Вы находитесь на странице: 1из 23

LAPORAN HASIL PRAKTEK

ILMU UKUR TANAH

“WATERPASS DAN THEODOLITE”

Dosen Pembimbing : Bu Nain.

Disusun Oleh :

Kelas : 1A D3 Teknik Sipil


Kelompok : 2 (Dua)
Nama Anggota :

1. Anggian Fadly H NIM: 18


2. Adinda Putri A NIM: 18
3. Fara Aulia Indriany NIM: 1831310058
4. M. Afrizal R NIM:
5. Pimandika Putra Patu S NIM:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


D-III TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Laporan : Praktik Ilmu Ukur Tanah poligon tertutup

2. Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Kelompok 2
b. Jurusan : TEKNIK SIPIL
c. Institusi : POLITEKNIK NEGERI MALANG
d. Program studi : D-IV MANEJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI

Malang, 22 Januari 2018

Mengetahui

Pembimbing Ketua Kelompok

Ir. Rinto Sasongko, M.T. Himawan Tri Ilyasa

NIP. 19560606 198503 1 002 NIM: 1741320105

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah


Subhanahu wa ta’alla atas segala rahmat, nikmat, dan karunia yang telah
diberikan selama ini sehingga kita bisa menyelesaikan laporan “Praktikum
Ilmu Ukur Tanah “ dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wassallam,
keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang tetap senantiasa Istiqomah
dijalan-Nya.

Penyelesaian laporan ini atas bantuan berbagai pihak, oleh karena


itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya serta penghargaan yang setulusnya kepada:

1. Kepada Pembimbing Praktek Ilmu Ukur Tanah yang telah memberikan


bimbingan dan pengarahan selama proses praktikum ini.
2. Teman-teman kelas 1 MRK4 yang telah memberikan masukan dan ide.
3. Pihak-pihak yang terkait.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 22 Januari 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................... Error! Bookmark not defined.i


KATA PENGANTAR .................................. Error! Bookmark not defined.ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................ Error! Bookmark not defined.iii
DAFTAR PUSTAKA .................................. Error! Bookmark not defined.iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Waterpass .................................................................... 3
2.2 Pengukuran Waterpass .................................................................. 4
2.3 Pengukuran Waterpass Memanjang ............................................. 7
2.4 Pengukuran Waterpass Melintang ................................................ 7
BAB III PELAKSANAAN PENGUKURAN ............................................. 9
3.1 Peralatan ........................................................................................ 9
3.2 Metoda Pengukuran Waterpass ..................................................... 9
3.3 Syarat yang harus dipenuhi oleh alat ukur waterpass: ................... 9
3.4 Langkah Pengukuran ..................................................................... 9
BAB IV PENGOLAHAN DATA .............................................................. 11
4.1 Data Hasil Pengukuran Poligon Tertutup .................................... 11
4.2 Data Hasil Pengukuran Poligon Terbuka .... Error! Bookmark not
defined.13
4.3 Denah Pengukuran Tanah ........ Error! Bookmark not defined.15
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 16
5.2 Saran ............................................................................................ 16
LAMPIRAN ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 18

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu
ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk
tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan
data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan Berdasarkan ketelitian
pengukurannya, ilmu Geodesi terbagi atas dua macam, yaitu :

1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan


bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran
daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung
(bola/ellipsoid).

2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk
pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang
datar.

Ilmu Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi
semua metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi
dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar, sehingga
dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang telah didapatkan
tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.

Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih melakukan
pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat
dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan mahasiswa
dapat memahami dengan baik aspek diatas.

