Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MODUL PENGINDERAAN
SEMESTER VI TAHUN AJARAN 2018/2019
Daftar Isi...................................................................................................................................................... 1
Lingkup Bahasan......................................................................................................................................... 2
Rujukan.................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
Metode Pengajaran..................................................................................................................................... 7
Sumber Daya............................................................................................................................................... 9
Daftar Narasumber Kuliah....................................................................................................................... 9
Sumber Daya Manusia.......................................................................................................................... 13
Daftar Narasumber Pleno...................................................................................................................... 13
Penanggung Jawab Praktikum.............................................................................................................. 13
Evaluasi................................................................................................................................................. 14
Kumpulan Pemicu..................................................................................................................................... 15
Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (BDM)........................................................21
Penanggung jawab modul penginderaan.................................................................................................. 23
Penyusun................................................................................................................................................... 24
Modul Penginderaan merupakan salah satu modul Fase II (Medical Sciences) pada Program Studi
Pendidikan Dokter FK Untan. Modul ini dilaksanakan pada semester VI selama 6 minggu dengan beban
5 SKS. Pada modul ini mahasiswa akan mempelajari landasan ilmu kedokteran dasar dan ilmu medis
yang meliputi sistem penglihatan, pendengaran, keseimbangan, pengecapan, dan penghidu.
III. Gangguan 1 Gangguan refraksi 1.1. Etiologi Faktor genetik dan faktor lingkungan
penglihatan .
1.2. Underlying factors Visual hygiene.
Nutrisi.
1.3. Patogenesis Perkembangan dan gangguan perkembangan
sistem penglihatan.
1.4. Patofisiologi Pembiasan cahaya .
1.5. Diagnosis Gejala dan tanda (anamnesis dan pemeriksaan
jasmani).
Pemeriksaan refraksi.
1.6. Tata laksana Koreksi optik.
Koreksi non-optik.
IV Penyakit 1 Penyakit 1.1. Katarak Pengertian; patogenesis; klasifikasi; tindak
Dege . degeneratif mata diagnostik; tata laksana
nerat
if
1.2. Degenerasi makula Pengertian; underlying factors; gambaran klinis;
diagnosis; tatacara rujukan
1.3. Retinopati Pengertian; underlying factors; gambaran klinis;
diagnosis; tata cara rujukan
1.4. Kesehatan masyarakat Morbiditas; case finding; program nasional/WHO
(katarak) untuk penanggulangan katarak
1.5. Rehabilitasi Rehabilitasi penglihatan pasca tindakan bedah
katarak
Anatomi
1. Agur AMR, Dalley AF. Grant’s Atlas of Anatomy. 11th ed. , Baltimore: Lippincott Williams and Wilkins;
2005.
2. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray”s Anatomy for Students. Philadelphia: Elsevier Churchill
Livingstone;2005.
3. Marieb EN, Mallat J. Human Anatomy. 3rd ed. San Fransisco: Benjamin Cummings; 2001
4. Snell, R.S. Clinical neuroanatomy for medical students. 5 th ed. Baltimore: Lippincott Williams and
Wilkins; 2001.
