Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
BAB II
PELINGKUPAN
2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua maka rencana
Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu
Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua. Bukti dari kesesuaian tata ruang tersebut
dengan diterbitkanya rekomendasi rencana Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika
(10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi
Line SUTT 150 kV oleh pejabat terkait yaitu berupa Peraturan Daerah Provinsi Papua
Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Tahun
2013-2033.
II-1
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Mimika. Lokasi rencana kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW)
PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line
SUTT 150 kV disajikan dalam gambar 2.1. dan gambar 2.2
II-2
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-3
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Gambar 2.2. Peta Rencana Lokasi Gardu Induk dan Transmisi Line
II-4
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-5
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Rencana kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika
2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV akan
dilakukan dalam 3 tahapan kegiatan yaitu tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan
operasi. Tahapan rencana kegiatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Rencana Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW)
PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA &
Transmisi Line SUTT 150 kV
Tahun
No Kegiatan
2017 2018 2019 2020 … 2030
A. Tahap Pra Konstruksi
1 Sosialisasi
2 Pembebasan Lahan
3 Rekruitment Tenaga Kerja
B. Tahap Konstruksi
Pembangunan dan
1
Pengoperasian Base Camp
2 Mobilisasi Peralatan
3 Mobilisasi Material
4 Pekerjaan Konstruksi
5 Demobilisasi peralatan
6 Pembersihan basecamp
7 Pemutusan Hubungan Kerja
C. Tahap Operasi
II-6
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
1. Sosialisasi
Berdasarkan amanah dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan
Hidup dan Izin Lingkungan, maka perlu dilakukan sosialisasi kepada
publik/masyarakat terkait dengan rencana Pembangunan PLTMG Mobile PP
Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA
& Transmisi Line SUTT 150 kV, dan proses kegiatan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sosialisasi bertujuan untuk menyamakan penafsiran dan pemahaman terhadap
kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2
(40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV.
Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar
proyek tentang rencana kegiatan. Dengan demikian, diharapkan dapat
mengurangi persepsi negatif dari masyarakat, dan pada akhirnya masyarakat
dapat menerima dan mendukung berlangsungnya kegiatan tersebut.
Pemrakarsa akan melakukan sosialisasi awal dengan menghadirkan
masyarakat, aparat pemerintah dan tokoh masyarakat. Informasi yang akan
diberikan dalam sosialisasi tersebut antara lain perencanaan kegiatan yang
akan dilakukan, trase rencana pembangunan jalan serta dampak-dampak yang
akan ditimbulkan baik bersifat positif/untung maupun bersifat negatif/rugi
terhadap lingkungan maupun masyarakat.
Model/strategi yang diterapkan dalam melakukan sosialisasi adalah dengan
pendekatan partisipatif, yaitu Participatory Rural Appraisal (PRA). Bentuk
sosialisasi yang dilakukan berupa diskusi dengan kelompok-kelompok kecil
II-7
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
yang ada di masyarakat, baik secara formal maupun informal. Pendekatan ini
dilakukan untuk mengetahui persepsi, kebutuhan serta harapan dari
kelompok-kelompok masyarakat terhadap rencana kegiatan Pembangunan
PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV. Selain itu, sosialisasi juga
dilakukan dengan pertemuan secara terbuka serta melalui pengumuman yang
ditempelkan di tempat-tempat yang mudah diakses oleh masyarakat.
2. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan dilakukan untuk mendapatkan lahan sesuai dengan trase
jalan yang direncanakan. Pembebasan lahan dilakukan terbatas hanya pada
lahan yang akan digunakan untuk keperluan kegiatan pembangunan. Sistem
pembebasan lahan ini dengan sistem pembelian. Sistem dan mekanisme dalam
pembebasan lahan dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan partisipatif,
dengan mendayagunakan kelembagaan lokal pada masyarakat. Adapun proses
pembebasan lahan masyarakat adalah sebagai berikut:
- Melakukan klarifikasi dan invetarisasi kepemilikan lahan masyarakat
- Melakukan pengukuran lahan yang akan dibebaskan.
- Melakukan pembayaran sesuai dengan kesepatakan dengan pemilik lahan.
Prosedur dalam melakukan ganti rugi lahan dan tanam tumbuh adalah sebagai
berikut:
- Pembayaran wajib diterima langsung oleh pemilik atau ahli waris dan
disaksikan serta ditanda tangani oleh pemilik lahan.
- Kepala kampung, tokoh masyarakat, kepala distrik dan dinas atau instansi
pemerintah kabupaten yang membidangi.
- Setiap kegiatan proses ganti rugi akan didokumentasikan baik dalam bentuk
tertulis maupun foto.
