Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
0
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Al-Ghazali :
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam
dan Tasawuf
Oleh :
DAFTAR ISI
Referensi .......................................................................................................... 33
Al-Ghazali :
2
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
M. Sholihin, Epistemologi Ilmu dalam Pandangan Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Pustaka Setia,
2001), 9
2 W Montgomery Watt. Pemikiran Teologi Dan Fislafat Islam. Terj. Umar basalim. Jakarta : Midas
Surya Grafindo.1987. hlm. 139.
Al-Ghazali :
3
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
al-Islam3 (bukti kebenaran Islam) ini tidak pernah sepi dari pembicaraan dan
sorotan, baik pro dan kontra.4
3
Yusuf Qordawi, Al-Ghozali antara Pro dan Kontra, (Surabaya: Pustaka Progesif, 1996), 39-42.
4
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), 41-46.
5 Abdul Halim Mahmoud.Hal-hal Ihwal Tasauf, Terjemahan Al Munqidz Minadhalal, terj : Abu
Bakal Basymeleh.Darul Ihya : Indonesia,hlm.43.
6 Yusuf Qardhawi, op.cit., hlm 39-40.
7 Ibid., hlm. 141.
Al-Ghazali :
4
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
pro dan kontra terhadap Al-ghazali. Kubu yang kontra ini banyak mengkritik
pemikiran Al-Ghazali, dan banyak dari mereka merupakan ilmuwan muslim yang
juga sangat berpengaruh, seperti halnya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Rusyd. Al-ghazali
juga dinilai sebagai penyebab kemunduran ilmu pengetahuan dan kebudayaan
islam.
Seorang orientalis besar, Mc Donald, setelah mengkaji wacana-wacana Al-
Ghazali, secara sungguh sungguh menyatakan, “Sesungguhnya kaum muslimin
belum memahami hakikat Al-Ghazali”8 Dari pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa kita sebagai kaum muslimin harus banyak mengkaji berbagai wacana Al-
Ghazali, karena pemikiran Al-Ghazali sangat kompleks dan luas, hal ini dapat
dilihat dari beragam ilmu yang beliau pelajari.
Dari kajian tersebut, dapat diketahui bahwa pengaruh Al-Ghazali sangat
besar dalam mempengaruhi perkembangan islam, dan sayangnya banyak kaum
muslim yang belum memahami hakikat kebenaran yang dimiliki oleh Al-ghazali.
oleh karena itulah perlu dikaji lebih mendalam mengenai pengaruh Al-Ghazali baik
dalam lingkungan islam maupun di luar lingkungan islam, sehingga dapat di
analisis secara detil dan mendalam sehingga diperoleh pengetahuan dan
pemahaman yang lebih dalam mengenai pengaruh Al-Ghazali terhadap
perkembangan dunia islam.
8 Ali Abu Bakar. Al-Ghazali Peretas Jalan Menuju Kemajuan dan Keberakhlakan Umat. Pengantar
dalam buku Transendensi Ilahi Karya Al Ghazali, terj. Masyhur Abadi. Pustaka Progressif :
Surabaya. 1999.,hlm xix.
Al-Ghazali :
5
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
9 [Luluk Fikri Zuhriyah]. Metode dan Pendekatan dalam Studi Islam Pembacaan atas Pemikiran
Charles J. Adams.Jurnal ISLAMICA, Vol. 2, No. 1, September 2007,hlm 31.
10 Ibid.
Al-Ghazali :
6
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Bab 2
PEMBAHASAN
11 Yusuf al-Nassy dan Ali al-Farm, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1993),
jilid 5, hlm. 26
12 Achmad Faizur Rosyad, Mengenal Alam Suci Menapak Jejak Al-Ghazali, (Yogyakarta: KUTUB,
2004), 115
13 M. Yusron Asmuni, Pertumbuhan dan Perkembangan Berfikir dalam Islam, (Surabaya: Al
Ikhlas, 1994), hlm. 8-9
Al-Ghazali :
7
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Al-Juwaini yang bergelar Imam al-Haramain adalah salah seorang teolog aliran
Asy’ariyah.14
14 Abu Al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazami, Sufi dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Pustaka, 1979),
