hal
kehidupan seksual didapatkan OR=3.03; ini menunjukkan terdapat hubungan positif
CI95%= 1.52 hingga 6.03; p<0.001. Hal ini dan signifikan antara umur dengan
menunjukkan terdapat hubungan positif dan perdarahan uterus abnormal pada wanita
signifikan antara jenis kontrasepsi dengan usia subur.
kesehatan kulit pada wanita usia subur. Pada variabel jenis kontrasepsi dengan
Analisis pada variabel umur, jenis perdarahan uterus abnormal, didapatkan
kontrasepsi, perdarahan uterus abnormal, nilai Pearson correlation (r) sebesar 0.71
dan bady mass index menggunakan uji dengan p<0.001. Hal ini menunjukkan
Pearson product moment. terdapat hubungan positif dan signifikan
Tabel 5 menyajikan analisis bivariat antara jenis kontrasepsi dengan perdarahan
tentang umur dengan perdarahan uterus uterus abnormal pada wanita usia subur.
abnormal, didapatkan nilai Pearson corre-
Tabel 4. Uji chi-square hubungan umur dan jenis kontrasepsi suntik dengan
kesehatan kulit
Kesehatan Kulit CI (95%)
Variabel Tidak mengalami Mengalami OR Batas Batas p
gangguan gangguan Bawah Atas
Umur
20-29 tahun 12(18.8%) 52(81.3%) 0.21 0.10 0.45 <0.001
30-35 tahun 44(51.8%) 41(48.2%)
Jenis Kontrasepsi
Non hormonal 35(51.5%) 33(48.5%) 3.03 1.52 6.02 <0.001
Hormonal 21(25.9%) 60(74.1%)

Tabel 5. Uji Pearson product moment hubungan umur, kontrasepsi hormonal


dengan perdarahan uterus abnormal
Variabel
r p
Dependen Independen
Perdarahan uterus abnormal Umur 30-35 tahun 0.22 0.007
Kontrasepsi hormonal 0.71 <0.001
Body mass index Umur 30-35 tahun 0.53 <0.001
Kontrasepsi hormonal 0.59 <0.001

Hubungan variabel umur dengan body rahan uterus abnormal pada wanita usia
mass index, didapatkan nilai pearson corre- subur. Hubungan variabel jenis kontrasepsi
lation (r) sebesar 0.53 dan p<0.001. Hal ini dengan body mass index, didapatkan nilai
menunjukkan terdapat hubungan positif pearson correlation (r) sebesar 0.59 dan p<
dan signifikan antara umur dengan perda- 0.001. Hal ini menunjukkan terdapat hu-

150 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Yosin et al./ Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass

bungan positif dan signifikan antara jenis wanita usia subur.


kontrasepsi dengan body mass index pada
Tabel6. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel Umur dan KontrasepsiHormonal
dengan Gangguan Kualitas Kehidupan Seksual Pada WUS
CI (95%)
Variabel Independen OR Batas Bawah Batas Atas p
Umur 17.51 5.74 53.38 <0.001
Kontrasepsi hormonal 20.17 6.62 61.42 <0.001
N Observasi = 149
-2 log likelihood = 125.336
Nagelkerke R-Square = 0.546

Tabel6menunjukkan bahwa terdapat hingga 61.42; p<0.001). Kontrasepsi hor-


hubungan secara statistik signifikan antara monal 20.17 kali mengalami gangguan kehi-
umur dengan gangguan kualitas kehidupan dupan seksual. Nilai Nagelkerke’s R Square
seksual mengalami gangguan (OR: 17.51; CI sebesar 54.6%, hal ini mengindikasikan
95%= 5.75 hingga 53.39; p<0.001). Semakin bahwa variabilitas variabel dependen yang
tua umur 17.52 kali mengalami gangguan dapat dijelaskan oleh variabel independen
kesehatan seksual. Terdapat hubungan secara adalah sebesar 54.6% sedangkan sisanya
statistik signifikanantara jenis kontrasepsi sebesar 45.4% dijelaskan oleh variabilitas
dengan gangguan kualitas kehidupan seksual variabel lain diluar kedua variabel independen
mengalami gangguan (OR: 20.17; CI 95% 6.62 yang diteliti tersebut.

Tabel 7. Hasil analisis regresi logistik variabel umur dan kontrasepsi hormonal
dengan gangguan kesehatan kulit pada WUS
CI (95%)
Variabel Independen OR p
Batas Bawah Batas Atas
Umur 30-35 tahun 0.16 0.07 0.36 <0.001
Kontrasepsi Hormonal 4.25 1.95 9.30 <0.001
N Observasi = 149
-2 log likelihood = 104.95
Nagelkerke R-Square = 26%