Histologi
1. Gartner LP, Hiatt J. Special sense. In: Concise histology. Philadelphia, USA:W.B. Saunders Company
on print of Elsevier Inc.; 2011. P.304 – 3023
2. Roos MM, Pawlina W. Eye in histology a text and atlas with correlated cell and moleculer biology.
Baltimore: Lippincott; 2006. P.834 - 87
3. Young B, Lowe JS, Stevens A, Heath JW. Special sense organs. In: Wheater’s fuctional Histology. A
Text and Color Atlas, 5th ed. Philadelphia:Elsevier; 2006. P.400 - 25
Fisiologi
1. Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Elsevier; 2016. P. 635-92
2. Barret KE. Ganong’s Review of Medical Physiology. 25th Ed. CA:Lange Medical publication; 2016. P.
177-226
3. Sherwood L. Human physiology from cells to system, 8th ed. Brooks/Cole Cengange Learning; 2013.
P. 196-236
4. Silverthorn DU. Human physiology: an integrated approach. 6th ed. Pearson Education, Inc.;2013. P.
341-71
Biokimia
1. Voet D, Voet JG. Biochemistry. John Willey & Sons Inc;2004.P. 620-1
2. Murray R, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry. 26 th ed. McGraw
Hill Education (Asia). 2003; P.17
Mikrobiologi
1. Brooks GF, Butel JS, Morse S.A. (eds)., Jawetz, Melnick, and Adelberg’s: Medical Microbiology. 24 th
ed, international edition. California:Appleton and Lange;2007
2. Tortora GJ, Funke BR., Case CL. Microbiology an Introduction. 9 th ed. San Francisco: Pearson.
Benjamin Cummings;., 2007
Farmakologi
1. Katzung BG. Basic & Clinical Pharmacology, 11th ed. Boston:Mc-Graw-Hill Lange;2009. P.95-126
Patologi Anatomik
1. Underwood JCE (editor). General and Systematic Pathology. 3rd ed. Edinburgh:Churchill- Livingstone;
2000.P.325-60
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Robbins Basic Pathology. 7 th ed. International edition. Saunders;
2003. P.453-508
3. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease, 7 th ed.
Philadelphia:Elsevier Saunders; 2005. P.787-788, 1421-1447.
Radiologi
1. Som PM, Curtain HD. Head and neck imaging, Philadelphia, Mosby. 2004.
2. Departemen Radiologi FKUI/RSCM. Buku ajar radiologi. Jakarta;2006
Neurologi
1. Misbach J, Sitorus F. Dewati. Neuro-oftalmologi. pemeriksaan klinis dan interpretasi. Jakarta:Balai
Penerbit FKUI; 1999
2. Dejong. The neurologic examination. 6th ed. Baltimore:Lippinccott William Wilkins; 2005
Ilmu Rehabilitasi Medik
1. Schein JD, Miller MH. Diagnosis and rehabilitation of auditory disorders. In: Kottke, Lehmann.
Krusens’s Handbook of Physical Medicine and Rehabilitation. 4th ed. Philadelphia, WB Saunders;
1990. P.935-66
A. METODE PENGAJARAN
Metode pengajaran yang digunakan pada Modul Penginderaan ialah pengajaran aktif (student-centered),
menggunakan pendekatan metoda Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Dalam metode ini mahasiswa
dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 11-12 mahasiswa.
Diskusi Kelompok
- Pemicu 1 : 2 kali diskusi kelompok @ 2 jam
- Pemicu 2 : 2 kali diskusi kelompok @ 2 jam
- Pemicu 3 : 2 kali diskusi kelompok @ 2 jam
- Pemicu 4 : 2 kali diskusi kelompok @ 2 jam
2. Latihan
a. Keterampilan klinik dasar penginderaan
1. Pemeriksaan Mata (KKD 1, 2) 4 jam
2. Pemeriksaan Telinga (KKD 3) 2 jam
b. Praktikum :
1. Histologi (Pr.H) 2 jam
2. Fisiologi Penginderaan 1 (Pr.F 1) 2 jam
3. Fisiologi Penginderaan 2 (Pr.F 2) 2 jam
4. Patologi Anatomik (Pr.PA) 2 jam
5. Parasitologi (Pr.P) 2 jam
6. Mikrobiologi (Pr.M) 2 jam
3. Umpan Balik
a. Laporan praktikum
b. Penilaian diskusi kelompok oleh fasilitator
c. Laporan Diskusi Kelompok
Anggota :
1. dr. Arif Wicaksono, M.Biomed
2. dr. Willy Handoko, M.Biomed
3. dr. Andriani, M.Biomed
4. dr. M. Ibnu Kahtan, M.Biomed
5. dr. Mardhia, M.Biomed
6. dr. Mistika Zakiah
7. dr. An An, M.Sc, Sp.S
8. dr. M. Asroruddin, Sp.M
9. dr. Sri Yuliani Elida, Sp.M, M.Sc
10. dr. Liesa, Sp.M
11. dr. Muh. In’am Ilmiawan, M.Biomed
12. dr. Eva Nurfarihah, Sp.THT-KL, M.Kes
13. dr. Gina Zahara, Sp.KFR
14. dr. Darmawan, M.Kes, Sp.PD
15. dr. Indria, Sp.Rad
16. Dr. dr. Ery Hermawati, M.Sc
Evaluasi dilakukan dalam bentuk ujian tulis, observasi, catatan mahasiswa serta pengisian angket oleh
mahasiswa dan fasilitator. Ujian terdiri atas ujian sumatif yang dilakukan sebanyak dua kali, berupa ujian
tulis soal pilihan jamak (SPJ/MCQ), ditambah dengan ujian praktikum, dan ujian praktik keterampilan
klinik dasar. Observasi dilakukan dengan bantuan borang untuk menilai aktivitas, argumentasi, interaksi,
sopan santun dalam berkomunikasi dan berdiskusi, serta sikap profesional.
