Вы находитесь на странице: 1из 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran
di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya pada guru. Hampir tidak ada
pihak luar yang peduli, memerhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru
di hadapan peserta didiknya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah
merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali peserta didik. Apabila
ada pihak lain, baik itu pengawas, kepala sekolah, apa lagi sesama guru yang ingin tahu
bagaimana seorang guru mengajar, maka hal ini dianggap tabu dan bisa dikatakan tidak
percaya kepada seorang guru.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja di
sekolah-sekolah. Oleh karena itu walaupun kepala sekolah dan pengawas (supervisor)
memiliki kewenangan untuk monitoring dan supervisi pembelajaran, namun hal ini
kurang maksimal dilakukan. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau
bahkan hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah.
Kondisi demikian tentu tidak mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan,
yang ruhnya terletak pada interaksi antara guru dan peserta didik di kelas. Akuntabilitas
guru menjadi rendah, dan terfokus pada bagaimana membuat peserta didik dapat
mengerjakan soal-soal ujian. Pada mata pelajaran tertentu yang tidak termasuk materi
ujian nasional, bahkan dikesankan lebih santai lagi. Pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakna bagi kehidupan peserta didik, masih jauh dari
harapan.
Dalam kondisi demikian, maka peran pengawas dan kepala sekolah sangat
diharapkan. Pengawas dan kepala sekolah harus berfungsi sebagai instrumen quality
control dalam proses pendidikan, dan pembelajaran/bimbingan. Kualitas tidak hanya
pada dimensi ketercapaian target materi dan nilai ulangan peserta didik, namun juga
kebermaknaan proses pembelajaran.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 1


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka materi ini disusun sebagai bekal bagi
pengawas dan kepala sekolah dalam monitoring proses pembelajaran oleh para guru.

B. Tujuan dan Manfaat


Secara umum tujuan monitoring dan supervisi proses pembelajaran bagi guru
pada satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka menjamin mutu
proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar
terlaksana monitoring proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Secara rinci, tujuan monitoring dan supervisi pembelajaran adalah pengawas
diharapkan dapat: 1) memahami berbagai metode supervisi dan mampu
mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 2) memahami teknik-teknik
supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 3)
memahami prinsip-prinsip supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina
kepala sekolah/guru, dan 4) mengembangkan metode dan taknik supervisi sesuai dengan
karakteristik permasalahan sekolah/guru yang dihadapi.
Manfaat ditetapkannya standar monitoring proses pembelajaran untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai: 1) pedoman umum bagi pengawas dan
kepala sekolah dalam menyelenggarakan monitoring kegiatan pembelajaran di setiap
satuan pendidikan dasar dan menengah, 2) dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dalam mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan
pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, dan 3) petunjuk bagi
masyarakat atas peran sertanya dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengawas program pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah.

C. Lingkup Monitoring dan Supervisi Pembelajaran


Monitoring dan supervisi pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu
pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah
tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Monitoring dan supervisi perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan
keberlanjutan.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 2


Metode supervisi pembelajaran terdiri dari supervisi individual dan sipervisi
kelompok. Supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3)
pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.
Supervisi pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk untuk
membina guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Upaya supervisi pembelajaran pada hakikatnya merupakan tanggung jawab
bersama semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak, kewajiban
warga negara, orangtua, masyarakat, dan pemerintah.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 3


BAB II
LANDASAN PENYUSUNAN MONITORING DAN
SUPERVISI PEMBELAJARAN

A. Landasan Yuridis

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan
efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat (5) menyatakan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Selanjutnya dalam pasal 39 ayat (1) dinyatakan: Tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tugas pengawasan
pendidikan mengimplikasikan adanya tenaga pengawas pendidikan yang dikenal dengan
istilah pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan baik pada jalur sekolah
maupun pada jalur luar sekolah. Pada jalur pendidikan luar sekolah pengawas satuan
pendidikan disebut penilik satuan pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam
penjelasan pasal 39 ayat (1) bahwa: Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan
pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan,
laboran dan teknisi sumber belajar.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 4


Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan, pasal 39 ayat (1) menyatakan pengawasan pada pendidikan
formal dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan.
a. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, khususnya yang mengatur tenaga kependidikan, sebagai berikut.
1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan [Pasal 39 Ayat (1)].
2) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: (1) menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
(2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;
dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya [Pasal 40 Ayat (2)].
b. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 162/U/2003
tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah. Penilaian kualitas kinerja
seorang kepala sekolah dilihat dari peran sebagai: pemimpin, manajer, pendidik,
administrator, wirausahawan, pencipta iklim kerja, dan sebagai penyelia.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepubIik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa
kompetensi kepala sekolah antara lain adalah: 1) Melakukan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksa-naan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang
tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya, 2) merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, 3) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat, dan 4) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepubIik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa
kompetensi pengawas antara lain adalah: 1) memantau pelaksanaan
pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan
mutu pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau matapelajaran

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 5


di SD/MI, 2) memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan
hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah
menengah yang sejenis, 3) membimbing guru dalam menyusun silabus tiap
matapelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-
prinsip pengembangan KTSP, 4) memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan
hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan
tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah
yang sejenis, dan 5) memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan
akreditasi sekolah menengah kejuruan.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepubIik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa monitoring proses
pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran.

