Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORITIS
2) Arachnoiedia ( Leptomeninx )
Arachnoiedia merupakan membrane lembut yang bersatu di tempatnya dengan piameter,
diantaranya terdapat ruang subarachnoid dimana terdapat arteri dan vena serebral dipenuhi
oleh cairan serebro spinal. Arachnoiedia meliputi otak dan modula spsinalis. Sisterna magna
adalah bagian terbesar dari ruang sub arachnoid di sebelah otak belakang, memenuhi celah
diantara serebelum medulla ablongata.
3) Piameter
Piameter merupakan membrane halus yang kaya akan pembuluh darah kecil yang
mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah lapisan terbawah yang
langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh modula spinalis.
b. Fisiologi Selaput Otak
Adapun fungsi meningeal adalah sebagai berikut :
1) Meningeal berisi carian serebro spinal yang berfungsi membasahi sistem syaraf pusat. Selain
itu cairan ini berfungsi sebagai bantal penahan trauma mekanik dan nutrisi bagi neuron –
neuron.
2) Kaya akan pembuluh darah kecil yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah besar.
3) Menyelubungi dan melindungi susunan syaraf.
4) Melindungi pembuluh darah dan menutupi sinus venosus.
4. Patofisiologi
Meningitis tuberkulosa terjadi akibat komplikasi tuberkulosis primer, biasanya dari paru.
Meningitis terjadi bukan karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran
hematogen, tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada selaput otak, sum-
sum tulang belakang atau pertebra yang kemudian pecah ke dalam rongga arracnoid (Rich
dan McCordeck).
Mikobakterium tuberkulosa masuk ke saluran napas, masuk ke paru terjadi infeksi (TBC
Paru) terjadi penyebaran melalui berbagai saluran organ yang berdekatan dengan otak masuk
membentuk tuberkel pada selaput otak dan pecah di arhakoid terjadi radang, selain itu terjadi
penyebaran masuk ke sum-sum tulang belakang/vetebra membentuk tuberkel pada selaput
otak dan pecah di rongga arakhnoid dan terjadi radang. Efek peradangan akan menyebabkan
kenaikan suhu tubuh dan peningkatan cairan cerebrospinalis sehingga terjadi obstruksi pada
aliran darah dan selanjutnya menyebabkan hydrosefalus dan peningkatan tekanan intra
kranial. Selain itu dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah. Efek yang lain dari
peradangan tersebut adalah hiperemi pada meningen, edema dan eksudasi yang kesemuanya
menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial.
Akibat dari peningkatan tekanan intra kranial (TIK) akan menyebabkan sakit kepala,
muntah, anoreksia, dan gangguan fungsional syarap motorik dan sensorik sehingga terjadi
kejang dan kaku kuduk. Eksudat terdiri dari bakteri fibrim dan leukosit yang dibentuk di
ruang sub arakhnoid. Penumpukan eksudat pada cairan serebrospinal akan bertambah dan
mengganggu aliran cairan cerebrospinal di sekitar otak dan medula spinalis sehingga terjadi
pasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dan menekan saraf-saraf terutama (N.III) Nervus
Oculomotorius, (N.IV) Nervus Trochlearis, (N.VI) Nervus Abdusen, (N.VII) Nervu Fasialis,
dan (N.VIII) Nervus Stato-Akustikus atau Vestibulo Kokhlearis, selain itu dapat
menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan otak kemudian
terjadi infark sehingga terjadi gangguan kesadaran.
Gangguan kesadaran dapat menimbulkan gangguan perpusi jaringan otak, hal itu dapat
mempengaruhi pertukaran O2 dan CO2 di jaringan otak, sehingga sering terjadi pernapasan
cheyne stokes dan suplai O2 ke otak berkurang sehingga otak menjadi rusak dan
mempengaruhi saraf motorik yang dapat mengakibatkan penurunan kekuatan otot dan
akhirnya terjadi kelumpuhan anggota gerak sampai dengan altrofi anggota gerak.
b. Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan yang menghasilkan
kualitas individu untuk berfungsi yang dihasilkan melalui proses pematangan dan proses
belajar di lingkungan (Supartini, 2004 : 49).
