Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan
kematian diri sendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan akibat adanya rasa
keputusasaan yang disebabkan oleh gangguan jiwa, misalnya: depresi,
gangguan bipolar, schizophrenia, ketergantungan alkohol/alkoholisme
atau penyalahgunaan obat.
Rasio kejadian bunuh diri antara pria dan wanita adalah tiga berbanding
satu. Pada usia remaja, bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua.
(Susanto, 2010). Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003
mengungkapkan bahwa 1 juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau
setiap 15-34 tahun, selain karena faktor kecelakaan. Pada laki-laki tiga kali
lebih sering melakukan bunuh diri daripada wanita, karena laki-laki lebih
sering menggunakan alat yang lebih efektif untuk bunuh diri, antara lain
dengan pistol, menggantung diri, atau lompat dari gedung yang tinggi,
sedangkan wanita lebih sering menggunakan zat psikoaktif overdosis atau
racun, namun sekarang mereka lebih sering menggunakan pistol. Selain itu
wanita lebih sering memilih cara menyelamatkan dirinya sendiri atau
diselamatkan orang lain. Berdasarkan fenomena tersebut, kelompok ingin
membahas lebih lanjut mengenai peran perawat dalam menghadapi dan
membantu klien dengan resiko bunuh diri.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dasar risiko bunuh diri?
b. Bagaimana konsep asuhan keperawatan risiko bunuh diri?

3. Tujuan
4. Untuk mengetahui konsep dasar risiko bunuh diri?
5. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan risiko bunuh diri?

1
BAB II
ISI

A. Konsep Dasar Risiko Bunuh Diri


1. Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan. Perilaku bunuh diri yang tampak pada
seseorang disebabkan karena stres yang tinggi dan kegagalan mekanisme
koping yang digunakan dalam mengatasi masalah (Keliat dan Akemat,
2009).
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat
mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri
sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah
dapat mengarah ke kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup
setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu
menyadari hal ini sebagai sesuatu yang di inginkan (Stuart dan Sundeen,
1995; dikutip Fitria, 2009).
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang tidak dicegah dapat
mengarah pada kematian (Stuart, 2007, dikutip Dez, Delicious, 2009).
Bunuh diri adalah berisiko menyakiti diri sendiri dan cidera yang
mengancam jiwa (Nanda-I, 2012).

2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku
destruktif diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :
1. Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidup nya dengan
cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan
jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan
tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat,
dan skizofrenia.

2
2. Sifat Kepribadian, tiga tipe kepribadian yang erat hubungan nya
dengan besarnya risiko bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan
depresi.
3. Lingkungan Psikososial, faktor predisposisi terjadinya perilaku
bunuh diri, diantara nya adalah pengalaman kehilangan dukungan
sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit
krinis,perpisahan, atau bahkan perceraian. Kekuatan dukungan
sosial sangat penting dalam menciptakan intervensi yang terapeutik,
dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respon
seseorang dalam menghadapi masalah tersebut,dan lain-lain.
4. Riwayat Keluarga, riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh
diri merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan seseorang
melakukan tindakan bunuh diri.
5. Faktor Biokimia, data menunjukkan bahwa pada klien dengan
resiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di
dalam otak seperti serotonin, adrenalin, dan depomine. Peningkatan
zat tersebut dapat dilihat melalui rekaman gelombang otak Electro
Encephalo Graph (EEG).
b. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif ini dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan
yang dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian
hidup yang melakukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah
melihat atau membaca melalui media mengenai orang yang melakukan
bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya
labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.
c. Perilaku Koping
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang
ini secara standar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor social maupun
budaya. Struktur sosial dan kehidupan bersosial dapat menolong atau
bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi sosial

3
dapat menyebabkan kesiapan dan meningkatkan keinginan seseorang
untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan
masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka
bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah
seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
d. Mekanisme Koping
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme
koping yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial,
rasionalization, regression, dan magical thinking. Mekanisme
pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan
koping alternatif.