Dengan praktikum ini diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan pemetaan


situasi teritris. Hal ini ditempuh mengingat bahwa peta situasi pada umumnya
diperlukan untuk berbagai keperluan perencanaan teknis atau keperluan-keperluan
lainnya yang menggunakan peta sebagai acuan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pengukuran tanah dengan menggunakan alat waterpass?
2. Bagaimana menentukan beda tinggi dari setiap titik dengan menggunakan alat
waterpass ?
3. Bagaimana cara untuk menentukan jarak optis dari patok utama ke berikutnya ?
4. Bagaimana cara menggunakan alat waterpass dengan baik dan benar?
5. Bagaimana menentukan titik profil pada suatu tanah yang akan diukur?
6. Bagaimana menentukan kemiringan setiap permukaan tanah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pengukuran tanah dengan menggunakan alat waterpass
2. Dapat mengetahui cara menggunakan waterpass dengan baik dan benar.
3. Untuk menentukan beda tinggi dari setiap titik dengan menggunakan alat
waterpass
4. Untuk mengetahui cara menentukan jarak optis dari patok utama ke berikutnya.
5. Dapat menentukan kemiringan setiap permukaan tanah.
6. Dapat menentukan koreksi kesalahan antara patok.

1.4 Manfaat
1. Dapat menginformasikan cara pengukuran tanah dengan menggunakan alat water
pass.
2. Dapat menginformasikan cara menentukan beda tinggi suatu titik dengan
menggunakan alat waterpass.
3. Dapat menginformasikan cara menentukan jarak optis dari patok utama
keberikutnya
4. Untuk membuat kerangka peta penampang dari peta penampang.
5. Pengukuran titik-titik ketinggian pada daerah tertentu.
6. Pengukuran ketinggian peta penampang topografi pada daerah lubang bukaan
(daerah pertambangan, terowongan jalan kereta api, dan sebagainya.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Waterpass


Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan
dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu
ukur yang vertical.
Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau
Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu titik yang akan
ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.
Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah tinggi muka air air laut rata-
rata atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang dipilih.Sistem referensi
ini mempunyai arti sangat penting, terutama dalam bidang keairan, misalnya: Irigasi,
Hidrologi, dan sebagainya. Namun demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang
memerlukan system referinsi.
Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu tidak
selalu harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun dapat dilakukan
dengan titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi oengukuran. Titik-titik tersebut
umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch
Mark (BM). Banch mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah ditemukan) dan kokoh
dipermukaan bumi yang berbentuk tugu atau patok beton sehingga terlindung dari faktor-
faktor pengrusakan.

Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-betul
teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya
pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri dengan tegak, maka
dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara
menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang,
kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak
cocok bila rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.

Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :

3
BT = BA + BB

Adapun : BT = Bacaan benang tengah waterpass

BA = Bacaan benang atas waterpass

BB= Bacaan benang bawah waterpass

Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau
pembagian skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.

2.2 Pengukuran Waterpass

Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua macam pengukuran waterpass yang
dilaksanakan, yaitu :

1. Pengukuran Waterpass Memanjang


Pengukuran sipat datar/waterpass memanjang adalah suatu metode pengukuran
untuk menentukan beda tinggi antara dua buah titik di permukan bumi yang letaknya
berjauhan, atau dengan kata lain untuk mendapatkanketinggian titik-titik utama yang
telah diorientasikan di permukaan bumi denganmembagi jarak antara titik secara
berantai atau menjadi slag-slag yang kecil secaramemanjang yang ditempuh dalam
satu hari pergi-pulang.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sipat
datar/waterpass memanjang, antara lain:
1. Menghilangkan kesalahan nol skala rambu yaitu dengan menentukan slaggenap
dalam satu seksi pengukuran beda tinggi (pengukuran pergi- pulang).
2. Kalibrasi alat sebelum melakukan pengukuran.
3. Usahakan jarak dari alat ke rambu belakang sama dengan dari alat kerambu
muka, untuk mengantisipasi adanya garis bidik tidak sejajar garisarah nivo.
4. Gunakan nivo rambu agar rambu ukur benar-benar tegak.