Tabel 7 menunjukkan hasil analisis dependen yang dapat dijelaskan oleh


regresi logistik terdapat hubungan secara variabel independen adalah sebesar 26%
statistik signifikan antara umur dengan sedangkan sisanya sebesar 74% dijelaskan
kesehatan kulit mengalami jerawat (OR=0.16; oleh variabilitas variabel lain diluar kedua
CI 95%=0.07 hingga 0.36; p<0.001). Semakin variabel independen yang diteliti tersebut.
tua umur 0.16 kali mengalami jerawat. Tabel 8 menunjukkan nilai adjusted R
Terdapat hubungan secara statistik signifikan square=52.6%, hal ini mengindikasikan
antara jenis kontrasepsi dengan kesehatan bahwa variabilitas variabel dependen yang
kulit mengalami jewarat (OR= 4.25; CI 95%= dapat dijelaskan oleh variabel independen
1.95 hingga 9.30; p<0.001). Jenis kontrasepsi adalah sebesar 52.6% sedangkan sisanya
hormonal 20.16 kali mengalami jerawat. Nilai sebesar 47.4% dijelaskan oleh variabilitas
Nagelkerke’s R Square sebesar 0.26, hal ini variabel lain diluar kedua variabel inde-
mengindikasikan bahwa variabilitas variabel penden yang diteliti tersebut.

e-ISSN: 2549-0257 (online) 151


Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

Tabel 8. Hasil regresi linier variabel umur dan kontrasepsi hormonal dengan
perdarahan uterus abnormal pada WUS
Variabel Independen b SE p
Konstant 6.09 0.21 <0.001
Kontrasepsi hormonal 2.93 0.23 <0.001
Umur 30-35 tahun 0.70 0.24 <0.001
N Observasi = 149
Adjusted R square = 52%

Hasil persamaan regresi linier dijabarkan (p<0.001).


sebagai berikut: 2. Umur berpengaruh sebesar 0.70 terhadap
1. Kontrasepsi suntik (hormonal) berpenga- perdarahan uterus abnormal dan secara
ruh sebesar 2.93 terhadap perdarahan ute- statistik signifikan (p<0.001).
rus abnormal dan secara statistik signifikan
Tabel 9. Hasil regresi linier variabel umur dan kontrasepsi hormonal dengan
Body Mass Index pada WUS
Variabel Independen b SE p
Konstanta 21.90 0.49 <0.001
Kontrasepsi hormonal 5.75 0.54 <0.001
Umur 30-35 tahun 5.05 0.55 <0.001
N Observasi = 149
Adjusted R square = 58%
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai adjusted R an progestin dengan campuran esterogen-
square=58.5%, hal ini mengindikasikan propionate (Saifuddin, 2010). Efek samping
bahwa variabilitas variabel dependen yang penggunaan kontrasepsi suntik salah satunya
dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah perubahan libido atau dorongan sek-
adalah sebesar 58.5% sedangkan sisanya sual. Gejalanya terjadinya penurunan atau
sebesar 41.5% dijelaskan oleh variabilitas peningkatan dorongan seksual (libido). Pe-
variabel lain diluar kedua variabel inde- nyebabnya penurunan libido, terjadi karena
penden yang diteliti tersebut. efek progestin terutama yang berisi 19-
Hasil persamaan regresi linier dapat progreston menyebabkan keadaan vagina
dijabarkan sebagai berikut: kering. Namun, faktor psikis dapat juga
1. Kontrasepsi suntik (hormonal) berpenga- berpengaruh dalam hal ini. Libido mening-
ruh sebesar 5.75 terhadap bady mass index kat atau menurun sangat subjektif sifatnya,
(BMI) dan secara statistik signifikan (p< oleh karena itu gejala ini harus diawasi
0.001). dengan cermat dan seksama untuk memas-
2. Umur semakin tua berpengaruh sebesar tikan bahwa klien telah mengalami penu-
5.05 terhadap perdarahan uterus abnormal. runan atau peningkatan libido, perubahan
Secara statistik hubungan dinyatakan signi- libido dapat juga dipengaruhi oleh faktor
fikan (p<0.001). piskis (Irianto, 2014).
Hasil penelitian menemukan ada hu-
PEMBAHASAN bungan yang bermakna antara efek penggu-
1. Hubungan efektivitas penggunaan naan kontrasepsi suntik dengan kualitas
kontrasepsi suntik dengan kualitas kehidupan seksual pada wanita usia subur di
kehidupan seksual pada WUS. Kabupaten Jombang dengan tingkat hu-
Kontrasepsi suntik dibagi dalam dua go- bungan rendah. Hubungan ini berpola posi-
longan yaitu golongan progestin dan golong- tif, artinya semakin lama penggunaan kon-

