Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Fisika. Kami juga berterima kasih pada Ibu Mariati Purnama Simanjuntak,Spd.,M.Si.
selaku Dosen mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Fisika Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap tugas ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Fisika Kami juga menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Di dalam makalah ini mungkin
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.Semoga Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Fisika Universitas Negeri
Medan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.
Penyusun Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B. Saran...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Penilaian hasil belajar merupakan aktivitas yang
sangat penting dalam proses pendidikan. Semua proses di lembaga pendidikan formal
pada akhirnya akan bermuara pada hasil belajar yang diwujudkan secara kuantitatif
berupa nilai. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengtahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Namun
dalam makalah membatasi masalah mengenai Membuat Kisi-kisi dan Menyusun
Instrumen Kognitif. Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan berfikir
atau intelektual. Seperti juga kemampuan fisik. Dalam perkembangan kognitif, berfikir
kritis merupakan hal yang penting.
Hasil belajar siswa tidak selalu mudah untuk dinilai. Sebagaimana diketahui, tujuan
pembelajaran meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah pengetahuan
(kognitif) dan sikap (afektif) relatif sulit untuk diamati, meski pun dapat diukur. Oleh
karena itu, dalam proses penilaian hasil belajar langkah yang pertama harus dimulai
dari perumusan tujuan pembelajaran yang memungkinkan untuk diamati dan diukur
(observable and measurable).
B. RUMUSAN MASALAH
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
4
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan yang paling penting adalah melakukan tes,
karena dengan melakukan tes, seorang guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari.
Dalam penyusunan soal-soal tes terkadang guru mengalami kesulitan, karena dalam
pembuatan soal tersebut diperlukan berbagai pertimbangan agar soal yang dibuat tidak
terlalu sulit, terlalu mudah dan emmbingungkan peserta didik ketika hendak menjawab
soal-soal tersebut.
Dalam penyususnan tes prestasi hal yang paling penting yang harus dimiliki yaitu
validitas soal-soal yang akan diujikan kepada peserta didik. Untuk memudahkan guru
dalam penyusunan tes maka diperlukan pembuatan kisi-kisi (tabel spesifikasi).
Dalam pembuatan makalah ini kami membatasinya kepada beberapa pertanyaan yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kisi-kisi instrumen?
2. Apa syarat pembuatan kisi-kisi yang baik?
1.3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk
menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.Kisi-kisi dapat
Kurikulum : ………………………
Penyusun : ......…………………
Keterangan:
6
Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam
pada kolom 6.
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan
dan standar kompetensi. Indikator yang baikdirumuskan secara singkat dan jelas
2. menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau lebih kata
7
Ada dua model penulisan indikator. Model pertama adalah menempatkan kondisinya di
awal kalimat. Model pertama ini digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar
grafik, kasus, atau lainnya, sedangkan model yang kedua adalah = menempatkan
peserta didik dan perilaku yang harus ditampilkan di awal kalimat. Model yang kedua
ini digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus).
secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi”.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja.
Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan
kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi,
peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru.
Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta
untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan
8
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-
taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Aspek kognitif
terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda- beda.
misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.
telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan
sendiri
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang
suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa
setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat
9
ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan
cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah
dipelajari.
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada
nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
(Purwanto, 2011)
10
Contoh Instrumen Kognitif
tertentu.
2 Jelaskan secara singkat hubungan usaha dan Siswa dapat menjelaskan Besarnya usaha sebanding dengan 10 poin
11
tempat mereka semula. Menurutmu, apakah neneknya tidak mengalami perpindahan,
Dara melakukan usaha? Berikan alasanmu. maka nilai s = 0, maka usaha yang
12
Biasanya Pak Bagas mengantar barang- Hukum Kekekalan Energi tersebut dapat diselesaikan dengan
menggunakan konsep Hukum
barang di dalam kardus yang bermassa 10 kg Mekanik Kekekalan Energi Mekanik.
Dik : h1 = 3,2 m
dengan total kardus setiap harinya ialah 50 / (C5)
h0 = 0
buah. Akan tetapi, ia setiap harinya harus karena mula-mula kardus dalam
keadaan diam maka v0 = 0
menurunkan barang-barang tersebut dari t=2s
Dit : Panjang kayu (s) =…?
lantai dua ke lantai satu yang tingginya 3,2 m Penyelesaian:
Em1 = Em2
dengan menggunakan tangga. Ia merasa
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
bahwa dengan menggunakan tangga lebih m.g.h1 + ½ mv12 = m.g.h2 + ½ mv22
10. 10. 3,2 + 0 = 0 + ½. 10. v22
cepat lelah dan waktu yang dibutuhkan lama. 320. 2
= v22
10
Pak Bagas akhirnya berinisiatif untuk √ 64 = v2
v2 = 8 m/s
membuat alat bantu dengan mengunakan
kayu. Berapakah panjang kayu yang maka perkiraan kecepatan setiap kardus
ialah 8 m/s. Dengan menggunakan
dibutuhkan Pak Bagas jika ia menginginkan konsep GLBB, kita dapat mencari
panjang kayu yang dibutuhkan pak
waktu selama 4 detik untik menurunkan satu Bagas:
kardus?
