Вы находитесь на странице: 1из 42

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


“Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan namun dapat berubah
bentuk dari satu bentuk ke bentuk lainnya” begitulah bunyi hukum kekekalan
energi.Energi yang tidak dapat diciptakan inilah yang membuat kita harus berpikir
apakah sumber energi yang ada sekarang mampu untuk mengimbangi kebutuhan
hidup manusia yang kian hari semakin bertambah atau tidak.
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, transportasi dan
industri salah satunya berasal dari minyak bumi.Bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.Minyak bumi
berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon.Rantai karbon yang
menyusun minyak bumi memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat
dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah
yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada
pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari
pengolahan minyak tersebut. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak
ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut
dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Pengetahuan tentang minyak bumi sangat penting untuk kita ketahui,
mengingat minyak bumi adalah suatu sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita
sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting.Oleh
karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan
bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil
ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu minyak bumi ?
2. Bagaimana minyak bumi dapat terbentuk ?
2

3. Apa saja faktor yang memengaruhi terbentuknya minyak bumi ?


4. Apa saja komponen penyusun minyak bumi ?
5. Apa fungsi dari pengilangan minyak bumi ?
6. Apa saja produk olahan minyak bumi ?
7. Bagaimana produk olahan minyak bumi dapat dihasilkan ?
8. Bagaimana dampak dari penggunaan produk olahan minyak bumi ?
9. Apa usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari
penggunaan produk olahan minyak bumi ?
10. Berapa banyak cadangan minyak bumi di Indonesia dan di dunia ?

1.3 Tujuan Umum


Makalah ini dibuat untuk mengetahui mengenai minyak bumi sebagai
energi konvensional baik di Indonesia maupun di dunia

1.4 Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian tentang minyak bumi
2. Mengetahui proses terbentuknya dan pengeboran minyak bumi
3. Mengetahui faktor yang memengaruhi terbentuknya minyak bumi
4. Mengetahui komponen penyusun minyak bumi
5. Memahami fungsi dari pengilangan minyak bumi
6. Mengetahui produk olahan minyak bumi dan cara pengolahannya
7. Mengetahui dampak dari penggunaan produk olahan minyak bumi
8. Mengetahui usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari
penggunaan produk olahan minyak bumi
9. Mengetahui berapa banyak cadangan minyak bumi yang ada di
Indonesia dan di dunia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Minyak Bumi


Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ),
merupakan suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon
dimana hidrokarbon ini banyak mengandung alkana dan sikloalkana. Komponen
lain dari minyak bumi adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai
senyawa karbon yang mengandung O2, N2, dan belerang.

2.1.1 Sejarah Penemuan Minyak Bumi


3

Menurut Ensiklopedia Britannica, penemuan minyak bumi diperkirakan


pertama kali sekitar 5000 tahun sebelum masehi oleh bangsa Sumeria, Asyiria,
dan Babilonia kuno.Saat itu, minyak bumi yang ditemukan digunakan sebagai
obat luka, pencahar, atau pembasmi kutu.
Ada juga yang mengatakan minyak bumi pertama kali ditemukan di Timur
Tengah (Parsi Kuno/Iran) yang ditemukan sebagai rembesan yang muncul ke
permukaan. Seiring perkembangan peradaban, minyak bumi kemudian dipakai
untuk perang. Abad pertama masehi, Bangsa Arab dan Persia berhasil menemukan
teknologi destilasi sederhana minyak bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak
yang mudah terbakar. Minyak ini dipakai untuk tujuan militer.
Pertengahan abad ke-19, masyarakat Eropa dan Amerika Utara mulai
menggunakan minyak tanah atau minyak batu-bara untuk penerangan.Awalnya,
yang dipakai untuk menggerakkan mesin adalah tenaga otot manusia, hewan, atau
bahan bakar kayu. Setelah James Watt menemukan mesin uap yang memicu
revolusi industri, masyarakat dunia terus-menerus mencari sumber energi yang
lebih murah dan praktis.Lalu ditemukan minyak cair dalam perut bumi. Minyak
ini berasal dari sisa fosil yang berabad-abad terpendam di perut bumi. Minyak ini
memenuhi kriteria bahan bakar yang mudah dipakai. Pengeboran minyak bumi
pertama tercatat dilakukan di Pennsylvania, Amerika Serikat, tahun 1859, di
tambang milik Edwin L. Drake, pelopor industri minyak bumi dunia.
Tahun 1859 merupakan saat pertama munculnya industri minyak,
pengeboran dilaksanakan di Tutisville negara bagian Amerika Sarikat dan minyak
bumi ditemukan pada kedalaman 69 Ft. Pada Akhir abad ke 19 pencarian minyak
bumi telah menyebar di luar AS terutama Amerika Latin (Mexico) tahun 1890 dan
Eropa Timur (Romania & Rusia) serta daerah Asia (Burma dan
Indonesia).Dengan semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor, jenis
bahan bakar minyak pun semakin beragam. Minyak mentah (crude oil) hasil
penambangan didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan bakar seperti minyak
tanah, solar, dan bensin. Explorasi di Timur Tengah di mulai pada tahun 1919 dan
tahun 1927 dilakukan pengeboran sumur pertama dan ditemukannya lapangan
minyak Kirkuk dengan produksi sumur sebesar 100.000 bpd. Tahun 1939
4

beberapa lapangan minyak raksasa ditemukan di Saudi Arabia dan Kuwait dan
pada tahun 1960 dilakukan pencarian minyak bumi di lepas pantai (Off Shore).

2.1.2 Teori-Teori Pembentukan Minyak Bumi

a. Teori Anorganik (Abiogenesis)


Menurut teori yang satu ini pembentukan minyak bumi berasal dari
pelapukan berbagai macam binatang dan juga tumbuhan yang mati dan tertimbun
di dalam endapan lumpur lalu hanyut terbawa arus sungai dan menuju ke laut
yang akhirnya menuju dan berkumpul di dasar laut. timbunan ini kemudian
mengendap selama beratus juta tahun dan akan mengalami dekomposisi menjadi
gelembung minyak bumi atau gas alam. Dekomposisi tersebut juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor, anara lain tekanan lapisan batuan yang ada di atasnya, suhu
endapan dan juga waktu.
b. Teori Organik (Biogenesis)
Menurut teori anorganik pembentukan minyak bumi akibat adanya
aktivitas bakteri yang dapat melakukan reaksi biokimia, merubah unsur-unsur
seperti oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen dan belerang dari batuan induk
menjadi zat yang mengandung hidrokarbon.
c. Teori Duplex
Teori ini merupakan teori yang banyak digunakan oleh kalangan luas
karena menggabungkan teori Biogenetik dengan anorganik yang menjelaskan
bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk dari berbagai jenis organisme laut
baik hewan maupun tumbuhan.
Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur
berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang
mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk (Source Rock).
Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempat yang bertekanan
lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat tertentu yang disebut dengan
perangkap (Trap).
Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung
(1) minyak, gas, dan air,
5

(2) minyak dan air,


(3) gas dan air.

2.1.3 Proses Terbentuknya Minyak Bumi


1. Fotosintesa Ganggang

Gambar 1 Fotosintesis Gangga


Sumber :
hedisarsawan.blogspot.com
Minyak bumi dibuat secara alami, pertama tama dihasilkan oleh ganggang
yang berfotosintesa, Ganggang merupakan biota terpenting dalam menghasilkan
minyak bumi, sebenarnya tumbuhan tingkat tinggi bisa saja namun tumbuhan
tersebut cenderung lebih menghasilkan gas ketimbang minyak bumi.

