Вы находитесь на странице: 1из 8

DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

Kecerdasan adalah salah satu karakteristik yang dibawa individu ketika mereka
bergabung dalam suatu organisasi. Perbedaan individu terdapat dalam bentuk kemampuan dan
karakteristik biografis mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan. Kemampuan itu salah
satunya kecerdasan dan karakteristik biografis seperti usia, gender, ras dan masa jabatan.

A. Kemampuan
Bertolak belakang dengan apa yang telah diajarkan kepada kita di sekolah dasar, kita semua
tidak diciptakan setara. Kebanyakan dari kita cenderung lebih ke kiri atau ke kanan dari garis
tengah pada kurva kemampuan yang didistribusikan secara normal. Kemampuan berarti
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu perkerjaan.
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

A.1 Kemampuan Intelektual


Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
mental (berpikir, nalar, dan memecahkan masalah). Ada banyak tes yang dapat dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan intelektual seseorang, seperti : tes IQ, SAT, ACT, GMAT, LSAT,
dan MCAT. Ada 7 dimensi yang membentuk kemampuan intelektual seseorang, yaitu:
1) Kecerdasan Angka, yaitu kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat dan akurat.
2) Pemahaman Verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar dan
hubugan anatara kata-kata.
3) Kecepatan Persepsi, yaitu kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan perbedan visual
dengan cepat dan akurat.
4) Penalaran Induktif, yaitu kemampuan mengidentifikasi urutan logis dalam sebuah
masalah dan memecahkan masalah itu.
5) Penalaran Deduktif, yaitu kemampuan menggunkan logika dan menilai implikasi dari
sebuah argumen.
6) Visual Spasial, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana sebuah objek akan terlihat
bila posisi dalam ruangan diubah.
7) Daya Ingat, yaitu kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu.

1
A.2 Kemampuan Fisik
Pada tingkat yang sama di mana kemampuan intelektual memainkan sebuah peran yang
lebih besar dalam pekerjaan kompleks dengan tuntutan kebutuhan pemrosesan informasi,
kemampuan fisik tertentu bermakna penting bagi keberhasilan pekerjaan yang kurang
membutuhkan keterampilan dan lebih terstandar.

B. Kesesuaian Kemampuan Pekerjaan


Fokus kita adalah menjelaskan dan memprediksi perilaku individu di tempat kerja. Kita
telah mengetahui bahwa pekerjaan menuntut hal yang berbeda-beda dari setiap individu dan
setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dengan demikian, kinerja karyawan
akan meningkat bila terdapat kesesuaian kemampuan-kemampuan yang tinggi. Kemampuan
intelektual atau fisik tertentu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan bergantung
pada persyaratan kemampuan dari pekerjaan tersebut.
Ada 9 kemampuan fisik dasar yang dikelompokan menjadi 3 faktor yang porsinya
dimiliki secara berbeda-beda oleh tiap individu. Tentu saja, porsi yang dituntut oleh tiap jenis
pekerjaan juga berbeda-beda. Kemampuan fisik dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Faktor Kekuatan
a) Kekuatan Dinamis
b) Kekuatan Tubuh
c) Kekuatan Statis
d) Kekuatan Eksplosif
2) Faktor Fleksibilitas
a) Fleksibilitas Luas
b) Fleksibilitas Dinamis
3) Faktor Lain
a) Koordinasi Tubuh
b) Keseimbangan
c) Stamina
Agar kinerja yang baik dapat dicapai, kesesuaian antara pekerjaan dengan kemampuan
yang dimiliki karyawan sangat penting. Apabila karyawan kekurangan kemampuan yang
disyaratkan, kemungkinan besar mereka akan gagal. Jika karyawan memiliki kemampuan

2
tambahan yang tidak disyaratkan dalam pekerjaan, tentu hal tersebut dapat menjadi nilai tambah.
Namun jika jumlah kelebihan jauh melampaui apa yang dibutuhkan pekerjaan, akan ada
ketidakefisienan organisasional dan kepuasan karyawan mungkin merosot. Manajer juga
mungkin perlu membayar upah yang lebih tinggi atas kelebihan tersebut.

