Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
Page 1
3. Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah untuk memberikan informasi kepada para
pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan
demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja
menyebabkan penyakit AIDS.
Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page 3
2.2 Defiinisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.
HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam
sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari
RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro
virus dan kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih
yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada
akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak
Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih
sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika
diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat
meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
Page 4
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus
hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein
HIV-1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada
HIV-2. Vpx meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari
protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama
kali diketahui dalam serum dari para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun
1985, menyebabkan penyakit klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan
HIV-.
Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
Page 5
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai
risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan
kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena
virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas,
penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh
saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena
virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya
menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk
mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang
merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah
seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk,
nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak
jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti
hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada
rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome,
yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan
pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi
termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem
pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang
bertenaga.
Page 6
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang
mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak
kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung
(Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki,
reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air
(herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit
yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi
jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar
retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit
jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran
kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak
jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita
banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah
'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur
(abnormal).
Page 7
3. Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selam hamil, saat
melahirkan ataupun setelah melahirkan.
Infeksi HIV kadang-kadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (ASI). Saat ini
belum diketahui dengan pasti frekuensi kejadian seperti ini atau mengapa hanya
terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi yang lain. Di ASI terdapat
lebih banyak virus HIV pada ibu-ibu yang baru saja terkena infeksi dan ibu-ibu yang
telah memperlihatkan tanda-tanda penyakit AIDS.
Setelah 6 bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan
infeksi menjadi lebih baik. ASI dapat diganti dengan susu lain dan memberikan
makanan tambahan. Dengan cara ini bayi akan mendapat manfaat ASI dengan resiko
lebih kecil untuk terkena HIV.
A. Cara pencegahan:
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan
satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi
kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu
melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang
berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak
maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat
Page 8
dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu
yang bisa menimbulkan virus AIDS.
B. Penanganan HIV/AIDS
1. Penanganan Umum
a. Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk memperlambat tingkat
replikasi virus. Berbagai macam obat diresepkan untuk mencapai tujuan ini dan
berbagai macam kombinasi obat-obatan terus diteliti. Untuk menemukan obat
penyembuhannya.
b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun demikian
ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju perkembangan HIV
didalam tubuh.
c. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung pada zat-zat khusus yang dapat
menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan dosis tinggi dan obat-obatan anti virus
seringkali diberikan secara rutin untuk mencegah infeksi agar tidak menjalar dan
menjadi semakin parah
2. Penanganan Khusus
a. Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian dilakukan atas permintaan
pasien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan hubungannya dengan HIV,
yang bersangkutan memandang perlu pemeriksaan tersebut.
b. Upayakan ketersediaan uji serologic
c. Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang berkiatan dengan
kehamilan da risiko yang dihadapi
d. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan konseling untuk
upaya preventif (penggunaan kondom)
e. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunistik.
f. Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrsi virus (30.000-
50.000) kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara dratis
g. Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi
(pervaginanm atau perabdominam, perhatikan prinsip pencegahan infeksi).
Page 9
2.7 Penyebaran Virus HIV Dalam Tubuh
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel dan materi genetik virus
dimasukkan ke dalam DNA sel sehingga terjadi infeksi. Di dalam sel, Virus berkembng biak
pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virus yang baru. Partikel virus
yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4,
yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel
CD4+ atu disebut limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan
menagatur sel-sel lain pada sistem kekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T
stitostik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.
Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga teradi kelemahan
sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi dan kanker.
Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui 3 tahap selama
beberpa bulan atau tahun.
1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada
beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah sel menurun sebanyak 40-
50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena
banyak partikel virus yang terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh berusaha
melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah mencapai kadar yang
stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan
penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar
Limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko
tinggi menderita AIDS.
3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis.
Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka penderita menjadi rentan terhadap
infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B. Limfosit B adalah
limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV meyebabkan produksi antibodi
Page
10
berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan melawan HIV dan infeksi lain ini banyak
membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan
berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan sasaran baru yang
harus diserang.