2. Pembentukan Batuan Induk (Source Rock)

Gambar 2 Source Rock


Sumber : hedisarsawan.blogspot.com
Batuan induk ini terbentuk karena ganggang yang sudah mati terendapkan
di cekungan sedimen lalu membentuk batian induk. Batuan induk merupakan
batuan yang mmeiliki kandungan Carbon yang tinggi (high total organic carbon).
6

3. Pengendapan Batuan Induk

Gambar 3 Pengendapan Batuan Induk


Sumber : hedisarsawan.blogspot.com

Batuan induk kemudian tertimbun oleh batuan lain selama jutaan tahun,
salah satu batuan yang menibunnya adalah batuan sarang yang umunya terbentuk
dari batu gamping, pasir atau batu vulkanik yang tertimbun bersama dan terdapat
ruang pori.
Semakin lama batu menumpuk, suhu akan meningkat. Minyak terbentuka
pada suhu 50o – 180o C. Tetapi puncak atau kematangan terbagus adalah saat suhu
mencapai 100 o C.

4. Proses Akhir

Gambar 4 Proses Akhir


Sumber : hedisarsawan.blogspot.com
Senyawa karbon yang mengalami proses pamanasan akan bereaksi dengan
hidrogen sehingga membentuk hidrokarbon. Dari proses inilah maka terbentuk
7

minyak yang berupa minyak mentah. Minyak yang dihasilkan batuan induk ini
telah berupa cairan tetapi sangat berbeda dengan tingkat kecairan air. Minyak
mentah ini memiliki kekentalan lebih tinggi dari air tetapi berat jenisnya lebih
kecil dari berat jenis air. Karena berat jenis minyak bumi ini lebih kecil dari air
maka cairan ini akan cenderung naik ke atas dan akan tertangkap batuan yang
berbentuk mangkok terbalik sehingga akan tersimpan didalamnya. Selanjutnya
penambangan dan pengolahan minyak bumi siap untuk dilakukan.

2.1.4 Faktor yang Berpengaruh pada Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi yang terbentuk dari fosil memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhi proses terbentuknya minyak bumi tersebut. Faktor-faktor tersebut
antara lain :
a. Bebatuan asal
Bebatuan asal atau disebut juga source rock secara geologis
memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.
b. Perpindahan hidrokarbon
Adanya perpindahan atau migrasi hidrokarbon dari bebatuan asal menuju
ke bebatuan reservoir atau disebut juga reservoir rock. Perpindahan ini umumnya
terjadi pada sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya
cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
c. Jebakan (entrapment) geologis
Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya mengakibatkan
adanya pergerakan dari bumi (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan
erosi oleh air dan angin secara terus menerus, sehingga dapat menciptakan suatu
“ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Jika jebakan ini
dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tersebut akan diam
di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan
faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang
terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di
atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke
177 oC.

2.1.5 Komponen dan Komposisi Penyusun Minyak Bumi


8

a. Komposisi minyak bumi berdasarkan unsur-unsur penyusunnya adalah


sebagai berikut :
Karbon : 83,5 – 87,5 %
Hidrogen : 11,5 – 14,0 %
Sulfur : 0,1 – 3,0 %
Oksigen : 0,1 – 1,0 %
Nitrogen : 0,01 – 0,3 %
b. Komposisi minyak bumi berdasarkan kelompok senyawa hidrokarbon
yang terkandung di dalam minyak bumi ada 6 kelompok yaitu :
1. Parafin
Kelompok senyawa parafin merupakan senyawa yang sangat stabil dan
mempunyai rantai lurus, seperti metan, etan, propan, butan, pentan dan lain-lain.
Golongan alkana yang paling banyak terdapat dalam minyak bumi adalah n-
alkana (tidak bercabang, jenuh) misalnya n-oktana dan isoalkana (bercabang,
jenuh) misalnya isooktana (2, 2, 4-trimetilpentana).
 Senyawa penyusun diantaranya :
a. Metana, CH4
b. Etana, C2H6
c. Propana, C3H8
d. Butana, C4H10
e. n-heptana, C7H16
f. iso oktana, C8H18
2. Olefin
Kelompok seyawa olefin atau juga disebut etilen terdiri dari senyawa rantai
lurus yang tak jenuh yang mempunyai ikatan rangakap menghubungkan dua atom
carbon. Kelompok senyawa olefin antara lain etena, propena, butena dan lain-lain.
3. Naftalena
Kelompok senyawa naftalen mempunyai rumus molekul yang sama dengan
kelompok senyawa olefin, tetapi sangat besar perbedaan sifat-sifatnya. Sernyawa
naftalen adalah senyawa-senyawa yang mempunyai cincin atau rantai melingkar
yang jenuh. Kelompok senyawa ini antara lain siklo propan, siklo pentan, siklo
heksan, siklo heptan dan lain-lain.
Sikloalkana (membentuk cincin, jenuh) yang terdapat dalam minyak bumi
adalah siklopentana dan sikloheksana, misalnya metil siklopentana dan etil
sikloheksana.Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkane.
 Senyawa penyusunnya :
a. Siklo propana
b. Siklopentana
c. Siklobutana
9

4. Aromatik yang terdiri dari hidrokarbon cincin tak jenuh


Kelompok senyawa aromatik yang sering disebut sebagai kelompok
senyawa benzen, merupakan senyawa kimia yang aktif. Senyawa ini merupakan
senyawa tak jenuh yang berbentuk cincin atau rantai melingkar. Kelompok
senyawa ini antara lain benzen, naftalen, fenol, anilin dan lain-lain.
Hidrokarbon aromatik (membentuk cincin, tidak jenuh) yang terdapat dalam
minyak bumi adalah benzena, misalnya etil benzena.
5. Diolefin
Kelompok senyawa diolefin hampir sama dengan senyawa-senyawa olefin
kecuali dua atom hidrogen yang hilang., atau dua ikatan rangkap tedapat pada
setiap molekulnya. Dua ikatan rangkap tersebut menyebabkan senyawa ini aktif
sekali. Senyawa diolefin cenderung membentuk polimer atau berkombinasi
dengan molekul-molekul tak jenuh lainnya membentuk senyawa yang mempunyai
berat molekul yang lebih besar seperti getah minyak (gum).
6. Asetilen
Asetilen adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan
rumus C₂H₂. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya
terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen.
Selain unsur-unsur di atas terdapat juga unsur-unsur logam seperti
vanadium, besi, nikel, khrom, posfor dan logam-logam lain yang jumlahnya
kurang dari 0,03 % berat.
c. Komposisi minyak bumi berdasarkan zat-zat pengotornya adalah
sebagai berikut :
1. Senyawa Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang
lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak
menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi
(khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang
dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
2. Senyawa Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan
menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila
produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada
dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida,
10

senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa
asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
3. Senyawa Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu
0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen
mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada
fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi.
Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat
diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul
yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
4. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada
proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan
produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power
generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen
logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang
dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama
vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan
turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.