B. Landasan Konseptual
Peningkatan mutu pendidikan menuntut adanya tenaga kependidikan yang
berkualitas. Salah satu tenaga kependidikan yang dinilai strategis dalam meningkatkan
kemampuan profesional guru dan mutu pendidikan di sekolah adalah pengawas sekolah.
Istilah pengawas sekolah disebut pengawas satuan pendidikan.
Pengawas satuan pendidikan adalah tenaga kependidikan profesional berstatus
PNS yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat
berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan pada
sekolah/satuan pendidikan.
Status pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah jabatan fungsional yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan pengawasan pendidikan
terhadap sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan.
Tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah membina dan mengawasi
penyelenggaraan pendidikan baik teknis edukatif maupun teknis administratif pada
satuan pendidikan terentu. Sedangkan tanggungjawabnya adalah meningkatnya kualitas

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 6


pembelajaran dan hasil belajar (supervisi akademik) dan kualitas penyelenggaraan
pendidikan (supervisi manajerial) yang pada akhirnya tanggungjawab tersebut harus
bermuara pada peningkatan mutu pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Tugas
pokok dan tanggungjawab tersebut merupakan penerapan dari konsep dan prinsip
keilmuan yakni supervisi pembelajaran (akademik) termasuk manajemen pendidikan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya pengawas satuan pendidikan berfungsi
sebagai supervisor pendidikan baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial.
Sebagai supervisor akademik, pengawas satuan pendidikan bertugas membantu dan
membina guru meningkatkan kemampuan profesionalnya agar dapat mempertinggi mutu
proses dan hasil belajar peserta didik. Sebagai supervisor manajerial, pengawas satuan
pendidikan bertugas membantu kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya.
Bobot fungsi supervisi akademik dan bobot fungsi manajerial berturut-turut 75%
dan 25%. Kedua jenis pengawasan tersebut menjadi landasan utama dalam
merumuskan tugas pokok dan fungsi pengawas satuan pendidikan.
Pengawas satuan pendidikan adalah tenaga kependidikan profesional berstatus
PNS yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat
berwenang untuk melakukan pembinaan & pengawasan pendidikan pada sekolah/satuan
pendidikan tertentu.
Kompetensi pengawas satuan pendidikan yaitu seperangkat kemampuan yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap & tingkah laku yang harus dimiliki & dikuasai
pengawas secara terpadu & ditampilkan dalam tindakannya untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada satuan pendidikan binaannya.
Kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan mencakup 6 (enam) dimensi
kompetensi, yaitu: 1) dimensi kepribadian, 2) dimensi sosial, 3) dimensi supervisi
manajerial, 4) dimensi supervisi akademik, 5) dimensi evaluasi pendidikan, dan 6) dimensi
penelitian pengembangan.
Dalam hal dimensi supervisi akademik, kompetensi supervisi akademik adalah
kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai
dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 7


dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa (Sudjana, 13:
2009).
Supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap
kegiatan akademis, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Glickman
(1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989).
Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih
dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang
perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu, sasaran supervisi akademik
adalah guru dalam proses belajar mengajar (pembeljaran). Materi pokok dalam proses
pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik
pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai
proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas).
Kualifikasi pengawas satuan pendidikan dengan persyaratan akademik minimal
yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.
Kualifikasi tersebut mencakup: tingkat pendidikan keahlian/ keilmuan, pangkat/golongan,
jabatan, pengalaman kerja & usia.
Kepala Sekolah adalah guru yang atas dasar kompetensinya diangkat dan diberi
tugas tambahan mengelola satuan pendidikan. Hoy dan Miskel (1987) menegaskan
bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan dan berusaha memanfaatkan kompetensinya untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya bagi keefektifan sekolah. Senada dengan pendapat tersebut,
Sergiovanni (1997) mengemukakan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala
sekolah mampu memainkan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai
kepala sekolah. Kompetensi Kepala Sekolah mencakup 5 (lima) dimensi kompetensi, yaitu:

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 8


1) dimensi kepribadian, 2) dimensi manajerial, 3) dimensi kewirausahaan 4) dimensi
supervisi, dan 5) dimensi sosial.
Monitoring proses pembelajaran adalah kegiatan yang menyertakan proses
pengumpulan, pencatatan, penganalisisan, pelaporan dan penggunaan informasi
manajemen tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Monitoring proses
pembelajaran dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah yang dilaksanakan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara diskusi
kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara dan dokumentasi.

C. Landasan Empirik
Kondisi dan gambaran pengawas satuan pendidikan yang ada pada saat ini, dari
studi yang dilakukan POKJA Pengawas terhadap sejumlah pengawas yang mewakili
hampir semua propinsi dapat dikemukakan sbb: (1) kualifikasi akademik pengawas satuan
pendidikan yang ditunjukkan oleh tingkat pendidikan formal sangat heterogen (2) para
pengawas sekolah/satuan pendidikan telah memiliki pengalaman kerja sebagai tenaga
pendidik berstatus PNS cukup lama dan rata-rata telah berusia di atas 50 tahun (3)
rekrutmen tenaga pengawas satuan pendidikan yang tidak terprogram dan tidak teruji
secara akademik (4) lemahnya pembinaan karir dan pembinaan profesi pengawas
sehingga kompetensi profesional pengawas tidak lebih baik dari kompetensi guru (5)
jabatan pengawas sekolah kurang diminati dibandingkan dengan jabatan kepala sekolah
disebabkan rekrutmen dan penghargaan pengawas yang tidak memadai serta (6)
kurangnya dukungan yang diberikan kepada pengawas untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pengawas satuan pendidikan.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 9


BAB III
MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN

A. Monitoring Proses Pembelajaran


Monitoring pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan monitoring yang dilakukan
oleh pengawas atau kepala sekolah dengan cara diskusi kelompok berfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara dan dokumentasi. Monitoring tersebut dilakukan
pada tahap: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar. Ketiga tahap tersebut
diuraikan berikut.

1. Monitoring pada Tahap Perencanaan Proses Pembelajaran


Monitoring pada tahap perencanaan proses pembelajaran meliputi unsur silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,
standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

a. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau
tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh
para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau
beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah
supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD
dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA
dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
untuk MI, MTs, MA, dan MAK. Contoh silabus (terlampir).