Instrumen
a. MCQ
b. Observasi Harian
Penilaian:
1. Nilai kehadiran : 10%
2. Nilai Tugas : 20%
a. Laporan praktikum
b. Laporan Diskusi kelompok
c. Penilaian Diskusi Kelompok
d. Tugas lainnya
3. Nilai UTS : 30%
a. Ujian Sumatif 1
b. Ujian praktikum
4. Nilai UAS : 40%
a. Ujian Sumatif 2
b. Ujian KKD
PEMICU 1 :
Seorang laki-laki, 52 tahun, seorangkulibangunan, datang ke Poli Mata BKMM dengan keluhan
pandangan kabur pada mata kiri yang dialami sejak ± 3 bulan yang lalu. Awalnya mata kiri
pasien terasa berpasir setelah bekerja. Keesokan harinya, ia merasakan mata kirinya sakit, berair
dan menjadi merah. Selanjutnya, pandangannya terasa kabur dan silau jika melihat. Riwayat
nyeri pada kepala dan pusing (-), Riwayat memakai kacamata (-), Riwayat HT (-), Riwayat DM
(-), Riwayat penyakit sistemik lainnya (-), Riwayat penyakit mata yang sebelumnya disangkal,
Riwayat penyakit yang sama dalamkeluarga (-).
Pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum: Sakit sedang, gizi cukup, compos mentis. Tanda
Vital: Tekanan Darah:: 120/80 mmHg, Suhu : 36,8 OC, Pernapasan: 18 x/menit, Nadi: 84x/menit.
PEMICU 2
Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penglihatan mata kanan
kabur sejak 5 hari sebelumnya. Pasien juga melihat bintik gelap yang bergerak-gerak.
Pasien menderita DM sejak 5 tahun sebelumnya, tidak teratur minum obat dan kontrol. Pasien
terakhir kontrol 2 tahun lalu. Pada pemeriksaan tersebut mata kirinya didiagnosis katarak.
Hipertensi (-)
A. FALSAFAH DASAR
Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan dalam
menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran
mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan ketrampilan berpikir analitik
yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi masalah sesuai dengan metode ilmiah
disiplin ilmu tertentu.
Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran pasien/masyarakat, karena itu
penerapan langkah penanggulangan masalah secara ilmiah perlu menjadi satu kemahiran, di samping
pembinaan sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal. Secara khusus metode belajar
berdasarkan masalah (BDM/PBL) bertujuan memantapkan pembelajaran dengan cara menghubungkan
apa yang telah diketahui mahasiswa dengan pengetahuan baru, yang dapat menunjukkan
kesinambungan pengetahuan yang dipelajarinya. Cara pembelajaran ini sebenarnya akan selalu dapat
digunakan bahkan setelah seseorang lulus dari pendidikan dokter, karena seorang dokter senantiasa
akan menghadapi masalah, dan melakukan langkah penanggulangan masalah dengan menerapkan ilmu
pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan pembelajaran terjadi kalau mahasiswa dapat mengadakan
elaborasi pengetahuan yang telah dikuasainya.
B. LANGKAH PBL
1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.
2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya.
3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang memerlukan
penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.
4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.
5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan yang
sudah dimiliki.
6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber pembelajaran
yang sesuai.
7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.
8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari (pengetahuan lama
dan baru).
9. Langkah PBL dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.
10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.
11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.
12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya pada
masalah lain.
Berdasarkan Langkah PBL dalam butir B, Diskusi dibagi menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1) untuk
penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 9 s/d 12.