C. Karakteristik-karakteristik Biografis
Karakteristik biografis adalah suatu karakteristik perseorangan yang diperoleh secara
objektif dari arsip pribadi seseorang, misalkan usia, jenis kelamin, ras, dan masa jabatan.
Karakteristik biografis pada diri individual juga sering dikaitkan dengan kinerja seseorang dalam
organisasi. Banyak yang meyakini bahwa ada hubungan-hubungan yang berkaitan dengan,
produktivitas, tingkat absensi, perputaran karyawan, tingkat kepuasan kerja. Berikut ini adalah
penjelasan beberapa karakteristik biografis tersebut:
1) Usia
Hubungan antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan akan menjadi masalah yang
lebih penting selama decade mendatang. Terdapat 3 alasan yang menyebabkan hal tersebut,
yaitu: keyakinan yang meluas bahwa kinerja menurun seiring dengan usia, realita bahwa
angkatan kerja menua, dan mulai adanya perundang-undangan yang melarang segala macam
bentuk pensiun yang bersifat perintah. Dalam bekerja, umumnya para pemberi kerja melihat
sejumlah kualitas positif seperti pengalaman, pertimbangan, etika kerja, dan komitmen
terhadap mutu yang dibawa oleh pekerja lebih tua.
2) Gender (Jenis kelamin)
Bukti menunjukan bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan pengakuan bahwa
hanya terdapat sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria dan wanita yang mempengaruhi
kinerja mereka. Menurut jenis kelamin, secara umumnya tidak ada perbedaan yang konsisten
antar pria dan wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis,
dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, produktivitas pekerjaan, kepuasan kerja, atau
kemampuan belajar. Namun dari sebuah hasil studi menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia
mematuhi wewenang dibandingkan pria yang lebih agresif dan lebih besar dalam memiliki
pengharapan untuk sukses, namun tetap saja perbedaannya kecil Biasanya, yang membuat ada
perbedaan adalah karena posisi wanita sebagai ibu yang juga harus merawat anak-anaknya.

3
Ini juga yang mungkin menimbulkan anggapan bahwa wanita lebih sering mangkir daripada
pria. Jika anak-anak sakit, tentulah ibu yang akan merawat dan menemani dirumah.
3) Ras
Ras adalah sebuah isu yang controversial. Isu ini dapat dengan mudah menimbulkan
perdebatan sehingga membuat individu lebih suka menghindari topik ini. Ras berpengaruh
dalam perilaku organisasi khususnya dalam hubungannya terhadap hasil-hasil pekerjaan
seperti keutusan pemilihan personel, evaluasi kinerja, dan diskriminasi di tempat kerja. Dalam
situasi pekerjaan, cenderung bagi individu untuk lebih menyukai rekan-rekan dari ras mereka
sendiri dalam evaluasi kinerja, keputusan promosi, dan kenaikan gaji, tindakan afirmatif, dan
perbedaan perlakuan. Dilema utama yang dihadapi para pemberi kerja yang menggunakan tes
kemampuan mental untuk seleksi, promosi, pelatihan, dan keputusan adalah kekhawatiran
bahwa tes tersebut mungkin memiliki sebuah dampak negatif pada kelompok ras.
4) Masa Jabatan
Masa jabatan adalah sebuah variabel yang kuat dalam menjelaskan perputaran karyawan.
Masa jabatan bila dinyatakan sebagai pengalaman kerja akan menjadi sebuah dasar pemikiran
yang baik atas produktivitas pekerjaan. Masa jabatan juga berkaitan dengan tingkat absensi
dan sebuah penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa senioritas berkaitan negatif
terhadap tingkat absensi. Masa jabatan juga menjelaskan tentang perputaran karyawan.
Karyawan yang telah menjalankan suatu pekerjaan dalam masa tertentu produktivitas dan
kepuasannya akan meningkat, sehingga kemungkinan untuk mengundurkan diri lebih kecil.

D. PEMBELAJARAN

D.1 Definisi Pembelajaran


Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai
hasil dari pengalaman. Ironisnya kita dapat mengatakan bahwa perubahan perilaku menunjukan
bahwa pembelajaran telah terjadi dan pembelajaran adalah perubahan perilaku. Ada tiga
komponen yang dilibatkan dalam pengertian pembelajaran, yaitu:
1) Pembelajaran melibatkan perubahan
2) Perubahan tersebut haruslah mendarah daging
3) Perlu pengalaman, yang bisa didapat secara langsung melalui pengamatan atau latihan,
ataupun didapat secara tidak langsung, misalnya melalui membaca.

