Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Insidensi LPO
1
Prevalensi dari lichen planus oral pada populasi umum dari United States
dilaporkan meningkat menjadi sekitar 1%. Prevalensi lichen planus oral adalah
antara 0,1% dan 2,2%. Dalam studi pertama dari 100 kasus, umur dari individual
berkisar dari 13 sampai 78 tahun. Lichen planus oral sering dijumpai pada umur
pertengahan / paruh baya. Wanita lebih mendominasi pada kasus lichen planus
daripada laki-laki, biasanya dengan rasio 3 : 2. Studi lainnya dari 200 kasus,
paling banyak bersifat asimptomatik dan memerlukan perawatan rutin. Lesi erosif
dipengaruhi oleh stres emosional.1,2,7
2
mukosa bukal. Lidah, bibir, palatum, gingival, dan dasar mulut juga dapat terkena.
Pada umumnya ditemukan lesi yang bilateral dan relatif simetris.2,3,5
Lichen planus oral secara klinis dikalsifikasikan menjadi beberapa tipe
yaitu retikular, plak, papular, bulla, atropik, dan erosif1,2,3.
1. Retikular
Berupa garis putih interlace halus yang tersusun dalam anyaman seperti
jala yang disebut “Wickham’s striae” (paling banyak ditemui dan mudah
dikenali dari LPO). Lesi ini biasanya tidak tetap berbentuk seperti lilin dan
berkurang selama beberapa minggu atau bulan. Lesi ini paling sering
ditemukan bilateral pada posterior mukosa bukal dan bersifat
asimptomatik. Permukaan mukosa mulut lain yang dapat terlibat
bersamaan seperti lidah lateral dan dorsal, gingiva, palatum, dan vermilion
border. Pada dorsal lidah terlihat lebih seperti plak keratotik dengan atropi
papila. Plak putih halus menggantikan permukaan normal papila lidah.2,3,9
Gambar 1
Lichen planus tipe retikular
2. Plak
Plak berwarna putih yang padat atau bercak yang mempunyai permukaan
halus sampai sedikit tidak teratur dan konfigurasi asimetris. Lesi ini
ditemukan pada mukosa bukal atau lidah. Pasien bisa saja tidak menyadari
keberadaan lesi ini. Biasanya sulit dibedakan karena menyerupai
leukoplakia. Lesi berwarna putih dan dapat timbul terutama pada mukosa
bukal posterior dan lidah.3,9
3
Gambar 2
Lichen planus tipe plak
3. Papular
Lesi berwarna putih yang sedikit lebih tinggi dari sekitarnya dengan
diameter 0,5-1 mm, biasanya terlihat pada mukosa mulut yang berkeratin.4
Gambar 3
Lichen planus tipe papular
4. Bulla
Lesi vesikulobulosa disertai variasi retikular atau erosif dan jarang
ditemui. Lesi terletak pada mukosa bukal khususnya pada posterior, bagian
bawah antara molar dua dan molar tiga, serta jarang ditemukan pada lidah,
gingiva, bibir.2,4,9
4
Gambar 4
Lichen planus tipe bulla
5. Atropik
Atropik menunjukkan mukosa mulut yang mengalami inflamasi dan
ditutupi epitel tipis berwarna merah, kombinasi suatu perubahan keratosis
dengan stria dan eritema, disertai variasi retikular dan erosif. Atrofi dapat
mensimulasikan eritroplasia.4,5,9
Gambar 5
Lichen planus tipe atropik
6. Erosif
Berupa ulkus yang tertutup pseudomembran dan dikelilingi eritema. Lesi
ini bersifat simptomatik dan terjadi jika epitelium permukaan sama sekali
hilang dan terjadi erosi. Mukosa bukal dan lidah merupakan daerah yang
umumnya terkena. Vesikel atau bula pada awalnya akan terbentuk, pecah,
dan menimbulkan erosi. Lesi yang matang mempunyai tepi merah yang
tidak teratur, pseudomembran sentral yang nekrotik dan kekuningan, serat
bercak putih anular, sering kali ditemukan di bagian tepi. Kondisi ini
menimbulkan rasa nyeri terus menerus dan dapat berkembang dengan
5
cepat. Erosif kadang - kadang terdapat atrofi dan ulserasi yang dibatasi
mukosa gingiva menghasilkan pola reaksi yang disebut gingivitis
deskuamatif , dapat menghasilkan eritema gingiva dan nyeri saat ditekan.
