Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Status Optikus
7. Pemeriksaan Penunjang
-
Daftar Pustaka:
1. Khurana AK. 2015. Chomprehensive Ophthalmplogy. New delhi : Jaypee Brothers
Medical Publishers. Hal 251
2. Riordan Paul, P John. 2008. Vughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta : EGC. Hal
212
Hasil pembelajaran:
1. Definisi Glaukoma Fakolitik
2. Diagnosis Glaukoma Fakolitik
3. Penatalaksanaan Glaukoma Fakolitik
4. Prognosis Penyakit
1. Subyektif :
Seorang wanita, 67 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan yang dialami
sejak kurang lebih 1 minggu sebelum datang ke Rumah Sakit, memberat sejak 3 hari
terakhir. Nyeri dirasakan terus menerus dan dirasakan menjalar ke kepala. Penurunan
penglihatan ada, dialami sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu, dan dirasakan perlahan.
Awalnya hanya tampak bayangan berkabut pada kedua mata namun lebih berat pada mata
kanan, kemudian memberat hingga sekarang mata kanan sudah tidak dapat melihat.
Riwayat pengobatan sebelumnya pasien hanya membeli obat tetes mata di apotek
kemudian dibiarkan.
Riwayat trauma tidak ada, riwayat Hipertensi disangkal, riwayat DM disangkal.
2. Obyektif :
Keadaan umum : Sedang, tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Nadi : 90 x/menit, reguler
Tensi : 130/80 mmHg
Suhu : 37.2 o C
Respirasi : 22 x/menit
Kepala : tidak ada deformitas, tidak ada benjolan
Mata :
Mata Kanan Mata Kiri
Visus 6/60 0
Tekanan Intra Okular 18.6 mmHg 30.4 – 35.8 mmHg
Kedudukan bola mata Ortoforia
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Palpebra Tenang Tenang
Konjungtiva Tenang Hiperemis
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Sedang, jernih Sedang, flare (+)
Iris Tampak kripte baik Iridoplegia, sinekia (-)
Pupil Bulat, regular,RC(+),Ø 3 mm Irreguler, Middilatasi, RC(-),
Ø 5 mm
Lensa Keruh Keruh
Segmen Posterior
RFODS (+) (-)
FODS Papil : Bulat, batas tegas, Sulit dinilai
warna merah normal, c/d 0.3,
a/v 2:3, neural rim baik
Makula : RF(+)
Retina : Kontur pembuluh
darah baik, tigroid
appearance (+)
Thoraks :
Paru
Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : benjolan (-), fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)
Abdomen :
I = Datar ikut gerak nafas
P = Nyeri tekan (-), defans muskuler (-), tidak teraba massa di epigastrium, Hepar lien
tidak teraba, Ballotement ginjal tidak teraba.
P = Timpani, shifting dullness tidak ada
A = Bising usus (+) normal.
Punggung : tidak ditemukan kelainan
Anggota gerak : akral hangat, edema (-), perfusi perifer cukup
3. Assessment :
Glaukoma adalah bukan merupakan single disease , melainkan gabungan dari beberapa
gejala neuropati optic kronik yang ditandai oleh pencekungan cupping diskus optikus dan
pengecilan lapangan pandang, dan biasanya disertai dengan peningkatan tekanan intraocular.
Dengan demikikian, peningkatan tekanan intra ocular merupakan factor resiko yang paling sering
menyebabkan glaucoma.
Hampir 60 juta orang terkena glaucoma. Diperkirakan sebanyak 3 juta penduduk Amerika
Serikat terkena glaucoma, dan 50% diantaranya tidak terdiagnosis. Menurut prevalensi global,
tercatat sebanyak 2% penderita glaucoma pada usa 40 thn, dan 10% penderita glaucoma terjadi
pada usia diatas 80 tahun.