II-8
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan terlibat langsung dalam tahapan
kegiatan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam pelaksanaannya perekrutan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan
pihak ketiga yang ditunjuk oleh PT PLN (Persero). Perkiraan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Jumlah
No Jabatan Keterangan
(orang)
Administrasi/Kantor
1. Project Director 1 -
2. Project Control 2 -
3. Fabrication Manager 1 -
4. Engineering Manager 1 -
5. Construction Manager 1 -
6. Procruitment Manager 1 -
7. Finance Manager 1 -
8. Site Manager 4 -
9. Site Office 28 -
Pekerjaan Pondasi Tower
10. Satu Grup Kerja 15 1 tower, 14 hari
Pekerjaan Erection Tower
11. Satu Grup Kerja 20 1 tower, beban 4000 kg
Pendirian Tower dan Pemasangan Isolator dan Accesories
12. Satu Grup Kerja 14 1 tower, 6 hari
Penarikan kabel (stringing)
13. Satu Grup Kerja 43 10 km, 1 bulan
Pembangunan Gradu Induk dan Switcyard 150 kV
14. Persiapan 10
15. Pekerjaan sipil 25 1 grup kerja
16. Pekerjaan mekanikal 20
Jumlah 187
II-9
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Mobilisasi Peralatan
Peralatan konstruksi yang dimaksud dalam Pembangunan PLTMG Mobile PP
Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA
& Transmisi Line SUTT 150 kV didatangkan dari luar lokasi kegiatan. Material
peralatan terdiri dari winch, puller, roda kawat, lifting road dan tiang
penyangga. Alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi disajikan dalam tabel 2.3.
Tabel 2.3. Penggunaan Peralatan Rencana Kegiatan Pembangunan PLTMG
Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu
Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
No Jenis kegiatan konstruksi Peralatan
1. Pembersihan tanah dan Cangkul, sabit, sekop, linggis, palu,
pengukuran posisi pondasi meteran, bor ukur
2. Penggalian tanah untuk Mesin pancang, molen, sekop, timba,
pondasi ember
3. Pondasi tower Mesin pancang, tempelete, teodolit, molen,
sekop, timba
4. Pendirian tower Tool set, wing jimpole, katrol
5. Pemasangan isolator dan Tool set, wing jimpole, katrol
II-10
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
accessories
6. Stringing Mesin stringing, winc/puller, tensioner,
kawat pancingan, acuisner, pengukur
tegangan tarikan, spanners, pulling bonds,
hidrolic press
7. Pembangunan gardu induk Buldozer, excavator dan vibrator engine
8. Mobilisasi peralatan dan Truk gandeng dan dump truck
material
Sumber : PT PLN (Persero), 2017
Mobilisasi Material
Mobilisasi material dalam tahap konstruksi yang dimaksud dalam
Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW),
Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV adalah
dengan mendatangkan material ke lokasi proyek guna menunjang segala
keperluan yang berhubungan dengan proses konstruksi serta pembangunan
sarana-prasarana yang dibutuhkan. Material bangunan yang dibutuhkan dalam
pembangunan jaringan dan gardu meliputi semen, batu, pasir, semen, besi
beton, besi baja, pipa, steel structure, kabel, kayu, genteng dan sebagainya.
Material tower dan kawat seerta peralatan gardu induk didatangkan dari luar
lokasi kegiatan dan didistribusikan ke setiap lokasi dan site. Batu dan pasir
didatangkan dari daerah terdekat lokasi.
Pengangkutan peralatan dan material yang akan digunakan untuk
pembangunan pondasi dan tower akan dilakukan menggunakan kendaraan
truk ke lokasi tertentu (main road) yang kemudian diteruskan dengan
pengangkutan menggunakan tenaga buruh ke lokasi tower yang dituju
II-11
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
3. Pekerjaan Konstruksi
A. Pematangan Lahan
II-12
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
(a) Pondasi
Pondasi adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower
(stub) dengan bumi. Jenis pondasi tower beragam menurut kondisi tanah
tapak tower berada dan beban yang akan ditanggung oleh tower.
Adapun pekerjaan pondasi tower SUTT 150 kV secara umum dilakukan
dengan langkah-Iangkah sebagai berikut,
1) Setting tapak pondasi
- Pekerjaan pematokan astower, dibuat permanen dari campuran
beton dan tertanam ditanah, untuk mengantisipasi patok digeser
atau tergeser.
- Perlu dicek sudut arah tower dan lokasi tapak sesuai dengan
lahan yang dibebaskan.
2) Pekerjaan galian tanah
- Dilakukan setelah posisi dan metode galian disetujui oleh
pengawas
- Galian tanah inidiperlukan untuk tipe pondasi PC
- Metode galian disesuaikan dengan keadaan/jenis tanah.
3) Pasir urug dan Iantai kerja (LeanConcrete)
- Lapisan pasir urug (5-10) cm sesuai gambar approval dan
kemudian diberi spesi beton sebagai LC5 cm.
- Ketebalan pasir urug bisa ditambah sesuai dengan kondisi
lapangan dan arahan dari pengawas.
4) Setting Stub dan Cleats
II-13
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
- Stub tower disetting sesuai gambar tower approval back to back tower
- Pada bagianbawah stub diberi umpak beton (30x30x20) cm
sebagai dudukan agar stabil
- Setting stub dilakukan lebih dahulu sebelum besi tulangan
dirangkai
- Stub tower dikunci dalam posisi stabil agar tidak bergerak saat
pengecoran
- Jumlah cleats minimal 2set sesuai gambar.