hlm. 148
15 Ibid.
Al-Ghazali :
8
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
dua tahun, ia sudah menguasai filsafat Yunani, terutama yang sudah diolah oleh
para filsuf Muslim (falasifah) semisal al-Farabi (870-950), Ibn Rusyd (980-
1037), Ibn Miskawayh (936-1030), dan al-Ikhwan as-Safa.16
Setelah mendapatkan kemuliaan dan popularitas di mata manusia, yang
merupakan motivasi dan cita-cita awal beliau, kemudian Al-Ghazali mendapat
rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Beliau mulai sadar dan meninggalkan semua
itu, karena beliau sadar bahwa semua itu tidak ada artinya di mata Allah SWT
serta tidak membawa kebahagian yang hakiki. Kemudian beliau mulai hidup
zuhud dan menyepi untuk beri’tikaf di zawiya (mushola) serta menggembara
kemana pun kakinya melangkah.
Perubahan ini terjadi di saat umur beliau sekitar 40 tahun, sama dengan
umur Rosullulah SAW, ketika beliau mendapat wahyu pertama kali dari Allah
SWT. Waktu itu adalah tahun 488 Hijriah (1095M), di zaman Pemerintahan
Menteri Nizamul Mulk yang mengangkat beliau sebagai Proffesor di
Madrasahnya, sehingga saat Al-Ghazali meninggalkan jabatanya tersebut,
Nizamul Mulk tidak berkenan memberikanya kepada orang lain, shingga jabatan
itu diberikan kepada adik Al-Ghazali, yaitu Imam Ahmad Al-Ghazali.17
Al-Gazzali mulai menggembara di muka bumi Allah. Pertama kali yang
beliau lakukan adalah pergi menunaikan ibadah haji. Kemudian Al-Ghazali bolak-
18
balik antara Kota Damaskus (Syria) dan Palestina. Dalam berkhalwat ini, beliau
memakai pakaian kasar, mengurangi makan minum, dan mengisi waktu dengan
merenung dan beribadah, sehingga kemudian Allah SWT membukakan hati beliau
untuk mempusakakan gudang ilmu dan hasil renungannya kepada generasi umat
islam sedunia dan mulailah beliau menulis buku : ihay Ulum al Din.19
Sepuluh tahun kemudian di tahun 499H/1106M, Allah SWT kembali
memberi beliau hidayah, untuk berfikir dan menghidupkan agama. Al-Ghazali
mulai merenungi kondisi masyarakat di sekitarnya. Beliau melihat fenomena
9
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
10
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Sesunggunya saya ingin memperbaiki diriku sendiri dan diri orang lain.
Saya tidak mengerti apakah saya akan berhasil untuk mewujudkan cita-citaku ini
atau tidak.
Akan tetapi saya yakin seyakin-yakinya, bahwa sesunggunya tidak ada daya
dan upaya kecuali dari Allah yang Maha Agung. Saya sendiri tidak mampu
bergerak, Allah lah yang mengerakkan diriku. Saya tidak berbuat, tetapi Dialah
yang menjadikan saya bisa berbuat. Oleh sebab itu, hal pertama yang saya
mohonkan kepada Allah SWT, adalah Dia memperbaiki diriku, kemudian saya
menjadi baik. Semoga Dia memberikan petunjuk-Nya kepadaku sehingga aku
berada di dalam petunjuk itu. Semoga pula Allah SWT memperlihatkan kepadaku
kebenaran, dan memberikanku kekuatan untuk mengikutinya, serta memperlihatkan
kepadaku bahwa yang batil itu batil, lalu memberikan kekuatan kepadaku untuk
menjauhinya”.21
Betapa luhur dan agung pemikiran Al-Ghazālī tersebut, dan semua itu
merupakan rahmat dan petunjuk dari Allah SWT atas kebaikan yang beliau miliki,
sehingga beliau mampu menjadi Hujjatul islam (pembela islam), melalui argumen-
argumenya yang tepat dalam membela kebenaran islam.