Terdapat beberapa factor resiko yang disebutkan dapat menjadi penyebab dari terjadinya
glaucoma, diantaranya :
- Usia, pada usia 40 tahun ke atas lebih beresiko mengalami glaucoma, dimungkinkan
karena terganggunya proses fisiologis dari aliran humor aquos
- Sex, pada usia antara 20-40 tahun tercatan sama jumlah prevalensinya antara wanita dan
pria, namun pada usia yang lebih tua tercatat wanita lebih beresiko
Mekanisme peningkatan tekanan intraocular pada glaucoma adalah gangguan aliran keluar
aqeous humor (glaucoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous humor ke system drainase
(glaikoma sudut tertutup). Lain halnya dengan mekanisme dari terjadinya penurunan penglihatan
pada glaucoma disebabkan oleh terjadinya apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan
penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus
optikus. Proses tersebut menyebabkan diskus optikus menjadi atrofi, disertai pembesaran cawan
optic.
Klasifikasi Glaukoma
3. Glaukoma Sekunder
- Glaukoma Pigmentasi
- Glaukoma Pseudoeksfoliasi
Dislokasi lensa
Gejala :
- Nyeri kepala dan nyeri pada daerah bola mata, pada intensitas ringan merupakan gejala
awal dari penyakit
- Kehilangan kemampuan penglihatan pada kasus glaucoma sudut terbuka yang tidak
mendapat terapi yang adekuat
Tanda :
- Perubahan Tekanan IntraOkular, Pada tahap awal penyakit, biasanya tidak ditemukan
peningkatan tekanan intra ocular secara permanen, namun tetap berlebih dari variasi
harian normal. Karena itu dibutuhkan pemeriksaan tekanan intraocular secara berulang
(setiap 3-4 jam) dalam 24 jam.
- Perubahan Discus Optikus, biasanya didapatkan dari pemeriksaan fundus, dan merupakan
suatu tanda yang penting pada kasus yang dicurigai glaukoma sudut terbuka. Atrofi
optikus akibat glaucoma menimbulkan kelainan- kelainan diskus yang khas terutama
ditandai oleh berkurangnya substansi diskus yang terdeteksi sebagai pembesaran cawan
diskus optikus disertai dengan pemucatan diskus di daerah cawan.
Terapi Farmakologi
- Prostaglandin analog, golongan obat ini menurunkan tekanan intraocular dengan cara
meningkatkan aliran keluar dari saluran uveo-sklera. Golongan ini juga merupakan first
choice pada glaucoma sudut terbuka.
- B-bloker topical, merupakan drug of choice pada kasus glaucoma terbuka pada pasien
dengan penghasilan rendah. Golongan obat ini menurunkan tekanan intraocular dengan
membatasi produksi aquos humor melalui efeknya pada beta 2 reseptor di prosessus
ciliaris.
Contoh sediaan : timolol maleat 0,25 %, 0,5% (1-2 kali per hari) kontraindikasi diberikan
pada pasien asthma bronkial, dan gangguan jantung.
- Adrenergic Drugs, contoh obatnya adalah epinefrin hidrroclorida 0.5, 1, 2% (1-2 kali per
hari). Obat golongan ini menurunkan tekanan intra ocular dengan cara menstimulasi
resptor-α pada saluran aquos humor. Obat ini tidak digunakan sebagai pilihan terapi line 1
dan 2 dikarenakan resiko alergi yang tinggi.
Terapi Pembedahan
- Trabekuloplasti Laser, teknik ini biasanya digunakan pada glaucoma sudut terbuka primer
pada tahap awal. Penggunaan laser menimbulkan efek melalui suatu lensa gonio ke
anyaman trabecular yang akan memudahkan aliran aquos humor, hal ini terjadi karena
efek yang dihasilkan pada anyaman trabecular dan canal schlemm, atau adanya proses-
proses selular yang meningkatkan fungsi anyaman trabecular.
Pada kasus glaucoma fakolitik, ekstraksi lensa merupakan terapi definitif, dilakukan segera
setelah tekanan intraocular terkontrol secara medis dan terapi steroid topical telah
mengurangi peradangan intraocular.
4. Plan :
Diagnosis
OD Glaukoma Fakolitik + OS katarak imatur
Terapi
Timolol Maleat 0.5% 2 gtt 1
Edukasi
Menjelaskan penanganan lanjut dan prognosis penyakit.
Rujukan
Dilakukan rujukan kepada dokter Spesialis Mata untuk dilakukan penganan definitif dari
penyakit.
Makassar, 25 Februari 2019
Peserta Pendamping