5) Pembesian dan bekisting
- Menggunakan besi tulangan telah lulus uji tarik dilab dan
memenuhi persyaratan kuat tarik besi
- Dimensi, jarak dan jumlah tulangan sesuai dengan gambar
approval
- Tulangan yang digunakan bersih dan bebas karat
-
Beton decking/tahu beton minimal 4 buah dalam 1 m2
- Pada saat merangkai besi tulangan, stub tower jangan sampai
bergeser
- Pengawas memastikan dimensi bekisting terpasang kokoh dan
sesuai ukuran
- Harus dipastikan grounding tower telah terpasang
6) Pengecoran
Jenis pengecoran yang dilaksanakan umunya ada dua, tergantung
bagaimana kondisi Iapangan, yaitu :
- Pengecoran dengan readymix
Ready mixmerupakan produksi dari sebuah pabrik pencampur
(dikenal dengan batchingplan) kemudian diangkut dengan truk
molen.Sistem pencampuran bisa melalui alat batchin plan,
kemudian campuran beton yang sudah jadi sesuai dengan
komposisi campuran beton yang dikehendaki dituangkan
kedalam truk molen ( dikenal dengan sistem basah). Sistem
pencampuran yang lain bahwa komponen beton ditakar
menggunakan alat, setelah sesuai dengan komposisl beton
rencanakemudian ditungkan kedalam truk molen (dikenal dengan
II-14
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-15
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-16
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-17
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-18
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-19
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-20
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-21
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-22
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-23
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-24
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-25
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-26
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Jika terdapat beberapa span dengan perbedaan level yang cukup besar
diantara tower-tower pada keseluruhan section, maka sighting span
harus dipilih span yang berdekatan dengan kedua ujung.Target (sagging
board) dan transit (pocket compass) dipasang pada tower yang berada
pacta kedua sisi sighting span dibawah titik penopang konduktor sesuai
hasil perhitungan sag.
II-27
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-28
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
- Pagar keliling GI
2 Gedung Kontrol a. Komponen sipil
- Ruang peralatan kontrol (kendali) &
ruang cubicle
- Ruang opeartor
- Ruang kantor GI
- Ruang Relay
- Ruang komunikasi
- Ruang battery
- Pondasi peralatan (panel relay, panel
kontrol, cubicle dll)
- Got kabel (cable duct)
b. Komponen mekanikal
- Air conditioning (AC)
- Rak kabel yang dijadikan sebagai
penempatan kabel, yang menghubungkan
antara peralatan yang ada di switchyard
dengan komponen yang ada digedung
kontrol, maupun yang menghubungkan
komponen yang ada di gedung kontrol
3 Sarana/prasarana a. Jalan di area switchyard, jalan masuk ke GI
jalan di sekeliling gedung kontrol
b. Pagar keliling GI
c. Tempat parkir kendaraan dan halaman
gedung kontrol
d. Saluran air limbah dan saluran air di area
switchyard
e. Gedung tempat penyimpanan material/
peralatan
f. Kamar mandi/ WC
g. Pos keamanan (pos satpam)
h. Taman di sekeliling gedung kontrol
i. Fasilitas air bersih
4 Sistem proteksi a. Proteksi transformator daya
b. Proteksi penghantar SUTT
c. Proteksi busbar dan proteksi penyulang 20
kV
5 Komponen Listrik a. Konduktor tembaga atau plat tembaga untuk
Penunjang grounding peralatan
b. Cable schoon BC untuk grounding peralatan
c. Ground Rod untuk instalasi pembumian
peralatan
d. GSW atau ground wire (kawat pertanahan)
II-29
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-30
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-31
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
4. Demobilisasi Peralatan
Kegiatan demobilisasi peralatan akan dilakukan secara bertahap setelah
pekerjaan konstruksi pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW)
PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi
Line SUTT 150 kV terselesaikan dengan waktu pelaksanaan yang direncanakan
adalah selama ± 1 bulan.
II-32
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-33
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
2. Pengoperasian PLTMG
A. Penyaluran Tenaga Listrik
Kegiatan penyaluran tenaga listrik merupakan kegiatan utama pada tahap
operasional. Perjaan instalasi listrikyang telah selesai dikerjakan dan akan
dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan
pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi
listrik tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan, Untuk meyakini bahwa
instalasi listrik telah benar-benar aman dioperasikan, keberadaannya harus
telah memenuhi persyaratan dan ketentuan teknis yang berlaku.
Untuk mengetahui Apakah instalasi listrik telah memenuhi persyaratan dan
ketentuan yang berlaku, harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau
commisioning test, yaitu dilakukan pemeriksaan kelengkapan peralatan
termasuk tata cara pemasangan peralatan tersebut. Ruanglingkup kegiatan
commisioninq test meliputi pemeriksaan,yaitu dengan cara melihat langsung
terhadap peralatan/materiaI maupun konstruksi instalasi Iistrik yang telah
terpasang secara kasat mata dan atau melalui bantuan alat tertentu, misal :
teropong, tetapi tidak menggunakan bantuan alat uji/alat ukur.
Ada beberapa jenis pemeriksaan, yaitu :
1. Pemeriksaan sifat tampak (visual check), Pemeriksaan item per item alat
barang/material yang telah terpasang dengan tujuan untuk mengetahui
apakah alat/barang/material yang dipasangtelah sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak, Item pemeriksaan meliputi :
- Memeriksa kondisi tower, apakah semuanya dalam keadaan baik dan
tidak ada bagian yang berkarat, termasuk bolt dan nut-nya.
- Memeriksa kondisi isolator, apakah semuanya dalam keadaan baik dan
bersih, tidak ada yang pecah atau retak dan tidak ada kotoran yang
menempel
- Memeriksa kelengkapan isolator, apakah dalam keadaan baik dan tidak
cacat.
- Memeriksa kondisi konduktor, ground wire dan joint sleeve,tidak boleh
ada yang cacat (rantas) dan pengepresan harus baik (tidak longgar dan
tidak terlalu kuat).
