Вы находитесь на странице: 1из 17

LICHEN PLANUS ORAL

Definisi Lichen Planus Oral


Lichen planus adalah penyakit dermatologi kronis jinak pada epitelial
skuamosa berlapis yang mempengaruhi kulit, mukosa mulut, dan genital. Lesi
memiliki pola karakteristik garis interkoneksi yang disebut striae, menyerupai
pola tanaman lichen seperti tumbuh pada batu dan pohon.1,3,7,11

Etiologi dan Faktor Predisposisi LPO


Penyebabnya belum diketahui, tetapi bukti menunjukkan karena kelainan
imunologi dengan limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Baik sel CD4
dan subset sel CD8-T banyak ditemukan tersebar pada interfase jaringan ikat-
epitel dari jaringan yang nekrosis. Keradangan kronis ini menimbulkan perubahan
epitel, jumlah deposit fibrinogen yang sangat kuat banyak di membran dasar, dan
pada akhirnya, kerusakan lapisan dasar epithelium yang bersangkutan. Mediasi sel
imun memegang peran penting dalam patogenesis dari lichen planus. Sel imun
yang berperan yaitu sel limfosit T yang dapat menyebabkan gangguan mediasi.
Penyakit ini berkepanjangan disertai periode remisi dan ekstrasebasi. 1,3,5,6,10
Faktor predisposisi dari lichen planus karena faktor genetik, stres telah
paling sering terjadi, lesi lichenoid antara lain karena bahan restorasi gigi
(terutama amalgam dan emas), penyakit graft-versus-host kronis, terlihat pada
pasien transplantasi sumsum tulang, infeksi dengan virus hepatitis C, obat
antiinflamasi non-steroidal, dan berbagai gangguan sistemik lainnya, seperti
hipertensi dan diabetes, dapat terjadi dari manifestasi dari reaksi terhadap obat
yang digunakan. Penggunaan obat dan vaksin seperti obat antidiabetes, obat
antirematik (terutama NSAID), dan obat antihipertensi, seperti beta-blocker,
tiazida dan diuretik, serta antimalaria, seperti quinacrine.1,3,5,6

Insidensi LPO

1
Prevalensi dari lichen planus oral pada populasi umum dari United States
dilaporkan meningkat menjadi sekitar 1%. Prevalensi lichen planus oral adalah
antara 0,1% dan 2,2%. Dalam studi pertama dari 100 kasus, umur dari individual
berkisar dari 13 sampai 78 tahun. Lichen planus oral sering dijumpai pada umur
pertengahan / paruh baya. Wanita lebih mendominasi pada kasus lichen planus
daripada laki-laki, biasanya dengan rasio 3 : 2. Studi lainnya dari 200 kasus,
paling banyak bersifat asimptomatik dan memerlukan perawatan rutin. Lesi erosif
dipengaruhi oleh stres emosional.1,2,7

Gambaran Klinis LPO


Gambaran klinis lichen planus berpengaruh terhadap mukosa mulut adalah
susunan garis interkoneksi putih tipis yang disebut “striae”. Lesi yang mendasar
terdapat susunan papula dan stria / nodul putih pada mukosa, berukuran kecil, dan
mengkilap. Lesi lichen planus biasanya simetris dalam rongga mulut. Karateristik
dari LPO ialah hiperkeratosis vaskualisasi sel basal dengan keratosis apoptosis,
dan infiltrasi sel mononuklear pada epithelium.7,11
Lesi kulit lichen planus secara klasik digambarkan berupa papula berwarna
ungu, pruritus, dan poligonal. Pada awalnya terdiri atas papula yang kecil, rata,
berwarna merah, dengan bagian tengah yang cekung. Lesi dapat membesar dan
menjadi bentuk poligonal atau bergabung menjadi plak yang lebih besar. Papula
berangsur-angsur akan berwarna keunguan dan permukaan berwarna putih, yang
terdiri dari stria yang sangat halus.3
Lesi kulit biasanya gatal dan berubah menjadi kuning atau cokelat sebelum
akhirnya hilang. Disisi lain keterlibatan ekstraoral meliputi kelenjar penis, mukosa
vulva dan kuku yang dapat menyebabkan perubahan distrofik, misalnya : alopecia
atau kuku cacat terlihat sesekali. Lesi genital biasanya putih atau erosif. Pada
umumnya lesi akan ditemukan secara bilateral pada permukaan fleksor anggota
gerak (pergelangan tangan).1,2,3
Trauma dapat menyebabkan lesi (Koebner Fenomena). Seorang pasien
dapat terkena lebih dari satu bentuk lesi. Daerah yang paling sering terkena adalah

