Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Refleksi Implementasi
Pendidikan Inklusif di
Indonesia
Munawir Yusuf
Dosen PLB FKIP Universitas Sebelas Maret
E-mail : munawir_uns@yahoo.co.id
ABSTRAK
L ebih dari satu abad, pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia
diselenggarakan secara segregatif dalam bentuk satuan pendidikan khusus yang
selanjutnya dikenal dengan sebutan Sekolah Luar Biasa (SLB). Sejak dasa warsa
terakhir, terutama sejak diberlakukan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan bagi ABK lebih diperluas lagi, tidak hanya diselenggarakan di sekolah khusus
tetapi juga dapat diselenggarakan di sekolah umum secara inklusif. Kebijakan
penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia yang pada awalnya lebih ditujukan kepada
upaya pemenuhan wajib belajar bagi ABK pada jenjang pendidikan dasar, dalam
perkembangannya telah memasuki lingkup yang lebih luas yaitu ke pendidikan menengah dan
bahkan ke jenjang pendidikan tinggi. Beberapa perguruan tinggi mulai memberikan
kesempatan yang lebih luas dan terbuka kepada ABK untuk dapat diterima belajar di PT.
Fenomena pendidikan inklusif di Indonesia sekarang telah memasuki era pembudayaan, tidak
hanya di tingkat satuan pendidikan, akan tetapi juga di beberapa Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan dan Transportasi, Dinas
Sosial, Kantor Kementerian Agama, Dinas Kesehatan, bahkan juga Bappeda, telah
memasukkan issue inklusi sebagai salah satu program yang harus dilaksanakan. Beberapa
telaah atas hasil-hasil riset mutakhir di bidang inklusi di Indonesia menunjukkan bahwa telah
terjadi pergeseran pemahaman, sikap dan perilaku warga sekolah terhadap pendidikan
inklusif.
Kata kunci : pendidikan segregatif, pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus, paradigm
medis, paradigm sosial.
JURNAL DIFABEL, Volume 3 | No 3, 2016
dan mencari solusi terbaik yang perlu memberikan akses pendidikan yang
hasil riset lapangan di Indonesia terkait yang integral dari sistem pendidikan’
pendidikan bagi semua anak. Pada Salamca dan Kerangka Aksi tentang
yang ada dengan melangkah lebih jauh kebutuhannya, (2) perbedaan itu
dari sekedar Deklarasi Universal Hak normal adanya, (3) sekolah perlu
perempuan, orang miskin, anak jalanan masyarakat itu sangat penting bagi
dan anak pekerja, penduduk pedesaan inklusi, (6) pengajaran yang terpusat
dan daerah terpencil, etnis minoritas pada diri anak merupakan inti dari
JURNAL DIFABEL, Volume 3 | No 3, 2016
inklusi, (7) kurikulum yang fleksibel ABK. Dengan pendidikan inklusif juga
seyogyanya disesuaikan dengan anak, diharapkan terjadi interaksi sosial dan
bukan kebalikannya, (8) sekolah akademik yang baik antara ABK
inklusif memberikan manfaat untuk dengan anak-anak lain pada umumnya
semua anak karena membantu dalam setting lingkungan sekolah dan
menciptakan masyarakat yang inklusif, pembelajaran yang ramah terhadap
(9) inklusi meningkatkan efisiensi dan semua anak. Konsekuensinya adalah
efektivitas biaya pendidikan. bahwa dengan pendidikan inklusif,
Penegasan Salamanca tersebut sekolah perlu menciptakan suasana
memberikan landasan yang kuat sekolah dan pembelajaran yang adaptif
terhadap gerakan menuju pendidikan dan aksesibel bagi semua anak. Praktik
inklusif, termasuk di Indonesia. Lebih di lapangan seperti apa, perlu dikaji
lanjut disebutkan dalam Pasal 2 bahwa secara mendalam.
: ‘Sekolah regular dengan orientasi
inklusif merupakan cara yang paling B. Konsep Pendidikan
efektif untuk memerangi sikap Inklusif
diskriminatif, menciptakan masyarakat Sebagai sebuah paradigma
yang terbuka, membangun suatu baru, pemahaman tentang
masyarakat inklusif dan mencapai pendidikan inklusif di kalangan
pendidikan untuk semua; lebih dari itu pemangku kepentingan pendidikan
sekolah inklusif memberikan sangat penting. Sebab jika hal ini
pendidikan yang efektif kepada masih difahami berbeda, maka
mayoritas anak dan meningkatkan sikapnya juga akan berbeda dan
efisiensi sehingga menekan biaya akibatnya perilakunya juga akan
untuk keseluruhan sistem pendidikan’. berbeda. UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan inklusif merupakan tentang Sistem Pendidikan Nasional
salah satu cara dalam mengatasi mengamanatkan bahwa pendidikan
hambatan dalam mendapatkan akses bagi anak yang mengalami hambatan
pendidikan bagi anak-anak
belajar karena kelainan fisik, mental,
termarjinalkan, termasuk ABK.
intelektual, emosi dan sosial atau
Melalui pendidikan inklusif diharapkan
yang memiliki potensi potensi
dapat memperluas dan meningkatkan
kecerdasan dan bakat istimewa,
angka partisipasi pendidikan bagi
diselenggarakan secara inklusif atau
JURNAL DIFABEL, Volume 3 | No 3, 2016
children are enriched by having the pendidikan yang layak dan bermutu
opportunity to learn from one dalam setting pendidikan inklusif
another, Grow to care for one (Yusuf, 2009). Dengan demikian
another, and gain the attitudes, skills, pendidikan inklusif tidak saja
and values necessary for our bernilai penting untuk pemerataan
communities to support the inclusion pendidikan, akan tetapi juga mutu
of all citizens’(p. 4). dan relevansi pendidikan.
Lahirnya paradigma
pendekatan sosial dalam pelayanan C. Pendidikan Inklusif Dalam
pendidikan bagi semua anak, Praktik
menjadi salah satu titik tolak Pendidikan inklusif telah