3. Rentang Respon
Menurut Yosep (2009)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Peningkatan Berisiko Destruktif diri Pencederaan Bunuh


diri destruktif tidak langsung diri diri

Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman


bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan
pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi
merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang.
a. Peningkatan diri. Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau
pertahanan diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan
pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang mempertahankan diri dari
pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan
ditempat kerjanya.

4
b. Berisiko destruktif. Seseorang memiliki kecendrungan atau berisiko
mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap
situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang
merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal
terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikap yang
kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya
untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan
terhadap kerjanya yang tidaOk loyal, maka seseorang karyawan
menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
d. Pencederaan diri. Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau
pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
e. Bunuh diri. Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai
dengan nyawa nya hilang.

4. Tanda dan Gejala


Menurut Fitria (2009), tanda dan gejala dari resiko bunuh diri adalah :
a. Mempunyai ide untuk bunuh diri
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
d. Impulsif
e. Menunjukkan prilaku yang mencurigakan(biasanya sangat patuh)
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
g. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian,menanyakan tentang
obat dosis mematikan)
h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah
dan mengasingkan diri)
i. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang
depresi, psikosis dan menyalahgunakan alkohol)
j. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronik atau
terminal)

5
k. Pengangguran (tidak bekerja), kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karir.
l. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun
m. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan)
n. Pekerjaan
o. Konflik interpersonal
p. Latar belakang keluarga
q. Orientasi seksual
r. Sumber-sumber personal.
s. Sumber-sumber sosial
t. Menjadi korban perilaku kekerasaan saat kecil.

5. Faktor-Faktor Resiko Bunuh Diri


Menurut Nanda-I (2012),faktor-faktor resiko bunuh diri adalah:
a. Perilaku
 Membeli senjata
 Mengubah surat warisan
 Memberikan harta milik/kepemilikan
 Riwayat upaya bunuh diri sebelumnya
 Impulsif
 Membuat surat warisan
 Perubahan sikap yang nyata
 Perubahan performa/kinerja di sekolah secara nyata
 Membeli obat dalam jumlah banyak
 Pemulihan euforik yang tiba-tiba dari depresi mayor
b. Demografik
 Usia (misalnya lansia,pria dewasa muda,remaja)
 Perceraian
 Jenis kelamin
 Ras
 Janda/Duda

6
c. Fisik
 Nyeri Kronik
 Penyakit Fisik
 Penyakit Terminal
d. Psikologis
 Penganiayaan masa kanak-kanak
 Riwayat bunuh diri dalam keluarga
 Rasa bersalah
 Remaja homoseksual
 Gangguan psikiatrik
 Penyakit psikiatrik
 Penyalahgunaan zat
e. Situasional
 Remaja yang tinggal di tatanan nontradisional (mislanya penjara
anak-anak,penjara, rumah singgah, rumah grup/kelompok)
 Ketidakstabilan ekonomi
 Institusionalisasi
 Tinggal sendiri
 Kehilangan otonomi
 Kehilagan kebebasan
 Adanya senjata di dalam rumah
 Relokasi/Pindah Rumah
 Pensiun
f. Sosial
 Bunuh diri massal/berkelompok
 Gangguan kehidupan keluarga
 Masalah disiplin
 Berduka
 Tidak berdaya
 Putus asa
 Maslah legal

7
 Kesepian
 Kehilangan hubungan yang penting
 Sistem dukungan yang buruk
 Isolasi sosial
g. Verbal
 Menyatakan keinginan untuk mati
 Mengancam bunuh diri

6. Jenis Bunuh Diri


Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi 3 jenis,yaitu :
a. Bunuh diri egoistik (faktor dalam diri seseorang)
Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini di
sebabkan oleh kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang
menjadikan individu itu seolah-olah tidak berkepribadian. Kegagalan
integrasi dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka tidak
menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri
dibandingkan mereka yang menikah.
b. Bunuh diri altruistik (terkait kehormatan seseorang)
Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung
untuk bunuh diri karena indentifikasi terlalu kuat dengan suatu
kelompok, ia merasa kelompok tersebut sangat mengharapkan nya.
c. Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi
antara individu kelakuan yang biasa. Individu kehilangan pegangan dan
tujuan. Masyarakat atau kelompoknya tidak memberikan kepuasan
padanya karena tidak ada pengaturan atau pengawasan terhadap
kebutuhan-kebutuhannya.