2
mukosa bukal. Lidah, bibir, palatum, gingival, dan dasar mulut juga dapat terkena.
Pada umumnya ditemukan lesi yang bilateral dan relatif simetris.2,3,5
Lichen planus oral secara klinis dikalsifikasikan menjadi beberapa tipe
yaitu retikular, plak, papular, bulla, atropik, dan erosif1,2,3.
1. Retikular
Berupa garis putih interlace halus yang tersusun dalam anyaman seperti
jala yang disebut “Wickham’s striae” (paling banyak ditemui dan mudah
dikenali dari LPO). Lesi ini biasanya tidak tetap berbentuk seperti lilin dan
berkurang selama beberapa minggu atau bulan. Lesi ini paling sering
ditemukan bilateral pada posterior mukosa bukal dan bersifat
asimptomatik. Permukaan mukosa mulut lain yang dapat terlibat
bersamaan seperti lidah lateral dan dorsal, gingiva, palatum, dan vermilion
border. Pada dorsal lidah terlihat lebih seperti plak keratotik dengan atropi
papila. Plak putih halus menggantikan permukaan normal papila lidah.2,3,9

Gambar 1
Lichen planus tipe retikular

2. Plak
Plak berwarna putih yang padat atau bercak yang mempunyai permukaan
halus sampai sedikit tidak teratur dan konfigurasi asimetris. Lesi ini
ditemukan pada mukosa bukal atau lidah. Pasien bisa saja tidak menyadari
keberadaan lesi ini. Biasanya sulit dibedakan karena menyerupai
leukoplakia. Lesi berwarna putih dan dapat timbul terutama pada mukosa
bukal posterior dan lidah.3,9

3
Gambar 2
Lichen planus tipe plak

3. Papular
Lesi berwarna putih yang sedikit lebih tinggi dari sekitarnya dengan
diameter 0,5-1 mm, biasanya terlihat pada mukosa mulut yang berkeratin.4

Gambar 3
Lichen planus tipe papular

4. Bulla
Lesi vesikulobulosa disertai variasi retikular atau erosif dan jarang
ditemui. Lesi terletak pada mukosa bukal khususnya pada posterior, bagian
bawah antara molar dua dan molar tiga, serta jarang ditemukan pada lidah,
gingiva, bibir.2,4,9

4
Gambar 4
Lichen planus tipe bulla

5. Atropik
Atropik menunjukkan mukosa mulut yang mengalami inflamasi dan
ditutupi epitel tipis berwarna merah, kombinasi suatu perubahan keratosis
dengan stria dan eritema, disertai variasi retikular dan erosif. Atrofi dapat
mensimulasikan eritroplasia.4,5,9

Gambar 5
Lichen planus tipe atropik

6. Erosif
Berupa ulkus yang tertutup pseudomembran dan dikelilingi eritema. Lesi
ini bersifat simptomatik dan terjadi jika epitelium permukaan sama sekali
hilang dan terjadi erosi. Mukosa bukal dan lidah merupakan daerah yang
umumnya terkena. Vesikel atau bula pada awalnya akan terbentuk, pecah,
dan menimbulkan erosi. Lesi yang matang mempunyai tepi merah yang
tidak teratur, pseudomembran sentral yang nekrotik dan kekuningan, serat
bercak putih anular, sering kali ditemukan di bagian tepi. Kondisi ini
menimbulkan rasa nyeri terus menerus dan dapat berkembang dengan