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 10


b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih. Guru dapat merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan pada satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah sebagai berikut.
1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran. Kompetensi dasar ini merupakan acuan perumusan tujuan
pembelajaran.
4. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar.
5. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 11


6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
7. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan
pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
8. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

9. Indikator pencapaian kompetensi

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 12


Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensi dapat
dimulai dengan perumusan kegiatan (activity) yang dapat dilakukan untuk mencapai
kompetensi. Dengan demikian harus dibedakan antara indikator kompetensi dengan
indikator tes.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Patut
diperhatikan indikator tes yang menggambarkan kedalaman konten yang harus
dikuasai dan biasanya terkait dengan kompetensi yang akan dicapai.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

c. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP


1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,
tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik


Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 13


RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
5) Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir).

2. Monitoring pada Tahap Pelaksanaan Pembelajaran


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam monitoring pada tahap pelaksanaan proses
pembelajaran adalah persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan
pembelajaran.
a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1) Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a) SD/MI : 28 peserta didik
b) SMP/MTs : 32 peserta didik
c) SMA/MA : 32 peserta didik
d) SMK/MAK : 32 peserta didik
2) Beban kerja minimal guru
a) beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan
tugas tambahan,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 14


b) beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di
atas adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1
(satu) minggu.
3) Buku teks pelajaran
a) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-
buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri,
b) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran,
c) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku
pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya,
d) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar
lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.
4) Pengelolaan kelas
a) guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan,
b) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik,
c) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik,
d) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik,
e) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran,
f) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung,
g) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku,
jenis kelamin, dan status sosial ekonomi,
h) guru menghargai pendapat peserta didik,
i) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi,
j) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 15


k) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran,
b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman
dan guru.
Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu
peserta didik untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif.

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan


siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 16


Pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran dimana peserta didik
diperhadapkan pada masalah, persoalan-persoalan dilematis, yang jawabannya
membutuhkan kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitif peserta didik.

Pembelajaran yang memotivasi adalah pembelajaran yang mendorong dan


memberi semangat pada peserta didik untuk mencapai prestasi, berkompetisi,
berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi
pembelajaran.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta


didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.

Eksplorasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan


kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan
masalah, dan inovasi.

Elaborasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta


didik mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan
karya yang bermakna.

Konfirmasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan


bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-
menerus.
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 17


(2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain,
(3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,
(4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran,
(5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:


(1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna,
(2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis,
(3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,
(4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,
(5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar,
(6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,
(7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok,
(8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan,
(9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 18


(1) memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik,
(2) memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
(3) memfasilitasi peserta didik melakukan
refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
(4) memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar:
(a) berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar,
(b) membantu menyelesaikan masalah,
(c) memberi acuan agar peserta didik
dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,
(d) memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh,
(e) memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a)bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran,
b)melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
d)merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 19


e)menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c. Penilaian Hasil Pembelajaran


Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio,
dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian
Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

B. Supervisi Pembelajaran
Supervisi pembelajaran atau supervisi akademik adalah pelaksanaan pengawasan
akademik, yakni penilaian dan pembinaan guru yang dilakukan oleh pengawas.

1. Penilaian kepada Guru


Penilaian kepada guru dimaksudkan adalah penilaian yang dilaksanakan oleh
pengawas yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam menyusun merencanakan,
melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran.
Penilaian pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan, mencakup: tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Penilaian proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: 1) membandingkan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, dan 2)
mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
guru.
Penilaian proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam
proses pembelajaran.

a. Penilaian pada tahap perencanaan proses pembelajaran

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 20


Penilaian perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas
sekolah terhadap guru adalah menilai kualitas silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar,
dan sumber belajar. Untuk hal tersebut, apakah 1) RPP dijabarkan dari silabus dan
nantinya kegiatan belajar peserta didik terarah untuk mencapai KD?, 2) RPP disusun
secara lengkap dan sistematik agar pembelajaran nantinya berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dan memberi ruang bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat &
perkembangan peserta didik? dan 3) RPP disusun dengan (1) memperhatikan perbedaan
individu peserta didik, (2) mendorong partisipasi aktif peserta didik, (3) mengembangkan
budaya membaca & menulis, (4) memberikan umpan balik & tindak lanjut, (5) keterkaitan
& keterpaduan, dan (6) menerapkan TIK? Contoh format penilaian perencanaan proses
pembelajaran (terlampir).

b. Penilaian pada tahap pelaksanaan pembelajaran


Sebelum menilai pelaksanaan pembelajaran, pengawas sekolah terlebih dahulu
memperhatikan persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran (romongan belajar, beban
kerja minimal guru, buku teks pelajaran, dan pengelolaan kelas).
Menilai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas sekolah
terhadap guru adalah menilai kualitas proses pembelajaran secara keseluruhan yang
terdiri atas: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pada kegiatan pendahuluan, apakah guru 1) menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, 2) mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus?
Pada kegiatan inti, untuk mencapai KD apakah guru melakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 21


dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik? Disamping itu, apakah guru
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi?
Dalam hal eksplorasi, apakah guru: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber, 2) menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain,
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, 3) melibatkan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan 4) memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Dalam hal elaborasi, apakah guru: 1) membiasakan peserta didik membaca dan
menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna, 2) memfasilitasi
peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun tertulis, 3) memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, 4) memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, 5) memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, 6) memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok, 7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
hasil kerja individual maupun kelompok, 8) memfasilitasi peserta didik melakukan
pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan, dan 9) memfasilitasi peserta
didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik?
Dalam hal konfirmasi, apakah guru: 1) memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik, 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber, 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, dan 4) memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar,
misalnya: (1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 22


peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar, (2) membantu menyelesaikan masalah, (3) memberi acuan agar peserta didik
dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, (4) memberi informasi untuk bereksplorasi
lebih jauh, dan (5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.

c. Penilaian pada tahap menutup pembelajaran


Menilai pada tahap kegiatan menutup pembelajaran yang dilakukan oleh
pengawas sekolah terhadap guru adalah menilai kualitas proses menutup pembelajaran.
Dalam hal ini, apakah guru: 1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran, 2) melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, 3)
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 4) merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik, dan 5) menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya?