2.1.6 Klasifikasi Minyak Bumi


Sekitar 85 % dari semua minyak mentah (crude oil) di dunia
diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu:
1) Minyak dasar aspal (asphaltic base) = MDA
Mengandung sedikit lilin parafin dengan aspal sebagai residu utama. MDA
sangat dominan mengandung aromatik. Kandungan Sulfur, Oksigen dan Nitrogen
relatif lebih tinggi dibandingkan minyak dasar lainnya. MDA sangat cocok untuk
memproduksi gasolin berkualitas tinggi, minyak pelumas mesin dan aspal. Fraksi
ringan dan menengah mengandung naftena yang tinggi.

2) Minyak dasar parafin (parafinic base) = MDP


Mengandung sangat sedikit aspal sehingga sangat baik untuk memproduksi
lilin parafin, minyak pelumas motor, dan kerosin dengan kualitas tinggi
3) Minyak dasar campuran (mixed base) = MDC
11

Mengandung sejumlah lilin dan aspal secara bersamaan. Produk yang


dihasilkan dari minyak dasar ini kualitasnya lebih rendah dibandingkan dengan
kedua minyak dasar lainnya ( MDA dan MDP).
a. Klasifikasi Menurut Sifat Penguapan
1. Minyak Ringan (light oil) mengandung komponen ringan > 50 % berat
2. Minyak Sedang (medium oil) mengandung komponen ringan 20 – 50 % berat
3. Minyak Berat (heavy oil) mengandung komponen ringan < 20 % berat
b. Klasifikasi Menurut Kadar Sulfur
1. Minyak Bumi Kadar Sulfur Tinggi (high sulfur oil) mengandung sulfur < 2 %
berat
2. Minyak Bumi Kadar Sulfur Sedang (medium sulfur oil) mengandung sulfur
0,1 – 2 % berat
3. Minyak Bumi Kadar Sulfur Rendah (low sulfur oil) mengandung kadar sulfur
< 0,1 % berat
c. Klasifikasi Berdasarkan Berat Jenis
1. Minyak Ringan : berat jenis < 0,835
2. Minyak Sedang : nerat jenis 0,835 – 1,865
3. Minyak Berat :> 1,86
d. Klasifikasi Berdasarkan Faktor Karakteristik
1. Parafin : K = 12,1 – 13,0
2. Intermediate: K = 11,5 – 12,1
3. Naftenik : K = 10,5 – 11,5
4. Aromatik : K = 9,8 – 10,5

2.1.7 Proses Pengeboran Minyak Bumi


Pengeboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri
pertambangan. Kegiatan ini mempunyai tujuan yang bermacam – macam dan
tidak hanya dilakukan dalam industri pertambangan saja namun juga untuk bidang
– bidang lainnya. Pengeboran sebagai salah satu kegiatan dalam industri telah ada
semenjak Cina mempergunakan bor tumbuk sekitar 4000 tahun yang lalu Berikut
ini adalah proses-proses pengeboran minyak bumi sesuai dengan standar
internasional :
1. Seismik
Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan
gas/minyak bumi. Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves)
yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi
oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah
lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung
gas/oil.
12

2. Drilling and Well Construction


Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya
menggunakan rig (tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).
Sederhananya, membuat lubang di tempat yang diidentifikasi kemungkinan
terdapat sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam proses ini
ada kemungkinan blow out (pressure yang tidak dapat dikontrol, langsung ke
surface), sehingga harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah. Pressure
downhole (dalam tanah) lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbangi
hal tersebut biasanya digunakan mud yaitu lumpur dengan spesific gravity (berat
jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan hydrostatic pressure yang bisa menahan
pressure dari dalam. Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan dilakukan
pengecekan apakah terdapat kandungan minyak/gas.
3. Well Logging
Proses ini adalah proses yang membutuhkan biaya paling mahal. Hal ini
dikarenakan peralatannya yang mahal karena harus tahan terhadap tekanan dan
temperatur yang tinggi. Di samping untuk memetakan lapisan tanah, proses ini
juga mengambil sampel Untuk diketahui lapisan tanah dan batuan yang
mengandung air, yang mengandung gas, dan lapisan tanah mana yang memiliki
kemungkinan terdapat kandungan minyak.
4. Well Testing
Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung
oil/gas di "tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara
pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke
atmosferik atau ke permukaan tanah). Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur
diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance (sumur masih dapat
dikendalikan dan tidak blow out). Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat
yang keluar nantinya akan dicari ratenya. Untuk minyak berapa bopd (barrell oil
per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa mmscfmm/d (million metric
standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur
tersebut.
Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga
data-data tentang pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya
diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan
13

seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut. Gas/minyak


dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat
maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran
yang optimal.
5. Well Completion
Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur
siap untuk diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring “pasir” yang dihasilkan
setelah proses penembakan dalam well testing. Pasir yang sampai ke surface
dengan tekanan diibaratkan sebagai “peluru” yang nantinya akan membahayakan
line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya akan
mengalami burst (pecah). Dengan completion ini (alatnya adalah gravel pack),
akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke
surface.
6. Production
Proses ini adalah proses dimana sumur siap untuk berproduksi dan
nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai
bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar ,dan lain-lain.
2.2 Pengilangan Minyak Bumi
2.2.1 Sejarah pengilangan Minyak Bumi
Proses pengilangan minyak bumi telah dimulai secara sederhana pada
tahun 1890 dalam suatu alat yang disebut batch still oleh Williams Barnsdall dan
William E.Abbott di Tutisville Pennsylvania. Walaupun demikian baru diketahui
kemudian bahwa proses distilasi minyak bumi telah dilakukan jauh sebelumnya di
Rusia yaitu pada tahun 1735. Perkembangan kilang minyak berlangsung terus-
menerus dengan diikuti oleh penemuan beberapa proses baru. Demikian juga
dengan adanya penemuan produk-produk baru yang lebih berharga, sampai
terbentuknya suatu kilang minyak modern yang terintegrasi penuh seperti
sekarang ini.

2.2.2 Fungsi Kilang Minyak Bumi


Fungsi utama kilang minyak bumi adalah :
1. Mengolah minyak mentah menjadi produk antara (intermediate) atau
fraksi-fraksi minyak, dan produk akhir kilang berupa BBM dan non BBM.
2. Menyediakan BBM dan non BBM yang bernilai ekonomis dengan
persyaratan kualitas tertentu dan volume yang cukup besar untuk
dipasarkan.
14

3. Sebagai kekuatan sosial ekonomi bagi suatu negara yang mempunyai


sumber kekayaan alam berupa minyak bumi.