152 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Yosin et al./ Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass

trasepsi suntik, maka kualitas seksual se- ini sesuai dengan penelitian Batlajery (2015)
makin mengalami gangguan kualitas seksual bahwa presentasi terbesar terjadi disfungsi
pula. Penggunaan kontrasepsi hormonal seksual pada wanita yang menggunakan
dapat menyebabkan terjadinya disfungsi metode kontrasepsi suntikan DMPA (suntik
seksual bagi penggunanya dikarenakan 3 bulan) bila dibandingkan dengan wanita
kandungan hormon yang terdapat yang menggunakan metode kontrasepsi non
didalamnya. DMPA. Menurut Yunardi, et al., (2009)
Penggunaan kontrasepsi hormonal dalam penelitian Batlajery (2015) menya-
yang mengandung kombinasi kedua hormon takan bahwa suntikan DMPA hanya berisi
yaitu estrogen dan progestin ataupun yang hormon progesteron yang memiliki efek
hanya mengandung salah satu dari hormon utama yaitu mencegah ovulasi dengan kadar
mempunyai peran yang cukup signifikan progestin yang tinggi akan menghambat
pada kejadian disfungsi seksual namun pada lonjakan LH (Luteinizing Hormone) secara
penggunaan kontrasepsi hormonal yang aktif. Hal ini lambat laun akan menyebab-
mengandung kombinasi kedua hormon kan gangguan fungsi seksual berupa penu-
lebih signifikan dalam menyebabkan dis- runan libido dan potensi seksual lainnya.
fungsi seksual dibandingkan dengan kontra- 2. Hubungan efektivitas penggunaan
sepsi hormonal yang hanya mengandung kontrasepsi suntik dengan body
salah satu hormon, hal ini sejalan dengan mass index pada wanita usia subur
penelitian Saputra (2013) perbandingan di Kabupaten Jombang
angka kejadian disfungai seksual menurut Efek samping penggunaan kontrasepsi suntik
skoring FSFIpada akseptor IUD dan salah satunya perubahan berat badan.
hormonal di Puskesmas Rajabasa Bandar Gejalanya kenaikan berat badan rata-rata
Lampung menyatakan terdapat perbedaan untuk setiap tahun bervariasi antara 2.3-2.9
signifikan angka kejadian disfungsi seksual kg kenaikan berat badan, kemungkinan
akseptor hormonal dan IUD dimana angka disebabkan karena hormon progesteron
kejadian disfungsi seksual akseptor hormo- mempermudah perubahan karbohidrat dan
nal lebih tinggi dibanding akseptor IUD, gula menjadi lemak, sehingga lemak di
dimana angka kejadian disfungsi seksual bawah kulit bertambah, selain itu hormon
hormonal lebih tinggi dibandingkan IUD. progesteron juga menyebabkan nafsu
Dari hasil distribusi frekuensi kualitas makan bertambah dan menurunkan akti-
seksual pada wanita usia subur ditemukan vitas fisik (Irianto, 2014). Perdebatan meng-
wanita usia subur tidak mengalami gang- enai meningkatnya berat badan sebagai
guan lebih tinggi bila dibandingkan yang akibat dari penggunaan DMPA-IM yang
mengalami gangguan.Wanita usia subur terus menerus, serta penambahan jumlah
yang mengalami gangguan lebih dari se- berat dilaporkan naik dari waktu ke waktu,
tengah subjek penelitian menggunakan kon- bervariasi dari sekitar 1-2 kg setelah 1 tahun
trasepsi suntik 3 bulan, sedangkan kurang penggunaan menjadi antara 4-10 kg setelah
dari setengah subjek penelitian kontrasepsi penggunaan yang lama sekitar 3-5 tahun.
suntik 1 bulan. Dengan demikian disimpul- Menurut WHO, dalam menyelidiki efek
kan bahwa penggunaan kontrasepsi suntik samping dan alasan penghentian DMPA-IM
Depo Provera yang mengandung DMPA menemukan bahwa wanita dewasa mem-
(Depo Medroxyprogesteron Acetate) yang peroleh rata-rata 1.9 kg pada tahun pertama
diberikan setiap 3 bulan sekali mengalami penggunaan DMPA-IM, dan berat badan
mengalami gangguan kualitas seksual, hal dikutip sebagai salah satu alasan utama