4
Keterangan gambar :
A, A1, A2,… = Titik-titik patok sepanjang jalur polygon(center line)
I, I = Tempat berdiri alat di luar jalur pengukuran
Rb = Rambu belakangrt : Rambu tenga
hrm = Rambu muka

Rumus perhitungan yang berlaku pada pengukuran waterpass memanjang adalah:


Beda tinggi antara titik A dan B adalah :

Beda tinggi (∆h) = BT (belakang) – BT (muka)

Elevasi ( H ) = H (awal) + ∆h

Jarak ( d ) = (BA – BB) x 100

Keterangan rumus :
∆h : beda tinggi
H : elevasi
d : jarak
BT : bacaan benang tengah
BA : bacaan benang atas
BB : bacaan benang bawah

5
2. Pengukuran Waterpass Profil Melintang
Tujuan dari pengukuran sipat datar profil melintang adalah untuk menentukan
elevasi titik-titik dengan bantuan tinggi garis bidik yang diketahuidari keadaan beda
tinggi tanah yang tegak lurus di suatu titik tertentu terhadapgaris rencana (sumbu
proyek) yang didapat dari hasil pengukuran sipat datar profilmemanjang.
Profil melintang dibuat tegak lurus dengan sumbu proyek dan pada tempat-
tempat penting. Jarak antara profil melintang pada garis proyek melengkung atau
belokan, maka jaraknya dibuat lebih rapat daripada jarak terhadap garis proyek yang
lurus. Profil melintang harus dibuat di titik awal danakhir garis proyek melengkung,
dan untuk profil ke kiri dan ke kanannya dibuatlebih panjang dari profil yang lain.

Keterangan Gambar :
A : Titik-titikpatok pada jalur poligon
1, 2, 3,… : Titik-titik profil melintang di sebelah kiri sumbu proyek
a, b, c,… : Titik-titik profil melintang di sebelah kanan sumbu proyek

Rumus perhitungan yang berlaku untuk pengukuran waterpass profil melintang


adalah:

Beda tinggi (∆hn) = TI – BTn


MPUL Elevasi (Hn) = Hawal + ∆hn

Keterangan rumus:

∆hn : beda tinggi titik ke-n


Hn : elevasi titik ke-n

6
TI : tinggi instrumen
BTn : bacaan benang tengah rambu ukur
Hawal : elevasi awal

2.3 Pengukuran Waterpass Memanjang :


1. Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap (Banch Mark) yang digunakan.
2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan paku atau tipe ex
sebagai titik P1.
3. Menentukan titik A dengan jarak tertentu didepan titik P1, dan titik P2 yang
berjarak tertentu didepan titik A dan seterusnya dengan memberi tanda dengan
cat hingga titik terakhir, yaitu titik P terakhir dan diukur jaraknya dari titik awal.
4. Mendirikan tripod rambu ukur tepat diatas titik P1 dan meletakkan alat ukur
waterpass diatas titik A kemudian dikunci bagian bawahnya.
5. Mengatur sekrup pengungkit agar gelembung nivo terletak di tengah-tengah
tabung.
6. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak diletakkan di titik BM kemudian
ditembak dari titik P1 tersebut (usahakan letak bak vertikal)
7. Kemudian benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat oleh
pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-
BB) dan 2 x BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas,
pembacaan rambu ukur diulang kembali.
9. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik A kemudian titik P1 dan
P2 ditembak/diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik B untuk
penembakan/pengukuran ke titik P2 dan P3,dan seterusnya hingga titik terakhir
dan melakukan penembakan kembali ketitik awal untuk bacaan pulang hingga
titik A.
10. Melakukan penghitungan dan kesalahan yang diperbolehkan. Jika selisih beda
tinggi antara pengukuran pergi dengan pengukuran pulang melampaui kesalahan
ynag diijinkan, maka Pengukuran harus diulang kembali.

2.4 Pengukuran Waterpass Melintang :


1. Pesawat didirikan tepat diatas dititik P1 yang telah ditandai dengan cat.

7
2. Setelah unting-unting menunjuk tepat ke titik P1, sekrup pengukit diatur
sedemikian rupa hingga gelembung nivo tepat ditengah-tengah.
3. Menentukan titik-titik yang akan ditentukan ketinggiannya, lalu mengukur jarak
titik-titik tesebut dari pesawat. Titik-titik tersebut adalah titik 1, 2, 3, dst.
4. Menyipat titik-titik yang telah ditentukan tersebut serta titik BM, sementara
pemegang rambu membetulkan posisi rambu ukur (baak) spaya tegak betul.
5. Setelah letak rambu ukur vertikal, benang horisontal dibaca oleh pengamat dan
hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass,
yaitu : d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak
memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.
6. Setelah titik-titik tersebut disipat, maka pesawat dipindahkan ke titik P2 yang telah
diberi tanda cat, kemudian mengulang langkah-langkah no.2 s/d no.5. prosedur ini
diulang untuk posisi pesawat di P3, P4, dan seterusnya hingga titik terakhir, yaitu
titik P11.
7. Melakukan penghitungan beda tinggi terhadap titik-titik tersebut.