Kemudian, tidak lama setalah Al-Ghazālī kembali mengajar di madrasah
Nizamiyyah Nisabur, ia merasa harus kembali kedaerah kelahirannya, Tus. Di
sinilah ia membangun sebuah madrasah untuk mengajar Sufisme dan teologi, serta
membangun sebuah khanaqah sebagai tempat “praktikum” para sufi disamping
rumahnya. Kegiatan ini berjalan terus sampai akhir hayat beliau. Al-Ghazali wafat
pada 14 Jumadil Akhir 505 H/19 Desember 1111 M.22 Saat meninggalnya tersebut,
menurut Osman Bakar23, al Ghazali sedang memperdalam ilmu tentang tradisi
(hadis) yang merupakan salah satu ilmu yang beliau kurang kuasai. Itulah akhir
riwayat kehidupan dan pendidikan dari imam Al-Ghazali, dimana di akhir
kehidupanya, beliau lalui dengan mengajar dan tetap terus belajar.
21 loc.cit.hlm.165-166
22 Muhammad Abu Hamid Al-Ghazālī op.cit. hlm 10.
23 Osman Bakar, Hierarki Ilmu; Membangun Rangka-Pikir Islamisasi Ilmu Menurut al-Farabi, al-
Ghazali dan Quthb al-Din al-Syirazi, terj. Purwanto, Mizan, Bandung: 1993, cet. Ke-3, hal. 189
Al-Ghazali :
11
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
12
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
itulah Al-Ghazali juga mempelajari filsafat dari Plato dan Aristoteles, dan bereaksi
dengan menentang filsafat mereka, seperti yang dikutip oleh Majid Fakhry :
“The greatest figure in the history of the islamic reaction to Neo-Platonism is Al-
Ghazali, jurist, theologian, philospher,and mystic”28
Selain kondisi yang kondusif tersebut, Al-Ghazali juga berada pada
kmondisi dimana terdapat suatu gerakan politik berkedok agama batiniyyah.
Gerakan yang merupakan pecahan dari sekte syi’ah ismailiyah yang berasal dari
Bani Fatimiyah di Mesir. Dalam melakukan usahanya, gerakan ini tidak segan-
segan melancarkan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh saljuk dan ulama yang
dianggap menghalangi gerak langkah mereka. Salah satu korbannya yang terbesar
ialah Nizamul-Mulk, yang terbunuh pada 1092 M. Gerakan ini baru dapat
dihancurkan oleh tentara Tartar dibawah kepemimpinan Hulagu pada 1256 M.29
Satu hal yang menarik, dalam hidupnya, al-Ghazali sempat mengalami satu
peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, yaitu Perang Salib (Crusade). Namun, di
dalam karya besarnya, Ihya‘ Ulumiddin, ia justru tidak menulis satu bab tentang
jihad. Malah, dalam kitab yang ditulis sekitar masa Perang Salib itu, al-Ghazali
menekankan pentingnya apa yang disebut jihad al-nafs (jihad melawan hawa
nafsu).30
13
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
satu generasi Shalahuddin, yang pada 1187 berhasil memimpin pembebasan Kota
Suci Jerusalem dari cengekaraman Pasukan Salib.31
31 Ibid.
32 Al-Ghazali, Abu Hamid.Tafsir Ayat Cahaya dan Telaah Kritis Pakar.Terj Drs Hasan Abrori &
Drs Masyhur Abadi.Pustaka Progresif : Surabaya.1999.hlm xiv.
Al-Ghazali :
14
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Dalam penelitian terakhir yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama
dan cermat sekali yang menunjukkan bahwa kitab-kitab karya Imam Al-Ghazali
yang sudah diterbitkan dan diterjemahkan dan masih dalam bentuk naskah yang
tersimpan dalam berbagai perpustakaan di negeri-negeri Arab dan Eropa serta suatu
pemaparan singkat tentang kandungan masing-masing kitab khusus tentang
karangan Imam Al-Ghazali dengan judul “Mu’allaqot” Imam Al-GHazali pada
tahun 1961. Buku ini ditulis dalam rangka memperingati tahun kelahiran Imam Al-
Ghazali yang ke 900 di Damaskus tahun 1961.
33 Waryono Abdul Ghafur, M.Ag, Kristologi Islam; Tela’ah Kritis Kitab Rad al-Jami’ Karya al-
Ghazali, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2006, cet. 1, 40.