2. Pembinaan Kemampuan Guru


Dalam pembinaan kemampuan guru, pengawas melakukan pembimbingan dalam
hal: 1) menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengembangan KTSP, 2) memilih dan
menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/ bimbingan setiap mata pelajaran,
3) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran, 4) melaksanakan
pembelajaran di laboratorium dan di lapangan, 5) mengelola, merawat, mengembangkan
dan menggunakan media, serta fasilitas pembelajaran/bimbingan, dan 6) memanfaatkan
teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan.
Melalui supervisi pembelajaran, ada lima langkah pembinaan kemampuan guru,
yaitu: (1) menciptakan hubungan yang harmonis, (2) analisis kebutuhan, (3)
mengembangkan strategi dan media, (4) menilai, dan (5) revisi.

a. Menciptakan Hubungan yang Harmonis


MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 23
Langkah pertama dalam pembinaan keterampilan pembelajaran guru adalah
menciptakan hubungan yang harmonis antara pengawas dan guru, serta semua pihak
yang terkait dengan program pembinaan keterampilan pembelajaran guru. Dalam upaya
melaksanakan supervisi akademik memang diperlukan kejelasan informasi antar personil
yang terkait. Tanpa kejelasan informasi, guru akan kebingungan, tidak tahu yang
diharapkan kepala sekolah, dan meyakini bahwa tujuan pokok dalam pengukuran
kemampuan guru, sebagai langkah awal setiap pembinaan keterampilan pembelajaran
melalui supervisi akademik, adalah hanya untuk mengidentifikasi guru yang baik dan yang
kurang terampil dalam mengajar. Padahal seandainya ada kejelasan informasi, tentu tidak
akan terjadi guru yang demikian.
Komunikasi antara kepala sekolah dan guru dikatakan efektif apabila guru benar-
benar menerima supervisi akademik sebagai upaya pembinaan kemampuannya. Dalam
upaya ini, diperlukan kejelasan informasi mengenai hakikat dan tujuan supervisi
akademik. Dalam upaya memperjelas program supervisi akademik, tentu diperlukan
suatu cara dan prinsip-prinsip tertentu dalam berkomunikasi. Bagaimanakah
berkomunikasi secara efektif. Ada sejumlah prinsip komunikasi yang harus diterapkan
oleh kepala sekolah, sebagaimana dikemukakan oleh Marks, Stoops dan Stoops, yaitu: 1)
berbicaralah sebijaksana dan sebaik mungkin, 2) ikutilah pembicaraan orang lain secara
saksama, 3) ciptakan hubungan interpersonal antar personil, 4) berpikirlah sebelum
berbicara, 5) ikutilah norma-norma yang berlaku pada latar sekolah, 6) usahakanlah
untuk memahami pendapat orang lain, 7) konsentrasikan pada pesanmu, bukan pada
dirimu sendiri, 8) kumpulkan materi untuk mengadakan diskusi bila perlu, 9) persingkat
pembicaraan, 10) ciptakan ketidaksanggupan, 11) bersemangatlah, 12) raihlah sikap
orang lain untuk membantu program, 13) berkomunikasilah dengan “eye
communication”, 14) selalu mencoba, 15) jadilah pendengar yang baik, dan 16) ketahuilah
kapan sebaiknya berhenti berkomunikasi.

b. Analisis Kebutuhan
Secara hakiki, analisis kebutuhan merupakan upaya menentukan perbedaan
antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan dan yang secara nyata
dimiliki. Langkah-langkah menganalisis kebutuhan, yaitu: 1) mengidentifikasi masalah-

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 24


masalah pembelajaran – perbedaan (gap) apa saja yang ada antara pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang nyata dimiliki guru dan yang seharusnya dimiliki guru?,
disintesiskan dan diklasifikasi, 2) mengidentifikasi lingkungan dan hambatan-
hambatannya, 3) menetapkan tujuan umum jangka panjang, 4) mengidentifikasi tugas-
tugas manajemen yang dibutuhkan, seperti keuangan, sumber-sumber, perlengkapan dan
media, 5) mencatat prosedur-prosedur untuk mengumpulkan informasi tambahan
tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki guru, 6) mengidentifikasi dan
mencatat kebutuhan-kebutuhan khusus pembinaan keterampilan pembelajaran guru,
dan 7) menetapkan kebutuhan-kebutuhan pembinaan keterampilan pembelajaran guru
yang bisa dibina melalui teknik dan media.

c. Mengembangkan Strategi dan Media


Tujuan pengembangan strategi dan media supervisi pembelajaran, yaitu: 1)
mendaftar pembinaan-pembinaan keterampilan pengajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan teknik supervisi individual, 2) mendaftar pembinaan keterampilan
pengajaran yang akan dilakukan melalui teknik supervisi kelompok, 3) mendaftar
mengidentifikasi dan memilih teknik dan media supervisi yang siap digunakan untuk
membina keterampilan pengajaran guru yang diperlukan, 4) setelah mengembangkan
teknik dan media supervisi pembelajaran, selanjutnya dilakukan pembinaan keterampilan
pembelajaran guru dengan menggunakan teknik dan media tertentu sebagaimana telah
dikembangkan.

