Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB IV

PEMBAHASAN
Telah diperiksa seorang pasien perempuan berusia 11 bulan di Puskesmas Kopelma
Darussalam Banda Aceh pada tanggal 15 Februari 2019. Pasien datang dibawah ibunya dengan
keluhan muncul bercak-bercak merah yang sudah dirasakan kurang lebih 4 hari yang lalu. Keluhan
diawali muncul demam selama 3 hari yang lalu, setelah demam hilang baru bercak-bercak merah
mulai muncul. Batuk pilek disangkal. Saat ini keluhan demam masih dikeluhkan sesekali. BAB
dan BAK dalam batas normal. Ibu pasien mengaku bahwa pasien tidak pernah mendapatkan vaksin
campak pada usia 9 bulan. Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara dan penyebab
kematian bayi dan anak yang terbesar di negara yang sedang berkembang dan juga terus meningkat
di negara industri yang sudah maju. Masa penularan penyakit Campak terjadi pada 4 hari sebelum
rash sampai 4 hari setelah timbul rash. Puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal),
yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Masa Inkubasi terjadi pada 7 – 18 hari. Gejala Campak ditandai
dengan demam dengan suhu badan biasanya > 38 C selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu
atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair, bercak kemerahan(rash) yang dimulai
dari belakang telinga, Gejala pada tubuh berbentuk makulopapular selama 3 hari atau lebih yang
pada kisaran 4-7 hari menjalar keseluruh tubuh, Khas (Patognomonis) ditemukan Koplik's spot
atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam. 1
Pada pasien ini tidak pernah mendapatkan imunisasi campak, Berdasarkan penelitian
bahwa anak yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki kemungkinan 16,9 kali berisiko
terkena campak dibandingkan dengan anak yang mendapat imunisasi campak. Penelitian yang
dilaksanakan oleh Casaeri menemukan hasil bahwa beberapa faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian campak di Kabupaten Kendal adalah status gizi, status tidak di imunisasi , umur rentan,
kepadatan hunian, kondisi lingkungan dan persepsi masyarakat.2
Penyakit campak merupakan penyebab utama kematian anak di antara penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I), karena penyakit ini dapat disertai komplikasi serius, misalnya
ensefalitis dan bronchopneumonia. 3 Penyakit campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang
termasuk dalam prioritas masalah kesehatan, karena penyakit ini dapat dengan mudah menular
sehingga dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa (KLB). Campak menduduki
peringkat ke empat penyebab KLB di Indonesia setelah DBD, diare dan chikungunya, oleh karena
itu campak termasuk dalam daftar prioritas penyakit potensial KLB, selain itu dampak dan
penanganan yang ditimbulkan dari suatu daerah yang dinyatakan KLB akan sangat besar. 4

Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan individu agar tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi kesehatan. Tujuan diberikannya imunisasi
adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan
bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya, mencegah penyakit menular dan tubuh
tidak akan mudah terserang penyakit menular. Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa
ada beberapa alasan bayi tidak mendapatkan imunisasi, namun yang menjadi perhatian, petugas
kesehatan diharapkan proaktif khususnya bidan desa yang melakukan imunisasi di posyandu setiap
bulan dengan melakukan sweeping terhadap bayi yang tidak datang imunisasi. Penyampaian
informasi jadwal imunisasi penting diperhatikan oleh petugas kesehatan dengan bantuan kader-
kader posyandu. Selain itu koordinator imunisasi puskesmas diharapkan rutin melakukan evaluasi
pelaksanaan imunisasi di desa sehingga target sasaran yang tidak tercapai dapat diatasi dengan
baik.1
1. Juniarti,Firdaus J.Kunoli, Nur Afni, 2016. faktor risiko kejadian campak di dusun
wandu desa salubomba wilayah kerja puskesmas donggala. Vol.6 No.1, Januari-Juli
2016 Hal 45-54.
2. Casaeri. 2003. Faktor - faktor Risiko Kejadian Penyakit Campak di Kabupaten Kendal
2002. EJournal Undip.
3. Kemenkes RI. 2014. Profi l Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
4. Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2013. Profi l Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012,
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Вам также может понравиться