Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum usia kehamilan mencapai
37 minggu atau sebelum proses persalinan terjadi.
KPD terjadi pada 10% dari seluruh kehamilan. Pada 60%-80% kasus, KPD terjadi pada akhir
masa kehamilan. KPD sangat jarang terjadi pada periode awal kehamilan.
Dilatasi serviks dini – hal ini mungkin disebabkan karena: berat bayi yang sudah besar atau
karena kelainan pada leher rahim itu sendiri.
Infeksi vagina, rahim, dan selaput ketuban yang menyelubungi janin
Kontraksi sebelum waktunya
Tindakan operasi invasive selama janin masih dalam kandungan, diantaranya: pengambilan
cairan air ketuban untuk pemeriksaan sel pembawa sifat (kromosom) atau pengambilan cairan
ketuban untuk mengurangi jumlah air ketuban pada keadaan air ketuban sangat banyak
menyebabkan sesak nafas pada ibu dan telah terjadi kontraksi rahim sebelum waktunya.
Tidak terjaganya kebersihan gigi dan mulut
Siapa saja yang berisiko mengalami ketuban pecah dini?
Ada beberapa factor yang memperbesar peluang seorang ibu hamil untuk mengalami
ketuban pecah dini, antara lain:
Gejala utama dari ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari vagina. Keluarnya cairan
bisa dirasakan dalam jumlah yang banyak dalam waktu seketika atau dapat juga cairan tersebut
merembes sedikit-sedikit. Bila ketuban tersebut keluarnya merembes sedikit demi sedikit maka
terkadang akan sulit membedakannya dengan air seni. Bila demikian segera konsultasi ke
dokter anda untuk memastikannya.
Ketuban pecah dini meningkatkan risiko infeksi. Gejala awal infeksi seperti demam di atas
38°C dan nyeri perut dapat dijadikan sebagai penanda.
Bila anda mengalami salah satu dari gejala ini, segera cari pertolongan ke rumah sakit.
Ibu hamil dengan infeksi bacterial pada vagina (keputihan) harus diobati dengan antibiotic,
terutama pada trimester kedua kehamilan. Selain itu hindari juga faktor risiko seperti yang telah
disebutkan sebelumnya.