vt = v0 + a.t
8 m/s = 0 + a. 4 s
a = 8/4 m/s2 = 2 m/s2
13
s = vo.t + ½ a. t2
s = 0 + ½. 2. 4
s=4m
maka panjang kayu yang dibutuhkan
14
tabel berikut ini:
15
2.3. RANAH PSIKOMOTORIK (KETERAMPILAN)
pengetahuan dan hasil belajar sikap yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan
Leighbody (1968) menjelaskan bahwa keterampilan yang dilatih melalui praktik secara
berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu Goetz
akan memberikan pengaruh yansangat besar pada pemahiran keterampilan. Lebih lanjut
dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan saja tidak cukup menghasilkan
prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik yang relevan yang
berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali berkembang maka kebiasaan itu tidak
16
RUPBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN SAINS
sendiri
3. Melakukan observasi secara langsung
pemikiran sendiri
3. Membuat penjelasan yang mendukung
hipotesis
3 Mengumpulkan data 1. Mampu mengumpulkan data sesuai prosedur
LKS
2. Mampu mengumpulkan data dengan teliti
3. Mampu mengumpulkan data dengan tepat
4 Mengolah data 1. Mampu mengolah data sesuai prosedur
LKS
2. Mampu mengolah data percobaan dengan
teliti
3. Mampu mengolah data percobaan secara
pada percobaan
2. Mampu melihat pengaruh antar variabel
pada percobaan
3. Mampu mengontrol variabel percobaan
dengan tepat
6 Menarik kesimpulan 1. Menuliskan hasil praktikum dalam kata kata
dengan benar
2. Kesimpulan yang dibuat mampu
menjelaskan hipotesis
3. Kesimpulan yang dibuat berdasarkan hasil
17
praktikum yang dilakukan
18
2.4. RANAH AFEKTIF (SIKAP)
Sikap dapat menjadi nilai positif (nilai) atau negatif (prasangka). Sedangkan
postif atau negatif dari seseorang individu terhadap objek, orang, tempat, kejadian dan
ide. Respon yang mengindikasikan sikap terhadap sains antara lain: saya menyukai
Sikap dapat diidentifikasi dalam lima dimensi sikap yaitu arah, intensitas,
a) Sikap memiliki arah, artinya sikap terbagi pada dua arah, setuju atau tidak
setuju, mendukung atau tidak mendukung, positif atau negatif. Sikap Perilaku
c) Sikap memiliki keluasan artinya ketidak setujuan terhadap obyek sikap dapat spesifik
hanya pada aspek tertentu, tetapi sebaliknya dapat pula mencakup banyak aspek.
dikemukakan dengan tanggapan terhadap obyek sikap. Sikap yang bertahan lama
(stabil) disebut sikap yang konsisten, sebaliknya sikap yang cepat berubah (labil)
sikapnya secara spontan. Spontanitas akan nampak dari pengamatan indikator sikap
kecenderungan emosional secara postif atau negatif dari seseorang individu terhadap
objek, orang, tempat, kejadian dan ide. sikap positif dan motivasi memiliki peluang
19
yang memiliki peluang yang lebih untuk mencapai prestasi belajar yang lebih untuk
prestasi belajar lebih dari pada siswa memiliki usia sikap yang negatif .
dan memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya.
Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide
Sikap Siswa terhadap fisika ada dua macam yaitu sikap Positif dan Sikap
Negatif. Sikap positif disini maksudnya adalah suka atau senang mempelajari Fisika,
sehingga dapat meningkat prestasi dibidang Fisika. Hal ini sejalan dengan
Arsaythamby, et al. (2015) yang menyatakan bahwa, “Students with positive attitude
terhadap Fisika dapat meningkatkan prestasi mereka dalam fisika maupun di Aditional
Matematika.Sikap Negatif meksudnya kurang atau pun tidak senang terhadap Fisika.
(Darmawangsa Rio,2017).
20
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF / SIKAP
pengamatan
2. Menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar
3. Bersikap aktif dalam mengerjakan
sendiri
3. Berperan dalam mengemukakan ide
kelomok
2. Membantu teman kelompok yang
penyelidikan
3. Melakukan diskusi kecil dalam
masing
2. Melakukan percobaagn dengan tidak
penyelidikan kelompoknya
2. Mendeskripsikan kesimpulan tanpa
27
melihat hasil laporan
3. Berani menjadi pemimpin dalam
yang maksimal
2. Menuliskan hasil penyelidikan sesuai
menyampaikan penyelidikannya
Skor 1 = jika hanya 1 deskriptor yang muncul saat siswa melakukan parktikum
Skor 2 = jika hanya 2 deskriptor yang muncul saat siswa melakukan praktikum
Skor 3 = jika hanya 3 deskriptor yang muncul saat siswa melakukan praktikum
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
30