d. Penilaian Keberhasilan Supervisi Pembelajaran


Penilaian merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan
yang dicapai. Dalam konteks supervisi pembelajaran, penilaian merupakan proses
sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pembinaan
keterampilan pembelajaran guru. Tujuan penilaian pembinaan keterampilan
pembelajaran adalah: 1) untuk menentukan apakah pengajar (guru) telah mencapai
kriteria pengukuran sebagaimana dinyatakan dalam tujuan pembinaan, dan 2) untuk
menentukan validitas teknik pembinaan dan komponen-komponennya dalam rangka
perbaikan proses pembinaan berikutnya.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 25


Prinsip dasar dalam merancang dan melaksanakan program penilaian adalah
bahwa penilaian harus mengukur performansi atau perilaku yang dispesifikasi pada
tujuan supervisi pembelajaran guru. Langkah-langkahnya adalah: 1) katakan dengan jelas
teknik-teknik penilaian, 2) tulislah masing-masing tujuan, 3) pilihlah atau kembangkan
instrumen-instrumen pengukuran yang secara efektif dapat menilai hasil yang telah
dispesifikasi, 4) uji lapangan untuk mengetahui validitasnya, dan 5) organisasikan, analisis,
dan rangkumlah hasilnya.

e. Perbaikan Program Supervisi Pembelajaran


Sebagai langkah terakhir dalam pembinaan keterampilan pengajaran guru adalah
merevisi program pembinaan. Revisi ini dilakukan seperlunya, sesuai dengan hasil
penilaian yang telah dilakukan. Langkah-langkahnya adalah: 1) me-review rangkuman
hasil penilaian, 2) apabila ternyata tujuan pembinaan keterampilan pengajaran guru tidak
dicapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan
dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan, 3) apabila ternyata memang tujuannya
belum tercapai maka mulailah merancang kembali program supervisi pembelajaran untuk
berikutnya, dan 4) mengimplementasikan program pembinaan yang telah dirancang
kembali pada masa berikutnya.

3. Teknik Supervisi Pembelajaran


Menurut Gwynn dalam upaya pembinaan guru, ada 2 (dua) teknik supervisi
pembelajaran, yaitu: teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok.
a. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual di sini adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan
kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.
Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki
persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual
meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 26


dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya secara
singkat satu persatu.
1) Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas,
dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar
sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan
kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau
masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat
dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami. Menganalisisnya secara kritis dan
mendorong mereka untuk menemukan alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini bisa
dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa
juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri.
Ada empat tahap kunjungan kelas. Pertama, tahap persiapan. Pada tahap ini,
supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan
kelas. Kedua, tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor
mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung. Ketiga, tahap akhir kunjungan.
Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan
hasil-hasil observasi, sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut. Ada beberapa
kriteria kunjungan kelas yang baik, yaitu: (1) memiliki tujuan-tujuan tertentu; (2)
mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru; (3)
menggunakan instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif; (4)
terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling
pengertian; (5) pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar mengajar;
(6) pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut
2) Observasi Kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan
secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang
dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek
dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 27


memperbaiki proses belajar mengajar. Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama
proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:
a) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran
b) cara penggunaan media pengajaran
c) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar
d) keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu: 1) persiapan
observasi kelas; 2) pelaksanaan observasi kelas; 3) penutupan pelaksanaan observasi
kelas; 4) penilaian hasil observasi; dan 5) tindak lanjut. Dalam melaksanakan observasi
kelas ini, sebaiknya supervisor menggunakan instrumen observasi tertentu, antara lain
berupa evaluative check-list, activity check-list.
3) Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha
meningkatkan kemampuan profesional guru. Tujuannya adalah: 1) memberikan
kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi; 2)
mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; 3) memperbaiki segala kelemahan dan
kekurangan pada diri guru; dan 4) menghilangkan atau menghindari segala prasangka
yang bukan-bukan.
Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis percakapan individual ini menjadi empat
macam sebagai berikut.
a) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam
kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
b) Office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala
sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
c) Causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru.
d) Observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 28


Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengem- bangkan
segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan
memberikan pengarahan, hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan
konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.
4) Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara
perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah
itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan memperoleh pengalaman
baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan
kelas, dan sebagainya.
Agar kunjungan antarkelas ini betul-betul bermanfaat bagi pengem- bangan
kemampuan guru, maka sebelumnya harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh supervisor apabila menggunakan teknik ini
dalam melaksanakan supervisi bagi guru-guru.
a) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya. Upayakan
mencari guru yang memang mampu memberikan pengalaman baru bagi guru-guru
yang akan mengunjungi.
b) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
c) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
d) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan cermat. Amatilah apa-apa yang
ditampilkan secara cermat, dan mencatatnya pada format-format tertentu.
e) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antarkelas selesai. Misalnya dalam bentuk
percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
f) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan
pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
g) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
5) Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi pendidikan.
Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional guru (Sutton,
1989). Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru tentang
peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metoda

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 29


pengajarannya dalam mempengaruhi murid (House, 1973). Semua ini akan mendorong
guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya (DeRoche, 1985; Daresh, 1989;
Synder & Anderson, 1986).
Nilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru. Untuk mengukur
kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya, juga menilai dirinya
sendiri. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri,
antara lain sebagai berikut.
a) Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid
untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk
pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut
nama.
b) Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.
c) Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara
perorangan maupun secara kelompok.
b. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
mereka hadapi. Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, yaitu: 1)
kepanitiaan-kepanitiaan, 2) kerja kelompok, 3) laboratorium kurikulum, 4) baca
terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) darmawisata, 7) kuliah/studi, 8) diskusi panel,
9) perpustakaan jabatan, 10) organisasi profesional, 11) buletin supervisi, 12) pertemuan
guru, dan 13) lokakarya atau konferensi kelompok.
Teknik supervisi kelompok ini tidak akan dibahas satu persatu, karena sudah
banyak buku yang secara khusus membahasnya. Satu hal yang perlu ditekankan di sini
bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik supervisi kelompok di atas yang cocok
atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan dan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui
oleh kepala sekolah adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan untuk membina
seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu, seorang kepala

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 30


sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina
keterampilan pembelajaran seorang guru.
Menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang
pengawas , selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina,
juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru,
sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina
melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil
(1979) menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian
guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan
sifat-sifat somatic guru.