8
BAB III
PELAKSANAAN PENGUKURAN

3.1 Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran waterpass ini adalah sebagai berikut:
· Waterpass.
· Statip.
· Dua buah rambu ukur.
· Meteran
· Paku.
· Palu

3.2 Metoda Pengukuran Waterpass


Berdasarkan konstruksinya alat ukurwaterpass dibagi menjadi dua:
A. Alat ukur otomatis, dimana garis bidik selalu mendatar.
B. Alat ukur tidak otomatis.

3.3 Syarat yang harus dipenuhi oleh alat ukur waterpass:


A. Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
B. Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu.
C. Garis mendatar diafragma harus tegak lurus pada sumbu kesatu.
Propil memanjang diukur dengan cara waterpass memanjang, dimana pada waktu
pengukuran propil memanjang alat diletakan diantara kedua titik polygon yang telah
diketahui tingginya dengan maksud pengukuran yang lebih teliti dibandingkan alat
diletakan diatas titk-titik polygon karena harus mengurangi tinggi alat, pengukuran
secara ini hasilnya lebih kasar. Dalam pengukuran propil melintang alat diarahkan pada
jalur-jalur melintang tegak lurus terhadap propil memanjang dan membuat sudut yang
sama besar dihadapan kedua titik polygon.

3.4 Langkah Pengukuran


1. Letakan statip kira-kira di tengah-tengah titik untuk pengukuran tinggi, kemudian
pasang waterpass dan atur nivo kontaknya agar posisi pesawat benar-benar datar.
2. Letakan bak ukur diatas titik dan arahkan pesawat ke titik 2 dan 3.
3. Baca dan catat bacaan benang atas (ba), benang tengah (bt), dan benang bawah (bb).

9
4. Pindahkan waterpass ke titik diantara titik 3 dan 2, 2 dan 1, serta 1 dan 4. 5. Arahkan
pesawat ke titik antara tersebut.
5. Baca dan catat bacaan benang atas, benang bawah, dan benang bawah.
6. Lakukan pengukuran pulang dengan langkah yang sama (seperti langkah 1 s/d 6).

10
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Hasil Pengukuran Beda Tinggi Jalur Tertetup


