Вы находитесь на странице: 1из 4

ANALISIS JURNAL

1. LATAR BELAKANG

Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca

indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi

semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran

individu itu penuh/baik. Individu yang mengalami halusinasi

seringkali beranggapan sumber atau penyebab halusinasi itu

berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan primer dari

halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara

psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa

bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang

yang diicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego,

pikiran dan perasaannya sendiri. Halusinasi timbul tanpa

penurunan kesadaran dan hal ini merupakan gejala yang hampir

tidak dijumpai pada keadaan lain (Guntur, 2013). Secara umum

dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri (self

esteem) dan keutuhan keluarga dapat merupakan penyebab

terjadinya halusinasi.

Untuk propinsi Sulawesi Selatan sendiri, jumlah pasien

gangguan jiwa khususnya yang mengalami gangguan halusinasi

selama tiga tahun terakhir adalah 14.229 orang. Terbukti pada

tahun 2005 terdapat sekitar 400 orang penderita gangguan jiwa,

2006 naik menjadi 563, dan tahun 2007 bertambah lagi menjadi

592 orang (Agus, 2011)

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu tindakan

keperawatan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan


keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan keluarga

tentang perawatan pasien.

2. JUDUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN

KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN

HALUSINASI PENDENGARAN DI RSKD PROV. SUL-SEL

3. PENULIS/PENELITI

Rismayanti, Sudirman

4. TUJUAN PENELITIAN

mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien dengan

masalahgangguan persepsi halusinasi pendengaran di RSKD Prov

Sul-Sel

5. TEMPAT DANM WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di RSUD Provinsi Sulawesi Selatan,

jalan Lanto Dg. Paseweng No 34, Kota Makassar, dilaksanakan

pada tanggal 12 juli sampai 14 agustus.

6. METODE PENELITIAN

 Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif analitik

dengan metode pendekatan Cross sectionalJumlah

 sampel pada penelitian ini sebanyak 30 pasien katarak

yang belum melakukan operasi katarak

 Teknik pengambilan sampel menggunakan insidental

sampling.

 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan kuisioner Analisa data menggunakan uji

Chi-squere.
7. HASIL PENELITIAN

Post Pretest n %

test Tahu Tidak tahu

n % n %

Tahu 3 10.0 19 63,3 22 73,3

Tidak tahu 6 20.0 2 6,7 8 26,7

Total 9 30.0 21 70,0 30 100,0

Uji chi square = 0.003

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan

keluarga tentang perawatan pasien dengan masalah gangguan

persepsi halusinasi dengar wilayah kerja Puskesmas Bara-baraya

Makassar sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) dan

setelah diberikan (post test) mengalami peningkatan. Dengan

menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,003 yang

berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien dengan masalah

gangguan persepsi sensori halusinasi dengar di RSKD Provinsi

Sulawesi Selatan.

8. KELEBIHAN

 Abstrak dalam jurnal sudah memberikan informasi yang lengkap

mengenai latar belakang, tujuan, metode dan hasil penelitian

 Tujuan penelitian di dalam jurnal sudah disebutkan .

 Karakteristik responden di dalam jurnal dijelaskan.

 Ada pengaruh terapi

 Latar belakang sudah menjelaskan alasan melakukan

penelitian.

 peneliti sudah mencantumkan kriteria inklusi dan ekslusi


9. KEKURANGAN

 Sampel yang digunakan terlalu sedikit

 penulisan sampel pada abstrak dengan isi jurnal tidak

konsisten

 penulisan instrumen pada abstrak dengan di jurnal berbeda

atau tidak konsisten

10. KESIMPULAN

 Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien dengan

masalah gangguan halusinasi pendengaran di RSKD Provinsi.

 Tingkat pengetahuan keluarga sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan tentang perawatan pasien dengan masalah gangguan

halusinasi pendengaran sebagian besar responden masih

kurang.

 Tingkat pengetahuan keluarga setelah dilakukan pendidikan

kesehatan tentang perawatan pasien dengan masalah

halusinasi pendengaran mengalami peningkatan dibanding

sebelum pendidikan kesehatan.

Вам также может понравиться