Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TANGGAL HARI PN
ENERGI (kkal) KET oral parenteral oral %KET
9/07/2018 2 429 22,7 10
10/07/2018 3 1318 38 650 68 27,45 0 15,2
11/07/2018 4 1062,5 57,4 15,8
12/07/2018 5 1622,5 87,7 13
13/07/2018 6 1382,5 74,7 18,5
14/07/2018 7 1317,5 71,2 14,8
16/07/2018 8 1775 96 16
17/07/2018 9 2112,5 114 15
18/07/2018 10 1650 89 13
19/07/2018 11 1747,5 84 15
1. FOLLOW-UP
FOLLOW UP
TGL 9/07/2018 10/07/2018 11/07/2018
(hari 2) (hari 3) (hari 4)
S Asupan Via oral, Asupan via oral, tidak Asupan via oral, tidak
mual/muntah tidak ada, tidak mual/muntah. Batuk ada, mual/muntah. Batuk ada,
demam, batuk ada, lender lender berkurang, sesak sesak berkurang..
ada, sesak berkurang. berkurang.. BAB : belum 5 hari
BAB : belum 3 hari BAB : belum 4 hari BAK : ±1600cc/24 jam
BAK :± 2300 cc/24 jam BAK : 1000cc/24 jam/ kateter BC :-950 cc
Balance Cairan : ± 1900 BC : -1220
A Status Gizi : (LLA 21,5 cm ) Status Gizi : LLA 21,5cm Status Gizi : LLA 21,5cm
Status Metabolik : Status Metabolik : Status Metabolik :
8/7-2018 : 9/7-2018 : 9/7-2018 :
- Hipoproteinemia - Hiponatemia (125) -> - Hiponatemia (125) -
(4,3) 124 > 124
- Hipoalbuminemia - Hipokalemia (3,3) -> - Hipokalemia (3,3) ->
(2,8) 3,3 3,3
7/7-2018 : - Gangguan - Gangguan
- Leukositosis metabolisme metabolisme
(14.500) karbohidrat HGIAC karbohidrat HGIAC
- Depkleks berats 12,9 12,9
system imun (27,5) 8/7-2018 : 8/7-2018 :
- Imbalans Elektrolit ( - Hipoproteinemia (4,3) - Hipoproteinemia
125/3,3/87) - Hipoalbuminemia (4,3)
- Gangguan (2,8) - Hipoalbuminemia
Metabolisme 7/7-2018 : (2,8)
karbohidrat (12,9) - Leukositosis (14.500 7/7-2018 :
Status gastrontestiral : ) - Leukositosis (14.500
Fungsional - Depleks berat system )
imun (275,5) - Depleks berat
Diagnosis Gizi : moderate GDD = 40 system imun (275,5)
Protein energy malnutrition. GDS premeal GDD = 40
S=: 292 M=413 GDS premeal
Status Gastrointestiral : S=: 292 M=413
fungsional Status Gastrointestiral :
Diagnosa Gizi : Moderat PEM fungsional
FOLLOW UP
TGL 12/07/2018 13/07/2018 14/07/2018
(hari 5) (hari 6) (hari 7)
S Asupan via oral, batuk ada, Asupan via oral, batuk ada, Asupan via oral, batuk ada,
tidak sesak tidak sesak tidak sesak
BAB : belum 6 hari BAB : belum 7 hari BAB : Sudah pagi ini
BAK : 900 cc/24 jam BAK : 1300 cc/24 jam BAK : 1700 cc/24 jam
BC : -800cc BC : -295cc BC :
O Sakit sedang Sakit sedang LILA : 22 cm <- 21,5 cm
Vital sign : Vital sign : Sakit sedang
BD : 100/70 mmH9 BD : 116/82 mmH9 Vital sign :
HR 80x/menit HR 97x/menit BD : 116/82 mmH9
RR : 23x/menit RR : 20x/menit HR 97x/menit
SPO2 : 98% T : 36,5°C RR : 20x/menit
Food Recall 24 jam : T : 36,5°C
Food Recall 24 jam : Energi : 1382,5 kkal : (74,7%) Food Recall 24 jam :
Energi : 1622,5 kkal : Protein : 64 gr (18,5%) Energi : 1317,5 kkal : (71,2%)
(87,7%) Karbohidrat : 200,5gr (58%) Protein : 49 gr (14,8%)
Protein : 52,85 gr (13%) Lemak : 34,5gr (22,4%) Karbohidrat : 185,5gr (56,3%)