Rambu Belakang Rambu Muka
No. Titik Stand Jarak No. Titik Stand Jarak ∆h Rata2 ∆h Jarak Dua TitikRata2 Jumlah Jarak Koreksi (δh) Titik Elevasi (H) No. Titik
BA BT BB BA BT BB
1 2.236 2.101 1.971 26.5 1 1.278 1.227 1.176 10.2 0.874 36.7
A B 0.8735 35.6 0.000517032 100 A
2 2.084 1.995 1.905 17.9 2 1.201 1.122 1.035 16.6 0.873 34.5
1 1.311 1.248 1.184 12.7 1 1.321 1.252 1.184 13.7 -0.004 26.4
B C -0.0035 26.55 0.000385595 100.874017 B
2 1.265 1.217 1.166 9.9 2 1.305 1.22 1.137 16.8 -0.003 26.7
1 1.341 1.200 1.058 28.3 1 1.349 1.212 1.079 27 -0.012 55.3
C D -0.013 53.6 0.000778453 100.8709026 C
2 1.419 1.291 1.163 25.6 2 1.437 1.305 1.174 26.3 -0.014 51.9
1 1.295 1.182 1.070 22.5 1 1.536 1.427 1.308 22.8 -0.245 45.3
D E -0.2435 44.85 0.000651373 100.8586811 D
2 1.264 1.146 1.021 24.3 2 1.488 1.388 1.287 20.1 -0.242 44.4
1 1.134 1.072 1.010 12.4 1 4.040 3.933 3.842 19.8 -2.861 32.2
E F -2.87 33.05 0.000479997 100.6158325 E
2 1.199 1.131 1.062 13.7 2 4.120 4.010 3.918 20.2 -2.879 33.9
1 1.202 1.130 1.060 14.2 1 1.441 1.355 1.266 17.5 -0.225 31.7
F G -0.2245 29.55 0.000429166 97.74631245 F
2 1.227 1.171 1.118 10.9 2 1.478 1.395 1.313 16.5 -0.224 27.4
1 1.265 1.190 1.116 14.7 1 1.516 1.434 1.351 16.5 -0.244 31.2
G H -0.2435 28.3 0.000411011 97.52224162 G
2 1.298 1.239 1.179 11.9 2 1.550 1.482 1.415 13.5 -0.243 25.4
1 1.490 1.383 1.262 22.8 1 0.482 0.330 0.176 30.6 1.053 53.4
H I 1.053 54.25 0.000787893 97.27915263 H
2 2.046 1.905 1.763 28.3 2 0.987 0.852 0.719 26.8 1.053 55.1
1 2.079 1.901 1.723 31.6 1 0.437 0.240 0.044 39.3 1.661 70.9
I A 1.666 72.95 0.00105948 98.33294052 I
2 2.339 2.134 1.930 40.9 2 0.632 0.463 0.291 34.1 1.671 75
JUMLAH -0.0055 378.7 0.0055 100 A

1. Hitung ∆H

∆H = BT awal (belakang) – BTn (muka)

 ∆H = BTA (belakang) – BTB (muka)

= 1,995 – 1,227

= 0,768

2. Hitung H

H = Elevasi + ∆H

11
 H = 100,000 + 0,768

= 100,768

3. Hitung TGB

TGB = Elevasi + BTbelakang

 TGB = Elevasi + BTA belakang

= 100,000 + 1,995

= 101,995

4. Hitung Elevasi

Elevasi = TGB – BT muka

 Elevasi = TGBA – BTA1(rata”)

= 101,995 – 0.8735
= 101.1215

12
4.2 Data Perhitungan Pengukuran Waterpass Poligon Terbuka
Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Pengukuran Waterpass Poligon Terbuka
No Rambu Belakang ( m ) Rambu Muka dan Profil ( m ) Elevasi titik
Jarak Profil (m) ∆h H TGB
titik BA BT BB NO BA BT BB profil
A1 0.788 0.715 0.642 B1 1.909 1.876 1.843 -1.161
A2 0.999 0.935 0.871 B2 2.141 2.096 2.051 jarak A ke d1 : 4 -1.161 100 100.935
1 1 1.068 1.024 0.980 d1.2 = 4 99.911
2 2 1.178 1.153 1.128 d2.3 = 4 99.782
3 3 1.508 1.493 1.477 d3.4 = 4 99.443
4 4 1.851 1.828 1.804 d4.5 = 8.8 99.108
B1 4.152 4.062 3.972 C1 0.361 0.318 0.274 3.745
B2 4.364 4.277 4.190 C2 0.554 0.519 0.483 jarak B ke d5 : 4.3 3.758 98.839 103.116
5 5 3.834 3.758 3.682 d5.6 = 4.3 99.358
6 6 3.123 3.073 3.023 d6.7 = 4.3 100.043
7 7 2.398 2.376 2.354 d7.d8 = 4.3 100.740
8 8 1.785 1.723 1.660 d8.9 = 4.3 101.394
9 9 1.158 1.143 1.127 d9.10 = 9.3 101.974
C1 2.014 1.956 1.898 D1 1.588 1.518 1.448 0.438
C2 2.001 1.937 1.872 D2 1.558 1.492 1.426 jarak C ke d10 : 5 0.445 102.597 104.534
10 10 1.608 1.566 1.524 d10.11 = 5 102.968
11 11 1.568 1.545 1.521 d11.12 = 5 102.989
12 12 1.561 1.539 1.517 d12.13 = 5 102.995
13 13 1.550 1.510 1.469 d13.14 = 10 103.024
D1 1.670 1.592 1.514 E1 1.700 1.652 1.604 -0.060
D2 1.657 1.573 1.488 E2 1.685 1.634 1.582 jarak D ke d14 : 5 -0.061 103.042 104.615
14 14 1.636 1.579 1.522 d14.15 = 5 103.036
15 15 1.630 1.590 1.549 d15.16 = 5 103.025
16 16 1.619 1.592 1.564 d16.17 = 5 103.023
17 17 1.638 1.603 1.568 d17.18 = 10 103.012
E1 1.639 1.591 1.531 F1 1.539 1.500 1.446 0.091
E2 1.649 1.591 1.533 F2 1.551 1.500 1.448 jarak E ke d18 : 5 0.091 102.981 104.572
18 18 1.620 1.583 1.545 d18.19 = 5 102.990
19 19 1.585 1.562 1.538 d19.20 = 5 103.011
20 20 1.569 1.537 1.505 d20.21 = 10 103.035
F1 1.649 1.606 1.562 G1 1.311 1.255 1.199 0.351
F2 1.790 1.736 1.681 G2 1.468 1.384 1.300 jarak F ke d21 : 5 0.352 103.072 104.808
21 21 1.742 1.696 1.649 d21.22 = 5 103.112
22 22 1.614 1.565 1.515 d22.23 = 5 103.243
23 23 1.408 1.345 1.282 d23.24 = 10 103.463
G1 1.618 1.686 1.500 H1 1.690 1.752 1.559 -0.066
G2 1.753 1.686 1.618 H2 1.812 1.752 1.692 jarak G ke d24 : 5 -0.066 103.424 105.110
24 24 1.699 1.654 1.609 d24.25 = 5 103.456
25 25 1.601 1.580 1.558 d25.26 = 5 103.530
26 26 1.604 1.588 1.571 d26.27 = 5 103.522
27 27 1.731 1.696 1.661 d27.28 = 5 103.414

