Вы находитесь на странице: 1из 8

INFEKSI

Lim Kategori dasar infeksi ditentukan berdasarkan lama perjalanan penyakit,


agen penyebab, dan lokasi kelainannya; kelima kategori dasar tersebut adalah:

Infeksi-akut bakteri (P
atau virus (aseptik) yang mengenai leptome-
es dan cairan serebrospinal (meningitis)
Infeksi-akut bakteri pada ruang subdural (empiema subdural) atau parenkim
otak (abses otak)
Infeksi-kronik bakteri pada otak dan meninges (meningoensefalitis)
Infeksi-akut, -subakut dan -kronik virus pada otak (ensefalitis)
Infeksi jamur atau parasit.

Ada empat jalur utama masuknya mikroorganisme ke sist


nisme dalam sistem saraf
Penyebaran hematogen-paling sering terjadi dan biasanya lewat
Implantasi langsung biasanya bersifat traumatik
Ekstensi lokal-akibat infeksi pada sinus udara
Transportasi aksonal-di sepanjang saraf perifer Oleh virus tertentu
pada rabies, herpes simpleks).

Meningitis Akut
Meningitis Piogenik (Bakterial) Akut
Jenis mikroorganisme patogennya berbeda menurut kelompok usia:
Neonatus: Escherichia coli dan streptokokus group B
Bayi dan anak-anak: Streptococcus pneumoniae (Haemophilus influenzae yang
insiden nya berkurang dengan imunisasi)
Remaja dan dewasa muda: Neisseria meningitidis
Manula: Streptococcus pneumoniae dan Listeria monocytogenes.

Morfologi
Cairan serebrospinal tampak keruh atau purulen dengan sel-sel neutrofil dan
mikroorganisme; pembuluh darah meninges menggembung. Pembuluh darah
mengalami inflamasi serta oklusi dan terjadi infark hemoragik pada otak yang
ada di bawahnya. Pada kasus-kasus yang kronik atau yang tidak ditangani dapat
terjadi fibrosis leptomeninges dan hidrosefalus sebagai konsekuensi.

Gambaran Klinis
Gambaran klinisnya meliputi iritasi meninges dengan keluhan sakit kepala.
fotofobia, iritabilitas, kesadaran yang berkabut, dan kaku kuduk. Pungsi lumbal
memperlihatkan cairan serebrospinal yang keruh atau jelas purulen dengan
peningkatan tekanan kenaikan kadar protein, dan penurunan kadar glukosa
dalam cairan serebrospinal.
Meningitis Aseptik (Virus) Akut

Enterovirus (echovirus, coxsackievirus, dan poliovirus) merupakan mikro-


organisme patogen yang paling sering meneybabkan meningitis ini. Meningitis
virus biasanya sembuh sendiri. Infeksi ini ditandai oleh iritasi meningen
pleositosis limfositik cairan serebrospinal, kenaikan protein yang sedang
kadar glukosa yang hampir selalu normal, Kerap kali hanya terjadi in
limfositik yang ringan hingga sedang pada leptomeninges
Infeksi Supuratif Fokal Akut
Abses Otak dan Empiema Subdural

Keadaan yang menjadi faktor predisposisi meliputi endokarditis bakterialis


penyakit jantung kongenital sianotik, dan sepsis pulmoner kronik. Streptokokus
dan stafilokokus merupakan mikroorganisme utama yang menjadi penyebab
Jika rongga subdural turut terinfeksi, tromboflebitis dapat terjadi di dalam vena.
Virus Varisela-Zoster (Herpes Zoster)

Reaktivasi infeksi laten pada seseorang yang pernah mengalami cacar air
mengakibatkan erupsi vesikuler yang nyeri pada kulit, dengan distribusi sesuai
dermatom (shingles). Infeksi ini dapat menyebabkan arteritis granulomatosa
selulitis nekrotikan pada pasien pasien luluh imun,

Sitomegalovirus

Wero menimbulkan nekrosis periventricular, mikrosefali dan


Periventricular. Pada pasien AIDS, sitomegalovirus merupakan
in patogen oportunis yang paling sering ditemukan dan mengenai SSP pada
hingga 20% pasien; virus ini menyebabkan ensefalitis subakut disertai
odul-nodul mikroglia atau ensefalitis nekrotikans perivascular dengan inklusi
sitomegalik yang khas.