Page
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Xanton disangkal mempunyai riwayat hepatitis. Xanton saat mudanya (>10 tahun yang lalu)
sering ke diskotik dengan teman-teman ceweknya diluar pengawalan orang tua karena kedua
orang tuanya berada di Belgia. Xanton mudah lelah sehingga menjadi malas untuk mengerjakan
sesuatu. Sering mengalami diare yang tidak diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan sel-T CD4+ adalah 100 sel/mm3. Diberikan vitamin dan surat pengantar untuk
periksa darah dan urin dari dokter. Selang seminggu kemudian, pasien datang lagi membawa
hasil pemeriksaan. Diduga terinfeksi virus HIV-AIDS.
a. Data Demografi
Nama klien : Tn.Xanton
Umur : 32 Tahun
Diagnosa Medik : HIV-AIDS SEKSUAL
Tanggal Masuk :07/12/2011
Alamat :Jl. LingkarTanggap rt.007/08 no 13 APantai indah kapuk
Suku : Jawa
Agama : islam
Pekerjaan : wiraswasta
Status perkawinan : menikah
Status pendidikan : SMA
b. Riwayat Penyakit
A. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing, dan diare
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya panas, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,
flu, pusing, dan diare
C. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di alaminya saat ini.
Page
12
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang
sedang di derita pasien.
E. Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Desember 2011 ditemukan benjolan pada
leher.
c. Pemeriksaan fisik
A. Aktivitas / istirahat
Gejala:
Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan
/ malaise
Perubahan pola tidur
Tanda:
Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernapasan
B. Sirkulasi
Gejala:
Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera
(jarang terjadi)
Tanda:
Takikardia, perubahan TD postural
Menurunnya volume nadi perifer
Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
C. Integritas ego
Gejala:
Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga,
hubungan dengan orang lain
Page
13
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa
bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi
Tanda:
Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama
D. Eliminasi
Gejala:
Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram
abdominal
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda:
Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan darah
Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal
Lesi atau abses rectal, personal
Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urin
E. Makanan / cairan
Gejala:
Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat badan: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot
Turgor kulit buruk
Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Page
14
Edema (umum, dependen)
F. Higiene
Gejala:
Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
Tanda:
Memperlihatkan penampilan yang kurang rapi
Kekurangan dalam banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri
G. Neurosensori
Gejala:
Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental
Kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak
mampu mengingat dan konsentrasi menurun
Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran
Kelemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling
awal)
Tanda:
Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa,
konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor /
respon melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motoric
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragic retina dan eksudat
Page
15
H. Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
I. Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari
adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada
Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
J. Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi
vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Page
16
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak;
berkeringat malam
Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis,
perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis:
leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan
K. Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan
pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak
terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus
pada wanita yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas
vagina)
Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
L. Interaksi sosial
Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat,
teman, pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan / kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana
Page
17
Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
M. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis:
seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alcohol
Page
18
B. DATA FOKUS
Data subjektif Data objektif
- Pasien mengatakan mudah sakit-sakitan - TTV :
- Pasien mengatakan demam TD: 130/80
- Pasien mengatakan capek N: 80x/menit
- Pasien mengatakan mudah lelah S: 390 C