1. Hitung ∆H

∆H = BT Belakang – BT Muka

Keterangan :
∆H = Beda Tinggi
BT Belakang = Batas Tengah
 ∆H = 0,935-0,715

13
= 0,22
2.Hitung ∆H Rata-Rata

∆𝐇𝟏+ ∆𝐇𝟐
∆H Rata-Rata = 2

𝟎.𝟐𝟐+𝟎.𝟐𝟐
 ∆H Rata-Rata = 2

= 0,22

3. Hitung Jarak (d)

Jarak ( d ) = (BA – BB) x 100

Keterangan :

BA = Batas Atas

BB = Batas Bawah

 Jarak Muka (dmuka ) = (BAmuka – BBmuka) x 100


= (1,909- 1,843) x 100
= 6.6
 Jarak Belakang (dbelakang) = (BAbelakang – BBbelakang) x 100
= (0.788 – 0.642) x 100
= 14.6
 Jarak Muka (dmuka ) = (BAmuka – BBmuka) x 100 (stand 2)
= (2.141- 2.051) x 100
=9
 Jarak Belakang (dbelakang) = (BAbelakang – BBbelakang) x 100 (stand 2)
= (0.999 – 0.871) x 100
= 12,8

4. Hitung (dmuka + dbelakang) tiap stand pada suatu titik


Misal pada Titik A
 Stand I = (dmuka + dbelakang)
= (6.6 + 14,6)
= 21,2
 Stand II = (dmuka + dbelakang)
= 9 +12,8
= 21,8

14
5. Hitung Rata-Rata (dmuka + dbelakang) stand I dan stand II pada satu titik
Misal pada titik A
21,2+21,8
 Jumlah Jarak Rata-Rata = 2

= 21,5 meter
6. Hitung Koreksi ∆H

Jumlah rata−rata
Koreksi ∆𝐻 = ∑𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 x (-∑∆Hrata-rata)

21,5
 Koreksi ∆𝐻 = 157,6 x (- 0,122)

= - 0,0166
7. Hitung beda tinggi terkoreksi
 beda tinggi terkoreksi = ∑∆Hrata-rata + koreksi ∆H
= 0,122 + (- 0,0166)
= 0,1054
8. Hitung Elevasi Titik