2.3 Proses Pengolahan Minyak Bumi


a. Desalting
Minyak mentah, selain mengandung kotoran juga mengandung zat-zat
mineral yang larut dalam air. Proses penghilangan kotoran disebut desalting atau
penghilangan garam. Desalting dilakukan dengan cara mencampur minyak
mentah dengan air sehingga mineral-mineral akan larut dalam air. Untuk
menghilangkan senyawa-senyawa nonhidrokarbon, ke dalam minyak mentah
ditambah dengan asam dan basa.
Proses desalting dilakukan untuk mencegah korosi pipa-pipa minyak dan
mencegah tersumbatnya lubang-lubang di menara fraksinasi. Setelah minyak
mentah mengalami proses desalting, selanjutnya minyak mentah dialirkan ke
tangki pemanas untuk menguapkan minyak mentah dan kemudian uap minyak
mentah dialirkan dalam menara fraksinasi (menara destilasi).

b. Distilasi
Setelah zat-zat bukan hidrokarbon dipisahkan, minyak mentah diolah
dengan proses distilasi (penyulingan) bertingkat. Distilasi adalah cara pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari berbagai komponen yang
menyusun campuran tersebut. Karena isomer-isomer hidrokarbon mempunyai
titik didih yang berdekatan. Fraksi-fraksi tersebut berupa campuran hidrokarbon
yang mendidih pada trayek suhu tertentu. Distilasi dilakukan dalam kolom atau
menara distilasi. Dalam menara distilasi terdapat pelat-pelat dengan jarak tertentu
yang mempunyai sejumlah sungkup gelembung udara (bubble caps).
15

Gambar 5 Proses Distilasi


Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com
Proses dalam menara distilasi dimulai dengan memompakkan minyak
mentah yang telah dipanaskan sampai suhu 350oC ke dalam menara distilasi. Di
dalam menara sebagian minyak akan menguap dan bergerak melalui bubble caps,
sebagian uap akan mencair dan mengalir melalui pelat sehingga terpisah dari
fraksi lain. Uap yang tidak mencair akan terus naik dan lama-kelamaan akan
mencair sedikit demi sedikit sesuai dengan titik didihnya pada pelat-pelat yang
ada di atasnya.
Jadi uap minyak yang titik didihnya lebih tinggi akan mengembun pada
pelat pengembunan yang lebih rendah, sedangkan fraksi minyak bumi yang titik
didihnya lebih rendah akan mengembun pada pelat pengembunan bagian atas.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain
sebagai berikut :

Tabel 1 Fraksi Minyak Bumi

Fraksi Jumlah Atom C Titik Didih


16

Gas C1 - C 5 0 - 50°C
Gasoline C6 – C11 50 - 85°C
Kerosin C12 – C20 85 - 105°C
Solar C21 – C30 105 - 135°C
Minyak Berat C31 – C40 135 - 300°C
Residu Lebih dari C40 Lebih dari 300°C
Sumber : siswakimia.blogspot.com

c. Cracking
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan
dimurnikan (refinery), Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang
kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah
menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan
perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat
anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100
diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti
knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang
mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan
dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh
beberapa struktur molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

1. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah.

Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

n-C30H62  C8H8 + C6H12 + C14H28 atau


n-C30H62  C7H16 + C9H18 + C4H8 + C10H20

2. Cara katalis (catalytic cracking),


yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2
atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme
17

perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam


menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari
alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

RCH2CH2=CH2 + H+  RCH2CH2C+HCH3
RCH2CH2CH2CH3  H- + RCH2CH2C+HCH3
3. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan katalis dengan
hidrogenasi, dan isomerisasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh.
Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari
Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak
diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

d. Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama
bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.

Contoh reforming adalah sebagai berikut :

CH3-CH2-CH2-CH3 CH3-CH-CH3
CH3

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari


hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi.
Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina
dalam lempung. Contoh reaksinya :

C6H14  C6H12 + H2
Heksana Sikloheksana
C6H12  C6H6 + 3H2
e. Alkilasi dan Polimerisasi
18

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi


molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan
katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi
secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi


molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

M CnH2n Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan


senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

CH3
CH3-C=CH2+CH3-CH-CH3  CH3-CH-CH2-C-CH3

CH3 CH3 CH3


Isobutena isobutana isooktana

f. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

 Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan


pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

 Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.

 Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat


molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak
pelumas dengan pour point yang rendah.
19

 Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk


minyak pelumas

 Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

g. Blending
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi
minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin
yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak
bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi
cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan
pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead
(TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya
dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan
diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan
oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.

2.4 Produk Olahan Minyak Bumi

1. LPG
Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI,
merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,
yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih
kurang 99% dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan.
2. Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang
peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis
hidrokarbon yang memiliki rantai C6-C11. Kadarnya bervariasi tergantung
komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Titik didih bensin adalah
70-140oC.
3. Minyak tanah ( kerosin )
20

Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan


minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada bensin. Kerosin
memilikirantai C12-C20. Titik didihnya adalah 145-300 0C.
4. Bahan bakar penerbangan (Avtur)
Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai
bahan bakar persawat terbang. Titik didih avtur adalah 145-300 0C.
5. Solar
Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar ( C 21-C30), adalah
suatu produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang
diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering. Titik
didih solar yaitu 270 -350 oC.

6. Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara
dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai
lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Titik
didih pelumas yaitu 350-500 oC.
7. Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti
oleh bahan bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin.
8. Minyak berat
Minyak bakar ( C31-C40 )adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak
tetapi belum membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri.
Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom. Selain itu minyak
bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel.
9. Aspal ( Residu)
Aspal ( >C40) ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga
disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal. Titik didih
aspal yaitu > 500 oC
21

2.5 Dampak Negatif Penggunaan Produk Olahan Minyak Bumi

1. Karbon Monoksida (CO)


Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena
pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang
lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm
dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk
senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi
darah. Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang
lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO.. Sumber keberadaan gas CO ini
adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi.
2. Karbon Dioksida (CO2)
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil
pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan
semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah
pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita Keberadaan
CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia,
sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar
inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya.
Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang
oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin
panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat
yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek
rumah kaca atau green house effect.
3. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi
berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar
rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut
22

dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang terkandung
dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar
berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara.
Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara
langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan
asam.Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga
menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di
samping menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO 2 maupun SO3 yang
terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam
sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan,
khususnya paru-paru.

4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)


Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada
konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida
nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen
monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan
oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi. Pada saat kontak dengan udara, maka gas
NO akan membentuk gas NO2. Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah
cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat menyengat dan merangsang.
Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang
bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO 2
dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian. Sebagai pencegahan
maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis logam
nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas
buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan
maupun kesehatan manusia.

2.6 Usaha Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Produk Olahan


Minyak Bumi

Berikut usaha mengurangi dampak negatif penggunaan minyak bumi :


