Вы находитесь на странице: 1из 4

Tes Objektif Bentuk Benar-Salah (True-False-Test)

Adalah salah satu bentuk tes objektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes
hasil belajar itu berupa pernyataan (statement), pernyataan tersebut ada yang benar dan ada yang
salah.Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan
membubuhkan tanda (simbol) tertentu atau mencoret huruf B jika menurut keyakinan mereka
pernyataan itu benar, atau membubuhkan tanda (simbol) tertentu atau mencoret huruf S jika
menurut keyakinan mereka pernyataan tersebut adalah salah.

Kelebihan Tes Benar-Salah :

a. Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya
pernyataan-pernyataannya singkat saja.

b. Mudah menyusunnya

c. Dapat digunakan berkali-kali

d. Dapat dilihat secara cepat dan objektif

e. Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti1

Kelemahan Tes Benar-Salah :

a. Sering membingungkan

b. Mudah ditebak/diduga

c. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar atau
salah.

d. Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali

e. Realibilitasnya rendah kecuali apabila butir-butir soalnya dibuat

dalam jumlah yang banyak sekali.


 Cara Penyusunan Bentuk Tes Benar-Salah :

a. Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk
mempermudah mengerjakan dan menilai (scoring).

b. Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama dengan butir soal yang harus
dijawab S. Dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya:B-S-B-
S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.

c. Hindari item yang masih bisa diperdebatkan.

d. Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.

e. Hindarilah kata-kata yang menunjukkan kecenderungan memberi saran seperti yang


dikehendaki oleh item yang bersangkutan, misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah
dan sebagainya.

f. Jumlah butir soal hendaknya berkisar antara 10 sampai dengan 20 butir.Butir-butir soal
yang jawabannya betul (B) sebaiknya tidak mempunyai corak yang berbeda dari soal-soal
yang jawabannya Salah (S).

Contoh Soal :

Contoh soal benar-salah yang bercorak sama :


1. (B/S) Segitga sama sisi adalah yang memiliki sisi-sisi sama panjang
2. (B/S) Segitga sama kaki adalah yang memiliki sisi-sisi sama panjang

Cara Mengolah Skor :

Rumus untuk mencari skor akhir Tes Bentuk Benar-Salah ada 2 macam:

- Dengan Denda

S=R-W
Dengan pengertian :

S = skor yang diperoleh3

R = right (jawaban yang benar)

W = wrong (jawaban yang salah)

Contoh :

Jumlah soal tes = 20 buah

Ita menjawab betul 15 buah dan salah 5 buah. Maka skor untuk Ita

adalah :

Diketahui: R = 15

W=5

Dit : S

Jawab : S = R – W

= 15 – 5

= 10

Dengan menggunakan rumus seperti ini maka ada kemungkinan seorang siswa memperoleh skor
negatif.

- Tanpa Denda

Rumus :

S=R

Yang dihitung hanya yang betul.( Untuk soal yang tidak dikerjakan dinilai nol )
Sumber :
Buku Diktat Eavaluasi Pembelajaran oleh Dwi Ivayana Sari, S.Pd

Вам также может понравиться