1,3,4
Gambar 6
Lichen planus tipe erosif
Gambar 7
Pada pemeriksaan biopsi menunjukkan adanya hiperkeratosis,
infiltrasi dari limfosit dan vakuolisasi lapisan sel basal disertai apoptosis
6
Gambar 8
Pada pemeriksaan histokimia terlihat adanya gambaran saw tooth dari retepeg yang umumnya
merata dan terjadinya pengurangan ketebalan dari epitel disertai infiltrasi limfosit T pada lapisan
dasar epitelium.
Gambar 9
Pemfigoid bulosa
2. Pemfigoid sikatriksial
7
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti, akan tetapi diduga karena
akibat autoimun. Ditandai dengan adanya bula yang dapat berubah
menjadi sikatriks, terutama terjadi pada mukosa dan konjungtiva. Bula
yang berdinding tegang, bula yang pecah akan terbentuk ulkus yang
dikelilingi oleh eritema. Pada gingiva terlihat edema difus berwarna merah
terang. Pada 90% kasus lesi didalam rongga mulut terdapat di gingiva,
mukosa bukal, dan palatum. Pada pemeriksaan immunoflouresensi
terdapat antibodi dan IgG pada membran basalis.3
Gambar 10
Pemfigoid sikatriksial
Gambar 11
Lupus eritematosus kronis
4. Pemfigus vulgaris
Pemfigus vulgaris merupakan penyakit vesikulobulosa. Etiologi penyakit ini
belum diketahui, akan tetapi dipengaruhi oleh autoimun. Ditandai dengan adanya
8
vesikel yang mudah pecah, bula berdinding kendur, dan erosi disertai
pembentukan krusta yang dapat bertahan lama. Umumnya krusta memiliki tepi
yang tidak rata, kasar, dan sakit. Pemfigus vulgaris dapat meluas dan
menimbulkan rasa nyeri sehingga mengganggu penderita pada saat makan. Lesi
ini terdapat pada mukosa dan kulit. Pada pemeriksaan immunoflouresensi
terdapat IgG pada epidermis.3
Gambar 12
Pemfigus vulgaris
5. Leukoplakia
Gambaran klinis leukoplakia diawali dengan lesi putih bening tidak teraba, yang
kemudian menebal dengan pengerasan, dan bentuk permukaan yang bervariasi.
Ada yang berbentuk homogenus, bercak, nodul dan veruka. Warna putih dan
penebalan jaringan disebabkan oleh penebalan lapisan keratin permukaan
(hiperkeratosis) dan penebalan lapisan epitel dibawahnya (akantosis). 3,11
Gambar 13
Leukoplakia
9
Pengobatan topikal diberi Nistatin suspense oral. Pengobatan sistemik
diberikan ketokonazol 200 mg – 400 mg.3,8
Gambar 14
Kandidiasis pseudomembran (Thrush)
7. Hairy Leukoplakia.
Lipatan putih vertikal yang berorientasi sebagai pagar di sepanjang perbatasan
lidah. Biasanya memiliki permukaan bergelombang dan mempengaruhi
margin lidah hampir secara eksklusif. Lesi dapat juga ditampilkan sebagai
plak putih, agak tinggi dan tidak dapat dikerok.
Penyebabnya karena replikasi Eipstein-Barr virus (EBV) yang aktif.
Pengobatan dengan diberikan obat antiretroviral dan asiklovir.3,9,10
Gambar 15
Hairy Leukoplakia
Perawatan LPO
Asimptomatik : Tidak ada perawatan, dilakukan pemeriksaan berkala (1
sampai 2 kali per tahun) terjadi pada lichen planus oral bentuk retikular, plak, dan
papular.