II-34
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-35
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-36
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Apabila tahap Commissioning test telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik
serta memenuhi ketentuan yang berlaku, maka Gardu Induk telah siap untuk
dioperasikan, pengoperasian gardu induk ini melibatkan banyak pihak, karena
sistem terintegrasi menjadi satu dengan sub sistem dan sistem yang lain.
Dalam pengoperasian gardu induk diperlukan suatu pedoman tentang tata cara
pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian operasi suatu peralatan agar berfungsi
secara baik dan benar, baik dalam kondisi normal, gangguan, darurat dan blackout :
Ketentuan tersebut disusun bersama oleh pihak-pihak terkait (sector, distribusi, dan
UPB) yang selanjutnya disebut SOP (Standard Operating Procedure). Di dalam SOP
telah memuat prosedur teknis pengoprasian dan prosedur kewenangan dan
-
tanggung jawab pengoprasian peralatan. Ketentuan tersebut wajib ditaati oleh
operator dalam pengoprasian gardu induk, SOP dapat berubah/diubah sewaktu
terjadi perubahan konfigurasi gardu induk atau bila perubahan karena suatu
perkembangan.
Sebelum mengoperasikan gardu induk terlebih dahulu operator mengetahui
konfigurasi gardu induk, nama, peralatan, lokasi peralatan dan batasan
pengusahaannya. Adapun konfigurasi gardu induk yang ada di PT.PLN (persero)
saat ini biasanya :
1. Gardu Induk dengan rel tunggal (single busbar)
Konfigurasi rel tunggal biasanya dipakai pada daerah yang mempunyai prioritas
terakhir. Pengoperasiannya sederhana, bila terjadi gangguan/pemeliharaan
relatau trafo atau penghantar maka akan terjadi pemadaman yang relatif lama.
II-37
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Gardu Induk dengan rel ganda dengan 1,5 PMT (Oneand half circuit breaker),
Pada sistem double bus bar bila terjadi gangguan/pemeliharaan salah satu rel
maka pengaman relative tidak terlalu lama, karena konfigurasinya
memungkinkan untuk diadakan pemindahan rel. Pada sistemdouble
busbardengan l,5 PMT lebih satu diameter bila terjadi gangguan/pemeliharaan
salah satu rel atau PMT maka dimungkinkan tidak terjadi pemadaman
C. Pemeliharaan Jaringan
Pemeliharaan jaringan SUTT berkaitan erat dengan kelangsungan penyaluran
tenaga listrik, kegiatan ini dilakukan sepanjang jaringan SUTT secara berkala,
meliputi pemeliharaan menara, penghantar termasuk kelengkapannya dan
ruang bebas.Tujuan Pemeliharaan jaringan SUTT,adalah sebagai berikut :
- Mempertahankan kemampuan kerja peralatan
- Memperpanjang livetime peralatan
- Menghilangkan, mengurangi resiko kerusakan
- Mengembalikan kemampuan kerja peralatan
- Mengurangi kerugian secara ekonomis
- Memberi keyakinan keandalan operasinya
II-38
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-39
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-40
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
1. Iklim
Data sekunder yang dipakai untuk mengetahui tipe iklim bisa berasal dari data
iklim lokasi atau daerah yang menjadi lokasi kegiatan, ataupun data iklim di
daerah sekitar lokasi terdekat dengan mempertimbangkan lokasi yang berdekatan
jaraknya, terdapat pada bentang alam yang sama dan juga data cukup lengkap.
Data iklim yang dideskripsikan meliputi: curah hujan dan hari hujan dan
kecepatan angin
II-41
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
lokasi berdekatan jarak, terdapat pada bentang alam yang sama, dan data
cukup lengkap) dan data curah hujan Kabupaten Timika dari tahun 2013.
Tabel 2.9. Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Timika
Tahun 2014
Jumlah Curah Hujan
Bulan Jumlah Hari Hujan (mm)
(mm)
Januari 428.8 25
Februari 408.8 22
Maret 332.4 22
April 584.5 27
Mei 406.9 28
Juni 590.7 28
Juli 971.5 30
Agustus 1050.0 28
September 342.3 28
Oktober 663.8 28
November 618.4 27
Desember 372.5 25
Sumber: Timika Dalam Angka 2014
II-42
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
2) Kecepatan Angin
Peninjauan kecepatan angin dimaksudkan untuk mengetahui pola dominasi
kecepatannya. Hal ini penting berkaitan dengan pengaruhnya terhadap
penyebaran polutan gas dan partikulat yang akan dihasilkan oleh adanya
kegiatan rencana pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG
Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT
150 kV. Berhubung minimnya data mengenai kecepatan angin maka digunakan
data kecepatan angin dari Stasiun Pengamatan Cuaca Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika Timika tahun 2014 (hal ini dikarenakan lokasi
berdekatan jarak, terdapat pada bentang alam yang sama, dan data cukup
lengkap) yang dapat dilihat pada table di bawah ini.
1014.3 1009.0
Januari 1004.7 7
Februari 1003.9 1014.7 1009.2 7
II-43
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-44
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
1) Kualitas Udara
Parameter-parameter kualitas udara yang diukur dan dianalisis, meliputi
belerang/sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), carbon monoksida
(CO), debu (TSP), oksidan (Ox), hidrogen sulfida (H2S), dan ammonia (NH3).