23

1. Mengembangkan mobil listrik dan surya


Mobil listrik adalah mobil yang menggunakan listrik sebagai sumber
tenaganya. Di Indonesia sendiri, mobil listrik ini dikembangkan oleh LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), dan mobil ini bermerek Marlip (Marmut
Listrik LIPI). Marlip secara mekanis digerakkan oleh listrik. Mobil ini hanya
dapat bergerak apabila rangkaian mekanis mobil tersebut dialiri oleh arus listrik
AC maupun DC, tergantung dari jenis mobilnya. Dalam setiap mobil listrik ini
juga terdapat komponen penyimpanan energi menyerupai baterai atau aki..
Sumber tenaga aki yang digunakan oleh sebuah mobil listrik ini 200Ah/12V
sebanyak 3 buah.. Mobil ini hanya dapat menempuh kecepatan rata-rata 40
km/jam.
Mobil tenaga surya adalah mobil yang menggunakan tenaga surya (sinar
matahari) sebagai sumber tenaga utamanya. Di Indonesia sendiri memang belum
terlihat pengembangan mobil ini. Namun, di beberapa negara seperti Jepang,
sudah sangat mengembangkan mobil jenis ini. Selain karena ramah lingkungan
dan tidak menimbulkan polusi, mobil semacam ini juga sangat praktis dan hemat
biaya. Di atas mobil ini terdapat papan hitam yang berfungsi sebagai penangkap
cahaya yang disebut panel surya. Pada panel surya ini, mereka mengumpulkan
cahaya matahari dan diteruskan ke dalam mesin yang berada di mobil. Hingga
akhirnya mobil tersebut dapat berjalan.
2. Memproduksi biodiesel sebagai pengganti penggunaan solar
Biodiesel adalah salah satu jenis bahan bakar yang berasal dari tumbuhan
atau dari hewan yang direaksikan dengan metanol (proses transesterifikasi)
sehingga diperoleh minyak metil ester (ME) yang sering disebut oleh masyarakat
sebagai bioodiesel. Bahan baku biodesel di Indonesia, di antaranya adalah minyak
jarak pagar, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak kapuk.
Biodiesel sangat mudah digunakannya. Biodiesel dapat langsung
dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesinnya. Biodiesel
juga berfungsi sebagai pelumas sekaligus membersihkan injector, serta dapat
menanggulangi pencemaran udara karena biodiesel dapat mengurangi emisi
karbon dioksida, partikulat berbahaya, dan sulfur oksida. Sehingga biodiesel ini
24

terbukti ramah ligkungan karena sama sekali tidak mengandung sulfur sehingga
pencemaran dapat dihindari.
3. Membangun jalur hijau
Jalur hijau merupakan sebuah jalur yang sering dilewati oleh banyak
kendaraan bermotor yang biasanya ditanami berbagai macam jenis tanaman atau
pepohonan di sepanjang jalan. Pepohonan yang ditanam di sepanjang jalur hijau
ini akan menghisap semua gas CO 2 yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor
berbahan bakar bensin ini. Gas CO2 sangat dibutuhkan oleh pohon hijau tersebut
karena dalam proses fotosintesis, dibutuhkan gas CO 2. Proses fotosintesis itulah
yang bisa sangat bermanfaat bagi manusia. Selain dapat mengurangi dampak dari
pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar minyak bumi, hasil dari proses
fotosintesis tersebut adalah gas O2. Oleh karena itu, membangun jalur hijau
merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mengurangi pencemaran
udara.
4. Memproduksi bensin bebas timbel
TEL (Tetra Ethyl Lead) yang ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama
Thomas Midgley ini, semula berguna untuk mengurangi ketukan pada mesin dan
TEL ini ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkatkan kualitasnya.
Namun, setelah dilakukan penelitian secara mendalam, ternyata TEL ini memiliki
dampak yang sangat buruk bagi kesehatan, dan hal itu membuat penggunaan
timbel pada bensin dipertanyakan. Para ilmuwan pun mulai mencari cara untuk
mengganti timbel tersebut dan akhirnya menemukan MTBE (methyl-tertiary-
butylether). Namun setelah diteliti lagi, ternyata MTBE merupakan zat
nondegradable (sukar terurai dalam tanah). Selain itu, MTBE juga mempunyai
sifat yang mirip dengan minyak, yaitu tidak larut dalam air dan saling tolak-
menolak dengan air. Dan dapat dibayangkan pula jika tempat penyimpanan
MTBE bocor dan cairannya merembes ke dalam tanah atau masuk ke perairan.
Jika hal itu terjadi, akan terjadi berbagai macam bencana dan dapat menimbulkan
kematian pada binatang yang tempat hidupnya tercemar oleh cairan MTBE
tersebut dan pencemaran air, tanah, dan udara tidak dapat terelakkan. Satu hal lagi
yang paling dikhawatirkan oleh dunia, yaitu hasil penelitian para ilmuwan
25

menunjukkan bahwa MTBE diduga bersifat karsinogenik, yaitu bersifat merusak


keras.
Pertamina akhirnya memodifikasi kilang minyaknya sehingga dapat
menghasilkan bensin bebas timbel. Kilang minyak tersebut mempunyai alat
reformer yang dapat menghasilkan HOMC (High Octane Motorgas Component).
Dengan demikian, HOMC tersebut tidak dapat mencemari udara.
5. Memberlakukan car free day
Car Free Day atau yang lebih kita kenal sebagai hari bebas kendaraan
bermotor adalah salah satu program dari pemerintah RI untuk menanggulangi
pencemaran udara akibat penggunaan kendaraan bermotor. Program tersebut
sudah lama diberlakukan di Indonesia, khususnya di Jakarta setiap hari
Minggu.Kota padat penduduk setiap harinya ada ribuan kendaraan bermotor yang
sangat banyak sehingga menghasilkan begitu banyak gas-gas CO2, gas
monoksida, dan lain- lain yang sangat berakibat fatal bagi manusia dan dapat
menjadi salah satu penyebab utama terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu,
car free day ini sangat berguna sekali demi mengurangi jumlah polusi udara yang
ditimbulkan oleh kendaraan bermotor tersebut.
6. Mengembangkan mobil hibrida
Mobil hibrida merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia otomotif.
Energi yang digunakan oleh mobil hibrida ini berasal dari gabungan mesin
pembakar internal (sumber energi BBM) dan listrik (sumber energi baterai).
Dengan penggunaan energi gabungan tersebut, penggunaan bahan bakar minyak
menjadi lebih hemat dan irit. Baterai dalam mobil ini dapat diisi ulang (recharge)
pada saat kendaraan sedang berhenti. Kelebihan lainnya yaitu emisi keluaran
mesin pembakaran internal digunakan untuk menggerakkan generator
menghasilkan listrik yang kemudian di simpan dalan baterai. Jadi, selain mobil ini
lebih hemat dalam menggunakan bahan bakar minyak, mobil hibrida ini ternyata
juga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan mobil konvensional yang biasa
kita gunakan sehari-hari.

2.7 Industri Minyak Bumi


26

2.7.1 Sejarah Industri Perminyakan Indonesia


Pada 1871 industri perminyakan di sektor hulu telah dimulai dengan
adanya pemboran sumur minyak pertama di Indonesia, yakni pemboran sumur di
desa Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh pengusaha belanda bernama Jan
Reerink. Sumur ini hanya berselang 12 tahun dari sumur minyak pertama di dunia
yang dibor di Pensylvania, Amerika Serikat, oleh Kolonel Edwin L Drake dan
William Smith de Titusville (1859). Akan tetapi tidak menuai hasil yang seperti
diharapkan, akhirnya Reerink menutup sumur tersebut.
Kemudian di tahun 1883, seorang Belanda bernama AG Zeijlker mencoba
membor sumur di tengah perkebunan karet dan menemukan sumber minyak yang
pertama di Indonesia yang relatif besar saat itu, yaitu lapangan minyak Telaga
Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan.
Beberapa kilang didirikan untuk menampung dan mengolah minyak
mentah dari daerah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, hingga Kalimantan. Maka,
tersebutlah dalam sejarah kilang Indonesia antara lain:kilang Pangkalan Brandan
(1891), kilang Cepu (1894), kilang Balikpapan (1894), kilang Plaju (1904), kilang
Sungai Gerong (1926), dan seterusnya hingga ke kilang generasi yang terbaru di
Cilacap (Jawa Tengah) dan Balongan (Jawa Barat) pada periode 1970-80an.
Pada 10 Desember 1957 Dr. Ibnu Sutowo diserahi tugas membentuk
sebuah perusahaan minyak yang berstatus hukum, bernama P.T. PERMINA. Inilah
cikal bakal terbentuknya perusahaan minyak nasional Indonesia. Maka di tahun-
tahun berikutnya PERMINA dapat mengekspor minyak mentah untuk pertama
kali.Lalu dengan diundangkannya UU Minyak dan Gas Bumi No. 44 tahun 1960,
tanggal 26 Oktober 1960, seluruh pengusahaan minyak di Indonesia dilaksanakan
oleh Negara. Akhirnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27/1968 tanggal 20
Agustus 1968 dibentuklah Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi Nasional, disingkat PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang No.
8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap
dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT
PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan
27