- Pasien mengatakan letih RR : 26x/menit
- Pasien mengatakan lesu - Pasien tampak lesu
- Pasien mengatakan gampang terserang flu - Pasien tampak tidak segar
- Pasien mengatakan pusing - Pasien teraba benjolan di daerah leher
- Pasien mengatakan diare - Pasien mengalami berat badan menurun
- Pasien tidak nafsu makan derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
- Pasien tampak sering BAB / diare
- Hasil pemeriksaan fisik didapatkan sel-T
CD4+ = 100 sel/ mm3
C. ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
1 DS Resiko tinggi Output yang
- Pasien mengatakan diare terhadap berlebihan
- Pasien mengatakan demam kekurangan
- Pasien mengatakan capek volume cairan
- Pasien mengatakan mudah lelah
- Pasien mengatakan letih
- Pasien mengatakan lesu
- Kemungkinan pasien mengatakan
berkeringat malam hari
DO
- TTV :
TD: 130/80
Page
19
N: 80x/menit
S: 390 C
RR : 26x/menit
- Pasien tampak lesu
- Pasien tampak tidak segar
- Pasien mengalami berat badan menurun
derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
- Pasien tampak sering BAB / diare
- Kemungkinan terlihat perubahan pada
tekanan darah
- Kemungkinan pasien terlihat pucat
- Kemungkinan pasien terlihat sianosis
- Kemungkinan pasien pingsan
- Kemungkinan pasien mengalami diare
yang intermitten
- Kemungkinan pasien mengalami
perubahan jumlah dan warna urin
- Kemungkinan pasien anoreksia
- Kemungkinan turgor kulit pasien terlihat
buruk
Page
20
DO
- Pasien tampak lesu
- Pasien tampak tidak segar
- Pasien mengalami berat badan menurun
derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
- Kemungkinan porsi makan klien tidak
habis
- Kemungkinan pasien mengalami
kelemahan otot
- Kemungkinan pasien terlihat pucat
- Kemungkinan pasien terlihat sianosis
- Kemungkinan pasien pingsan
- Kemungkinan pasien anoreksia
3 DS Infeksi Adanya virus
- Pasien mengatakan mudah sakit-sakitan HIV-AIDS
- Pasien mengatakan demam
- Pasien mengatakan gampang terserang
flu
- Pasien mengatakan pusing
- Kemungkinan pasien mengatakan pusing,
sakit kepala
- Kemungkinan pasien mengatakan rasa
terbakar pada kaki
- Kemungkinan pasien mengatakan nyeri
dada pleuritis
- Kemungkinan pasien mengatakan
berkeringat malam hari
Page
21
DO
- TTV :
TD: 130/80
N: 80x/menit
S: 390 C
RR : 26x/menit
- Pasien teraba benjolan di daerah leher
- Hasil pemeriksaan fisik didapatkan sel-T
CD4+ = 100 sel/ mm3
- Kemungkinan pasien mengalami
Takikardia
- Kemungkinan pasien terjadi lesi
- Kemungkinan pasien mengalami kejang
- Kemungkinan pasien dipsnea
- Kemungkinan pasien mengalami nyeri
panggul
- Kemungkinan pasien mengalami nyeri
abdomen
- Kemungkinan pasien mengalami tremor
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang berlebihan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
Page
22
E. INTERVENSI
Tanggal Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
07/12/2018 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 1 x 24 jam Pantau TTV, termasuk CVP bila
diharapkan : terpasang. Catat hipertensi, termasuk
- Diare (-) perubahan postural.
- Demam (-) Rasional : indicator dari volume cairan
- Pasien tidak mudah lelah sirkulasi
- Pasien tidak berkeringat
malam hari Catat peningkatan suhu dan durasi
- TTV : demam. Berikan kompres hangat sesuai
TD: 120/80 indikasi. Pertahankan pakaian tetap kering.
N: 80x/menit Pertahankan kenyamanan suhu lingkungan.
S: 370 C Rasional : meningkatkan kebutuhan
RR : 20x/menit metabolism dan diaphoresis yang berlebihan
berat badan pasien naik dari 54 yang dihubungkan dengan demam dalam
kg menjadi 60 kg meningkatkan cairan tak kasat mata
- BAB / diare (-)
- pasien tidak terlihat pucat Kaji turgor kulit, membrane mukosa,
- sianosis (-) dan rasa haus.
- pasien tidak pingsan Rasional : indicator tidak langsung dari
- umlah dan warna urin normal status cairan.
- anoreksia (-)
- Turgor kulit baik / lembab Pantau pemasukan oral dan memasukka
cairan sedikitnya 2500 ml/hari.
Rasional : mempertahankan keseimbangan
cairan, mengurangi rasa haus, dan
melembabkan membrane mukosa.
Kolaborasi :
Berikan cairan / elektrolit melalui selang
Page
23
pemberi makanan / IV
Rasional : mungkin diperlukan untuk
mendukung / memperbesar volume
sirkulasi, terutama jika pemasukan oral tak
adekuat, mual/muntah terus menerus.
Page
24
Catatan : karena adanya penekanan system
imun, maka beberapa tes darah yang
umumnya digunakan untuk menguji status
nutrisi menjadi tidak berguna.
Kolaborasi :
Suplemen vitamin.
Rasional : kekurangan vitamin terjadi akibat
penurunan pemasukan makanan dan/atau
kegagalan mengunyah dan absorpsi dalam
system GI
Page
25
07/12/2018 Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3 x 24 jam, Monitor tanda-tanda infeksi baru.
diharapkan : Rasional: Untuk pengobatan dini
- Demam (-) Mencegah pasien terpapar oleh kuman
- Pusing (-) patogen yang diperoleh di rumah sakit.
- rasa terbakar pada kaki hilang
- nyeri dada pleuritis (-) gunakan teknik aseptik pada setiap
- Pasien sudah tidak tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
berkeringat malam hari meberikan tindakan.