Al-Ghazali :
15
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
3. Secara rinci buku yang benar-benar disebut sebagai karangan Imam Al-
Ghazali berjumlah 72 buah, yaitu:
1) Al-Ta’liqat fi Furu’ al-Madzhab,
2) Al-Mankhul fi al-Usul
3) Al-Basit fi al-Furu’
4) Al-Wasit
5) Al-Wajiz,
6) Khulasat al-Mukhtasar wa Naqawat al-Mu’tasar,
7) Al-Muntakhal fi ’Ilm al-Jidal,
8) Ma’akhiz al-Khilaf,
9) Lubab al-Nazr,
10) Tahsin al-Ma’akhiz (fi Ilm al-Khilaf),
11) Kitab al-Mabadi wa al-Ghayat,
12) Kitab Syifa al-Galil fi al-Qiyas wa al-Ta’lil,
13) Fatwa al-Ghazali,
14) Fatwa,
15) Gayat al-Gaur fi Dirayat al-Daur,
16) Maqasid al-Falasifah,
Al-Ghazali :
16
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
17
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
34 Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghazali; Dimensi Ontologi, dan Aksiologi, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2007), hlm.
Al-Ghazali :
18
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Dalam hal ini Imam Al-Ghazali merupakan seorang intelektual yang dapat
dikatakan setuju atas publikasi berbagai pemikirannya. Dengan ketulusan hatinya
dalam menulis dan keluasan wawasan yang ia miliki, berbagai buah karyanya dapat
dimiliki oleh khalayak luas sebagai karya yang menarik dan memuaskan. Sebagai
35 Seyyed Hossein Nasr (et.all).Warisan Sufi sufisme persia klasik dari permulaan hingga rumi
(700-1300), terj.Gafna Raizha Wahyudi.Pustaka Sufi :Yogyakarta.2002.hlm.289.
36 A. Syaifuddin, Percikan Pemikiran…, hlm. 105.
37 Ibid.
Al-Ghazali :
19
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
seorang tokoh dan ulama’ besar Imam Al-Ghazali memiliki corak pemikiran yang
unik sebagai mana terlihat dalam perkembangan pemikirannya. Corak pemikiran
Imam Al-Ghazali dapat diklarifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu:
epistemologi, metafisika, filsafat, moral, pendidikan, politik, dan filsafat sejarah.38
38 Zainuddin, Seluk Beluk Pemikiran Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) dikutib dari A.
Syaifuddin, Percikan Pemikiran Ak-Ghazali, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 106
39 Abu Al-Wafa’ Al-Ghanimi Al-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Pustaka, 1974),
148 dikutib dari A. Syaifuddin, Percikan Pemikiran Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
107
40 A. Syaifuddin, Percikan Pemikiran…, hlm. 107
Al-Ghazali :
20
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
41 Ibid., 107-108
Al-Ghazali :
21
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
22
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
23
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
24
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
zaman Rasulullah SAW, tasawuf nyata terlihat dari tingkah laku dan perbuatan nabi
yang mencerminkan ahklak yang sangat tinggi dan mulya, hal mana sangat erat
relevansinya dengan keberadaan nabi dalam kapasitasnya sebagai utusan Allah,
yakni untuk memperbaiki dan sekaligus menyempurnakan akhlak manusia.