Elevasi = Elevasi (awal) + Beda Tinggi Terkoreksi

 Elevasi = 100,000 + 0,1054


= 100,1054

4.3 Denah Pengukuran Tanah

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa ilmu ukur
tanah ini sangat berhubungan erat dengan permukaan bumi (Topografi) maksudnya ilmu
ini mempelajari penggambaran bentuk permukaan bumi dalam suatu peta dengan segala
yang ada di permukaan bumi tersebut.
Pengukuran data menggunakan waterpass menghasilkan data untuk dihitung dan
juga dapat menghasilkan gambar data.
Adapun perhitungan antara lain :
1. Beda tinggi pembahasan
2. Tinggi titik
3. Beda tinggi detail
4. Tinggi titik detail
Juga menghasilkan gambar berupa
1. Gambar penampang memanjang
2. Gambar penampang melintang

5.2 Saran
1. Dalam perhitungan dan pengukuran data-data diperlukan prinsip-prinsip
pengukuran untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

2. Susunan dalam laporan harus mengikuti metodologi yang baik dan pengumpulan
data dari berbagai sumber.

3. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, maka tugas


pengukuran harus berdasarkan pada prinsip-prinsip pengukuran, yaitu :

a. Perlu adanya pengecekkan terpisah


b. Tidak adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
4. Kiranya laporan ini bisa dipergunakan dan dapat dijadikan bahan acuan dalam
penyusunan laporan-laporan selanjutnya.

16
LAMPIRAN

17
DAFTAR PUSTAKA

http://treemusketer.blogspot.co.id/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://www.globalhutama.net/pages/artikel-17/arti-waterpass-44.html

18

Вам также может понравиться

  • Metode Trial Embk
    Metode Trial Embk
    Документ16 страниц
    Metode Trial Embk
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Spektek IPAL 200 m3
    Spektek IPAL 200 m3
    Документ2 страницы
    Spektek IPAL 200 m3
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Scurve 100%
    Scurve 100%
    Документ2 страницы
    Scurve 100%
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Progress 100%
    Progress 100%
    Документ1 страница
    Progress 100%
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Spektek IPAL 200 m3
    Spektek IPAL 200 m3
    Документ2 страницы
    Spektek IPAL 200 m3
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Scurve 60%
    Scurve 60%
    Документ1 страница
    Scurve 60%
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Spektek IPAL 200 m3
    Spektek IPAL 200 m3
    Документ2 страницы
    Spektek IPAL 200 m3
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Progress 60%
    Progress 60%
    Документ1 страница
    Progress 60%
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Spektek IPAL 200 m3
    Spektek IPAL 200 m3
    Документ2 страницы
    Spektek IPAL 200 m3
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Tambahan Uluwatu
    Tambahan Uluwatu
    Документ2 страницы
    Tambahan Uluwatu
    I Nengah Sutika Setiawan
    Оценок пока нет
  • Stripmap Spam 12062022
    Stripmap Spam 12062022
    Документ1 страница
    Stripmap Spam 12062022
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Progress 60%
    Progress 60%
    Документ1 страница
    Progress 60%
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Det Atap Yg Bener
    Det Atap Yg Bener
    Документ1 страница
    Det Atap Yg Bener
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Scurve 60%
    Scurve 60%
    Документ1 страница
    Scurve 60%
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Abt Dany
    Abt Dany
    Документ81 страница
    Abt Dany
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Iut SMT 2-1
    Iut SMT 2-1
    Документ28 страниц
    Iut SMT 2-1
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Scurve 60%
    Scurve 60%
    Документ1 страница
    Scurve 60%
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • Abt Dany
    Abt Dany
    Документ81 страница
    Abt Dany
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • RumahTinggal2Lantai
    RumahTinggal2Lantai
    Документ1 страница
    RumahTinggal2Lantai
    Fara aulia
    Оценок пока нет
  • LAPORAN Waterpass
    LAPORAN Waterpass
    Документ23 страницы
    LAPORAN Waterpass
    Fara aulia
    100% (5)