Karbohidrat : 248,125gr Konjungtiva anemis, LOSF Lemak : 43,5gr (29,7%)
(61,1%) ada, peristaltic leesan normal, Konjungtiva anemis, LOSF
Lemak : 45,126gr (25%) wasting adam edema ada, peristaltic leesan normal,
Konjungtiva anemis, LOSF ada,.dersumpediset prestigal wasting adam edema
ada, peristaltic leesan GDS pre meal : 163 ada,.dersumpediset prestigal
normal, wasting adam S : 333 GDS pre meal : 282
edema ada,.dersumpediset M : 337 S : 165
prestigal M : 176
GDS pre meal : 258
S : 337
M : 282
Laboratorium :
11/7-2018 :
BA/K/CL : 131/3,7/98
A Status Gizi : LLA 21,5cm Status Gizi : LLA 21,5cm Status Gizi : LLA 21,5cm
Status Metabolik : Status Metabolik : Status Metabolik :
11/7-2018 : 11/7-2018 : 13/7-2018 :
- Hiponatemia (124) - - Hiponatemia (124) -> - Perbaikan
> 124 124 leukositosis 8310 <-
- Hipokalemia (3,7) - - Hipokalemia (3,7) -> 14.500
> 3,3 3,3 - Depleks berat
- Gangguan - Gangguan system imun 610 <-
metabolisme metabolisme 275
karbohidrat HGIAC karbohidrat HGIAC - Trombositopenia
12,9 12,9 54.000
8/7-2018 : 8/7-2018 : - Hiponatremia 130 <-
- Hipoproteinemia - Hipoproteinemia (4,3) 131
(4,3) - Hipoalbuminemia - Hipokalemia 3,2 <.-
- Hipoalbuminemia (2,8) 3,7
(2,8) 7/7-2018 : 8/7-2018 :
7/7-2018 : - Leukositosis (14.500 - Hipoproteinemia
- Leukositosis ) (4,3)
(14.500 ) - Depleks berat system - Hipoalbuminemia
- Depleks berat imun (275,5) (2,8)
system imun - Gangguang 7/7-2018 :
(275,5) metabolisme - Leukositosis (14.500
- Gangguang karbohidrat HGIAC : )
metabolisme 12,9 - Depleks berat
karbohidrat HGIAC Status Gastrointestiral : system imun (275,5)
: 12,9 fungsional - Gangguang
Status Gastrointestiral : Diagnosis gizi : moderate metabolisme
fungsional protein energy malnutrition karbohidrat HGIAC :
Diagnosis gizi : moderate 12,9
protein energy malnutrition Status Gastrointestiral :
fungsional
Diagnosis gizi : moderate
protein energy malnutrition
P Diet 1850 kkal ( FA 1,2 / FS Diet 1850 kkal ( FA 1,2 / FS Diet 1850 kkal ( FA 1,2 / FS
1,3 ) 1,3 ) 1,3 )
Protein : 1,5gr/ kg BBI/hari : Protein : 1,5gr/ kg BBI/hari : Protein : 1,5gr/ kg BBI/hari :
86,4 (18,7%) 86,4 (18,7%) 86,4 (18,7%)
Karbohidrat : 231gr (50%) Karbohidrat : 231gr (50%) Karbohidrat : 231gr (50%)
Lemak : 64,3gr (31,3%) Lemak : 64,3gr (31,3%) Lemak : 64,3gr (31,3%)
Terapi gizi hari ini ini di Terapi gizi hari ini ini di berikan Terapi gizi hari ini ini di
berikan 100% (1850 kkal ) 100% (1850 kkal ) via oral, berikan 100% (1850 kkal ) via
TE
via oral, berupa : berupa : oral, berupa :
RA
- Makanan lunak + - Makanan lunak + lauk - Makanan lunak +
PI lauk 2 porsi + sayur 2 porsi + sayur lauk 2 porsi + sayur
- Jus buah 50 kkal - Jus buah 50 kkal - Jus buah 50 kkal
FOLLOW UP
TGL 16/07/2018 17/07/2018 18/07/2018
(hari 8) (hari 9) (hari 10)
S Asupan via oral, mual dan Asupan via oral, mual dan Asupan via oral, mual dan
muntah tidak ada, tidak sesak. muntah tidak ada, tidak muntah tidak ada, tidak
BAB : kemarin sesak. sesak.