4
D.2 Teori Pembelajaran
Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses dimana kita memperoleh pola
perilaku, adalah sebagai berikut:
1) Pengkondisian klasik, yaitu suatu jenis pengkondisian di mana sebuah individu menanggapi
stimulus tertentu yang diperoleh sebagai respon terhadap sesuatu yang dikenali. Sifat
pengkondisian ini adalah pasif. Contoh: seorang manajer merapikan koantor administrasisnya
dan membersihkan jendela setiap pemimpin puncak perusahaan akan berkunjung. Kejadian
tersebut terjadi berulang kali. Akhirnya para karyawan akan memperlihatkan perilaku terbaik
dan berpenampilan formal dan rapi setiap kali kantor administrasi dan jendela dibersihkan,
bahkan disaat tertentu ketika pembersihan tersebut terjadi tidak dibarengi dengan kedatangan
pemimpin puncak perusahaan tersebut.
2) Pengkondisian operant, yaitu suatu jenis pengkondisian yang diinginkan perilaku untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Teori
ini menyatakan bahwa prilaku merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya. Contoh:
Dosen menyatakan bahwa untuk mendapatkan nilai yang tinggi, maka mahasiswa harus
menjawab ujian dengan benar.
3) Pembelajaran Sosial, yaitu ketika seseorang belajar melalui pengamatan dan pengalaman
langsung yang terjadi pada individu lain. Contoh: mengamati seseorang sebagai model seperti
orang tua, guru, rekan sebaya, maupun selebriti. Meskipun teori pembelajaran social adalah
sebuah perluasan dari pengkondisian operant -yang berasumsi bahwa prilaku adalah sebuah
fungsi dari konsekuensi-, teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran. Individu
merespon pada bagaimana mereka merasakan dan mendefinisikan konsekuensi, bukan pada
konsekuensi objektif itu sendiri. Empat proses untuk menentukan pengaruh sebuah model
terhadap individu, yaitu:
a) Proses perhatian, yaitu dengan mengenali dan mencurahkan perhatian terhadap fitur-fitur
penting yang ada pada model.
b) Proses penyimpanan, dimana tergantung pada seberapa baik individu mengingat tindakan
model terutama pada saat model tersebut tidak ada lagi.
c) Proses reproduksi motor, yaitu apabila individu setelah melihat prilaku baru model,
pengamatan tersebut diubah menjadi tindakan. Hal ini dimaksudkan bahwa individu
tersebut dapat mencontoh model dimaksud.

5
d) Proses penegasan, yaitu kondisi dimana individu termotivasi meniru atau menampilkan
prilaku yang dicontohkan model apabila ada insentif positif atau penghargaan.

D.3 Pembentukan: Alat Manajerial


Pembentukan perilaku adalah sistematis urutan langkah yang menggerakkan individu
untuk lebih dekat pada respon yang diharapkan. Ada empat cara di mana untuk membentuk
perilaku, yaitu melalui penegasan positif, penegasan negatif, hukuman, dan peniadaan.
1) Penegasan positif adalah bila respon ditindaklanjuti dengan sesuatu yang menyenangkan.
Contoh: atasan memuji karyawan yang menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
2) Penegasan negatif adalah bila respon ditindaklanjuti dengan penghentian atau penarikan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Contoh: dosen mengajukan pertanyaan, namun karena
mahasiswa tidak mengetahui jawaban dimaksud, maka mahasiswa tersebut akan berpura-
pura sibuk seperti membuka-buka catatan atau buku untuk mencegah dosen memanggilnya.
3) Hukuman adalah suatu kondisi dimana menyebabkan hal yang tidak menyenangkan dalam
upaya menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan. Contoh: memotong gaji karyawan
yang datang ke kantor terlambat.
4) Peniadaan adalah menghapus semua penegasan yang mempertahankan sebuah perilaku.
Contoh: dosen ingin mencegah mahasiswa yang ingin bertanya dengan mengabaikan
mahasiswa yang mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan. Pengangkatan tangan
akan hilang, ketika selalu dihadapkan dengan peniadaan penegasan.