5
cepat. Erosif kadang - kadang terdapat atrofi dan ulserasi yang dibatasi
mukosa gingiva menghasilkan pola reaksi yang disebut gingivitis
deskuamatif , dapat menghasilkan eritema gingiva dan nyeri saat ditekan.
1,3,4

Gambar 6
Lichen planus tipe erosif

Gambaran Histologi LPO


Terdapat 3 gambaran histologi yang perlu diperhatikan untuk mendiagnosis LPO :
1. Daerah hiperkeratosis, atau hiperortokeratosis dengan penebalan pada
lapisan sel granular dan gambaran saw-tooth pada retepeg.
2. Biasanya terjadi degenerasi likuifaksi atau nekrosis pada lapisan sel basal
yang digantikan dengan pita eosinofilik.
3. Adanya pita subepitelial yang padat dari limfosit.1,4

Gambar 7
Pada pemeriksaan biopsi menunjukkan adanya hiperkeratosis,
infiltrasi dari limfosit dan vakuolisasi lapisan sel basal disertai apoptosis

6
Gambar 8
Pada pemeriksaan histokimia terlihat adanya gambaran saw tooth dari retepeg yang umumnya
merata dan terjadinya pengurangan ketebalan dari epitel disertai infiltrasi limfosit T pada lapisan
dasar epitelium.

Diagnosa Banding LPO


Diagnosa banding LPO didapat dari pemeriksaan klinis didukung dengan
pemeriksaan histopatologis. Beberapa lesi mulut yang memiliki kemiripan dengan
LPO :
1. Pemfigoid bulosa
Pemfigoid bulosa merupakan penyakit autoimunkronik. Lesi didalam
mulut tersebut ditemukan pada 20% kasus. Ditandai dengan bula
subepidermal yang besar dan berdinding tegang disertai vesikel dan
eritema. Bula tersebut dapat pecah di daerah erosif yang luas, khususnya
pada perlekatan gingiva. Daerah lainnya yang dapat terkena pada palatum
lunak, mukosa bukal, bagian dasar mulut. Pada pemeriksaan
immunofluoresensi terdapat IgG dan C3 sepanjang dasar dari membran
basalis.3

Gambar 9
Pemfigoid bulosa

2. Pemfigoid sikatriksial

7
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti, akan tetapi diduga karena
akibat autoimun. Ditandai dengan adanya bula yang dapat berubah
menjadi sikatriks, terutama terjadi pada mukosa dan konjungtiva. Bula
yang berdinding tegang, bula yang pecah akan terbentuk ulkus yang
dikelilingi oleh eritema. Pada gingiva terlihat edema difus berwarna merah
terang. Pada 90% kasus lesi didalam rongga mulut terdapat di gingiva,
mukosa bukal, dan palatum. Pada pemeriksaan immunoflouresensi
terdapat antibodi dan IgG pada membran basalis.3

Gambar 10
Pemfigoid sikatriksial

3. Lupus eritematosus kronis


Lupus eritematosus kronis lebih dominan terjadi pada wanita dan bersifat
asimptomatik, seperti tidak nyaman, terbakar, dan sakit saat mengonsumsi
makanan yang pedas dan panas. Ditandai dengan ulkus yang dikelilingi
eritema, plak keratotik dan terkadang ada sikatriks. Terdapat pada mukosa
bukal, mukosa labial, gingiva, dan palatum. Pada pemeriksaan
immunoflouresensi terdapat immunoglobulin dan C3 dengan adanya
deposit granular sepanjang membran basalis.1,3,5,9

Gambar 11
Lupus eritematosus kronis

4. Pemfigus vulgaris
Pemfigus vulgaris merupakan penyakit vesikulobulosa. Etiologi penyakit ini
belum diketahui, akan tetapi dipengaruhi oleh autoimun. Ditandai dengan adanya