Kualitas udara di wilayah studi dalam perencanaan pembanguan Ruas Jalan
Oksibil – Dekai saat ini belum dilakukan pengukuran. Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh, kualitas udara di lokasi studi dapat dikatakan masih
baik. Hal ini ditandai dengan belum adanya keluhan dari masyarakat setempat
yang terganggu atau terpengaruh oleh keadaan kualitas udara yang ada. Data
mengenai kualitas udara akan disajikan setelah dilaksanakannya pengambilan
sampel di lapangan dan akan dimasukkan sebagai rona lingkungan awal (RLA)
di dalam dokumen ANDAL.
2) Tingkat Kebisingan
Keadaan rona lingkungan awal tingkat kebisingan diukur pada saat melakukan
survey pendahuluan, dan akan dilakukan pengujian tingkat kebisingan pada
saat kerangka acuan (KA) disetujui.
3. Topografi
Wilayah Kabupaten Mimika memiliki topografi dataran tinggi dan dataran
rendah. Distrik yang bertopografi dataran tinggi adalah Tembagapura, Agimuga
dan Jila. Distrik-distrik selain ketiga distrik tersebut merupakan distrik-distrik
yang memiliki topografi dataran rendah.
II-45
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Mimika
4. Kawasan Hutan
Berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Papua,
pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW),
Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV termasuk
dalam 3 fungsi kawasan hutan, yang terdiri dari hutan lindung, hutan produksi
terbatas dan hutan produksi konversi. Panjang masing-masing trase jalan
disajikan pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.14. Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan
II-46
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Tabel 2.16 Jenis-Jenis Flora Tanaman Pangan, Sayuran dan Buah yang Ditanam di
Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
II-47
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
1. Kependudukan/Demografi
1) Penduduk Menurut Jenis Kelamin
II-48
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
2) Kepadatan Penduduk
Keadaan kepadatan penduduk di lokasi rencana tapak proyek dapat dilihat
berdasarkan pada kepadatan penduduk geografis (KPG). Dari hasil
perhitungan berdasarkan data sekunder yang ada diperoleh tentang kepadatan
penduduk, disajikan pada tabel dibawah ini.
II-49
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-50
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Data penduduk diatas dapat digunakan sebagai basis untuk menghitung angka
ketergantungan (dependency ratio). Hasil perhitungan diperoleh nilai angka
ketergantungan penduduk Kabupaten TImika memiliki nilai angka
ketergantungan sebesar 15,34 artinya setian 100 orang yang produktif akan
menanggung 15 orang yang tidak/belum produktif. Dilihat dari rata-rata
angka ketergantungan (dependency Ratio) yang diperoleh dari kedua kabupaten
tersebut termasuk kategori sedang, berdasarkan kategorisasi angka beban
tanggungan ini menurut Kasnawi dan Mangunrai (1996) yaitu :
Angka Beban Tanggungan Tinggi : ≥ 70
Angka Beban Tanggungan Sedang : 51 – 69
Angka Beban Tanggungan Rendah : ≤ 50
2. Sosial Ekonomi
1) PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan kemampuan suatu
wilayah untuk menciptakan output atau nilai tambah pada suatu waktu
tertentu. Ada dua pendekatan dalam PDRB, yaitu pendekatan sektoral dan
pendekatan penggunaan. PDRB dari sisi sektoral merupakan penjumlahan
seluruh komponen nilai tambah bruto yang diciptakan oleh sektor-sektor
ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan,
PDRB menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.
Berdasarkan data sekunder nampak perhitungan PDRB disusun berdasarkan
pendekatan sektoral. Adapun PDRB Kabupaten Timika berdasarkan harga
yang berlaku dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.23. PDRB Kabupaten Timika Berdasar Harga Yang Berlaku (Jutaan
Rupiah)
Kabupaten Timika
No Sektor
2010* 2011**
1. Pertanian 219.814,72 248.203,00
2. Pertambangan & Penggalian 3.124,34 3.831,60
3. Industri 151,84 198,23
4. Listrik& Air Bersih 621,42 670,01
5. Bangunan 235.301,59 273.718,21
6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 31.606,97 37.839,02
7. Transportasi & Komunikasi 40.292,87 45.812,95
Keuangan, Persewaan, & Jasa 1.504,30 1.674,98
8
Perusahaan
II-51
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Kabupaten Timika
No Sektor
2010* 2011**
9. Jasa-jasa 116.733,45 142.115,45
TOTAL 648.530,08 753.393,43
Sumber : Kabupaten Timika dalam Angka 2013
2) Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah memenfaatkan sumber daya manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan
tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga disebut sebagai
kesempatan kerja (demand for labour). Semakin meningkat pembangunan,
semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berarti semakin
besar pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebaliknya, semakin besar jumlah
penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan
(kesempatan kerja). Untuk mengetahui kesempatan kerja dengan cara
mengetahui jumlah pencari kerja dibandingkan dengan tingkat penyerapannya.
II-52
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Berdasarkan data dari tabel di atas tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
di Kabupaten Timika pada tahun 2011 masyarakat banyak yang berperan atau
berpartisipasi dalam pekerjaan, besarnya nilai tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK) akan menurunkan nilai tingkat pengangguran (TP).
3) Pendapatan Masyarakat
Data Pendapatan Masyarakat belum bisa diketahui karena tidak ada data
sekunder yang didapatoleh Tim Peneliti Amdal. Selanjutnya untuk
memperoleh Data Pendapatan Masyarakat akan dilakukan melalui
penggunaan data primer yang diperoleh dari survey langsung pada
masyarakat melalui instrument questioner.