4. Instrumen Pengukuran Kemampuan Guru


Telah disebutkan bahwa esensial supervisi pembelajaran bukan semata-mata
mengukur unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan juga
bagaimana membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya. Meskipun
demikian, supervisi pembelajaran tidak terlepas dari pengukuran kemampuan guru dalam
mengelola proses pembelajaran. Pengukuran kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan dalam proses
supervisi pembelajaran (Sergiovanni, 1987). Prinsip dasar ini tampak pada langkah-
langkah pembinaan keterampilan pembelajaran guru. Menurut Marks, Stoops dan
Stoops, sebagaimana telah dibahas di muka, salah satu langkahnya berupa analisis
kebutuhan. Esensial langkah analisis kebutuhan adalah mengukur pengetahuan dan
kemampuan untuk menentukan pengetahuan dan kemampuan mana pada guru yang
harus dibina. Ini berarti dalam setiap merencanakan dan memprogram supervisi
pembelajaran selalu diperlukan instrumen pengukuran.
Instrumen untuk mengukur kemampuan guru, karena lebih berbentuk
performansi atau perilaku (behavioral), biasanya digunakan instrumen observasi yang
mengamati unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Instrumen ini sering
diambil dari yang sudah ada, yang sudah valid dan reliabel, maupun dapat dikembangkan
sendiri oleh supervisor. Apabila ingin mengembangkan sendiri instrumen observasi, maka
disarankan agar merujuk pada jenis-jenis kemampuan pembelajaran yang harus dimiliki

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 31


oleh guru. Setiap jenis kemampuan yang dikembangkan dalam instrumen observasi harus
disediakan skala pengukuran.
Ada bermacam-macam skala pengukuran, misalnya skala tiga, skala lima, dan
skala tujuh. Apabila digunakan skala tiga, maka bentuknya menjadi tidak mampu (1),
cukup mampu (2), dan mampu (3). Apabila digunakan skala lima, maka bentuknya
menjadi sangat kurang mampu (1), kurang mampu (2), cukup mampu (3), mampu (4), dan
sangat mampu (5). Semakin kecil skor kemampuannya semakin perlu dibina. Semakin
rendah skornya berarti guru semakin tidak mampu mengelola proses pembelajaran.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pernah mengembangkan satu
instrumen pengukuran yang disebut dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).
APKG ini merupakan instrumen yang telah dikembangkan dan resmi digunakan untuk
mengukur kemampuan guru yang bersifat generic essensial. Dikatakan generic karena
kemampuan tersebut secara umum harus dimiliki oleh setiap guru bidang studi apapun.
Dikatakan essential karena kemampuan tersebut merupakan kemampuan-kemampuan
yang penting saja. Ini tidak berarti bahwa kemampuan yang lain tidak perlu melainkan
masih sangat diperlukan hanya harus diukur melalui instrumen lainnya (Depdikbud,
1982).

C. Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Supervisi Pembelajaran


Tindak lanjut dari hasil monitoring dan supervisi pembelajaran yang telah
dilakukan oleh pengawas sekolah adalah: 1) penguatan dan penghargaan diberikan
kepada guru yang telah memenuhi standar, 2) teguran yang bersifat mendidik diberikan
kepada guru yang belum memenuhi standar, dan 3) guru diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 32


DAFTAR RUJUKAN

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta.

Baso Intang Sappaile, 2007. Kompetensi Mengajar Minimal Bagi Guru Baru (Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 12, No. 2), Balitbang Depdiknas, Jakarta.

-------, 2007. Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Dasar (Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Edisi Khusus I, Tahun ke-13), Balitbang Depdiknas, Jakarta.

Darmo Mulyoatmodjo. 1980. Micro Teaching. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan


Guru

Dewey, John, 1964. Democracy in Education. New York: The Macmillan Co.

Gwynn, J.M. 1961. Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd, Mead &
Company.

Heininch, Robert, Michael Molenda and Jame Russell, 1989. Instructional Media and the
New Technologies of Instruction. New York: Macmillan Publishing Co.
http://www.newhorizons.org/trans/nea_keys.htm
http://www.co-nect.net
http://www.europa.eu.int

Januzowski, Allan, 2001. Educational Technology: The Development of a Concept.


Englewood, NJ: Libraries Unlimited Inc.
Nana Sudjana, 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Ornstein, Allan C. and Daniel U. Levie,1981. Foundations of Education. Boston, MA.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 33


Reigeluth, Charles M. (ed) , 1987. Instructional Theories in Action. Hillsdale, NJ: Lawrence
Erlbaum Associates.

-------, 1993. Instructional Design Theories and Models. Vol. I. Hillsdale, NJ: Lawrence
Erlbaum Associates.

Tilaar, H.A.R, 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan Pengantar Pedagogik


Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Thompson, M.M, 1962. The History of Education. New York: Barnes and Noble, Inc.

Direktorat tenaga kependidikan. 2006. Naskah Akademik tentang Standar Pengawas


Satuan Pendidikan (Kualifikasi dan Kompetensi), Jakarta.