8
vesikel yang mudah pecah, bula berdinding kendur, dan erosi disertai
pembentukan krusta yang dapat bertahan lama. Umumnya krusta memiliki tepi
yang tidak rata, kasar, dan sakit. Pemfigus vulgaris dapat meluas dan
menimbulkan rasa nyeri sehingga mengganggu penderita pada saat makan. Lesi
ini terdapat pada mukosa dan kulit. Pada pemeriksaan immunoflouresensi
terdapat IgG pada epidermis.3

Gambar 12
Pemfigus vulgaris

5. Leukoplakia
Gambaran klinis leukoplakia diawali dengan lesi putih bening tidak teraba, yang
kemudian menebal dengan pengerasan, dan bentuk permukaan yang bervariasi.
Ada yang berbentuk homogenus, bercak, nodul dan veruka. Warna putih dan
penebalan jaringan disebabkan oleh penebalan lapisan keratin permukaan
(hiperkeratosis) dan penebalan lapisan epitel dibawahnya (akantosis). 3,11

Gambar 13
Leukoplakia

6. Kandidiasis pseudomembran (Thrush).


Bercak seperti krim berwarna putih mutiara atau putih kebiruan yang dapat
dikerok dan meninggalkan dasar yang berwarna merah. Bercak tersebut
terdiri dari epitel deskuamasi, keratin, fibrin, jaringan nekrotik, sisa
makanan, sel radang dan kuman yang terinfiltrasi oleh hifa. Penyebabnya
karena pertumbuhan yang berlebihan dari dari spesies Candida Albican.

9
Pengobatan topikal diberi Nistatin suspense oral. Pengobatan sistemik
diberikan ketokonazol 200 mg – 400 mg.3,8

Gambar 14
Kandidiasis pseudomembran (Thrush)

7. Hairy Leukoplakia.
Lipatan putih vertikal yang berorientasi sebagai pagar di sepanjang perbatasan
lidah. Biasanya memiliki permukaan bergelombang dan mempengaruhi
margin lidah hampir secara eksklusif. Lesi dapat juga ditampilkan sebagai
plak putih, agak tinggi dan tidak dapat dikerok.
Penyebabnya karena replikasi Eipstein-Barr virus (EBV) yang aktif.
Pengobatan dengan diberikan obat antiretroviral dan asiklovir.3,9,10

Gambar 15
Hairy Leukoplakia
Perawatan LPO
Asimptomatik : Tidak ada perawatan, dilakukan pemeriksaan berkala (1
sampai 2 kali per tahun) terjadi pada lichen planus oral bentuk retikular, plak, dan
papular.
Simptomatik : Kortikosteroid topikal, kortikosteroid oral, pemeriksaan biopsi
dan histologi disarankan pada beberapa lesi yang tidak konsisten pada lichen
planus oral. Jika terdapat candidiasis dilakukan smear dan diberikan terapi
antifungi, terjadi pada lichen planus oral bentuk eritema dan useratif.
Kortikosteroid topikal berupa Triamcinolone acetonide, dioleskan dengan kapas

10
pada lesi sampai terbentuk lapisan tipis 2-3 kali sehari, tergantung tingkat
keparahan. Salah satu kortikosteroid topikal yang lebih kuat misalnya
fluocinonide, betametason, gel clobetasol yang dioleskan beberapa kali per hari ke
area yang paling bergejala biasanya cukup untuk merangsang penyembuhan
dalam jangka 1 atau 2 minggu. Penggunaan agen seperti retinoid topikal,
tacrolimus atau siklosporin telah sesekali digunakan untuk kasus yang parah.
Siklosporin memiliki efek samping yang signifikan. 1,2,5,7,12
Kortikosteroid oral berupa prednisone atau prednisolon 20-40 mg / hari
adalah andalan perawatan parah, gejala lichen planus oral, terutama bentuk erosif.
Terapi lesi LPO erosif yang meluas pada gingiva dapat dirawat dengan
menggunakan splint pada oklusal. Studi yang telah dilaporkan bahwa pasien
dengan lichen planus mungkin dapat terjadi peningkatan resiko berkembangnya
displasia epitel oral, karsinoma sel skuamosa, dan lesi reaktif oral.1,4,6,7,8
Penggantian bahan restorasi seperti amalgam dan emas dekat lesi oral
harus diganti dengan bahan lain, karena dapat menghasilkan reaksi lichenoid atau
memperburuk lesi lichen planus. Berhenti konsumsi tembakau dan alkohol, serta
menjaga kebersihan mulut

