Вы находитесь на странице: 1из 8

PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN POKOK - POKOK

KEBIJAKAN DANA DESA DAlAM APBN

 Ni Made Kusumadevi (1707532117)


 Nyoman Notiasih (1707532128)
 Made Swari Praba Waloka (1707532129)
 Komang Bagus Surya Kepakisan (1707532131)
 Made Adi Saputra Karya (1707532132)
 I Wayan Agung Shinta Kusumawardani (1707532137)

KELAS: C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS , UNIVERSITAS UDAYANA


PROGRAM NON REGULER
SEMESTER GENAP 2019

I. Perencanaan Keuangan Desa


Kabupaten/kota. Perencanaan Pembangunan Desa meliputi RPJM Desa dan
Pemerintah Desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan RKP Desa yang
disusun secara berjangka dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu 6 (enam)
tahun sedangkan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. RKP Desa
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.
Perencanaan pembangunan desa disusun berdasarkan hasil kesepakatan dalam
musyawarah desa yang pelaksanaannya paling lambat pada bulan Juni tahun
anggaran berjalan.
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)
Dalam menyusun RPJM Desa, pemerintah desa wajib
menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
(Musrenbangdes) secara partisipatif. Musrenbangdes diikuti oleh pemerintah
desa, Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat desa, yang terdiri
atas tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan/atau tokoh
pendidikan.RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan terhitung sejak tanggal pelantikan kepala desa.
b. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)
RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan informasi dari
pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif desa dan
rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota. RKP Desa mulai disusun oleh Pemerintah Desa pada
bulan Juli tahun berjalan dan sudah harus ditetapkan paling lambat pada bulan
September tahun anggaran berjalan.
Rancangan RKP Desa paling sedikit berisi uraian sebagai berikut:
1. Evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;
2. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh
desa;
3. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola melalui
kerja sama antar-desa dan pihak ketiga;
4. Rencana program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh
desa sebagai kewenangan penugasan dari pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota;
5. Pelaksana kegiatan desa, yang terdiri atas unsur perangkat desa
dan/atau unsur masyarakat desa.
Rancangan RKP Desa dilampiri Rencana Kegiatan dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB), yang telah diverifikasi oleh tim verifikasi. Selanjutnya,
Kepala Desa menyelenggarakan Musrenbangdes yang diadakan untuk
membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa. Rancangan RKP Desa
memuat rencana penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
desa.
Rancangan RKP Desa berisi prioritas program dan kegiatan yang didanai:
1. Pagu indikatif desa.
2. Pendapatan Asli Desa.
3. Swadaya masyarakat desa.
4. Bantuan keuangan dari pihak ketiga.
5. Bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau
pemerintah daerah kabupaten/kota.
RKP Desa menjadi dasar dalam penyusunan rancangan APB Desa
(RAPB Desa). Teknis penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa agar tercipta
keselarasan telah diatur tata caranya dalam Permendagri Nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, sedangkan untuk prioritas
penggunaan Dana Desa khususnya tahun 2015 telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 5 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 Rancangan peraturan Desa
tentang RKP Desa dibahas dan disepakati bersama oleh Kepala Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa
tentang RKP Desa.

II. Proses Penganggaran (APB Desa)


Setelah RKP Desa ditetapkan maka dilanjutkan proses penyusunan APB
Desa.Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya yang telah ditetapkan dalam
RKP Desa dijadikan pedoman dalam proses penganggarannya. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) merupakan rencana anggaran keuangan
tahunan pemerintah desa yang ditetapkan untuk menyelenggarakan program dan
kegiatan yang menjadi kewenangan desa. Proses Penyusunan APB Desa dimulai
dengan urutan sebagai berikut:
a. Pelaksana Kegiatan menyampaian usulan anggaran kegiatan
kepada Sekretaris Desa berdasarkan RKP Desa yang telah
ditetapkann;
b. Sekretaris Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang
APB Desa (RAPB Desa) dan menyampaikan kepada Kepala Desa;
c. Kepala Desa selanjutnya menyampaikan kepada Badan
Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama.
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama
paling lambat bulan Oktober tahun berjalan antara Kepala Desa
dan BPD;
d. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah
disepakati bersama sebagaimana selanjutnya disampaikan oleh
Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan
lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi;
e. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APB Desa
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan
Peraturan Desa tentang APB Desa. Dalam hal Bupati/Walikota
tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu maka
Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya. Dalam hal
Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan
Desa tentang APB Desa tidak sesuai dengan kepentingan umum
dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Kepala Desa
melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila hasil evaluasi
tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap
menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan Peraturan
Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota yang sekaligus
menyatakan berlakunya pagu APB Desa tahun anggaran
sebelumnya;
f. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat
tanggal 31 Desember tahun anggaran berjalan.