Simptomatik : Kortikosteroid topikal, kortikosteroid oral, pemeriksaan biopsi
dan histologi disarankan pada beberapa lesi yang tidak konsisten pada lichen
planus oral. Jika terdapat candidiasis dilakukan smear dan diberikan terapi
antifungi, terjadi pada lichen planus oral bentuk eritema dan useratif.
Kortikosteroid topikal berupa Triamcinolone acetonide, dioleskan dengan kapas
10
pada lesi sampai terbentuk lapisan tipis 2-3 kali sehari, tergantung tingkat
keparahan. Salah satu kortikosteroid topikal yang lebih kuat misalnya
fluocinonide, betametason, gel clobetasol yang dioleskan beberapa kali per hari ke
area yang paling bergejala biasanya cukup untuk merangsang penyembuhan
dalam jangka 1 atau 2 minggu. Penggunaan agen seperti retinoid topikal,
tacrolimus atau siklosporin telah sesekali digunakan untuk kasus yang parah.
Siklosporin memiliki efek samping yang signifikan. 1,2,5,7,12
Kortikosteroid oral berupa prednisone atau prednisolon 20-40 mg / hari
adalah andalan perawatan parah, gejala lichen planus oral, terutama bentuk erosif.
Terapi lesi LPO erosif yang meluas pada gingiva dapat dirawat dengan
menggunakan splint pada oklusal. Studi yang telah dilaporkan bahwa pasien
dengan lichen planus mungkin dapat terjadi peningkatan resiko berkembangnya
displasia epitel oral, karsinoma sel skuamosa, dan lesi reaktif oral.1,4,6,7,8
Penggantian bahan restorasi seperti amalgam dan emas dekat lesi oral
harus diganti dengan bahan lain, karena dapat menghasilkan reaksi lichenoid atau
memperburuk lesi lichen planus. Berhenti konsumsi tembakau dan alkohol, serta
menjaga kebersihan mulut
KESIMPULAN
11
Gambaran klinis lichen planus berpengaruh terhadap mukosa mulut adalah
susunan garis interkoneksi putih tipis yang disebut “striae”. Lesi yang mendasar
terdapat susunan papula dan stria / nodul putih pada mukosa, berukuran kecil, dan
mengkilap. Karateristik dari LPO ialah hiperkeratosis vaskualisasi sel basal
dengan keratosis apoptosis, dan infiltrasi sel mononuklear pada epithelium.
Lichen planus oral secara klinis dikalsifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu
retikular, plak, papular, bulla, atropik, dan erosif.
Terdapat 3 gambaran histologi yang perlu diperhatikan untuk
mendiagnosis lichen planus : daerah hiperkeratosis, atau hiperortokeratosis
dengan penebalan pada lapisan sel granular dan gambaran saw-tooth pada retepeg,
biasanya terjadi degenerasi likuifaksi atau nekrosis pada lapisan sel basal yang
digantikan dengan pita eosinofilik, dan adanya pita subepitelial yang padat dari
limfosit.
Beberapa lesi mulut yang memiliki kemiripan dengan lichen planus ialah
pemfigoid bulosa, pemfigoid sikatriksial, lupus eritematosus kronis, p emfigus
vulgaris, leukoplakia, kandidiasis pseudomembran (Thrush) dan Hairy
Leukoplakia.8,9,10,11
Perawatan LPO yang bersifat asimptomatik ialah tidak ada perawatan,
dilakukan pemeriksaan berkala (1 sampai 2 kali per tahun) terjadi pada lichen
planus oral bentuk retikular, plak, dan papular.
Perawatan LPO yang bersifat simptomatik, yaitu kortikosteroid topikal
berupa Triamcinolone acetonide, dioleskan dengan kapas pada lesi sampai
terbentuk lapisan tipis 2-3 kali sehari, kortikosteroid oral prednisone atau
prednisolon 20-40 mg / hari, pemeriksaan biopsi dan histologi disarankan pada
beberapa lesi yang tidak konsisten pada lichen planus oral.