KESIMPULAN

Lichen planus adalah penyakit dermatologi kronis jinak pada epitelial


skuamosa berlapis yang mempengaruhi kulit, mukosa mulut, dan genital.
Penyebabnya belum diketahui, tetapi bukti menunjukkan karena kelainan
imunologi dengan limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Dalam studi
pertama dari 100 kasus, umur dari individual berkisar dari 13 sampai 78 tahun.
Lichen planus oral sering dijumpai pada umur pertengahan / paruh baya. Wanita
lebih mendominasi pada kasus lichen planus daripada laki-laki, biasanya dengan
rasio 3 : 2. Studi lainnya dari 200 kasus, paling banyak bersifat asimptomatik dan
memerlukan perawatan rutin. Lesi erosif dipengaruhi oleh stres emosional.1,2,7

11
Gambaran klinis lichen planus berpengaruh terhadap mukosa mulut adalah
susunan garis interkoneksi putih tipis yang disebut “striae”. Lesi yang mendasar
terdapat susunan papula dan stria / nodul putih pada mukosa, berukuran kecil, dan
mengkilap. Karateristik dari LPO ialah hiperkeratosis vaskualisasi sel basal
dengan keratosis apoptosis, dan infiltrasi sel mononuklear pada epithelium.
Lichen planus oral secara klinis dikalsifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu
retikular, plak, papular, bulla, atropik, dan erosif.
Terdapat 3 gambaran histologi yang perlu diperhatikan untuk
mendiagnosis lichen planus : daerah hiperkeratosis, atau hiperortokeratosis
dengan penebalan pada lapisan sel granular dan gambaran saw-tooth pada retepeg,
biasanya terjadi degenerasi likuifaksi atau nekrosis pada lapisan sel basal yang
digantikan dengan pita eosinofilik, dan adanya pita subepitelial yang padat dari
limfosit.
Beberapa lesi mulut yang memiliki kemiripan dengan lichen planus ialah
pemfigoid bulosa, pemfigoid sikatriksial, lupus eritematosus kronis, p emfigus
vulgaris, leukoplakia, kandidiasis pseudomembran (Thrush) dan Hairy
Leukoplakia.8,9,10,11
Perawatan LPO yang bersifat asimptomatik ialah tidak ada perawatan,
dilakukan pemeriksaan berkala (1 sampai 2 kali per tahun) terjadi pada lichen
planus oral bentuk retikular, plak, dan papular.
Perawatan LPO yang bersifat simptomatik, yaitu kortikosteroid topikal
berupa Triamcinolone acetonide, dioleskan dengan kapas pada lesi sampai
terbentuk lapisan tipis 2-3 kali sehari, kortikosteroid oral prednisone atau
prednisolon 20-40 mg / hari, pemeriksaan biopsi dan histologi disarankan pada
beberapa lesi yang tidak konsisten pada lichen planus oral.
Perawatan LPO lainnya yaitu penggantian bahan restorasi seperti amalgam
dan emas dekat lesi oral harus diganti dengan bahan lain, karena dapat
menghasilkan reaksi lichenoid atau memperburuk lesi lichen planus. Berhenti
konsumsi tembakau dan alkohol, serta menjaga kebersihan mulut