e-ISSN: 2549-0257 (online) 153


Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

untuk penghentian penggunaan DMPA-IM berat badan. Sebuah studi prospektif


ini (Sari, 2015). menemukan bahwa wanita yang
Hasil penelitian ini ditemukan ada menggunakan Depo-Provera memperoleh
hubungan antara efek penggunaan kontra- penambahan berat badan rata-rata sebesar
sepsi suntik dengan body mass index pada 5.1 kg selama 36 bulan, sedangkan wanita
wanita usia subur dengan tingkat hubungan yang menggunakan kontrasepsi oral
cukup. Hubungan ini berpola positif, artinya kombinasi tidak mendapatkan kenaikan
semakin lama penggunaan kontrasepsi berat badan.
suntik, maka body mass index semakin naik 3. Hubungan efektivitas penggunaan
berat badannya pula, rata-rata mengalami kontrasepsi suntik dengan kese-
kenaikan BB 2.5 kg. Penggunaan alat kon- hatan kulit pada wanita usia subur
trasepsi hormonal dapat menimbulkan di Kabupaten Jombang
berbagai efek samping yang salah satu di Kontrasepsi suntik dibagi dalam dua
antaranya adalah perubahan berat badan golongan yaitugolongan progestin dan
akseptor. Hal ini disebabkan oleh hormon golongan progestin dengan campuran este-
progesteron yang mempermudah terjadinya rogenpropionate (Saifuddin, 2010). Efek
perubahan karbohidrat dan gula menjadi samping penggunaan kontrasepsi suntik salah
lemak, sehingga lemak di bawah jaringan satunya perubahan jerawat. Penyebab jera-
kulit bertambah. wat adalah peningkatan kadar lemak pada
Penambahan berat badan merupakan 19-Norprogestin dan penyebab kenaikan
salah satu efek samping yang sering dike- berat badan terjadi karena hormon proges-
luhkan oleh akseptor kontrasepsi hormonal teron mempermudah perubahan karbo-
terutama kontrasepsi hormonal suntik KB hidrat dan gula menjadi lemak, sehingga
Depo Medroxyprogesterone Acetate, hal ini lemak di bawah kulit bertambah (Irianto,
sejalan dengan penelitian Sriwahyuni dan 2014).
Wahyuni (2009) menyatakan ada tidak bisa Menurut Suyono (2002) dalam Asva
hubungan signifikan antara durasi peng- (2015) progesteron, dalam jumlah fisiologis
gunaan kontrasepsi hormonal dan pening- tidak mempunyai efek terhadap efektivitas
katan berat badan. Itu berarti bahwa semakin terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum
lama digunakan kontrasepsi hormonal tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi
cenderung meningkatkan berat badan.Dari kadang-kadang progesteron dapat menye-
hasil distribusi frekuensi body mass index babkan acne premenstrual.
pada wanita usia subur ditemukan wanita Hasil penelitian ini ditemukan ada
usia subur sebagian besar subjek penelitian hubungan antara efek penggunaan kontra-
mengalami kenaikan berat badan, sedangkan sepsi suntik dengan kesehatan kulit pada
sebagian kecil subjek penelitian tidak meng- wanita usia subur dengan tingkat hubungan
alami kenaikan berat badan. rendah. Hubungan ini berpola positif, arti-
Dari wanita usia subur yang mengalami nya semakin lama penggunaan kontrasepsi
kenaikan berat badan menggunakan kontra- suntik, maka kesehatan kulit semakin
sepsi suntik 3 bulan bila dibandingkan mengalami jerawat pula. Efek penggunaan
dengan kontrasepsi suntik 1 bulan, hal ini kontrasepsi suntik terhadap kesehatan kulit
sejalan dengan penelitian Sari (2015) bahwa mengarah pada terjadinya acne vulgaris
alat kontrasepsi hormonal suntik DMPA (jerawat).
adalah satu-satunya kontrasepsi hormonal Penyebab timbulnya acne vulgaris
yang konsisten terkait dengan penambahan (jerawat) salah satunya dikarenakan estrogen

154 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Yosin et al./ Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass

dan progesteron. Pada estrogen tidak ber- estranges dan gonanes yang merupakan
pengaruh terhadap produksi sebum. Estro- derivat dari 19-nortestosteron, siproteron
gen dapat menurunkan kadar gonadotropin asetat danprogestin terbaru, drosperinon.
yangberasal dari kelenjar hipofisis. Hormon Golongan estrane (norethindrone, noretin-
gonadotropin mempunyai efek menurunkan dron asetat, etinodiol diasetat) dan gonane
produksi sebum, sedangkan sebum adalah (norgestrel, levonorgestrel, desogestrel,
zat berminyak yang terutama terdiri dari gestoden, norgestimate) dapat meningkatkan
lemak, keratin, dan bahan selular yang efek androgenik dan merangsang munculnya
diproduksi oleh kelenjar sebasea di kulit. akne, hirsutism dan alopesia androgenik.
Pada progesteron, dalam jumlah fisiologis Progestin ini juga dapat menyebabkan
tidak mempunyai efek terhadap efektivitas perubahan dalam metabolismelipid dan
terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum dapat meningkatkan glukosa serum.
tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi Sedangkan menurut penelitian Maria,
kadang-kadang progesteron dapat menye- et al., (2016) bahwa efek samping jerawat
babkan acne premenstrual. Hal ini sesuai yang terjadi bisa juga disebabkan karena
dengan penelitian Kansil (2015) bahwa ada pola makan ibu tidak memperhatikan kon-
hubungan penggunaan kontrasepsi suntik sumsi makanan yang mengandung banyak
depo medroksi progesteron Asetat (DMPA) lemak. Selain itu dapat juga disebabkan
dengan perubahan fisiologis pada wanita karena penggunaan kosmetik yan tidak
usia subur (WUS) di Puskesmas Ranomuut sesuai atau alergi kosmetik.
Kota Manado terdapat hubungan antara 4. Hubungan efektivitas penggunaan
penggunaan kontrasepsi suntik DMPA kontrasepsi suntik dengan perda-
dengan perubahan fisiologis seperti pening- rahan uterus abnormal pada
katan berat badan, jerawat, pusing dan sakit wanita usia subur di Kabupaten
kepala pada WUS di Puskesmas Ranomuut Jombang
Kota Manado. Efek samping dari kontrasepsi suntik salah
Hasil distribusi frekuensi diketahui satunya gangguan siklus haid. Gejala atau
bahwa lebih dari setengah subjek penelitian keluhannya adalah tidak mengalami haid
tidak terjadi jerawat dan kurang dari se- (amenore), perdarahan berupa tetesan atau
tengah subjek penelitian terjadi jerawat. bercak-bercak (spotting), perdarahandi luar
Wanita usia subur yang menggunakan kon- siklus haid (metroragia), perdarahan haid
trasepsi suntik 3 bulan lebih tinggi terjadi- yang lebih lama dan atau lebih banyak dari-
nya jerawat bila dibandingkan dengan pada biasanya. Penyebabnya dikarenakan
wanita usia subur menggunakan kontrasepsi adanya ketidak-seimbangan hormon sehingga
suntik 1 bulan. Dengan demikian lebih dari endometrium mengalami perubahan histo-
setengah wanita usia subur yang mengalami logi,keadaan amenore disebabkan atropi
jerawat menggunakan kontrasepsi suntik 3 endometrium (Irianto, 2014). Perdarahandari
bulan. korpus uteri meliputi semua kelainan haid
Kandungan Depo Provera yang baik dalam hal jumlah maupun lamanya.
mengandung DMPA (Depo Medroxyproges- Hal ini digambarkan sebagai kronis kalau
teron Asetat) yang diberikan 3 bulan sekali itu telah hadir untuk mayoritas 6 bulan
dapat memberikan efek samping jerawat, sebelumnya, dan akut jika cukup berat
hal ini sesuai dengan pendapat Rahmawati perdarahan memerlukan pengobatan cepat
dan Sukanto (2012) bahwa Progestin yang atau intervensi. Manifestasi klinis dapat
terkandung dalam kontrasepsioral termasuk berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus

e-ISSN: 2549-0257 (online) 155


Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

haid yang memanjang atau tidak beraturan untuk 136 ml. Efektivitas setiap terapi terus
(Bazaid et al., 2011). meningkat dari waktu ke waktu. Pada
Hasil penelitian ditemukan ada penutupan penelitian pada 6 bulan, kehi-
hubungan antara efek penggunaan kontra- langan darah menstruasi median pada wanita
sepsi suntik dengan perdarahan uterus menggunakan sistem intrauterin levonor-
abnormal pada wanita usia subur dengan gestrel hanya 7 ml, sedangkan pada wanita
tingkat hubungan cukup kuat. Hubungan ini menggunakan medroxyprogesterone acetate
berpola positif, artinya semakin lama peng- 121 ml.
gunaan kontrasepsi suntik, maka perdarah- 5. Hubungan efektivitas penggunaan
an uterus abnormal semakin mengalami kontrasepsi suntik, umur, pekerja-
gangguan perdarahan uterus abnormal pula. an dan lama aktivitas dengan kehi-
Perdarahan karena efek samping kontra- dupan seksual pada wanita usia
sepsi dapat terjadi pada pengguna pil kon- subur di Kabupaten Jombang.
trasepsi kombinasi (PKK), suntikan depo Analisis hubungan variabel independen
medroksi progesteron asetat (DMPA). Per- efektivitas penggunaan kontrasepsi suntik,
darahan pada pengguna PKK dan suntikan umur, pekerjaan dan lama aktivitas dengan
DMPA kebanyakan terjadi karena proses kehidupan seksual pada wanita usia subur
perdarahan sela. menggunakan uji regresi linier diperoleh
Hal ini sesuai dengan penelitian Monica bahwa dari keempat variabel yang ber-
and Mary (2016) yang menyatakan bahwa hubungan dengan kehidupan seksual pada
DMPA subcutaneous dan DMPA intra- wanita usia subur yaitu umur. Variabel
muscular injection juga menunjukkan efek umur pada wanita usia subur memiliki
yang sama selain berat badan, perubahan hubungan yang signifikan yang berarti
perdarahan pola, sedangkan menurut pene- bahwa umur pada wanita usia subur
litian Firoozeh and Maryam (2013) wanita, meningkat akan mempengaruhi kehidupan
berusia 18-40 tahun menggunakan Depo- seksual yang mengalami gangguan. Hal ini
Medroxy progesteron asetat (DMPA) atau sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Cyclofem. Efek samping dari DMPA adalah Batlajery (2015), wanita yang keadaan organ
salah satunya adalah perdarahan tidak reproduksinya berfungsi dengan baik antara
teratur, sedangkan efek samping pada umur 20-45 tahun. Setelah melewati umur
kelompok Cyclofem adalahtidak teratur di atas 50 tahun, dapat terjadi masalah
perdarahan. Perdarahan perubahan pola dalam hubungan seks karena makin tua,
adalah masalah paling penting yang pekerjaan makin banyak,dan bahkan mulai
mengarah ke penghentian kedua metode timbul berbagai penyakit misalnya tekanan
kontrasepsi pada peserta. darah tinggi, kencing manis, libido ber-
Hasil distribusi frekuensi perdarahan kurang, atau impoten (Manuaba, 2009).
uterus abnormaldapat diambil kesimpulan Frekuensi hubungan seks (koitus)
perdarahan menstruasi dengan pengeluaran sangat bervariasi rata-rata 1-4 kali seminggu
darah 2 pembalut terjadi di luar siklus selama bagi orang-orang berusia 30-40 tahun.
< 7 hari dan > 12 hari. Hal ini sejalan dengan Koitus menjadi makin jarang dengan me-
penelitian Nelson (2010) bahwa pengguna ningkatnya usia. Pada wanita libido mening-
sistem intrauterin levonorgestrel mengalami kat dalam masa reproduksi sampai usia 35
penurunan sampai 30 ml kehilangan darah, tahun, kemudian menetap sampai usia 45
sedangkan yang menggunakan medroxy- tahun, dan dapat bertahan sampai jauh
progesterone acetate mencapai pengurangan setelah menopause. Pada pria puncak libido