Berdasarkan hadist-hadist dapat diketahui Tentang kehidupan sufi Rasulullah dan
Para Sahabat, bahwa sebenarnya kehidupan shufi sudah terdapat pada diri nabi
Muhammad SAW, yang dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam
kehidupan beliau sehari-hari yang amat sederhana dan tahan menderita, disamping
menghabiskan waktunya untuk beribadah dan selalu mendekatkan diri kepada
Allah, bahkan sejak sebelum beliau diangkat sebagai Rasul Allah. Demikian juga
banyak tercatat di dalam sejarah tentang keutamaan pribadi para sahabat. Mereka
meneladan langsung akhlak nabi. Pribadi mereka digembleng oleh Rasulullah,
menjadi manusia-manusia utama yang akan dicontoh dan ditiru oleh ummat yang
dibelakang mereka.53
53 Ahmad Mustofa, Akhlak tasawuf ,Bandung: Pustaka Setia, 2007, hlm. 208
54 Abdul Halim Mahmoud, op.cit., hlm.46.
Al-Ghazali :
25
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Pada derajat yang pertama yaitu takhali yaitu manusia dituntut sadar diri
untuk membersihkan diri dari akhlak mazmumah. Sadar terhadap diri dari
ketidaksadarannya selama ini dengan cara bertobat kepada Allah dengan tobat yang
sebenar-benarnnya. Apabila seorang hamba secara sadar untuk Allah dan
menghadapkan dengan mengabdikan dirinya kepada Allah, Allah akan
menggantikan kejahilan dengan ilmu, menggantikan rasa jauh dengan Allah dengan
rasa dekat, menggantikan sifat tertutup dengan sifat suka bergaul dengan sahabat,
menggantikan kegelapan dengan nur yang terang benderang.55
Tajalli, berarti tersingkapnya nur ghaib. Apa yang telah diupayakan pada
langkah-langkah-langkah di atas dengan langgeng, berkelanjutan dan terus
meningkat, maka mesti ada rasa ketuhanan yang terus dipupuk dalam diri. Sehingga
ada buah kerinduan kepada Allah dengan senantiasa mengingatnya di setiap waktu
55 Abdul Qadir al-Jilani. Rahasia Sufi. Jakarta: Diadit Media. 2009. hlm. 124-125
56 Karen Amstrong. Sejarah Tuhan. Jakarta : Mizan. 2009. hlm. 302
Al-Ghazali :
26
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
dan tempat ia berdiri. Maka output dari tahap ini manusia akan terbuka hijabnya
dengan Tuhannya. Artinya apa yang dia kehendaki Allah akan wujudkan dalam
rangka kasih sayangnya.
Ada hadis qudsi yang menerangkan bahwa amal atau perbuatan yang
padanya ditujukan untuk Tuhan maka kebaikan akan pula diraih oleh yang
melaksanakannya. Rasul bersabda dan Allah berkata : Tidaklah seseorang yang
mendekatkan diri kepada Ku(Allah) dengan melaksanakan apa yang aku
27
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
3. Al-Wara59
Sikap wara’ diawali dengan sikap qanaah (tidak tamak), menjauhi israf
(sikap berlebihan), serta menjauhi kecondongan kepada bisikan hawa nafsu. Sikap
wara’ merupakan sikap waspada terhadap apa saja yang dapat merusak ibadah
seseorang, baik itu dari yang dipakai (malbus) maupun yang dimakan (ma’kul).
Tidak adanya sikap wara’ pada seseorang disebabkan oleh adanya sikap
tamak atau ittiba’ al-hawa (mengikuti hawa nafsu), dan adanya angan-angan yang
terlalu panjang (thulul a’mal) hingga lupa melihat bahwa dunia hanya sebagai
stasiun transit dalam menuju the last station, wushul ilawlah. Sikap lalai (al-Gaflah)
ini sangat berbahaya, dan oleh karena itu fungsi tadzkir, amar ma’ruf nahi munkar,
atau Al-tawashi bil al-haqq sangat dibutuhkan.
28
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
maka dia melirik tasawuf yang menurut pandangannya adalah harapan terakhir
yang bisa memberikannya kebahagiaan dan keyakinan. Ia mengatakan, “setelah aku
mempelajari ilmu-ilmu ini (kalam, filsafat, dan ajaran bathiniyah), aku mulai
menempuh jalan para sufi.”62
Para sufi banyak berbicara tentang kasyf dan mu’ayanah, mampu
berhubungan dengan alam malakut dan belajar darinya secara langsung, mampu
mengetahui lauhul-mahfuzh dan rahasia-rahasia yang dikandungnya. Namun,
bagaimanakah caranya agar manusia mampu mendapatkan kasyf dan mu’ayanah?
Para sufi menjawab, caranya dengan menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu yang
didapatkan. Al-Ghazali mengatakan, “Aku tahu bahwa tarekat mereka menjadi
sempurna dengan ilmu dan amal”63
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tasawuf menurut Al-Ghazali adalah
mengosongkan hati dari segala sesuatu selain Allah, menganggap rendah segala
sesuatu selain Allah, dan akibat dari sikap itu mempengaruhi pekerjaan hati dan
anggota badan.64
Tasawuf adalah satu cabang dari Syari’at Islam, seperti halnya dengan
Tauhid (aqidah) dan fiqih yang merupakan cabang dari Syari’at Islam. Seperti di
dalam hadist yang diriwayatkan dari Umar ra, yang mengisayaratkan tiga unsur
dasar syari’at Islam tentang Islam, Iman dan Ihsan. 65
Tasawuf Islam tidak akan ada kalau tidak ada Tauhid. Tegasnya tiada guna
pembersihan hati kalau tidak beriman. Tasawuf Islam sebenarnya adalah hasil dari
aqidah yang murni dan kuat yang seseuai dengan kehendak Allah dan RasulNya.66
Tema ilmu sufi menurut Al-Ghazali adalah Dzat, sifat dan perbuatan Alah
SWT. Adapun buah dari pengetahuan tentang Allah adalah timbulnya sikap
mencintai Allah, karena cinta tidak aka muncul tanpa “pengetahuan” dan
perkenalan. Buah lain dari pengetahuan tentang Allah adalah “tenggelam dalam
62 Tasawuf antara Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah. Dr. Abdul Fattah Sayyid Ahmad. Khalifah
Jakarta. Cet I. hal. 69. Th. 2000 M,hlm.95.