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Scully.C. 2013. Oral and Maxillofacial Medicine (The Basis of Diagnosis and
Treatment). Edisi Ke-3. Elsevier : Philadelphia. Hal 192-200
2. Neville B.W, Damm D.D, dkk. 2009. Oral and Maxillofacial Pathology. Edisi
Ke-3. Elsevier : Philadelphia. Hal 782-788
3. Langlais R.P, Miller C.S, Gehrig J.N. 2009. Atlas Berwarna Lesi mulut Yang
Sering Ditemukan (Colour Atlas of Common Oral Disease). Edisi Ke-4. EGC
: Jakarta. Hal 142
4. Greenberg M.S, Glick M, Ship J.A. 2008. Burket’s Oral Medicine. Edisi Ke-
11. Decker Inc : Ontario. Hal 89-95
5. Gandolfo.S, Scully.C, Carrozzo.M. 2006. Oral Medicine. Elsevier :
Philadelphia. Hal 101-108
6. Laskaris.G. 2005. Treatment of Oral Diseases ; A Concise Textbook. Georg
ThiemeVerlag : Germany. Hal 101-102
7. Ibsen O.A.C, Phelan J.A. 2004. Oral Pathology for the Dental Hygienist.
Elsevier : Philadelphia. Hal 102-104

13
8. Pindborg J.J., 2009. Atlas penyakit mukosa mulut: Penerbit Binarupa Askara
Publisher. Hal.56.
9. Regezi J.A, Scuiba J.J, Jordan R.C.K.2008.Oral Pathology Clinical Pathology
Clinical Pathologic Corelation. Elsevier : Philadephia. Hal 90-95.
10. Mignogna M.D, dkk. Lichen planus pemphigoides, a possible example of
epitope spreading. Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathologic,
Oral Radiology, and Edondontology. June 2010. Vol 109 No.6 : 837-843.
11. Mattila R, dkk. Caspade cascade pathways in apoptosis of oral lichen planus.
Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathologic, Oral Radiology, and
Edondontology. Vol. 110 No.5 : 618-623.
12. Palefsky J.M, Berline.J, Greenspan.D, Greenspan J.S. Evidence for
trafficking of Epstein–Barr virus strains between hairy leukoplakia and
peripheral blood lymphocytes. Journal of General Virology (2002), 83;317–
321.
13. Reginald.A, Sivapathasundharam. Oral hairy leukoplakia: an exfoliative
cytology study. Contemporary Clinical Dentistry. Jan-Mar 2010 1;10-13.
14. http://www.apotikantar.com/kenalog_in_orabase_5_g

14
REFERAT ORAL MEDICINE

LICHEN PLANUS ORAL

Nama Kelompok :

Syaifira Rizkarini 2013-16-146


Julia Juanita 2013-16-147
Kim Seong Seon 2013-16-148

PEMBIMBING : Solva Yudhita, drg. MARS

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIV.PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

15
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena atas berkat dan
rahmatNya, kami dapat menyelesaikan Referat Oral Medicine yang berjudul
“Lichen Planus Oral”. Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terima
kasih kepada drg. Solva Yuditha, MARS, atas bimbingan dan arahan dalam
menyelesaikan Referat Oral Medicine.
Kami menyadari bahwa referat ini masih kurang sempurna. Sehubungan
dengan keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan akademik maupun
teknik penulisan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi
menyempurnakan referat ini.
Akhir kata, kami berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya rekan rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Prof.Dr.Moestopo (Beragama).

Jakarta, November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ii

16
LICHEN PLANUS ORAL
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1
Definisi Lichen Planus Oral
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1
Etiologi Dan Faktor Predisposisi LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1
Insidensi LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2
Gambaran Klinis LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2
Gambaran Histologi LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
6
Diagnosa Banding LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
7
Perawatan LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
11
KESIMPULAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
14