Poliomielitis

Virus polio menyerang lower motor neuron dan dapat menimbulkan paralisis
Maksud dengan disertai pelisutan otot. Kematian dapat terjadi karena paralisis
ntot-otot pernapasan dan miokarditis. Reaksi inflamasi yang ditemukan biasanya
terbatas pada kornu anterior kendati dapat meluas hingga mengenai kornu
posterior. Sindrom pasca-polio secara khas terjadi 25 hingga 35 tahun sesudah
serangan awal dan ditandai oleh kelemahan progresif yang disertai penurunan
massa otot serta terkadang, rasa nyeri. Hingga saat ini, tidak terdapat bukti
masih menetapnya poliovirus ketika gejala lanjut sudah terjadi.

Rabies

Penyakit rabies ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi rabies atau
intak dengan kelelawar yang terinfeksi rabies kendati tidak digigit. Virus
berjalan di sepanjang saraf perifer dari tempat luka ke SSP. Infeksi virus
Rabies menyebabkan eksitabilitas SSP yang luar biasa, hidrofobia, dan paralisis

id; kematian terjadi karena kegagalan pusat respirasi. Nekrosis dan


inflamasi neuron yang menyebar luas ditemukan dan terjadi paling parah pada
strah ganglia basalis, mesensefalon, serta medula oblongata. Badan Negri
nklusi eosinofilik intro sitoplasma) dijumpai dalam sel-sel piramid hippocampus
sel-sel Purkinje, tempat-tempat yang biasanya bebas inflamasi.
Human Immunodeficiency Virus
mega 60% pasien AIDS memiliki symptom neurologi, dan perubahan

patologik terlihat pada 80% hingga 90% pasien. Perubahan ini dapat
bedakan menjadi tiga kategori:
Infeksi oportunistik SSP (utamanya, infeksi oleh sitomegalovirus, toksoplasma.
mavirus, virus varisela-zoster, HSV, dan kriptokokus).
Limfoma primer SSP
Efek langsung atau tak langsung yang ditimbulkan oleh HIV-1, diekspresikan
pai salah satu dari empat sindrom berikut ini
Meningitis aseptik HIV-1, terjadi dalam waktu 1 hingga 2 minggu sesudah
terdapat serokonversi pada sekitar 10% pasien: antibodi terhadap HIV-1
dapat terlihat dan virus tersebut dapat diisolasi dari cairan serebrospinal.
perubahan mood (yang meliputi waham-waham kebesaran) yang berakhir
Tabes dorsalis merupakan akibat dari kerusakan saraf sensorik pada radika
dorsalis dan kehilangan akson serta selubung mielin pada radiks dorsalis
dan kolumna dorsalis, disebabkan oleh spirochaeta. Pada keadaan ini, terjadi
gangguan sensasi posisi sendi, ataksia lokomotor, gangguan sensasi nyeri
yang memicu kerusakan pada kulit serta sendi (Charcot joints), dan gangguan
sensorik lainnya
Pasien infeksi HIV (human immunodeficiency virus) menghadapi peni
risiko untuk terkena neurosifilis; terlebih lagi, laju progresivitas dan interis
penyakitnya tampak semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan man
pada imunitas yang diperantarai sel.
Neuroborreliosis (Penyakit Lyme)

Spirochaeta penyebabnya Borrelia burgdorferi, ditularkan lewat berbagai


sies sengkenit Ixodes. Penyakit Lyme dapat menyebabkan meningitis aseptik
ensefalopati, dan polineuropati. Pada SSP, terdapat proliferasi sel-sel mikroglia
di samping mikroorganisme yang tersebar.
Meningoensefalitis Virus

Ensefalitis virus mengacu kepada infeksi parenkim otak yang hampir selalu
disertai dengan inflamasi meninges; infeksi ini memiliki spektrum manifestasi
klinis dan patologik yang luas. Gambaran histologis yang khas meliputi infiltrat
sel mononukleus (limfosit, sel plasma, dan makrofag) pada bagian perivaskular
dan parenkim otak, nodul mikroglial, dan neuronofagia. Bentuk yang paling
khas akan dibahas dalam bagian berikut ini.
Ensefalitis Virus yang Ditularkan Arthropoda

Bentuk ensefalitis ini menjadi penyebab sebagian besar ledakan epidemi


ensefalitis virus. Tipe-tipenya yang penting meliputi Eastern Equine, Western
Equine, Venezuelan, St. Louis, California dan West Nile. Semua tipe infeksi ini
hospesnya hewan dan vektornya nyamuk atau sengkenit. Manifestasi klinisnya
yang khas berupa kejang, kebingungan, delirium, dan stupor atau koma
Virus Herpes Simpleks Tipe 1

Infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV.1) terjadi pada setiap kelompok us
kendati paling sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda sekitar
kasus memiliki riwayat herpes labialis. Gejala yang lazim ditemukan
perubahan afek, emosi, memori, dan perilaku. Ensefalitis hemoragik nekro
dapat terjadi dan paling berat di sepanjang daerah inferior serta medial lobus
temporalis dan girus orbitofrontalis. Badan inklusi virus Cowdry yang terdapat
di dalam nukleus sel dapat ditemukan pada neuron maupun sel
Virus Herpes Simpleks Tipe 2
Infeksi virus herpes simpleks tipe (HSV-2) menye herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) menyebabkan
ensefalitis
berat dan menyeluruh pada hamnir 50% neonatus yang dilahirkan per vaginam
oleh ibu dengan infeksi primer HSV-2.
Sistem Saraf Pusat 787
Virus Varisela-Zoster (Herpes Zoster)

Reaktivasi infeksi laten pada seseorang yang pernah mengalami cacar air
mengakibatkan erupsi vesikuler yang nyeri pada kulit, dengan distribusi sesuai
dermatom (shingles). Infeksi ini dapat menyebabkan arteritis granulomatosa
selulitis nekrotikan pada pasien pasien luluh imun,

Sitomegalovirus

Wero menimbulkan nekrosis periventricular, mikrosefali dan


Periventricular. Pada pasien AIDS, sitomegalovirus merupakan
in patogen oportunis yang paling sering ditemukan dan mengenai SSP pada
hingga 20% pasien; virus ini menyebabkan ensefalitis subakut disertai
odul-nodul mikroglia atau ensefalitis nekrotikans perivascular dengan inklusi
sitomegalik yang khas.

Poliomielitis

Virus polio menyerang lower motor neuron dan dapat menimbulkan paralisis
Maksud dengan disertai pelisutan otot. Kematian dapat terjadi karena paralisis
ntot-otot pernapasan dan miokarditis. Reaksi inflamasi yang ditemukan biasanya
terbatas pada kornu anterior kendati dapat meluas hingga mengenai kornu
posterior. Sindrom pasca-polio secara khas terjadi 25 hingga 35 tahun sesudah
serangan awal dan ditandai oleh kelemahan progresif yang disertai penurunan
massa otot serta terkadang, rasa nyeri. Hingga saat ini, tidak terdapat bukti
masih menetapnya poliovirus ketika gejala lanjut sudah terjadi.

Rabies

Penyakit rabies ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi rabies atau
intak dengan kelelawar yang terinfeksi rabies kendati tidak digigit. Virus
berjalan di sepanjang saraf perifer dari tempat luka ke SSP. Infeksi virus
Rabies menyebabkan eksitabilitas SSP yang luar biasa, hidrofobia, dan paralisis

id; kematian terjadi karena kegagalan pusat respirasi. Nekrosis dan


inflamasi neuron yang menyebar luas ditemukan dan terjadi paling parah pada
strah ganglia basalis, mesensefalon, serta medula oblongata. Badan Negri
nklusi eosinofilik intro sitoplasma) dijumpai dalam sel-sel piramid hippocampus
sel-sel Purkinje, tempat-tempat yang biasanya bebas inflamasi.
Human Immunodeficiency Virus
mega 60% pasien AIDS memiliki symptom neurologi, dan perubahan

patologik terlihat pada 80% hingga 90% pasien. Perubahan ini dapat
bedakan menjadi tiga kategori:
Infeksi oportunistik SSP (utamanya, infeksi oleh sitomegalovirus, toksoplasma.
mavirus, virus varisela-zoster, HSV, dan kriptokokus).
Limfoma primer SSP
Efek langsung atau tak langsung yang ditimbulkan oleh HIV-1, diekspresikan
pai salah satu dari empat sindrom berikut ini
Meningitis aseptik HIV-1, terjadi dalam waktu 1 hingga 2 minggu sesudah
terdapat serokonversi pada sekitar 10% pasien: antibodi terhadap HIV-1
dapat terlihat dan virus tersebut dapat diisolasi dari cairan serebrospinal.