Lampiran 1.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 34


Contoh:
SILABUS
Nama Sekolah : SMA/MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : I/1
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 35


Standar Kompete Indikator
Aloka Sumb
Kompet nsi Dasar Materi Kegiatan Pencapaia
Penil si er
ensi Pembelajar Pembelajar n
aian Wakt Belaja
an an Kompeten
u r
si

Memah Memaha Sistem  Me  M Tes 8 x 45 


ami mi Periodik mbuat enganali tertul menit Buku
struktur struktur dan ringkasan sis is Kimi
atom atom Struktur tentang perkem (uraia a
sifat- berdasar Atom perkemba bangan n dan 
sifat kan teori ngan sistem objek Kartu
periodik atom  Peng pengelom periodik tif) uns
unsur Bohr, elompok pokan melalui ur.
dan sifat-sifat an unsur unsur- studi
ikatan unsur, unsur kepusta
kimia massa dalam kaan.
atom tabel
relatif, periodik
dan sifat- dan
sifat mempres
periodik entasikan
unsur nya (per
dalam kelompok
tabel )
periodik  Men
serta diskusika
menyada n dasar
ri pengelom
keteratur pokan
annya unsur-
melalui unsur
pemaha menurut
man hukum
konfigura oktaf,
si sistem
elektron. periodik
Mendelee
v, dan
sistem
periodik
modern
serta
kelemaha
n dan
kelebihan
nya.
MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 36
Standar Kompete Indikator
Aloka Sumb
Kompet nsi Dasar Materi Kegiatan Pencapaia
Penil si er
ensi Pembelajar Pembelajar n
aian Wakt Belaja
an an Kompeten
u r
si
 Gol  Me  M Tes Tabel
ongan nggali enentuk tertul Perio
 Peri informasi an is dik
ode dari tabel golonga (uraia Unsur
 Kon untuk n dan n dan -
figurasi menentu periode objek unsur
elektron kan unsur- tif)
 Jum golongan, unsur
lah kulit nomor dalam
atom, tabel
dan periodik
konfigura modern
si
elektronn
ya.

Lampiran 2.
Contoh:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA/MA
Kelas/Semester : I/1
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Pertemuan : 4 x 2 x 45 menit

1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur,


dan ikatan kimia
2. Kompetensi Dasar : Membandingkan proses pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam
serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang
terbentuk.

3. Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu :


a. Menjelaskan unsur-unsur yang mudah melepaskan elektron valensinya
membentuk ion positif dan unsur-unsur yang mudah menerima elektron valensi

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 37


dari unsur lain membentuk ion negatif untuk mencapai kestabilan.
b. Menggambarkan struktur Lewis atom unsur gas mulia dan atom unsur bukan gas
mulia.
c. Menjelaskan penyebab kestabilan atom unsur gas mulia.
d. Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dari unsur yang elektro positif (unsur
logam) dengan unsur yang elektronegatif (unsur nonlogam).
e. Memberi contoh senyawa ion sederhana dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.

4. Materi Ajar :
a. Unsur-unsur gas mulia memiliki 8 elektron valensi (elektron pada kulit terluar)
kecuali Helium yang memiliki 2 elektron valensi. Oleh sebab itu unsur-unsur gas
mulia stabil (sulit bereaksi dengan unsur lain).
b. Unsur-unsur golongan IA (alkali) memiliki satu elektron valensi dan golongan IIA
(alkali tanah) memiliki 2 elektron valensi merupakan unsur-unsur logam. Untuk
menjadi stabil unsur-unsur golongan IA melepaskan 1 elektron valensi
membentuk ion positif satu sehingga menyerupai konfigurasi elektron gas mulia
Contoh :
11Na → 10Na+ + 1e menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8)
(2, 8, 1) (2, 8)

19K → 18 K+ + 1e menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8)


(2, 8, 8, 1) (2, 8, 8)

Sedangkan unsur-unsur golongan IIA melepas 2 elektron valensi membentuk ion


positif dua.

Contoh :
12Mg → 10Mg2+ + 2e menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8)
(2, 8, 2) (2, 8)

20Ca → 18 Ca2+ + 2e menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8)


(2, 8, 8, 2) (2, 8, 8)

Unsur-unsur golongan IA dan IIA disebut unsur-unsur elektropositif.

c. Unsur-unsur golongan VIA memiliki 6 elektron valensi dan golongan VIIA memiliki
7 elektron valensi, merupakan unsur-unsur non logam. Untuk mencapai
kestabilan unsur-unsur golongan VIA dan VIIA lebih mudah menerima elektron
valensi dari unsur lain membentuk ion negatif dari pada melepaskan elektron
valensinya.

Contoh:
8O + 2e → 10O2- menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8)
(2, 6) (2, 8)

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 38


17Cl + 2e → Cl- menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8)
18
(2, 8, 7) (2, 8, 8)

d. Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan nonlogam dengan melakukan serah
terima elektron karena adanya gaya elektrostatik.
Contoh :
11Na → 10Na+ + 1e
(2, 8, 1) (2, 8)

17Cl + 2e → 18 Cl-
(2, 8, 7) (2, 8, 8)

Na+ + Cl- → NaCl

5. Alokasi Waktu : 8 (delapan) jam pelajaran


6. Metode Pembelajaran: : Ceramah, diskusi, dan pemberian tugas
7. Kegiatan Pembelajaran :
a. Kegiatan awal (apersepsi)
Dengan menggunakan tabel periodik, guru mengingatkan siswa tentang unsur-
unsur golongan IA dan golongan IIA (unsur-unsur logam) dan unsur-unsur
golongan VIA dan golongan VIIA (unsur-unsur nonlogam) serta konfigurasi
elektronnya.