Untuk anak usia 8 bulan menurut Suciningsih perkembangan dapat dinilai dari motorik
kasar, motorik halus, sensori, vokalisasi dan sosialisasi
1) Motorik Kasar
Anak mampu duduk sendiri, belajar berdiri dengan kedua kaki menyangga sebagian berat
badan dan merangkaka meraih mainan atau mendekati seseorang.
2) Motorik Halus
Anak dapat memindahkan bola dari satu tangan ke tangan yang lain, memungut benda kecil
dengan meraup, senang melempar benda dan mencari benda yang dijatuhkan.
3) Vokalisasi
Anak mampu mengulang atau menirukan kata yang baru didengarnya, bicara 2-3 suku kata
yang sama, bereaksi terhadap suara.
4) Sosialisasi
Anak sudah mampu makan kue sendiri, bermain cilukba dan bermain tepuk tangan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi pada saat seseorang masih dalam
kandungan. Setiap organ dan fungsinya kecepatan tumbuhnya berbeda. Pertumbuhan tidak
hanya terjadi pada fisik saja tetapi juga pada perkembangan secara umum seperti berfikir,
berperasaan, bertingkah laku dan lain-lain.
Pada periode kanak-kanak awal atau yang disebut toddler menunjukkan perkembangan
motorik yang lebih lanjut dan anak menunjukkan kemampuan aktivitas lebih banyak
bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi terhadap benda yang ada
disekelilingnya. Dengan demikan, bahaya atau risiko terjadi kecelakaan harus diwaspadai
pada periode ini.
Pada perkembangan psikoseksual selama menginjak tahun pertam sampai tahun ketiga,
kehidupan anak berpusat kepada kesenangan anak yaitu selama perkembangan otot sfinger.
Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai dengan
keinginannya. Dengan demikian toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan pada
periode ini.
9) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
(1) Pemeriksaan Darah
Biasanya ditemukan tekanan dan jumlah sel meningkat namun umumnya jarang melebihi
1.500/3 mm3 dan terdiri dari lifosit.
(2) Cairan Serebrospinal
Biasanya berupa cairan serebrospinal yang jernih, cairan meningkat, jumlah sel darah putih
meningkat, glukosa menurun 2/3 dari gula darah, protein meningkat.
b) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan fhoto thorax, foto kepala, vertebrata, EEG, Scaning otak dan laju endap darah.
10) Pengobatan
Manajemen terapi meliputi : isolasi pencegahan, terapi antimikroba awal : seperti kombinasi
ampicyllin dan chloramycetin intravena. Pemeliharaan hidrasi optimum, pemeliharaan
ventilasi, mengurangi peningkatan tekanan intracranial, mengontrol kejang, mengontrol
temperatur tinggi, koreksi anemia, penanganan komplikasi. (Elizabeth Indah, 1998 : 13).
11) Analisa Data
Analisa data berarti mengkaitkan, menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep, teori
dan prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah keperawatan klien. (Gaffar, 1999 : 60)
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah
kesehatan aktual atau resiko tinggi (Gaffar, 1999 : 61). Menurut Elizabeth Indah (1998 : 24),
(Doenges, 2000 : 138) dan (Suriadi, 2004 : 188). diagnosa keperawatan yang dapat muncul
pada penderita Meningitis tubercolosis adalah sebagai berikut :
a. Infeksi sehubungan dengan adanya kuman pathogen pada cairan serebrospinal dan secret
saluran pernapasan.
b. Perubahan perfusi jaringan otak sehubungan dengan peradangan dan edema pada otak dan
selaput otak meningeal (Doenges, 2000 : 138).
c. Ketidak efektifan bersihan jalan napas sehubungan dengan perubahan tingkat kesadaran.
d. Nyeri sehubungan dengan peradangan pada selaput otak / jaringan otak.
e. Hipertermia sehubungan dengan infeksi.
f. Resiko tinggi defisit cairan sehubungan dengan muntah dan demam.
g. Resiko tinggi berlebihnya volume cairan sehubungan dengan sekresi ADH berlebih.
h. Takut sehubungan dengan parahnya kondisi.
i. Resiko tinggi injury (cedera) sehubungan dengan perubahan tingkat kesadaran
j. Defisit Perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan orang tua tentang
perawatan kebersihan diri anaknya
k. Ansietas pada anak berhubungan dengan hospitalisasi