Perawatan LPO lainnya yaitu penggantian bahan restorasi seperti amalgam
dan emas dekat lesi oral harus diganti dengan bahan lain, karena dapat
menghasilkan reaksi lichenoid atau memperburuk lesi lichen planus. Berhenti
konsumsi tembakau dan alkohol, serta menjaga kebersihan mulut
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Scully.C. 2013. Oral and Maxillofacial Medicine (The Basis of Diagnosis and
Treatment). Edisi Ke-3. Elsevier : Philadelphia. Hal 192-200
2. Neville B.W, Damm D.D, dkk. 2009. Oral and Maxillofacial Pathology. Edisi
Ke-3. Elsevier : Philadelphia. Hal 782-788
3. Langlais R.P, Miller C.S, Gehrig J.N. 2009. Atlas Berwarna Lesi mulut Yang
Sering Ditemukan (Colour Atlas of Common Oral Disease). Edisi Ke-4. EGC
: Jakarta. Hal 142
4. Greenberg M.S, Glick M, Ship J.A. 2008. Burket’s Oral Medicine. Edisi Ke-
11. Decker Inc : Ontario. Hal 89-95
5. Gandolfo.S, Scully.C, Carrozzo.M. 2006. Oral Medicine. Elsevier :
Philadelphia. Hal 101-108
6. Laskaris.G. 2005. Treatment of Oral Diseases ; A Concise Textbook. Georg
ThiemeVerlag : Germany. Hal 101-102
7. Ibsen O.A.C, Phelan J.A. 2004. Oral Pathology for the Dental Hygienist.
Elsevier : Philadelphia. Hal 102-104
13
8. Pindborg J.J., 2009. Atlas penyakit mukosa mulut: Penerbit Binarupa Askara
Publisher. Hal.56.
9. Regezi J.A, Scuiba J.J, Jordan R.C.K.2008.Oral Pathology Clinical Pathology
Clinical Pathologic Corelation. Elsevier : Philadephia. Hal 90-95.
10. Mignogna M.D, dkk. Lichen planus pemphigoides, a possible example of
epitope spreading. Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathologic,
Oral Radiology, and Edondontology. June 2010. Vol 109 No.6 : 837-843.
11. Mattila R, dkk. Caspade cascade pathways in apoptosis of oral lichen planus.
Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathologic, Oral Radiology, and
Edondontology. Vol. 110 No.5 : 618-623.
12. Palefsky J.M, Berline.J, Greenspan.D, Greenspan J.S. Evidence for
trafficking of Epstein–Barr virus strains between hairy leukoplakia and
peripheral blood lymphocytes. Journal of General Virology (2002), 83;317–
321.
13. Reginald.A, Sivapathasundharam. Oral hairy leukoplakia: an exfoliative
cytology study. Contemporary Clinical Dentistry. Jan-Mar 2010 1;10-13.
14. http://www.apotikantar.com/kenalog_in_orabase_5_g
14
REFERAT ORAL MEDICINE
Nama Kelompok :
15
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena atas berkat dan
rahmatNya, kami dapat menyelesaikan Referat Oral Medicine yang berjudul
“Lichen Planus Oral”. Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terima
kasih kepada drg. Solva Yuditha, MARS, atas bimbingan dan arahan dalam
menyelesaikan Referat Oral Medicine.
Kami menyadari bahwa referat ini masih kurang sempurna. Sehubungan
dengan keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan akademik maupun
teknik penulisan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi
menyempurnakan referat ini.
Akhir kata, kami berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya rekan rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Prof.Dr.Moestopo (Beragama).
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
ii
16
LICHEN PLANUS ORAL
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1
Definisi Lichen Planus Oral
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1
Etiologi Dan Faktor Predisposisi LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1
Insidensi LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2
Gambaran Klinis LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2
Gambaran Histologi LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
6
Diagnosa Banding LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
7
Perawatan LPO
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
11
KESIMPULAN
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
14
17
ii