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23


November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

2.7.2 Daftar Industri Minyak Indonesia

a. PT Chevron Pacific Indonesia


Saat ini produksi minyak Chevron mencapai 233,9 ribu barel per hari
Sudah sekian lama produksi minyak Chevron ini menjadi andalan Indonesia.
b. Mobil Cepu Ltd
Mobil Cepu Ltd pada tahun 2017 menjadi industri penghasil minyak
terbesar kedua yaitu mampu memproduksi 200 ribu barel per hari.
b. PT Pertamina EP
Produksi minyak anak perusahaan Pertamina ini menyumbang produksi
minyak paling banyak kedua. Realisasi produksi minyak Pertamine EP mencapai
86,2 ribu barel per hari. Namun produksi PEP saat ini masih di bawah target yang
ditetapkan baik dalam APBN sebesar 123.330 barel per hari dan WP&B yakni
sebesar 123.640 barel per hari.
c. Total E&P Indonesie
Produksi minyak perusahaan asal Prancis yang beroperasi di Blok
Mahakam, Kalimantan Timur ini sampai saat ini menjadi perusahaan minyak yang
menyumbang produksi minyak paling besar ketiga. Saat ini produksi minyak Total
mencapai 64,6 ribu barel per hari, namun produksi Total saat ini masih di bawah
target WP&B sebesar 68.350 barel per hari.
d. PHE – ONWJ
Produksi minyak anak perusahaan PT Pertamina (Persero) melebihi target
yang ditentukan atau mencapai 102,1% yakni sebesar 36,5 barel per hari
28

Gambar 6 KKS Penghasil Minyak Terbesar 2017

Sumber : http://databoks.katadata.co.id/
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas) menargetkan lifting minyak sebanyak 825 ribu barel per hari
(bph). Angka ini lebih tinggi dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara 2017, yaitu 815 ribu bph. Dinaikkannya target produksi Blok
Cepu menjadi 200 ribu bph pada 2017 dari tahun sebelumnya 169 ribu bph
membuat SKK Migas optimis lifting minyak melampaui target APBN 2017.
Realisasi lifting minyak mencapai 822 ribu bph, lebih tinggi dari yang
ditargetkan dalam ABPN-P 2016 sebanyak 820 bph. Mulai beroperasinya Train B
29

Lapangan Banyu Urip Cepu mampu menopang kapasitas produksi minyak 185
ribu bph sejak awal Januari 2016.
Sepanjang Januari-November 2016, Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS) telah mengerjakan 212 pengeboran sumur pengembangan, 1.055
kegiatan kerja ulang (work over), serta 33.925 kegiatan perawatan sumur (well
service).

2.7.3 Industri Perminyakan Dunia

a. Saudi Aramco
Produksi harian perusahaan ini sebesar : 12.7 juta BOEPD (Barrels of Oil
& Natural Gas Equivalent Per Day) Berdiri pada tahun 1933 di Dhahran, Saudi
Arabia (perusahaan negara) Pada awalnya perusahaan didirikan oleh Standard Oil
of California (SoCal) atas nama California-Arabian Standard Oil.Co sebelum
akhirnya berubah menjadi Aramco (Arabian American Oil Company). Tahun
1988, Kerajaan Saudi mengambil alih kontrol 100% dan merubah nama
perusahaan menjadi Saudi Aramco.
b. Gazprom
Produksi harian perusahaan ini mecapai 8.1 juta BOEPD. Perusahaan ini
berdiri pada tahun 1989 di Moscow, Russia (perusahaan negara) Gazprom berasal
dari Gazovaya Promyshlennost yang berarti “industri gas”, pemerintah Rusia
memiliki 100% saham. Selain bidang minyak, Gazprom juga memiliki bisnis
media melalui Gazprom Media (NTV).

c. National Iranian Oil Company (NIOC)


Produksi harian perusahaan ini sebesar 6.1 juta BOEPD, perusahaan ini
terletak di Tehran, Iran dan berdiri pada tahun 1948.
d. ExxonMobil
Produksi harian perusahaan ini sebesar 5.3 juta BOEPD, peusahaan ini
terletak di Markas: Texas, United States (swasta) dan berdirimpada tahun 1999.
Tahun 1999 Exxon (sebelumnya Standard Oil Co) melakukan merger dengan
Mobil dengan angka deal $73.7 milyar dollar (terbesar dalam sejarah). Produk
30

produk ExxonMobil yang beredar dipasaran (bensin, minyak pelumas, dll)


diantaranya Exxon, Mobil, dan Esso. Saat ini ExxonMobil diperkirakan memiliki
3% cadangan minyak dunia.
e. Rosneft
Produksi harian perusahaan ini sebesar 4.6 million, perusahaan ini terletak di
Markas: Moscow, Russia (perusahaan negara). Rosneft beroperasi di Siberia,
Central Russia, Timan-Pechora, Kazakhstan.

BAB III
CADANGAN MINYAK BUMI

3.1 Cadangan Minyak Bumi Indonesia


Indonesia memiliki 60 cekungan minyak bumi yang tersebar diberbagai
pelosok nusantara. Dari jumlah itu, baru 23 persen atau 14 cekungan yang sudah
dieksplorasi dalam 30 tahun terakhir.
31

Dari grafik diatas dapat dillihat bahwa cadangan minyak Indonesia


cenderung menurun dari tahun ke tahun, hal ini terjadi karena masih bnyaknya
cekungan – cekungan yang belum dieksplorasi sepenuhnya. Menurut data BP
statistic review 2016 pada akhir tahun 2015 Indonesia memiliki cadangan minyak
bumi sebesar 3,6 thousand million barrels..