Secara mikroskopis, terdapat meningitis limfositik yang ringan dan be


langan mielin tertentu dalam hemisfer otak
http HIV.). bermanifestasi sebagai kompleks kognitif motorik yang
terkait-HIV dengan pelambanan mental yang samar-samar dan bertahap
kehilangan memori dan wangian emosi yang kemudian berlanjut dengan
kelainan motorik, ataksia, inkontinensia urine serta feses, dan terkade
serangan kejang Pemeriksaan histologis"memperlihatkan nodialpodul
mikroglia yang mengandung virus dengan sel-sel rak maltinukle

serta kerusakan mielin yang disertai gliosis.


Mielopati vakuoler (yang ditemukan pada 20%-30% pasien AIDS
dilakukan otopsi), terdiri dari destruksi serabut saraf bermielin dan
makrofag pada kolumna posterior dan lateralis gambaran ini menyertai
subacute combined degeneration (tetapi dengan kadar vitamin B yang
normal dalam serum). Penyakit yang memiliki beberapa kesamaan dengan
kelainan ini adalah paraparesis spastik tropis suatu mielopati yang terkait

dengan HTLV-1 (human T-cell lymphotropic virus).


Neuropati dan miopati cranialis serta perifer meliputi polineuropati

demielinasi inflamatorik akut serta kronik, miopati inflamatorik dan


miopati reversibel toksik akut yang berkaitan dengan zidovudin, disertai
dengan serabut merah yang compang-camping dan hemoglobinuria.
Pada anak-anak yang mengidap AIDS kongenital, disfungsi neurologik yang
terlihat dalam tahun-tahun pertama kehidupan meliputi mikrosefali dengan
retardasi mental dan keterlambatan perkembangan motorik dengan tanda
tanda yang perjalanannya panjang.
Leukoensefalopati Multifokal Progresif

Leukoensefalopati ini merupakan infeksi pada Oligodendrosit oleh poliomavirus


(virus JC) yang terjadi pada pasien luluh imun. Sekitar 65% orang normal yang
asimptomatik memiliki bukti serologik adanya pajanan terhadap virus JC pada
usia 14 tahun. Pasien memperlihatkan manifestasi multifokal dan progresif
karena adanya daerah-daerah destruksi mielin yang ireguler. Lesi terdiri dar
bercak-bercak demielinasi, nukleus oligodendrosit yang sangat besar dengan
badan inklusi virus, dan astrosit dengan nukleus atipikal yang sangat besar.
Panensefalitis Sklerosis Subakut

Sindrom progresif yang terdiri dari penurunan kemampuan kognitif spus


tonisitas, dan kejang ini terjadi beberapa bulan atau tahun sesudah terjadi infeksi
akut campak pada usia dini. Sindrom ini merepresentasikan infeksi SSP yang
persisten, tetapi nonproduktif, oleh virus campak yang sudah berubah
keadaan ini, terdapat 6) gliosis serta degenerasi mielin yang tersebar luns
badan inklusi virus yang terutama terdapat di dalam nukleus oligodon
neuron; (ii) inflamasi yang bervariasi pada substansia alba gris
kekusutan jalinan neurofibrillary.
sia serta grisea; dan (iv)
Meningoensefalitis Jamur
Infeksi jamur dan parasit paling sering ditemukan pada pasien-pasien luluh
imun. Biasanya, otak baru terkena belakangan dalam perjalanan penyakit ini
ketika terjadi diseminasi hematogen yang menyebar luas infeksi jamr ini dun Cryptococcus
neoformans. Pada daerah-daerah endemik, mikroorgani Histoplasma capsulatum, Coccidioides
immitis, dan Blastom
primer pada paru atau kulit. Ada tiga pola dasar infeksi:
dermatitis dapat pula menginfeksi SSP sesudah seseorang mengalami infeksi
terjadi pada pasien-pasien imunokompeten.
Meningitis kronik: paling sering disebabkan oleh C. neoformans; infeksi ini

Vaskulitis: paling sering terlihat pada infeksi Mucor dan Aspergillus dengan
invasi jamur pada dinding pembuluh darah, trombosis, dan infark hemoragik
Kelainan parenkim: kalau ditandai dengan granuloma dan abses, paling
sering ditemukan pada infeksi Candida dan Cryptococcus

Penyakit Lain dengan Demielinasi


Mielinolisis pontin sentral ditandai oleh kerusakan selektif mielin pada
basis pontis dan bagian-bagian tegmentum pontis yang sering menimbul
paresis spastik; penyakit ini secara klinis berkaitan dengan kore
hiponatremia yang terlampau

Вам также может понравиться