63 Tasawuf antara Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah. hlm.96.
64 Tasawuf antara Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah. hlm.104.
65 Pengantar Ilmu Tasawuf. Drs. Yunasril Ali. Pedoman Ilmu Jaya. Jakarta. Cet. I. hal. 29. Th 1987
M,hlm 30.
66 Yunasril Ali. Hal. 34
Al-Ghazali :
29
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
samudra Tauhid”, karena seorang ‘arif tidak melihat apa-apa selain Allah, tidak
kenal selain Dia, di dalam wujud ini tiada lain kecuali Allah dan perbuatan-Nya.
Tidak ada perbuatan yang dapat dilihat manusia kecuali itu adalah perbuatan Allah.
Setiap alam adalah ciptaan-Nya. Barang siapa melihat itu sebagai hasil perbuatan
Allah, maka ia tidak meluhat kecuali dalam Allah, ia tidak menjadi arif kecuali
demi Allah, tidak mencintai kecuali Allah SWT. Imam Al-Ghazali menambahkan,
“mereka melatih hati, hingga Allah memperkenankan melihatNya. Sementara itu,
tasawuf dilakukan dengan memegang teguh dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-
Sunnah.67
30
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Seperti yang telah diketahui tarekat ini sesuai dengan nama pendidirinya
yaitu ‘Ali bin Abdullah bin A’bd al-Jabbar al-Hasan Al-Syadzinli. Silsilah
keturunannya mempunyai hubungam dengan orang-orang garis keturunan Hasan
bin Abi Thalib. Tokohnya yang terkenal pada abad 8 hijriah Syaikh Ibn Abbad ar-
Rundi (w. 790 H), salah seorang pensyarah kitab al-Hikam memberikan kesimpulan
dari ajaran Syadziliyah: Seluruh kegiatan dan tindakan kita haruslah berupa pikiran
tentang kemurahan hati Allah kepada kita dan berpendirian bahwa kekuasaan dan
kekuatan kita adalah nihil, dan mengikatkan diri kita kepada Allah dengan suatu
kebutuhan yang mendalam akan-Nya, dan memohon kepada-Nya agar memberi
syukur kepada kita.70
31
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Amalan pada tarekat ini berbentuk Hizib. Adapun pengamalan hizib ini
masih dilakukan di Tulungagung, jumlahnya cukup banyak dan setiap murid tidak
menerima hizib sama karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruhiyah murid
sendiri dan kebijaksanaan mursyid. Adapun hizib-hizib tersebut hizb al-asyfa, hizb
al-kafi, hizb al-autad, hizb baladiyah dan lain-lain.
32
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
paling luas dan berpengaruh. Ihya merupakan buah yang paling menonjol dari
upaya Al-Ghazali untuk memulihkan keseimbangan dan keselarasan antara
eksoterik dan dimensi esoterik islam. perembangan kedua dimensi sebelum dan
selama masa kehidupanya telah menimbulkan ketegangan cukup besar dalam
masyarakat islam. dengan kritik tajamnya atas keabsahan kebanyakan fuqaha,
melaui karya ini Al-Ghazali mencoba menegaskan kembali supremasi kehiduan
spritual di dalam kerangka syariah sambil menghidupkan kembali ajaran-ajaran
spiritual yang ermuat di dalamanya. demikian pula, dia mengkritik kaum esoteris
yang meremehkan dan meiadakan perintah-perintah syariah. 73
Kepribadian dan pengaruhnya memungkinkan Al-Ghazali mengajarkan
sufisme dalam lingkaran-lingkaran religius yang formal. dia umumnya juga diaki
sebagai salah satu mujadid (pembaharu islam) terbesar islam. sebagaimana
dinyatakan dari judulnya, ihya, Al-Ghazali yakin bahwa kebangkitan islam yang
benar berarti kebangkitan etika komunal Muslim melalui transformasi moral
individual. da berkata dalam munqidz :
“Saya kini berhasrat keras untuk memperbaharui diri saya sendiri dan
orang lain. Saya memohon kepada-Nya (Allah SWT) untuk pertama-tama
memperbaiki diri Saya, kemudian menggunakan Saya sbagai agen
pembaharuan; membimbing saya, kemudan menggunakan saya sebagai alat
pemberi bimbingan.”.