BAK : 1500 cc/24 jam BAB : kemarin BAB : kemarin
BAK : 1650 cc/24 jam BAK : 1100 cc/24 jam
Balance Cairan : -900cc
O T : 121/73 T : 116/76 T : 80/50
Energi : 1775 kkal (96%) Food Recall 24 jam : Food Recall 24 jam :
Protein : 69,2gr (16%) Energi : 2112,5 kkal (114%) Energi : 1650 kkal (89%)
Karbohidrat : 218,5 gr (49%) Protein : 79,2gr (15%) Protein : 55gr (13%)
Lemak : 67,7 (33%) Karbohidrat : 294,5 gr (55%) Karbohidrat : 216 gr (52%)
GDS Lemak : 67,7 (29%) Lemak : 62 (33%)
P : 155 GDS
S : 328 P : 155
M : 220 S : 328
Anemis ada, LOSF ada, M : 220
Peristaltik normal, wasting dan
edema ada.
A Status Gizi : LLA 21,5cm Status Gizi : LLA 21,5cm Status Gizi : LLA 21,5cm
Status Metabolik : Status Metabolik : Status Metabolik :
13/7-2018 : 15/7-2018 : 17/7-2018 :
- Hiponatemia (130) - Depleks berat - Hipoalbuminemia
- Hipokalemia (3,2) system imun 720 2,3 <- 2,8
8/7-2018 : 14/7-2018 : - Hipoproteinemi 6,1
- Hipoproteinemia (4,3) - Peningkatan enzim <- 4,3
- Hipoalbuminemia Transaminase 128 - Hiponatemi 134 <-
(2,8) /282 130
7/7-2018 : 13/7-2018 : 15/7-2018 :
- Gangguan - Hiponatemia (130) - Depleks berat
metabolisme - Hipokalemia (3,2) system imun 720
karbohidrat HGIAC : 8/7-2018 : 14/7-2018 :
12,9 - Hipoproteinemia - Peningkatan enzim
Status Gastrointestiral : (4,3) Transaminase 128
fungsional - Hipoalbuminemia /282
Diagnosis gizi : moderate (2,8) 7/7-2018 :
protein energy malnutrition 7/7-2018 : - Gangguan
- Gangguan metabolisme
metabolisme karbohidrat HGIAC :
karbohidrat HGIAC 12,9
: 12,9 Status Gastrointestiral :
Status Gastrointestiral : fungsional
fungsional
Terapi gizi hari ini ini di berikan Terapi gizi hari ini ini di Terapi gizi hari ini ini di
100% (1850 kkal ) via oral, berikan 100% (1850 kkal ) berikan 100% (1850 kkal ) via
TE
berupa : via oral, berupa : oral, berupa :
RA
- Makanan lunak + lauk - Makanan lunak + - Makanan lunak +
PI 2 porsi + sayur lauk 2 porsi + sayur lauk 2 porsi + sayur
- Jus buah 50 kkal - Jus buah 50 kkal - Jus buah 50 kkal
FOLLOW UP
TGL 19/07/2018
(hari 11)
S Asupan via oral, muntah
tidak ada, tidak sesak.
BAB : pagi ini
BAK : 1000 cc/24 jam
O T : 110/82
Food Recall 24 jam :
Energi : 1747,5 kkal (84%)
Protein : 64 gr (15%)
Karbohidrat : 236,5gr (52%)
Lemak : 61,5 gr (32%)
GI - Susu diabetasol
650 kkal
ZI
- Virgin olive oil : 320
kkal
- Putih telur 2 butir
Distribusi energy dan
karbohidrat.
EC (kkal ) KLL(gr)
Pagi 370 46,2
Siang 462,5 57,25
Malam 462,5 57,75
Selingan 185 23,1
(3x)
Koreksi hipoalbuminemia
dengan asupan
VII.RESUME
Seorang laki-laki umur 51 tahun dengan status gizi baik dirawat di lontara 1
bawah belakang kelas II kamar 5 dan setelah operasi di lontara 2 atas depan kelas III
kamar 10dengan diagnosis medis : Ikterus obstruktif ec. Choledocholitiasis DD/ tumor
caput pankreasdengan nafsu makan menurunkarenamual dan rasa cepat penuh, serta
nyeri ulu hati.Ada riwayatmuntah dan penurunan berat badan.Riwayat makan makanan
berlemak tinggi hampir setiap hari, merokok dan minum alkohol. Hasil pemeriksaan fisis
ditemukan konjunctiva anemis, sklera dan kulit ikterik, nyeri tekan di hipokondrium
enzim-enzim hati, bilirubindan profil lipid. Setelah menjalani operasi pada hari ke-36,
mempertahankan status gizi dan status metabolik pasien melalui terapi gizi yang sesuai
dengan penyakitnya. Monitoring dan evaluasi dari asupan, antropometri dan
BAB III
DISKUSI
Pasien laki-laki umur 51 tahun dikonsulkan ke bagian gizi klinis oleh TS. Interna
untuk memperoleh penanganan gizi dengan diagnosis medis Ikterus obstruktif ec.