Gambar 7 Peta Cadangan Minyak Bumi Indonesia


Sumber :esdm.go.id
32

Gambar 8 Cadangan Minyak Bumi Indonesia


Sumber :esdm.go.id

3.1.1 Daerah Penghasil Minyak Bumi Terbanyak di Indonesia

1. Riau
Riau menjadi peringkat pertama karena sanggup menghasilkan 75 juta
barrel minyak pada Januari hingga September 2016. Ada 6 block yang berada di
riau, yaitu rokan, mountain front kuantan, siak block, selat panjang, coastal
plains&pekanbaru, dan malacca strait. kesemuanya dioperasikan oleh chevron,
petroselat, pertamina, bumi siak pusako, sarana pembangunan riau, dan kondur
petroleum. selain memiliki hasil alam minyak bumi, riau juga memiliki gas bumi.
riau memiliki giant field (ladang minyak yang berukuran sangat besar) yang
bernama block rokan. block ini sendiri berada di duri. salah satu daerah yang
dioperasikan oleh chevron adalah minas, minyak minas adalah minyak yang
berkualitas paling baik di indonesia raya kita ini. karena minyak minas
menghasilkan minyak yang memiliki viskositas sangat baik untuk ukuran
hidrokarbon, atau dengan bahasa umumnya minyak minas sangatlah kental.
2. Jawa Timur
Jatim memiliki block minyak yang acap kali kita dengar yaitu cepu dan
yang paling kontroversial adalah block brantas karena melupakan safety operation
kepunyaan perusahaan Bakrie. Jawa Timur sanggup menghasilkan 52 juta barel
pada Januari hingga September 2016. propinsi besar yang mempunyai banyak
33

populasi manusia ini memiliki block tuban, kangean block, brantas, cepu, west
madura, bawean, dan gresik. block yang tersebar di offshore (lepas pantai atau
laut) dan onshore ini dioperasikan oleh banyak perusahaan, seperti hess, total,
kodeco energy, mobil, lapindo, kangean energy, pertamina, dan petrochina.
3. Kalimantan Timur
Kalimantan Timur propinsi terluas kedua di indonesia setelah irian jaya
barat. ukurannya sama dengan satu setengah kali pulau jawa dan madura. menurut
perhitungan luasnya adalah 245.237,80 km2. kalimantan timur juga berbatasan
langsung dengan malaysia. perusahaan yang bekerja di kaltim adalah total,
chevron, vico, dan medco. sementara block yang dioperasikan bernama sanga-
sanga, mamburungan, kutai, dan mahakam. produksi total per harinya bisa
mencapai 25,4 juta barrel pada Januari hingga September 2016.Kaltim merupakan
propinsi terbesar penghasil kondensat di indonesia. dengan mahakam blocknya
yang dioperasikan total
4. Sumatera Selatan
Propinsi Sumsel juga berbatasan langsung dengan jambi. block
perminyakan yang ada di sumsel antara lain adalah rimau, south&central
sumatera, lematang, corridor, pendopo&raja block, dan ogan komering.
keseluruhan block ini dioperasikan oleh pertamina, medco, talisman, golden
spike, dan conoco philips. sumatera selatan sanggup menghasilkan 15,6 juta barrel
minyak pada Januari hingga September 2016.
5. Laut Jawa (Sumatera bagian tenggara hingga Jawa Barat)
Block offshore ini terbentang dari sumatera bagian tenggara sampai ke
daerah dekat jawa barat. berbagai block yang ada di laut jawa adalah block a offs
dan southeast sumatera block. kedua block ini mampu menghasilkan produksi
sebesar 7,1 juta barrel pada Januari hingga September 2016.Perusahaan yang
mengoperasikannya adalah british petroleum, pertamina, dan cnooc s.e.s.
6. Kepulauan Riau
Kepulauan Riau. kepri adalah propinsi yang berbatasan langsung dengan
negara malaysia dan singapura. dengan luas lautan 95% dari total wilayahnya
kepri ternyata sanggup menghasilkan block offshore dengan penghasilan minyak
34

yang sangat banyak. block tersebut adalah natuna sea block a, natuna sea block b,
dan south natuna sea block a. dan block potensial migas ini dikelola oleh premier
oil, conoco philips, dan star energy. Kepri mampu menghasilkan 6,9 juta barrel
pada Januari hingga September 2016, selain menghasilkan minyak bumi yang
banyak, kepri juga mempunyai cadangan gas bumi terbesar di Indonesia.
7. Jambi
Propinsi di pulau Sumatera ini adalah salah satu dari 3 propinsi di
Indonesia yang mempunyai ibukota bernama sama dengan nama Propinsinya
sendiri. termasuk di dalamnya adalah Bengkulu dan Gorontalo. dengan mayoritas
suku melayu. Jambi mampu menghasilkan 5,6 juta barrel pada Januari hingga
September 2016. Dengan perincian 8.847 barrel kondensat dan 10659 barrel
minyak mentah. Ladang minyak ketujuh terbesar di Indonesia ini dikelola oleh
petrochina, pearl oil, dan conoco philips. mereka mengelola block jabung,
bangko, tungkal, dan south jambi blok b.

Gambar 9 Provinsi Penghasil Minyak Terbesar di Indonesia Jan-Sep 2016


Sumber : http://databoks.katadata.co.id/
35

3.1.2 Konsumsi Minyak Bumi di Indonesia

Data dari Statistical Review of World Energy 2016, dapat diketahui bahwa
pada tahun 2013, kapasitas produksi minyak nasional sebesar 882 ribu barrel per
hari, sementara konsumsi minyak nasional mencapai 1643 ribu barrel. Pada akhir
tahun 2014 konsumsi minyak indonesia mencapai angka 852 ribu barel perhari
Sedangkan produksi minyak yang tercatat pada akhir tahun 2014 adalah 1676 ribu
barel perhari.Perkembangan produksi minyak nasional semakin menurun pada
tahun 2015 yaitu Indonesia hanya mampu memproduksi 825 ribu barel
perhari,namun keadaan ini sebanding dengan konsumsi minyak yang turun hingga
mencapai angka konsumsi 1628 ribu barel perhari. Hal ini masih menunjukkan
bahwa produksi dan konsumsi minyak nasional tidak seimbang,Indonesia lebih
banyak menjadi konsumen dari pada menjadi produsen.

Tabel 2 Perbandingan Produksi dan Konsumsi Minyak Indonesia


Juta barel perhari
Produksi Konsumsi
Tahun
2013 882 1643
2014 852 1676
2015 825 1628
Sumber : Statistical Review of World Energy 2016

Tabel 3 Perkembangan Impor Minyak Mentah dan Produk Kilang

2015 2016
Harga Rata- Harga Rata-
Rincian Nilai Volume Rata Nilai Volume Rata
(Juta (Juta
USD) (mbbl) (USD/barrel) USD) (mbbl) (USD/barrel)
Impor 4,253 83,1 3,25 83,5
Minyak
Mentah 1,577 36,4 43,3 1,295 36,6 35,3
Produk
Kilang 2,675 46,7 57,3 1,956 46,8 41,8
Sumber : Bank Indonesia www.bi.go.id, Neraca Pembayaran Indonesia

Tabel 4 Perkembangan Ekspor Minyak Mentah dan Produk Kilang


36

2015 2016
Harga Rata- Harga Rata-
Rincian Nilai Volume Rata Nilai Volume Rata
(Juta
(Juta USD) (mbbl) (USD/barrel) USD) (mbbl) (USD/barrel)
Ekspor 1,51 36,6 1,272 40,3
Minyak
Mentah 1,111 28,1 39,5 979 32,2 30,4
Produk
Kilang 399 8,5 46 293 8,1 36
Sumber : Bank Indonesia www.bi.go.id, Neraca Pembayaran Indonesia

3.2 Cadangan Minyak Bumi di Dunia


Berikut beberapa negara yang memiliki cadangan terbesar di dunia diantaranya
adalah :

1. Venezuela
Venezuela merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar. Pada akhir
2015, cadangan minyak negara tersebut mencapai 300,9 miliar barel minyak
2. Arab Saudi
Arab Saudi merupakan negara yang memiliki cadangan minyak terbukti
terbesar kedua, dengan jumlah cadangan minyak 266,6 miliar barel pada tahun
2015 Arab Saudi merupakan negara dengan cadangan minyak terbukti terbesar di
dunia, tapi posisinya kemudian diambil alih Venezuela.
3. Kanada
Tidak banyak yang tahu Kanada memiliki cadangan minyak besar di
dunia. Pada tahun 2015, cadangan minyak terbukti Kanada mencapai 172,2 miliar
barel.