II-53
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
diusahakan ternak unggas seperti ayam buras, itik dan puyuh. Data
sekunder yang diterima Tim Peneliti Amdal mengenai jumlah ternak yang
ada di Kabupaten Yahukimo masih secara umum, belum di perinci
perwilayah atau perdistrik, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini:
b. Industri
Perindustrian yang ada di Kabupaten Timika (2011) adalah hanya industry
kecil, sedangkan industry besar dan sedang menengah belum ada
3. Sosial Budaya
1) Bahasa
II-54
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
2) Sistem Nilai
Agama merupakan suatu Sistem Nilai dalam Masyarakat. Kondisi penduduk
secara umum berdasarkan agama di daerah rencana proyek perlu dicermati
sebagai langkah awal untuk melihat sumber potensi kerawanan yang ada,
karena perbedaan ini sering digunakan sebagai potensi ketidak harmonisan
dalam masyarakat, jika tingkat toleransi masyarakat rendah. Untuk itu kondisi
penduduk menurut agama perlu dipahami dan diketahui. Jumlah penduduk
menurut agama dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
3) Pendidikan
II-55
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
1) Sarana Kesehatan
Sumber daya kesehatan di Kabupaten Timika 2011/2012 disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 2.30. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Kabupaten
Timika 2011/2012
Jumlah Rasio Per- Pencapaian
Jumlah
Sumber daya Penduduk
No
Kesehatan Kabupaten Kabupaten
Pegunungan Target Pegunungan
Bintang Bintang
1 Dokter Spesialis - 6/100.000 -
2 Dokter Umum 16 40/100.000 16/105.897
3 Dokter Gigi 1 11/100.000 4/105.897
II-56
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Sumber : Elaborasi dan Analisis Tim Amdal - Data Bersumber dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Timika 2012
II-57
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
2) Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan di Kabupaten Timika disajikan dalam tabel berikut.
2. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan dinilai melalui penilaian Perilaku Hidup bersih dan Sehat
(PHBS). PHBS Rumah Tangga Sehat dinilai minimal melalui 10 indikator, yaitu
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif,
mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktivitas
fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari, tersedia air bersih, tersedianya
jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, dan lantai rumah bukan
dari tanah. Tabel berikut menyajikan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
II-58
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-59
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-60
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
serta (2) melakukan intervensi terhadap faktor risiko yang berkaitan dengan
penyakit menular tersebut. Secara umum, faktor resiko tersebut bisa dibagi 2
kelompok, yaitu (1) faktor resiko lingkungan dan (2) faktor resiko perilaku
manusia. Untuk itu dengan dibangunnya jalan Oksibil - Dekai akan memudahkan
melakukan intervensi terhadap pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
tersebut.
II-61
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
1) Penelaahan pustaka
Penelaahan pustaka dilakukan guna menangkap permasalahan lingkungan yang
bersifat project specific melalui penelaahan laporan atau dokumen sejenis.
2) Diskusi
Diskusi dilakukan diantara anggota tim penyusun AMDAL guna memperoleh
kata sepakat mengenai identifikasi dampak potensial yang perlu dicermati.
Diskusi dengan anggota tim dilakukan secara sinambung terutama untuk
menurunkan jenis dan karakteristik dapak yang potensial timbul, serta sejak awal
mengkaji sifat aliran dampak.
3) Survey pendahuluan
Surve pelingkupan atau pendahuluan dilakukan guna mempertajam hasil
identifikasi dampak potensial sebelumnya, sehingga diperoleh daftar dampak
II-62
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
potensial yang sifatnya spesifik. Untuk itu dalam survey pendahuluan dilakukan
pengumpulan data melalui penggalian informasi melalui tokoh masyarakat,
pengumpulan data sekunder dari intansi terkait dan pengumpulan data primer.
4) Matrik interaksi
Setelah memperoleh data mengenai deskripsi rencana kegiatan dan rona awal
lingkungan secara umum, maka kemudian dituangkan kedalam matrik interaksi
yang menunjukkan adanya keterkaitan antara komponen rencana kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak dengan komponen lingkungan hidup yang
potensial terkena dampak. Apabila terjadi interaksi antara komponen rencana
kegiatan dan komponen lingkungan maka akan diberi tanda silang (X). Dengan
matrik interaksi ini diharapkan dapat diperoleh daftar komponen lingkunngan
yang potensial terkena dampak rencana kegiatan.
Esensi dari identifikasi dampak potensial adalah menduga semua dampak yang
berpotensi terjadi (segenap dampak lingkungan baik primer maupun sekunder dan
seterusnya yang mungkin timbul pada kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi,
konstruksi, operasi dan pasca operasi) jika rencana kegiatan pembangunan Ruas
PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI)
Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV terlaksana. Langkah indentifikasi
dampak potensial akan menghasilkan daftar ‘dampak potensial’.