8
7. Perilaku yang Berisiko Bunuh Diri
FAKTOR RESIKO TINGGI RESIKO RENDAH
Umur >45 th/ akil balig 24-45 th/< 12th
Jenis Kelamin Pria Wanita
Status kawin Cerai, Pisah, janda, duda Kawin
Hidup sosial Terisolasi Aktif bermasyarakat
Profesional, Dr, Ahli
Keahlian Buruh
Hukum, Mahasiswa
Pekerjaan Pengangguran Bekerja
Tak ada masalah
Kesehatan fisik Kronik/Terminal
medis serupa
Depresi, dilusi, Gangguan
Kesehan mental
halusinasi Kepribadian
Obat dan Alkohol Kecanduan Tidak Pernah
Usaha Bunuh Diri
Minimal 1x Tidak Pernah
sebelumnya
Rencana Pasti/Spesifik Kabur (samar)
Tembak, Loncat,
Cara Minum Obat, Racun
Gantung diri
Tersedianya Alat Selalu tersedia Tidak Sedia

8. Penatalaksanaan
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar
pertolongan darurat di RS, dibagian penyakit dalam atau bagian bedah.
Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka atau keadaan keracunan,
kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu tindakan medis.
Penentuan perawatan tidak tergantung pada faktor sosial tetapi
berhubungan eratdengan kriteria yang mencerminkan besarnya
kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan keracunan atau terluka sudah dapat
diatasi maka dapat dilakukan evaluasi psikiatri. Penting sekali dalam
pengobatannya untuk menangani juga gangguan mentalnya. Untuk pasien
dengan depresi dapat diberikan terapi elektro-konvulsi, obat-obatan
terutama anti depresan dan psikoterapi.

9
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan (Kelliat, 2006). Berdasarkan besarnya kemungkinan klien
melakukan bunuh diri, kita mengenal tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
a. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan prilaku secara tidak
langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan “tolong jaga
anak-anak karena saya akan pergi jauh” atau “segala sesuatu akan lebih
baik tanpa saya”. Dalam kondisi ini klien mungkin sudah mempunyai ide
untuk mengakhiri hidupnya, tetapi tidak disertai dengan ancaman dan
percobaan bunuh diri. Klien umumnya mengungkapkan perasaan seperti
rasa bersalah, sedih, marah, putus asa, atau tidak berdaya. Klien juga
mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah.
b. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien,berisi
keinginan untuk mati disertai oleh rencana untuk mengakhiri kehidupan
dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif
klien telah memikirkan rencana bunuh diri, tetapi tidak disertai dengan
percobaan bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan
sedikit saja dapat dimanfaatkan klien untuk melaksanakan rencana bunuh
dirinya.
c. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan klien mencederai atau
melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, klien
aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri,minum racun,
memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat tinggi.

Setelah melakukan pengkajian perawat dapat merumuskan


diagnosa keperawatan berdasarkan tingkat resiko bunuh diri.

10
Format/Data fokus pengkajian pada klien dengan resiko bunuh diri (Keliat
dan Akemat,2009)
Pengkajian :

1. Keluhan utama......................................................................................
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan................................
3. Konsep Diri...........................................................................................
4. Alam Perasaan
( ) Sedih ( ) Putus Asa
( ) Gembira Berlebihan ( ) Ketakutan
(Klien umumnya merasakan kesedihan dan Keputusan yang sangat mendalam)
5. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) Tidak Koperatif
( ) Defensif ( ) Kontak mata Berkurang
( ) Mudah Tersinggung ( ) Curiga
6. Afek
( ) datar ( ) Labil
( ) Tumpul ( ) Tidak Sesuai
( Klien biasanya menunjukkan afek yang datar atau tumpul)
7. Mekanisme Koping Maladaptif
( ) Minum Alkohol ( ) Bekerja Berlebihan
( ) Reaksi Lambat ( ) Mencederai Diri
( ) Menghindar ( ) Lainnya
( Klien biasanya menyelesaikan masalahnya dengan cara menghindar dan
mencederai diri)
8. Masalah Psikososial dan Lingkungan
( ) Masalah dengan dukungan keluarga
( ) Masalah dengan perumahan