156 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Yosin et al./ Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass

dicapai pada usia 20-30 tahun dan libido index. Hal ini sejalan dengan penelitian
bertahan sampai usia 50 tahun, kemudian Kansil (2015)ada pengaruh lama pemakaian
berangur kurang, akan tetapi tetap ada alat kontrasepsi suntik depo provera ter-
sampai usia lanjut (Irianto, 2014). hadap terhadap efek samping peningkatan
6. Hubungan efektivitas penggunaan berat badan. Selain itu hormon progesteron
kontrasepsi suntik, umur dan pendi- juga menyebabkan nafsu makan bertambah
dikan dengan body mass index dan menurun aktivitas fisik akibatnya
pada WUS pemakaian suntikan dapat menyebabkan
Analisis hubungan variabel independen berat badan bertambah (Irianto, 2014 dan
efektivitas penggunaan kontrasepsi suntik, Sari, 2015).
umur, dan pendidikan dengan body mass 7. Hubungan efektivitas penggunaan
index pada wanita usia subur menggunakan kontrasepsi suntik dan umur dengan
uji regresi linier diperoleh bahwa dari ketiga kesehatan kulit pada WUS
variabel yang berhubungan dengan body Analisis hubungan variabel independen
mass indexpada wanita usia subur yaitu dengan kemampuan motorik kasar pada
efektivitas penggunaan kontrasepsi suntik balita menggunakan uji regresi logistik
dan pendidikan. Variabel pendidikan memi- diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan
liki hubungan yang signifikan dengan peng- secara statistik signifikan antara efektivitas
aruh 0.512, yang berarti bahwa semakin penggunaan kontrasepsi suntik jangka
tinggi pendidikan pada wanita usia subur pendek dengan kesehatan kulit terjadinya
meningkat akan mempengaruhi pening- jerawat. Hal ini tidak sejalan dengan pen-
katan body mass index, akan peningkatan dapat Suyono (2002) dalam Asva (2015),
berat badan pada penelitian sebagian besar salah satu penyebab terjadi jerawat pada
dikarenakan hormonal yang terkandung kesehatan kulit progesteron. Progesteron,
dalam kontrasepsi suntik, sehingga semakin dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai
lama penggunaan kontrasepsi suntik memi- efek terhadap efektivitas terhadap kelenjar
liki pontensial peningkatan berat badan. lemak. Produksi sebum tetap selama siklus
Menurut penelitian Sriwahyuni (2012) menstruasi, akan tetapi kadang-kadang
bahwa pemakaian alat kontrasepsi hormo- progesteron dapat menyebabkan acne pre-
nal yang paling banyak digunakan subjek menstrual. Selain itu juga hasil penelitian
penelitian di setiap tingkat pendidikan tidak sesuai dengan hasil penelitian Kansil
adalah suntik. Pemakaian pil dan implan (2015) yang menyatakan terdapat hubungan
paling banyak digunakan oleh subjek antara penggunaan kontrasepsi suntik DMPA
penelitian yang memiliki tingkat pendidikan dengan perubahan fisiologis seperti pening-
SMA. Pengetahuan yang didapatkan oleh katan berat badan, jerawat, pusing dan sakit
seseorang tentang metode kontrasepsi ber- kepala pada wanita usia subur
dampak pada pemilihan jenis alat kontra- 8. Hubungan efektivitas penggunaan
sepsi sehingga secara tidak langsung mem- kontrasepsi suntik, pekerjaan dan
pengaruhi perilaku pemakainya. lama aktivitas dengan perdarahan
Variabel efektivitas penggunaan kon- uterus abnormal pada wanita usia
trasepsi suntik memiliki hubungan yang subur di Kabupaten Jombang
signifikan. Hal ini berarti bahwa efektivitas Analisis hubungan variabel independen
penggunaan kontrasepsi suntik jangka panjang efektivitas penggunaan kontrasepsi suntik,
pada wanita usia subur meningkat akan pekerjaan dan lama aktivitas dengan per-
mempengaruhi peningkatan body mass darahan uterus abnormal pada wanita usia