73 Osman Bakar, Hierarki Ilmu Membangun Rangka-Pikir Slamisasi Ilmu, terj. Purwanto Bandung :
Mizan 1997.hlm.195.
Al-Ghazali :
33
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Bab 3
KESIMPULAN
34
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
REFERENSI
Abu Bakar, Ali. Al-Ghazali Peretas Jalan Menuju Kemajuan dan Keberakhlakan
Umat. Pengantar dalam buku Transendensi Ilahi Karya Al Ghazali, terj.
Masyhur Abadi. Pustaka Progressif : Surabaya. 1999.
Al-Ghazālī , Muhammad Abu Hamid, Ihya Ulum al-Din Jiwa Agama. Terj.Maisir
Thaib,A. Thaher Hamidy & H.A. Hanifah Z. , Jilid 1. Cetakan 3.Pustaka
Indonesia: Medan.
Al-Nassy, Yusuf dan Ali al-Farm, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve, 1993.
Ali, yunasril. Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya . Cet. I. hal.
29. Th 1987.
35
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Bakar, Ali Abu. Al-Ghazali Peretas Jalan Menuju Kemajuan dan Keberakhlakan
Umat. Pengantar dalam buku Transendensi Ilahi Karya Al Ghazali,terj.
Masyhur Abadi. Pustaka Progressif : Surabaya. 1999.
Fatah, Abdul Fattah Sayyid Ahmad. Khalifah .Tasawuf antara Al-Ghazali dan Ibnu
Taimiyah. Jakarta. Cet I. hal. 69. Th. 2000.
Ghafur,Waryono Abdul. Kristologi Islam; Tela’ah Kritis Kitab Rad al-Jami’ Karya
al-Ghazali, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2006, cet. 1.
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1973.
36
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
19
Nasr , Seyyed Hossein (et.all).Warisan Sufi sufisme persia klasik dari permulaan
hingga rumi (700-1300),terj. Gafna Raizha Wahyudi. Pustaka Sufi
:Yogyakarta.2002.
Seyyed, Hossein Nasr (et.all).Warisan Sufi sufisme persia klasik dari permulaan
hingga rumi (700-1300), terj.Gafna Raizha Wahyudi.Pustaka Sufi
:Yogyakarta.2002.
Al-Ghazali :
37
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Dunia Islam dan Tasawuf
Watt, W Montgomery. Pemikiran Teologi Dan Fislafat Islam. Terj. Umar basalim.
Jakarta : Midas Surya Grafindo.1987.
Waryono Abdul Ghafur, M.Ag, Kristologi Islam; Tela’ah Kritis Kitab Rad al-Jami’
Karya al-Ghazali, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2006.
Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghazali; Dimensi Ontologi, dan Aksiologi,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2007).
Zuhriyah , Luluk Fikri. Metode dan Pendekatan dalam Studi Islam Pembacaan
atas Pemikiran Charles J. Adams.Jurnal ISLAMICA, Vol. 2, No. 1,
September 2007. Dalam :
http://islamica.uinsby.ac.id/index.php/islamica/article/download
/26/24/pdf. diakses tanggal 3 Oktober 2015, pukul 09.00.
http://www.pejalanruhani.com/2012/12/sejarah-tarekat-syadziliyah.html diunduh
pada 12 Maret 2014, Pukul 14:44
Sisi Biologi dan Kedokteran Imam Al Ghazali.Republika.Rabu, 16 Desember 2009.
http://www.republika.co.id/berita/shortlink/96227 Diakses tanggal 4
Oktober 2015.