D.4 Jadwal Penegasan


Jadwal penegasan dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
Jadwal Penegasan Sifat Penegasan Pengaruh pada Perilaku Contoh
Berkesinambungan Penghargaan diberikan Pembelajaran secara cepat Pujian
setelah setiap perilaku terhadap perilaku yang baru
yang diharapkan tetapi lenyap dengan cepat
Interval tetap Penghargaan diberikan Kinerja rata-rata dan tidak Bayaran
pada interval waktu yang teratur dan lenyap dengan mingguan
tetap cepat

Interval variabel Penghargaan diberikan Kinerja yang cukup tinggi Kuis


pada interval waktu yang dan stabil dan lenyap dadakan

6
variabel dengan lambat
Rasio tetap Penghargaan diberikan Kinerja tinggi dan stabil Bayaran
pada jumlah hasil seara didapat dengan cepat tetaoi tariff per
tetap juga lenyap dengan cepat buah
Rasio variabel Penghargaan diberikan Kinerja sangat tinggi dan Penjualan
pada jumlah hasil yang lenyap dengan lambat berdasarkan
variabel komisi

D.5 Jadwal dan perilaku penegasan


Jadwal penegasan berkesinambungan dapat memicu kejenuhan dengan cepat, dan
perilaku cenderung melemah dengan cepat jika penghargaan tidak diberikan. Penegasan
berkesinambungan sebaiknya dilakukan untuk respon-respon yang baru dicetuskan, tidak stabil,
dan jangka pendek. Penegasan berkala tidak memicu kejenuhan dengan cepat karena tidak
mengikuti setiap respon.m penegasan ini cocok untuk respon-respon yang stabil dan jangka
panjang. Contoh: gaji diberikan berdasarkan jadwal interval tetap. Jawadal tersebut tidak dapat
menghubungkan kinerja dengan penghargaan. Penghargaan diberikan sebagai imbal hasil waktu
yang digunakan untuk bekerja daripada respon tertentu (kinerja). Jadwal interval variable
menghasilkan respon tingkat tinggi serta perilaku yang lebih stabil dan konsisten karena
tingginya korelasi antara kinerja, penghargaan, dan adanya ketidakpastian.

D.6 Modifikasi perilaku


Terdapat sebuah studi yang sekarang dapat dikatakan klasik karena dilakukab beberapa
tahun yang lalu terhadap para pengemas barang kiriman di Emery Air Freight (sekarang jadi
bagian dari FedEx). Manajer Emery Air Freight meminta para pengemas menggunakan peti
kemas untuk pengiriman sebagai bentuk penghematan. Ketika para pengemas ditanya persentase
pengiriman menggunakan peti kemas jawaban standarnya adalah 90%. Namun setelag di cek
oleh Emery Air Freight, penggunaan peti kemas hanya 45%. Untuk mendorong penggunaan peti
kemas tersebut, Manajer Emery Air Freight membuat sebuah program umpan balik dan
penegasan positif. Masing-masing penegas diberi checklist kemasan harian yang menunjukkan
banyaknya barang yang dikemas dengan peti kemas atau tidak. Akhirnya penggunaan peti kemas
melonjak melebihi 90% dan hal tersebut terus berlangsung. Contoh tersebut mengilustrasikan

7
penggunakan modifikasi perilaku (Mod POB/OB Mod). Program Mod PO yang umum
mengikuti lima langkah pemecahan masalah sebagai berikut, yaitu:
1) Mengidentifikasi perilaku penting
2) Mengembangkan data lini dasar
3) Mengidentifikasi konsekuensi-konsekuensi perilaku
4) Mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi intervensi
5) Mengevaluasi perbaikan kinerja.

D.7 Masalah dengan Mod PO dan Teori Penegasan


Meskipun efektivitas dari penegasan dalam bentuk penghargaan dan hukuman memilki
banyak dukungan dalam literatur, namun tidak dapat tidak secara langsung bahwa Mod PO
adalah cara terbaik untuk memberikan penghargaan kepada individu. Satu masalah dalam paham
perilaku adalah bahwa riset menunjukkan bahwa pikiran dan perasaaan akan mengikuti
rangsangan lingkungan, bahkan terhadap rangsangan yang secara eksplisist ditujukan untuk
membentuk perilaku. Ini berlawanan dengan asumsi perilaku dan Mod PO yang mengasumsikan
bahwa pikiran dan perasaan individu yang paling dalam, dalam respon terhadap lingkungan
adalah tidak relevan. Karena masalah-masalah ini, bersama dengan yang lainnya, pengondisian
operant dan paham perilaku telah digantikan oleh pendekatan-pendekatan lain yang menekankan
proses-proses kognitif, namun terdapat kontribusi dari teori-teori ini pada pemahaman kita
terhadap perlaku manusia.

Вам также может понравиться