17

ii

Вам также может понравиться

  • Berita Desa
    Berita Desa
    Документ3 страницы
    Berita Desa
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Makalah Skenario 3
    Makalah Skenario 3
    Документ35 страниц
    Makalah Skenario 3
    Eka Oktavia R
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Kesehatan
    Komunikasi Kesehatan
    Документ23 страницы
    Komunikasi Kesehatan
    Natalia Lokang
    Оценок пока нет
  • Gigi Tiruan Lengkap
    Gigi Tiruan Lengkap
    Документ27 страниц
    Gigi Tiruan Lengkap
    Danarwati Budiningrum
    Оценок пока нет
  • Pertumbuhan Dan Perkembangan Gingiva
    Pertumbuhan Dan Perkembangan Gingiva
    Документ23 страницы
    Pertumbuhan Dan Perkembangan Gingiva
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Artikel KKN
    Artikel KKN
    Документ12 страниц
    Artikel KKN
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Karies Gigi
    Karies Gigi
    Документ8 страниц
    Karies Gigi
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Laporan Tutorial Ekstraksi Seri
    Laporan Tutorial Ekstraksi Seri
    Документ14 страниц
    Laporan Tutorial Ekstraksi Seri
    Anindya Roshida
    Оценок пока нет
  • B.indo Meningkatkan Kesadaran
    B.indo Meningkatkan Kesadaran
    Документ4 страницы
    B.indo Meningkatkan Kesadaran
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • ID Factors Related To Diarrhea in Solor Vil
    ID Factors Related To Diarrhea in Solor Vil
    Документ12 страниц
    ID Factors Related To Diarrhea in Solor Vil
    nonipaen
    Оценок пока нет
  • Laporan Skenario 4 Blok 16
    Laporan Skenario 4 Blok 16
    Документ23 страницы
    Laporan Skenario 4 Blok 16
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Merin Perawatan Periodontal
    Klasifikasi Merin Perawatan Periodontal
    Документ1 страница
    Klasifikasi Merin Perawatan Periodontal
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • KLAMER
    KLAMER
    Документ2 страницы
    KLAMER
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Manifestasi Oral Penyakit Infeksi
    Manifestasi Oral Penyakit Infeksi
    Документ15 страниц
    Manifestasi Oral Penyakit Infeksi
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
    Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
    Документ7 страниц
    Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
    Muhamad Azis Hakim
    Оценок пока нет
  • Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
    Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
    Документ7 страниц
    Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
    Muhamad Azis Hakim
    Оценок пока нет
  • Proses Penelanan
    Proses Penelanan
    Документ13 страниц
    Proses Penelanan
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Farmakologi Sistem Saraf Otonom
    Farmakologi Sistem Saraf Otonom
    Документ37 страниц
    Farmakologi Sistem Saraf Otonom
    Wenge Ar
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ8 страниц
    Bab I
    Jacko Gea
    Оценок пока нет
  • Farmakologi Sistem Saraf Otonom
    Farmakologi Sistem Saraf Otonom
    Документ37 страниц
    Farmakologi Sistem Saraf Otonom
    Wenge Ar
    Оценок пока нет
  • Kehamilan
    Kehamilan
    Документ5 страниц
    Kehamilan
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Suasana Kondusif
    Suasana Kondusif
    Документ3 страницы
    Suasana Kondusif
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Pedodonsia
    Pedodonsia
    Документ1 страница
    Pedodonsia
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ8 страниц
    Bab 2
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Makalah Kolinergik
    Makalah Kolinergik
    Документ16 страниц
    Makalah Kolinergik
    Erwin
    100% (1)
  • Apeksogenesis 1
    Apeksogenesis 1
    Документ6 страниц
    Apeksogenesis 1
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Bahasa Jawa
    Bahasa Jawa
    Документ6 страниц
    Bahasa Jawa
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Periksa Kehamilan
    Periksa Kehamilan
    Документ3 страницы
    Periksa Kehamilan
    Diki Prayudi
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Lesi Karies Yang Baru
    Klasifikasi Lesi Karies Yang Baru
    Документ1 страница
    Klasifikasi Lesi Karies Yang Baru
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет
  • Kedokteran Gigi
    Kedokteran Gigi
    Документ10 страниц
    Kedokteran Gigi
    Nihla Fitriyani II
    Оценок пока нет