Choledocholitiasis DD/ tumor caput pankreas dan setelah menjalani operasi dengan
Pada pasien ini telah terjadi penurunan berat badan yang progresinya cepat, hal
normal enzim pankreas akibat obstruksi duktus pankreas oleh tumor kaput pankreas
atau akibat hilangnya fungsi parenkim pankreas oleh destruksi progresif dan
dirasakan adalah mual, rasa cepat penuh dan nyeri epigastrium.Pada pemeriksaan fisis
edema dorsum pedis dan pretibial.Hal ini sesuai dengan gejala dan tanda kanker
pasien ini diperoleh riwayat nyeri epigastrium yang hebat saat dirawat di RS.Pangkep
sebelum dirujuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo. Gejala spesifik yang lain termasuk
kembung, mual dan muntah, anoreksia danasthenia.Namun pada pasien ini tidak
mengalami muntah, kecuali sebelum masuk RS.Wahidin Sudirohusodo memiliki riwayat
muntah.Penurunan berat badan yang cepat dan progres merupakan gejala yang paling
sering muncul pada kanker pankreas, dan keadaan ini tidak berhubungan dengan lokasi
atau tingkat keganasan.Ikterus merupakan gejala yang tampak pada sekitar 30%
pasien, dan insidens meningkat sebagai progres dari penyakit.Ikterus lebih banyak
ditemukan pada kanker kaput pankreas, namun obstruksi atau ikterus bisa juga
merupakan akibat dari metastasis kanker ke hati atau nodus limfe di sekitar kandung
empedu. Gejala seperti kandung empedu yang bisa teraba, massa di perut dan edema
tersebut menunjukkan adanya dislipidemia yang merupakan salah satu faktor risiko
kanker pankreas akibat diet tinggi lemak. Faktor risiko lain pada pasien ini adalah
Saat dikonsul ditemukan ikterus dengan peningkatan kadar bilirubin total dan
bilirubin direk dan setelah operasi choledojejunostomy kadar bilirubin kembali normal
namun beberapa hari kemudian meningkat kembali sampai pasien pulang. Hal ini
menunjukkan bahwa ikterus yang menetap kemungkinan akibat dari metastasis kanker
Pada pemeriksaan fisis juga didapatkan adanya ascites dan edema dorsum
50% pasien kanker pankreas dapat mengalami hepatomegali yang disebabkan oleh
kolestasis sebagai sebab utama, hipertensi portal atau malignansi. Kenaikan dalam
tekanan darah portal dan penurunan kadar albumin sebagai protein yang diangkut
dalam darah mungkin bertanggung jawab dalam pembentukan gradient tekanan dan
menyebabkan ascites dan edema pretibial dan dorsum pedis. Pada pasien ini diberikan
intravaskuler. Selain itu, pemberian kapsul ikan gabus dengan dosis 3 x 2-3 kapsul
untuk mengatasi hipoalbuminemia dan perbaikan keadaan umum pasien sebelum dan
Penurunan kadar kalium yang refrakter pada pasien ini meskipun telah diberikan
infus kalium dan menjamin asupan melalui makanan dan minuman air kelapa yang kaya
dengan kalium, KSR oleh TS. Interna dan TS. Bedah perlu dipertimbangkan
kemungkinan terjadinya Ectopic ACTH Syndrome (EAS). Produksi ACTH ektopik yang
berhubungan dengan tumor telah ditemukan sejak tahun 1928.Sekitar 10% ACTH-
dependent Cushing Syndrome disebabkan oleh EAS yang umumnya berasal dari tumor
endokrin.Pada penelitian yang dilakukan oleh Isidori tahun 2006, EAS berhubungan
dengan tumor endokrin dan tumor non endokrin seperti karsinoma paru, thymus dan
traktus gastrointestinal (kanker kolon dan kanker pankreas. Pada EAS terjadi sekresi
ACTH dari tumor di luar kelenjar pituitary. Sekresi ACTH yang berlebihan ini
urine serta kadar ACTH serum untuk menegakkan diagnosis ini dan pemeriksaan
radiologi CT-Scan dan MRI untuk menyingkirkan tumor pituitary. (Isidori, 2006; Hwang
JH, 2010; Mount, 2004; Waguwspack SG, 2011; Silye, 2012). Namun sayangnya pada
pasien ini pemeriksaan tersebut tidak dilakukan sehingga diagnosis EAS tidak dapat
ditegakkan.