Dampak potensial akibat rencana pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW),
PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line
SUTT 150 kV yang diprakirakan akan terjadi selengkapnya disajikan dalam tabel
“Matrik Identifikasi Dampak Potensial” sebagai berikut :
II-63
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Tabel 2.34. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan
C Tahap
A Tahap Pra Konstruksi B Tahap Konstruksi Operasi
2. Perawatan Jalan
Pengoperasian
1. Pengoperasian
1. Pembangunan
Peralatan dan
4. Demobilisasi
Tenaga Kerja
3. Rekruitment
2. Pembebasan
5. Pemutusan
Konstruksi
Base Camp
Hubungan
2. Mobilisasi
1. Sosialisasi
No Komponen Lingkungan
3. Pekerjaan
peralatan
Meterial
Lahan
Kerja
Jalan
Jalan
&
A. Fisik
1 Kualitas Udara x x x x x
2 Kebisingan x x x x x
3 Kualitas Air x x
4 Kehilangan Top Soil x
5 Penurunan Kemantapan Lereng x
6 Peningkatan air larian (run off) x
7 Peningkatan limbah B3 x
B. Biologi
1 Keragaman Jenis Flora x
2 Keragaman Jenis Fauna x
3 Keragaman Jenis Biota Perairan x
C. Sosial ekonomi dan Budaya
1 Pendapatan Masyarakat x x x x
2 Kesempatan Kerja dan Berusaha x x x
3 Sikap dan Persepsi Masyarakat x x x x
4 Konflik Sosial x
D. Kesehatan Masyarakat
1 Pola Penyakit x x
II-64
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
C Tahap
A Tahap Pra Konstruksi B Tahap Konstruksi Operasi
2. Perawatan Jalan
Pengoperasian
1. Pengoperasian
1. Pembangunan
Peralatan dan
4. Demobilisasi
Tenaga Kerja
3. Rekruitment
2. Pembebasan
5. Pemutusan
Konstruksi
Base Camp
Hubungan
2. Mobilisasi
1. Sosialisasi
No Komponen Lingkungan
3. Pekerjaan
peralatan
Meterial
Lahan
Kerja
Jalan
Jalan
&
E. Tranprtasi
1 Kecelakaan Lalulintas x
2 Gangguan Lalulintas x x
3 Kerusakan Jalan x
II-65
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Gambar 2.12 Bagan Alir Dampak Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan PLTMG
Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA
& Transmisi Line SUTT 150 kV pada Tahap Pra Kontruksi
II-66
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Gambar 2.13 Bagan Alir Dampak Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan PLTMG
Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA
& Transmisi Line SUTT 150 kV pada Tahap Kontruksi
II-67
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Gambar 2.14 Bagan Alir Dampak Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan PLTMG
Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA
& Transmisi Line SUTT 150 kV pada Tahap Operasi
II-68
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Proses evaluasi dampak potensial didasarkan atas diskusi antar pakar, studi
literature yang terkait dengan kegiatan, survey lapangan pendahuluan, konsultasi
public untuk menjaring isu-isu utama serta professional judgement pakar anggota
tim sesuai bidangnya.
Jika terdapat minimal dua jawaban “ya” dari keempat pertayaan tersebut, maka
dampak potensial yang dievaluasi dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik
yang harus dikaji dalam ANDAL. Evaluasi dampak potensial menjadi dapak penting
hipotetik dapat dilihat pata tabel di bawah ini.
II-69
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-70
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-71
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-72
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-73
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-74
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-75
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-76
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-77
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-78
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-79
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Tabel 2.37. Matrik Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Rencana Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan
C Tahap
A Tahap Pra Konstruksi B Tahap Konstruksi Operasi
Konstruksi Jalan
Hubungan Kerja
1. Pembangunan &
Pengoperasian
1. Pengoperasian
Peralatan dan
4. Demobilisasi
Tenaga Kerja
3. Rekruitment
2. Pembebasan
No Komponen Lingkungan
5. Pemutusan
Base Camp
2. Mobilisasi
1. Sosialisasi
2. Perawatan
3. Pekerjaan
peralatan
Meterial
Lahan
A. Fisik
DP
1 Kualitas Udara DPH DPH DPH DPH
H
DP
2 Kebisingan DPH DPH DPH DPH
H
3 Kualitas Air DPH DPH
4 Kehilangan Top Soil DPH
5 Penurunan Kemantapan Lereng DPH
6 Peningkatan air larian (run off) DPH
7 Peningkatan limbah B3 TPH
B. Biologi
1 Keragaman Jenis Flora DPH
2 Keragaman Jenis Fauna DPH
3 Keragaman Jenis Biota Perairan TPH
II-80
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
C Tahap
A Tahap Pra Konstruksi B Tahap Konstruksi Operasi
Konstruksi Jalan
Hubungan Kerja
1. Pembangunan &
Pengoperasian
1. Pengoperasian
Peralatan dan
4. Demobilisasi
Tenaga Kerja
3. Rekruitment
2. Pembebasan
No Komponen Lingkungan
5. Pemutusan
Base Camp
2. Mobilisasi
1. Sosialisasi
2. Perawatan
3. Pekerjaan
peralatan
Meterial
Lahan
C. Sosial ekonomi dan Budaya
1 Pendapatan Masyarakat DPH DPH DPH DPH
2 Kesempatan Kerja dan Berusaha DPH DPH DPH
3 Sikap dan Persepsi Masyarakat DPH DPH DPH DPH
4 Konflik Sosial DPH
D. Kesehatan Masyarakat
1 Pola Penyakit TPH DPH
E. Tranprtasi
1 Kecelakaan Lalulintas DPH
2 Gangguan Lalulintas TPH DPH
3 Kerusakan Jalan DPH
II-81
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Gambar 2.15. Diagram Alir Proses Pelingkupan Rencana Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40
MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-82
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
1. Batas Proyek
Batas wilayah proyek merupakan ruang dari suatu usaha rencana kegiatan untuk
melakukan kegiatan persiapan, konstruksi maupun operasi. Dari ruang inilah
sumber dampak yang dihasilkan terhadap komponen lingkungan ditelah. Batas
proyek atau kegiatan yang di maksud adalah batas areal kegiatan pembangunan
PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI)
Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV.