b. Kegiatan inti :
1) Menjelaskan kestabilan gas mulia berdasarkan konfigurasi elektronnya.
2) Mengidentifikasi unsur yang dapat melepaskan atau menerima elektron
valensi untuk mencapai kestabilannya atau menyerupai konfigurasi elektron
gas mulia.
3) Menggambarkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) atom gas mulia
(duplet dan oktet) dan dibandingkan dengan susunan elektron valensi atom
bukan gas mulia serta hubungannya dengan kestabilan unsur.
4) Diberikan contoh unsur yang mudah melepaskan elektron valensinya
membentuk ion positif dan contoh unsur yang mudah menerima elektron
valensi dari unsur lain membentuk ion negatif. Ke dua unsur tersebut
bergabung membentuk ikatan ion dengan melakukan serah terima elekton.
5) Mengilustrasikan proses terjadinya ikatan ion, misalnya laki-laki (muatan
positif) dan perempuan (muatan negatif) saling tertarik membentuk ikatan
perkawinan.
6) Memberi contoh senyawa ion dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, garam
dapur (NaCl).
c. Kegiatan akhir (Penutup)
Guru dan siswa membuat simpulan tentang konfiguarsi elektron yang stabil,
unsur-unsur yang mudah melepaskan atau menerima elektron valensi serta
proses terbentuknya ikatan ion. Selanjutnya guru melakukan penilain atau tes
hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 39


kompetensi sudah tercapai.

8. Indikator Pencapaian Kompetensi :


- Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya
dengan cara melepaskan atau menerima elektron valensi.
- Membandingkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) atom gas mulia
(duplet dan oktet) dan susunan elektron valensi atom bukan gas mulia.
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion dan contoh senyawanya.

9. Penilaian Hasil Belajar :


Dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk ulangan
harian dengan menggunakan tes tertulis. Ulangan harian ini berfungsi untuk : (1)
mengukur ketuntasan penguasaan KD yang menjadi syarat untuk lanjut pada
pembelajaran KD berikutnya, (2) menjadi umpan balik bagi guru untuk perbaikan
proses pembelajaran.

Contoh Soal Ulangan Harian :


2. Tentukan jumlah elektron yang dapat dilepaskan atau diterima unsur-unsur
berikut ini untuk mencapai kestabilannya? (Perhatikan tabel periodik)
a. Oksigen d. kalium
b. Natrium e. kalsium
c. Klor
3. Gambarkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) dari unsur berikut.
a. Nitrogen d. Belerang
b. Flour e. Klor
c. Posfor
4. Dengan menggambarkan konfigurasi elektron, ilustrasikan ikatan ion yang
terbentuk dari :
a. 11Na dengan 8O
b. 12Mg dengan 17Cl
c. 20Ca dengan 8O
d. 19K dengan 17Cl
e. 12Mg dengan 8O

10. Sumber Belajar :


a. Tabel Periodik Unsur
b. Buku Kimia yang sesuai
c. CD pembelajaran Kimia (jika ada).

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 40


Lampiran 3.
Contoh:

FORMAT PENILAIAN PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN


No. Uraian S KS TS
Format silabus
1. Format silabus dengan urutan: Identitas mata pelajaran, Standar
kompetensi, Kompetensi dasar, Tujuan pembelajaran, Materi ajar,
Alokasi waktu, Metode pembelajaran, Kegiatan pembelajaran,
Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian hasil belajar, Sumber
belajar.
Isi Silabus
2. Keterkaitan antara KD dan SK
3. Keterkaitan antara materi pokok dan KD
4. Keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dengan KD
5. Keterkaitan antara indikator pencapaian dengan KD
6. Keterkaitan antara penilaian dengan KD
7. Keterkaitan antara alokasi waktu dengan pencapaian KD dan
beban belajar
8. Keterkaitan antara sumber belajar dengan materi pembelajaran
Format RPP
9. Format RPP dengan urutan: Standar kompetensi, Kompetensi
dasar, Tujuan pembelajaran, Materi ajar, Alokasi waktu, Metode
pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Indikator pencapaian
kompetensi, Penilaian hasil belajar, Sumber belajar.
Isi RPP
10. Keterkaitan antara KD dan SK

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 41


11. Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan KD
12. Keterkaitan antara materi ajar dengan indikator pencapaian
kompetensi
13. Keterkaitan antara alokasi waktu dengan pencapaian KD dan
beban belajar
14. Keterkaitan antara metode pembelajaran dengan KD
15. Keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dengan KD
16. Keterkaitan antara indikator pencapaian KD dengan KD
17. Keterkaitan antara instrumen penilaian dengan indikator
pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian
18. Keterkaitan antara sumber belajar dengan SK/KD dan indikator
penncapaian kompetensi
19. RPP dibuat dengan jabaran dari silabus.
Keterangan:
S : Sesuai
KS : Kurang Sesuai
TS : Tidak Sesuai

Lampiran 4.
Contoh Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan skala lima.

LEMBAR PENILAIAN

Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka
pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 42


3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 45
2. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 45

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


A. Penguasaan materi pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5
5. Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki
1 2 3 4 5
belajar
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/strategi pembelajaran
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)
1 2 3 4 5
yang akan dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5
9. Menguasai kelas 1 2 3 4 5
10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 5
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
1 2 3 4 5
kebiasaan positif
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
1 2 3 4 5
direncanakan

C. Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran


13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 5
14. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5
15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa


16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 5
18. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5

E. Penilaian proses dan hasil belajar


19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5
20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan bahasa
21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 1 2 3 4 5
MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 43
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP
23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan
1 2 3 4 5
siswa
24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
1 2 3 4 5
kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
Total Skor
Dengan ini saya menyatakan bahwa penilaian yang saya lakukan sesuai dengan
kondisi peserta yang sebenarnya, dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya
tidak benar, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

........................, .................
Penilai, Penilai,

(....................................) (....................................)
NIP/NIK NIP/NIK

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 44


MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 45

Вам также может понравиться