dengan faktor aktifitas 1,2 dan faktor stres 1,3 didapat kebutuhan energi total
sebanyak 1700 kkal. Pada awal dikonsul, jumlah karbohidrat yang diberikan
sebanyak 60% dengan pertimbangan diagnosis kanker pankreas belum jelas, tidak
ada riwayat DM dan monitoring GDS yang cenderung normal.Namun pada hari ke-
gejala klinik yang mengarah ke kanker pankreas terutama penurunan berat badan.
badan yang sangat progresif akibat kanker pankreas. Sedangkan lemak dibatasi
hanya sekitar 22% (kolesterol <300mg, SFA <7%, MUFA <15%, PUFA<10%)
terjadi defisit kalori sebesar 300 kkal/hari.Defisit ini dikompensasi dengan memperbaiki
penelitian terbaru merekomendasikan suplemen padat kalori dan protein yang lebih
tinggi.Asupan protein pada pasien ini diperoleh dari nutrisi via oral berupa makanan,
ekstra putih telur dan suplementasi ekstrak ikan gabus yang kaya dengan albumin.
Adapun jenis dan jumlah diet diberikan disesuaikan dengan kondisi dan toleransi
pasien berupa makanan lunak dan susu formula Hepatosol dengan porsi kecil frekuensi
sering mengingat keluhan pada pasien ini yaitu sering mual, rasa cepat penuh dan nyeri
ulu hati. Jumlah diet dinaikkan secara bertahap sampai mencapai KET, namun pada
pasien ini KET sulit tercapai karena intoleransi diet via oral akibat keluhan
gastrointestinal seperti mual, rasa cepat penuh, nyeri ulu hati dan kadang-kadang
Aminofuschin hepar.Setelah operasi choledojejunostomy, jenis dan jumlah diet oral juga
secara bertahap disesuaikan dengan kondisi dan toleransi pasien berupa clear liquid
diet ke full liquid diet, makanan saring dan akhirnya makanan lunak sampai pasien
pulang.(Satriono R, 2011)
sayuran, juga dari suplementasi zink.Zink dibutuhkan untuk sintesis protein dan juga
ko-faktor pada reaksi enzimatik.Zink merupakan komponen lebih dari 300 enzim
yang berfungsi pada perbaikan luka, sintesis protein, kekebalan, dan proteksi
2009).
enzim yang terlibat dalam sintesis curcumin dikenal sebagai komponen antikanker
yang poten.Efek curcumin terhadap regulasi siklus sel, apoptosis, faktor transkripsi NF-
κB and AP-1, autophagy, angiogenesis dan metastasis telah dibuktikan dengan jelas
bahwa dosis curcumin pada kanker pancreas lanjut yaitu 8000mg/hari selama 2
bulan. (Teiten, 2010).Pemberian curcuma pada pasien ini untuk menambah nafsu
pasien ini. Penelitian yang dilakukan Barber MD, dkk tahun 1999 menunjukkan
bahwa fish oil yang mengandung omega-3 memiliki efek anti kaheksia pada pasien
dengan kanker pankreas.. Dosis asam lemak omega-3 yang dapat diberikan adalah
EPA 2,2 gram/hari + DHA 0,96 gram. Menurut ASPEN tahun 2009, pemberian
omega-3 pada kanker pankreas dengan dosis EPA 1,5-2,1 g/hari dan DHA 0,9-1
g/hari (Barber MD, 1999, Brown TT, 2003, Satriono R, dkk, 2011; August DA, 2009)
Edukasi tentang terapi paliatif pada kanker diberikan secara terus menerus
penyakitnya agar bisa mencapai kualitas hidup yang baik. Selama penanganan gizi,
walaupun status gizi pasien mengalami penurunan sebelum operasi paliatif yaitu
optimal, maka status gizi kembali normal yang ditandai dengan penambahan ukuran
gastrointestinal terutama mual, nyeri perut dan rasa cepat penuh dapat teratasi
(Satriono R, 2011).
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kanker pankreas yang terdeteksi biasanya sudah sampai pada stadium lanjut,
metabolisme.
3. Pemberian terapi paliatif dan dukungan nutrisi yang adekuat pada kanker
5. Intervensi nutrisi yang optimal, monitoring serta edukasi gizi pada pasien