e-ISSN: 2549-0257 (online) 157


Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

subur menggunakan uji regresi linier masyarakat dapat memilih metode kontra-
diperoleh bahwa dari ketiga variabel yang sepsi yang sesuai.
berhubungan dengan perdarahan uterus
abnormal pada wanita usia subur yaitu DAFTAR PUSTAKA
efektivitas penggunaan kontrasepsi suntik Almatsier (2011). Gizi dalam daur
dan umur. Variabel umur pada wanita usia kehidupan. Jakarta: Gramedia.
subur memiliki hubungan yang signifikan Anurogo (2012). Ejakulasi dini. Fakultas
dengan pengaruh 0.407, yang berarti bahwa Kedokteran Universitas Palangka Raya /
umur pada wanita usia subur meningkat RS PKU Muhammadiyah Palangka
akan mempengaruhi perdarahan uterus Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia.
abnormal mengalami perdarahan, akan Asva (2015). Mengetahui penyakit acne
tetapi dalam penelitian terdapat variabel vulgaris (jerawat) dan penyebab
yang mengakibat terjadinya perdarahan penyakit acne vulgaris (jerawat).
uterus abnormal, yaitu efektivitas penggu- http://www.Dokterkreatif.com/2015/
naan kontrasepsi suntik. Dari hasil analisis 05/mengetahui-penyakit-akne-
data variabel efektivitas penggunaan kontra- vulgaris-jerawat-dan-penyebab-akne-
sepsi suntik memiliki hubungan yang signi- vulgaris-jerawat.
fikan dengan pengaruh 0.908, yang berarti Batlajery, Hamidah, Mardiana (2015). Peng-
bahwa efektivitas penggunaan kontrasepsi gunaan metode kontrasepsi suntikan
suntik jangka panjang pada wanita usia DMPA berhubungan dengan disfungsi
subur meningkat akan mempengaruhi per- seksual wanita padaakseptor KB
darahan uterus abnormal. suntik. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hal ini sejalan dengan pendapat Rifki Kesehatan, 2(2).
(2016) dan Bazaid et al., (2011) bahwa Bazaid (2011). Panduan tata laksana per-
perdarahan karena efek samping kontra- darahan uterus abnormal. Jakarta:
sepsi dapat terjadi pada pengguna pil HUFERI - POGI
kontrasepsi kombinasi (PKK), dan suntikan BKKBN (2011). Kamus istilah kependudukan
depo medroksi progesteron asetat (DMPA). dan keluarga berencana. Jakarta:
Perdarahan pada pengguna PKK dan suntik- Direktorat Teknologi Informasi dan
an DMPA kebanyakan terjadi karena proses Dokumentasi Badan Kependudukan
perdarahan sela. Infeksi Chlamydia atau dan Keluarga Berencana Nasional.
Neisseria juga dapat menyebabkan perda- _____ (2013). Pemantauan pasangan usia
rahan pada pengguna PKK. subur melalui mini survei indonesia.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan Jakarta. BKKBN.
bahwa terdapat pengaruh penggunaan _____ (2015). Pertumbuhan penduduk kita
kontrasepsi suntik terhadap kehidupan mengkhawatirkan. http://www.pikir-
seksual, body mass index, kesehatan kulit, anrakyat.com/nasional/2015/09/29/3
dan perdarahan uterus abnormal pada 44178/pertumbuhan-penduduk-kita-
wanita usia subur. Hasil penelitian ini dapat mengkhawatirkan.
digunakan untuk meningkatkan pemaham- _____ (2015). BKKBN Jatim: Penggunaan
an efek samping yang ditimbulkan akibat KB suntik diminati masyarakat.
lama penggunaan kontrasepsi suntik, http://kominfo.jatimprov.go.id/read/
seperti kualitas seksual pasangan, body umum/bkkbn-jatim-penggunaan-kb-
mass index dan kesehatan kulit, sehingga suntik-diminati-masyarakat.

158 e-ISSN: 2549-0257 (online)