1. NAWACITA DAN RPJMN


Pembangunan Desa adalah wujud Nawa Cita ke-3 Presiden Jokowi, yaitu
“Membangun Indonesia dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa
Dalam Kerangka NKRI”. Pembangunan desa, perlu ditingkatkan dengan cara:
1. Pemberdayaan ekonomi local
2. Penciptaan akses transportasi lokal ke wilayah pertumbuhan
3. Percepatan pemenuhan infrastruktur dasar.
Tujuan pembangunan kawasan perdesaan:
1. Mewujudkan kemandirian masyarakat
2. Menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan
Sasaran Pengembangan Wilayah Perdesaan dalam RPJMN 2015-2019:
1. Mengurangi jumlah desa tertinggal dari 26% (2011) menjadi 20% (2019)
2. Mengurangi desa tertinggal sampai 5.000 desa atau meningkatkan desa
mandiri sedikitnya 2.000 desa.

2. KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DANA DESA PADA APBN 2015 -2017


Dana Desa diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang ditransfer melalui APBD
Kabupaten/Kota dialokasikan kepada setiap desa secara merata dan berkeadilan. Dana
Desa dihitung berdasarkan Proporsi dan bobot formula:
1. 90% Porsi yg dibagi rata (Alokasi Dasar),
2. 10% Porsi berdasarkan formula (Alokasi Formula):
a. Jumlah penduduk desa (25%),
b. Angka kemiskinan desa (35%),
c. Luas wilayah desa (10%)
d. Tingkat kesulitan geografis desa (30%
Penggunaan formula tersebut mempertimbangkan:
1. Memerhatikan aspek pemerataan dan keadilan
2. Rasio penerima Dana Desa terkecil dan terbesar adalah paling rendah, yakni 1:4
3. Standar deviasi yang paling rendah.
Implikasi dari pengalokasian Dana Desa dengan menggunakan formula pembagian
alokasi Dasar : alokasi Formula = 90%:10%, yaitu:
1. Belum sepenuhnya mencerminkan keadilan
2. Belum mencerminkan keberpihakan kepada desa tertinggal dan desa sangat
tertinggaL
3. Belum sepenuhnya fokus pada upaya pengentasan kemiskinan.

3. ARAH KEBIJAKAN DANA DESA TAHUN 2018


Arah Kebijakan DD Tahun 2018 adalah :
1. Menyempurnakan formula pengalokasian Dana Desa
2. Fokus pada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan,
Kebijakan ini dilakukan dengan penyesuaian bobot variable jumlah
penduduk miskin dan luas wilayah.
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan Dana Desa,
Kebijakan ini dilakukan dengan penyaluran secara bertahap berdasarkan
pada kinerja pelaksanaan
4. Mempertajam prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat.

4. REFOMULASI PEMBAGIAN DANA DESA TAHUN 2018


Penyempurnaan formula dilakukan melalui :
1. Penyesuaian proporsi Alokasi Dasar dan Alokasi Formula
2. Memberikan afirmasi pada Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal yang
mempunyai jumlah penduduk miskin tinggi.

Reformulasi 2018 dilakukan melalui:


1. Menurunkan porsi yg dibagi rata, dari 90% menjadi 77% dari pagu Dana Desa
2. Alokasi afirmasi untuk Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal sebesar 3%
dari pagu Dana Desa;
3. Meningkatkan porsi Dana Desa yg dibagi berdasarkan formula dari 10% menjadi
20%
4. Mengubah bobot masing-masing variabel pro pada kemiskinan.

Variabel bobotnya diubah menjadi:


1. Jumlah Penduduk : 10% (dari semula 25%)
2. Jumlah Penduduk Miskin : 50% (dari semula 35%)
3. Luas Wilayah : 15% (dari semula 10%)
4. Indeks Kesulitan Geografis : 25% (dari semula 30%)

Implikasi reformulasi Dana Desa di Tahun 2018 :


1. Rasio ketimpangan distribusi Dana Desa turun dari 0.51 (2017) menjadi 0.48
(2018);
2. Dana Desa di Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dengan Jumlah
Penduduk Miskin tinggi lebih besar dibandingkan alokasi tahun 2017, yaitu Rp8,4
T (2017) menjadi Rp11,45 T (2018)
3. Dana Desa per kapita di Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal di daerah
tertinggal, perbatasan dan kepulauan sebesar Rp1.348,3 ribu lebih besar
dibandingkan dengan di Daerah lainnya sebesar Rp224.4 ribu

Sebaran Dana Desa Tahun 2018 yaitu Dana Desa untuk Daerah Tertinggal dan
Daerah Sangat Tertinggal mengalami peningkatan dari Rp36,7 triliun menjadi Rp37,3
triliun. Dengan hasil pembagian yaitu Dana Desa per kapita diluar Jawa-Bali dan
Sumatera lebih besar dibandingkan rata-rata Dana Desa per kapita di Jawa-Bali dan
Sumatera, yaitu:

1. Papua sekitar Rp1,52 juta,


2. Maluku Rp686,4 ribu,
3. Sulawesi Rp555,6 ribu, dan
4. Kalimantan Rp522,6 ribu
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemenkeu.go.id/media/6749/buku-pintar-dana-desa.pdf
juklakbimkonkeudesa.pdf

Вам также может понравиться