Analisa Data:
Data Masalah Keperawatan
DS : Risiko Bunuh Diri
menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak
ada gunanya hidup.
DO :
• ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri
• Pernah mencoba bunuh diri.
• Menunjukkan perilaku yang
mencurigakan

DS: Harga Diri Rendah


• Klien merasa malu Kronik
• Klien merasa tidak mampu melakukan
apapun
• Klien merasa tidak memiliki kelebihan

11
atau kemampuan positif
• Klien menolak penilaian positif tentang
diri sendiri
DO:
• Kontak mata berkurang
• Berjalan menunduk
• Lesu dan tak bergairah
• Berbicara pelan dan lirih
• Pasif

DS: Risiko Perilaku


• Klien mengatakan mudah marah Kekerasan
• Klien mengatakan mudah tersinggung dan
jengkel
DO:
• Mata tampak merah dan melotot
• Wajah tegang
• Nada suara tinggi
• Klien tampak memukul dan melukai orang
lain

Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan (pada


diri sendiri,orang lain,
lingkungan dan verbal)
Effect

Resiko Bunuh Diri


Core Problem

Harga Diri Rendah Kronik


Causa

Masalah keperawatan:
1. Risiko perilaku kekrasan pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan
verbal
2. Risiko bunuh diri
3. Harga diri rendah kronik

12
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah:
1. Risiko bunuh diri
2. Harga diri rendah kronik
3. Risiko perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan
verbal

13

Вам также может понравиться

  • Hehe
    Hehe
    Документ1 страница
    Hehe
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Hehehe
    Hehehe
    Документ1 страница
    Hehehe
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ15 страниц
    Bab Ii
    Dewi Kartika
    Оценок пока нет
  • Alkalosis Fix
    Alkalosis Fix
    Документ9 страниц
    Alkalosis Fix
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Askep Infark Miokard Fix
    Askep Infark Miokard Fix
    Документ5 страниц
    Askep Infark Miokard Fix
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ15 страниц
    Bab Ii
    Dewi Kartika
    Оценок пока нет
  • Indikasi Masuk ICU
    Indikasi Masuk ICU
    Документ1 страница
    Indikasi Masuk ICU
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Alkalosis Fix
    Alkalosis Fix
    Документ9 страниц
    Alkalosis Fix
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Nyeri: Port Dee Entree
    Nyeri: Port Dee Entree
    Документ1 страница
    Nyeri: Port Dee Entree
    ruth
    Оценок пока нет
  • Alkalosis
    Alkalosis
    Документ6 страниц
    Alkalosis
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Alkalosis
    Alkalosis
    Документ5 страниц
    Alkalosis
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Intervensi Keperawatan Fix
    Intervensi Keperawatan Fix
    Документ8 страниц
    Intervensi Keperawatan Fix
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • WOC
    WOC
    Документ9 страниц
    WOC
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Alkalosis
    Alkalosis
    Документ6 страниц
    Alkalosis
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Pato Fix
    Pato Fix
    Документ1 страница
    Pato Fix
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Askep Infark Miokard Fix
    Askep Infark Miokard Fix
    Документ5 страниц
    Askep Infark Miokard Fix
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Fix Empiema Kel.3 Revisi
    Fix Empiema Kel.3 Revisi
    Документ18 страниц
    Fix Empiema Kel.3 Revisi
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Sirosis Hepatis Fixxx
    Asuhan Keperawatan Pada Sirosis Hepatis Fixxx
    Документ21 страница
    Asuhan Keperawatan Pada Sirosis Hepatis Fixxx
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Askep Dis
    Askep Dis
    Документ7 страниц
    Askep Dis
    anon_359279504
    Оценок пока нет
  • Askep Kehamilan Luar Kandungan Fix
    Askep Kehamilan Luar Kandungan Fix
    Документ11 страниц
    Askep Kehamilan Luar Kandungan Fix
    anon_359279504
    Оценок пока нет