Yosin et al./ Effect of Hormonal Contraceptive on Sexual Life, Body Mass

BAPPENAS (2012). Bidang pembangunan Murti B (2010). Desain dan ukuran sampel
sosial budaya dan kehidupan ber- untuk penelitian kuantitatif dan kuali-
agama. Jakarta: Badan Perencanaan tatif di bidang kesehatan. Yogyakarta:
Pembangunan Nasional. Gadjah Mada University Press.
Dahlan MS (2009). Statistik untuk kedok- Mahmud (2011). Metode penelitian pendi-
teran dan kesehatan. Jakarta: Salemba dikan. Bandung: Pustaka Setia.
Medika. Monica M (2016). The safety of subcuta-
Everett (2008). Buku saku: Kontrasepsi dan neously administered depot medroxy-
kesehatan seksual reproduktif. Jakar- progesterone acetate (104 mg/0.65
ta: EGC. mL): A systematic review. Contracep-
Firoozeh, Maryam (2013). Comparison of tion 94 (2016) 202–215.
two different injectable contraceptive Nelson (2010). Levonorgestrel intrauterine
methods: Depomedroxy Progesterone system: a first-line medical treatment
Acetate (DMPA) and cyclofem. Journal for heavy menstrual bleeding.
Family Reprod Health. 7(3): 109–113 Women's Health (2010) 6(3), 347–
Ghozali (2011). Aplikasi analisis multi- 356.
variate dengan program IBM SPSS 19 Ozgoli. (2013). Comparison of sexual dys-
(edisi kelima). Semarang: Universitas function in women using Depo-
Diponegoro. Medroxyprogesterone Acetate (DMPA)
Hastono (2009). Statistik kesehatan. Jakar- and Cyclofem. J Reprod Infertil. 2015
ta : Rajawali Press. Apr-Jun, 16(2): 102–108.
Irianto (2014). Pelayanan keluarga beren- Proverawati, Islaely dan Aspuah. (2010).
cana dua anak cukup. Bandung: Panduan memilih kontrasepsi. Yogya-
Alfabeta. karta: Nuha Medika.
(2014). Seksologi kesehatan. Ban- Pinem (2009). Kesehatan reproduksi dan
dung: Alfabeta. kontrasepsi. Jakarta: TIM
Kansil (2015). Hubungan penggunaan Prasetyawati (2012). Kesehatan Ibu dan Anak
kontrasepsi suntik Depo Medroksi (KIA) dalam Millenium Development
Progesteron Asetat (DMPA) dengan Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha
perubahan fisiologis pada Wanita Usia Medika.
Subur (WUS) di Puskesmas Ranomuut Riduwan (2010). Metode dan teknik me-
Kota Manado. e-Journal Keperawatan nyusui tesis. Bandung: Alfabeta.
(eKp), 3(3). Rahmawati, Sukanto (2012). Terapi hormonal
Magas, Kundre, Masi (2016). Perbedaan pada akne vulgaris (Hormonal Therapy
siklus menstruasi ibu pengguna for Acne Vulgaris). Telaah Kepustakaan.
kontrasepsi suntik cyclofem dengan Fakultas Kedokteran Universitas
depo medroxy progesterone asetat di Airlangga/Rumah Sakit Umum Dae-
wilayah kerja puskesmas Bontang rah Dr. Soetomo Surabaya, 24(1).
Utara 1. e-journal Keperawatan, 4(1). Rifki (2016).Profil perdarahan uterus abnor-
MurniawatiE (2012). KB suntik 3 (tiga) bulan mal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
dengan efek samping gangguan Manado periode 1 Januari 2013 – 31
haiddan penanganannya. Jurnal Staf Desember 2014. Jurnal e-Clinic (eCl),
Pengajar Kebidanan FK Unissula 4(1).
Semarang.

e-ISSN: 2549-0257 (online) 159


Journal of Maternal and Child Health 2016, 1(3): 146-160
https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.03.02

Sukarni, Wahyu (2013). Buku ajar : kepera- Saryono, Anggraeni (2013). Metodologi pe-
watan maternitas. Yogyakarta: Nuha nelitian kualitatif dan kuantitatif. Yog-
Medika. yakarta: Nuha Medika.
Sari, Indrawati, Harjanto (2012). Panduan Tarwoto, Wartonah (2011). Kebutuhan
lengkap kesehatan wanita. Jakarta: dasar manusia dan proses kepera-
Penebar Plus. watan. Jakarta: Salemba Medika.
Saifuddin (2010). Buku panduan praktis pela- Theresia (2013). Acne vulgaris. Erha Clinic
yanan kontrasepsi. Edisi 2. Jakarta: PT. & Erha Apothecary, Kelapa Gading,
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Sari (2015). Kontrasepsi hormonal suntik Uliyah (2010). Panduan aman dan sehat
Depo Medroxyprogesterone Acetate memilih alat KB. Yogyakarta: Insania.
(DMPA) sebagai salah satu penyebab Wiegel M (2005). The Female Sexual Func-
kenaikan berat badan. Jurnal Fakultas tion Index (FSFI): A multidimensional
Kedokteran, Universitas Lampung. self-report instrument for the assess-
4(7). ment of female sexual function. Jour-
Saputra (2013). Perbandingan angka kejadian nal of Sex and Marital Therapy. 26
disfungai seksual menurut skoring FSFI (2):191-208.
pada Akseptor IUD dan hormonal di Wahyuningsih (2009). Dasar-dasar ilmu
puskesmas Rajabasa Bandar Lam- kesehatan masyarakat dalam kebidan-
pung. Jurnal Fakultas Kedokteran an. Yogyakarta: Fitramaya.
Lampung, 1(2). Zettira (2015). Analisis hubungan penggu-
Sriwahyuni, Wahyuni (2009). Hubungan naan kontrasepsi hormonal dengan
antara jenis dan lama pemakaian alat disfungsi seksual pada wanita. Jurnal
kontrasepsi hormonal dengan pening- Fakultas Kedokteran, Universitas
katan berat badan akseptor. The Indo- Lampung, 4(7).
nesian Journal of Public Health, 8(3).

160 e-ISSN: 2549-0257 (online)

Вам также может понравиться