Tabel 5 Cadangan Minyak Bumi Dunia


Thousand million
Oil: Proved reserves barrels

2014 2015

US 55,0 55,0
37

Canada 172,2 172,2


Mexico 10,8 10,8
Total North America 238,0 238,0
Argentina 2,4 2,4
Brazil 16,2 13,0
Colombia 2,4 2,3
Ecuador 8,0 8,0
Peru 1,4 1,4
Trinidad & Tobago 0,8 0,7
Venezuela 300,0 300,9
Other S. & Cent. America 0,5 0,5
Total S. & Cent. America 331,7 329,2
Azerbaijan 7,0 7,0
Denmark 0,6 0,6
Italy 0,6 0,6
Kazakhstan 30,0 30,0
Norway 6,5 8,0
Romania 0,6 0,6
Russian Federation 103,2 102,4
Turkmenistan 0,6 0,6
United Kingdom 2,8 2,8
Uzbekistan 0,6 0,6
Other Europe & Eurasia 2,1 2,1
Total Europe & Eurasia 154,6 155,2
Iran 157,8 157,8
Iraq 143,1 143,1
Kuwait 101,5 101,5
Oman 5,2 5,3
Qatar 25,7 25,7
Saudi Arabia 267,0 266,6
Syria 2,5 2,5
United Arab Emirates 97,8 97,8
Yemen 3,0 3,0
Other Middle East 0,2 0,2
Total Middle East 803,8 803,5
Algeria 12,2 12,2
Angola 12,7 12,7
Chad 1,5 1,5

Republic of Congo 1,6 1,6


Egypt 3,7 3,5
Equatorial Guinea 1,1 1,1
Gabon 2,0 2,0
Libya 48,4 48,4
Nigeria 37,1 37,1
South Sudan 3,5 3,5
38

Sudan 1,5 1,5


Tunisia 0,4 0,4
Other Africa 3,7 3,7
Total Africa 129,3 129,1
Australia 4,0 4,0
Brunei 1,1 1,1
China 18,5 18,5
India 5,7 5,7
Indonesia 3,6 3,6
Malaysia 3,6 3,6
Thailand 0,4 0,4
Vietnam 4,4 4,4
Other Asia Pacific 1,3 1,3
Total Asia Pacific 42,6 42,6

Total World 1700,0 1697,6


Sumber : Statistical Review of World Energy 2016

3.2.1 Negara-Negara Penghasil Minyak Terbesar di Dunia


Tabel 6 Produksi Minyak bumi Terbesar di Dunia 2015
No Negara Produksi
(Juta Barrel)
1 Saudi Arabia 568,5
2 USA 567,2
3 Rusia 540,7
4 Kanada 215,5
5 China 214,6
Sumber : Statistical Review of World Energy 2016

3.2.2 Data Konsumsi Minyak Bumi di Dunia

Tabel 7 Data Konsumsi Minyak Bumi Dunia

Oil: Consumption* Thousand barrels daily

2014 2015
39

US 19106 19396
Canada 2371 2322
Mexico 1941 1926
Total North America 23418 23644
Argentina 665 679
Brazil 3242 3157
Chile 360 368
Colombia 314 331
Ecuador 257 253
Peru 229 243
Trinidad & Tobago 36 38
Venezuela 781 678
Other S. & Cent. America 1306 1336
Total S. & Cent. America 7190 7083
Austria 260 263
Azerbaijan 99 99
Belarus 148 145
Belgium 637 661
Bulgaria 82 88
Czech Republic 196 200
Denmark 162 165
Finland 182 177
France 1617 1606
Germany 2348 2338
Greece 294 303
Hungary 142 154
Ireland 136 143
Italy 1185 1262
Kazakhstan 285 271
Lithuania 53 54
Netherlands 866 835
Norway 232 234
Poland 521 546
Portugal 238 243
Romania 187 191
Russian Federation 3255 3113
Slovakia 71 78
Spain 1191 1226

Sweden 308 299


Switzerland 224 228
Turkey 743 835
Turkmenistan 143 146
Ukraine 217 183
United Kingdom 1513 1559
40

Uzbekistan 59 59
Other Europe & Eurasia 670 677
Total Europe & Eurasia 18266 18380
Iran 2013 1947
Israel 225 239
Kuwait 514 531
Qatar 304 324
Saudi Arabia 3732 3895
United Arab Emirates 832 901
Other Middle East 1734 1733
Total Middle East 9353 9570
Algeria 400 422
Egypt 805 824
South Africa 611 649
Other Africa 1947 1993
Total Africa 3763 3888
Australia 993 1006
Bangladesh 115 112
China 11201 11968
China Hong Kong SAR 336 368
India 3849 4159
Indonesia 1676 1628
Japan 4309 4150
Malaysia 803 831
New Zealand 154 159
Pakistan 460 517
Philippines 347 399
Singapore 1270 1339
South Korea 2454 2575
Taiwan 1019 1031
Thailand 1313 1344
Vietnam 390 422
Other Asia Pacific 431 436
Total Asia Pacific 31119 32444
Total World 93109 95008
Sumber : Statistical Review of World Energy 2016

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
41

1. Minyak bumi merupakan suatu campuran kompleks yang sebagian besar


terdiri atas hidrokarbon dimana hidrokarbon ini banyak mengandung
alkana dan sikloalkana. Komponen lain dari minyak bumi adalah
hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon yang
mengandung O2, N2, dan belerang.
2. Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan minyak bumi yaitu
bebatuan asal, perpindahan hidrokarbon, dan jebakan (entrapment)
geologis.
3. Proses pengeboran minyak bumi terdiri dari beberapa tahap antara lain
sebagai berikut :
a. Seismic
b. Drilling and well construction
c. Well logging
d. Well testing
e. Well Completion
f. Production
4. Proses-proses pengolahan minyak bumi adalah sebagai berikut :
a. Desalting
b. Distilasi
c. Cracking
d. Reforming
e. Alkilasi dan polimerisasi
f. Treating
g. Blending

5. Produk olahan minyak bumi antara lain:


a. LPG
b. Bahan bakar penerbangan
c. Bensin
d. Minyak tanah (kerosin)
e. Solar
f. Pelumas
g. Lilin
h. Minyak bakar
i. Aspal

6. Cadangan minyak bumi dunia pada akhir tahun 2015 adalah sebesar 1700
thousand million barrels, dan Indonesia memiliki cadangan minyak bumi
sebesar 3,6 thousand million barrels.
42

7. Jumlah konsumsi minyak dunia pada akhir tahun 2015 adalah 95008 ribu
barel perhari, dan konsumsi minyak bumi Indonesia adalah sebesar 1628
ribu barel perhari.

8. Wilayah Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah yang potensial


minyak bumi dengan besar cadangannya yaitu 15,6 juta barel pada tahun
2016.

4.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat lebih memahami
minyak bumi sebagai energi konvensional yang dimiliki Indonesia dan melakukan
pengembangan sumber energi terbarukan sehubungan dengan cadangan minyak
bumi yang semakin menipis.

Вам также может понравиться