2. Batas Ekologis
Dampak lingkungan yang timbul pada dasarnya menyebar melalui air, tanah dan
udara. Dengan demikian dalam menentukan batas ekologis perlu
mempertimbangkan ruang persebaran dampak dari kegiatan pembangunan Ruas
Jalan Oksibil - Dekai. Batas ekologis dalam studi AMDAL mencakup ekologi
daerah proyek/kegiatan baik sub ekosistem teresterial maupun sub ekosistem
aquatik/ perairan yang saling berhubungan (interaksi) dan saling
berketergantungan (interdependency).
II-83
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi
Line SUTT 150 kV. Sedangkan sub ekosistem aquatik/perairan meliputi perairan
Sub-Daerah Aliran di sekitar kegiatan pembangunan PLTMG Mobile PP Timika
(10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA &
Transmisi Line SUTT 150 kV. Wilayah ekologis ini merupakan suatu wilayah
penerima dampak terhadap kualitas air dari proses pembangunan PLTMG Mobile
PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120
MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV.
3. Batas Sosial
Batas Sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan atau kegiatan yang
merupakan tempat berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial) yang
diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha
dan atau kegiatan. Batas sosial mencakup wilayah yang secara langsung
masyarakat akan terkena dampak sosial dari kegiatan pembangunan PLTMG
Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika
120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV yaitu Distrik Mimika Timur dan Distrik
Mimika Baru, Kabupaten Timika.
4. Batas Administrasi
Batas administratif dipertimbangkan berdasarkan ruang atau wilayah
administratif tertentu didalam lingkup tersebut terdapat aktifitas masyarakat
dalam kehidupan sosial budaya dan sosial ekonomi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan berlaku di dalam ruang tersebut. Pola persebaran dampak
lingkungan juga dipengaruhi oleh kebijakan maupun aturan pemerintah daerah
setempat. Oleh karena itu pengambilan batas wilayah studi juga
mempertimbangkan batas administrasi. Secara adimistrasi kegiatan proyek berada
di Distrik Mimika Baru dan Distrik Mimika Timur, Kabupaten Timika.
II-84
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-85
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Waktu kajian yang dimaksud adalah penjelasan tentang rentang waktu dimana
dampak diperkirakan terjadi. Ada dampak yang diperkirakan terjadi hanya selama
beberapa bulan (seperti dampak-dampak terkait langsung dengan tahap konstruksi)
dan ada dampak-dampak yang diperkirakan berlangsung selama usia kegiatan
ataupun lebih seperti dampak aliran air permukaan. Batas waktu kajian dalam studi
AMDAL kegiatan pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG
Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150
kV disajikan dalam Tabel 2.37.
Tabel 2.38. Batas Waktu Kajian Studi AMDAL
Tahun
No Dampak Lingkungan
2014 2015 2016 2017 2018 …
A. Fisik – Kimia
2 Peningkatan Kebisingan
4 Peningkatan Erosi
5 Terjadinya Sedimentasi
B. Biologi
II-86
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Berusaha
4 Konflik Sosial
D. Kesehatan Masyarakat
E. Transportasi
1 Kecelakaan Lalulintas
2 Kerusakan Jalan
3 Gangguan Lalulintas
II-87
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Ringkasan hasil identifikasi dampak potensial dan dampak penting hipotetik pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG
Timika 2 (40 MW), Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV adalah sebagai berikut
Tabel 2.36. Ringkasan Proses Plingkupan Studi AMDAL Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW), PLTMG Timika 2 (40 MW),
Gardu Induk (GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
Deskripsi Pengelolaan Pelingkupan
Rencana Lingkungan yang
Komponen
Kegiatan Sudah
Lingkunga
N yang Direncanakan Dampak Wilayah Batas Waktu
n yang Dampak Evaluasi Dampak
o Berpotensi Sejak Awal Penting Studi Kajian
Terkena Potensial Potensial
Menimbulka Sebagai Bagian Hipotetik
Dampak
n Dampak Dari Rencana
Lingkungan Kegiatan
I. Tahap Pra Konstruksi
1 Sosialisasi Mengutamakan Sikap dan Timbulnya Kegiatan sosialisasi Disimpulk Kampung Selama
penduduk local Persepsi persepsi rencana kegiatan an menjadi yang berada berlangsungn
untuk kegiatan Masyarakat negative terutama bertujuan DPH di dalam ya kegiatan
Sosialisasi masyarakat untuk memberikan lokasi sosialisasi
terhadap gambaran kepada kegiatan
rencana masyarakat
kegiatan mengenai rencana
kegiatan, peran serta
dan keterlibatan
masyarakat dalam
rencana kegiatan seta
memberikan
gambaran manfaat
serta dampak yang
diperoleh dari
rencana kegiatan.
Adanya kekurangan
II-88
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-89
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-90
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-91
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-92
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-93
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-94
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-95
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-96
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-97
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-98
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-99
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-100
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-101
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-102
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-103
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-104
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-105
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-106
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-107
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-108
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-109
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-110
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-111
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-112
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-113
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-114
Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan Pembangunan PLTMG Mobile PP Timika (10 MW) PLTMG Timika 2 (40 MW) Gardu Induk
(GI) Timika 120 MVA & Transmisi Line SUTT 150 kV
II-115