- TTV Rasional : Mencegah bertambahnya infeksi
TD: 120/80
N: 80x/menit Berikan lingkungan yang bersih dan
S: 370 C berventilasi baik. Periksa pengunjung / staf
RR : 20x/menit terhadap tanda infeksi dan pertahankan
- benjolan di daerah leher (-) kewaspadaan sesuai indikasi
- Hasil pemeriksaan fisik Rasional : Mencegah bertambahnya infeksi
didapatkan sel-T CD4+ = 1004.
sel/ mm3 Kolaborasi :
- Lesi (-)
- Kejang (-) Periksa kultur / sensitivitas lesi, darah,
- Dipsnea (-) urine dan sputum
- nyeri panggul (-) Rasional : dilakukan untuk mengidentifikasi
- nyeri abdomen (-) penyebab demam, diagnose infeksi
- tremor (-) organism, atau untuk menentukan metode
perawatan yang sesuai
Page
26
Obat-obatan lainnya ditargetkan untuk
meningkatkan fungsi imun. Meskipun tidak
ada obat yang tepat, zat seperti AZT
ditujukan untuk menghalangi enzim yang
memungkinkan virus memasuki material
genetis sel T4 sehingga dapat
memperlambat perkembangan penyakit.
F. IMPLEMENTASI
Tanggal Diagnosa Implementasi
07/12/2018 1 Memantau TTV, termasuk
CVP bila terpasang.
mencatat hipertensi,
termasuk perubahan
postural.
Hasil : indicator dari volume
cairan sirkulasi normal
Page
27
Mengkaji turgor kulit,
membrane mukosa, dan rasa
haus.
Hasil : turgor kulit dan
membrane mukosa baik /
lembab
Memberikan cairan /
elektrolit melalui selang
pemberi makanan / IV
hasil : memperbesar volume
sirkulasi, pasien tidak
anoreksia
Memberikan Antipiretik,
mis.. : asetaminofen
Page
28
hasil : membantu
mengurangi demam dan
respons hiper metabolism,
menurunkan kehilangan
cairan tak kasat mata
Mendorong aktivitas
fisik sebanyak
fisik mungkin
hasil : nafsu makan
Page
29
meningkat, dan pasien
menjadi lebih sehat
Mencatat pemasukan
kalori
hasil : kebutuhan kalori
untuk tubuh terpenuhi
Mempertahankan status
puasa jika di indikasikan
hasil : muntah berkurang
Memberikan suplemen
vitamin.
Hasil : kebutuhan vitamin
untuk tubuh terpenuhi
Menggunakan teknik
actrim pada setiap tindakan
actrim. Cuci tangan sebelum
meberikan tindakan.
Hasil : tidak terjadi infeksi
Memberikan lingkungan
yang bersih dan berventilasi
Page
30
baik. Periksa pengunjung /
staf terhadap tanda infeksi
dan pertahankan
kewaspadaan sesuai indikasi
Hasil : tidak terjadi
penambahan infeksi yg lebih
parah
4.
Memeriksa kultur /
sensitivitas lesi, darah, urine
dan sputum
Hasil : mengurangi demam
dan tidak terjadi
pertumbuhan kuman
pathogen penyebab infeksi
Memberikan antibiotic
antijamur / agen
antimikroba, missal :
trimetroprim (actrim,
septra), nistatin
(mycostatin), ketokonazol,
pentamidin atau
AZT/retrovir
Hasil : meningkatkan fungsi
imun dan tidak terjadi
infeksi
Page
31
G. EVALUASI
Tanggal Masalah S.O.A.P Paraf & Nama jelas
08/12/2018 1 S : kebutuhan
volume cairan tubuh
pasien
terpenuhi/adekuat
O:
- Diare (-)
- Demam (-)
- Pasien tidak
mudah lelah
- Pasien tidak
berkeringat malam
hari
- TTV :
TD: 120/80
N: 80x/menit
S: 370 C
RR : 20x/menit
berat badan pasien
naik dari 54 kg
menjadi 60 kg
- BAB /diare (-)
- pasien tidak
terlihat pucat
- sianosis (-)
- pasien tidak
pingsan
- umlah dan warna
urin normal
- anoreksia (-)
Page
32
- Turgor kulit baik
/ lembab
A : masalah
kekurangan volume
cairan tubuh sudah
teratasi
P : intervensi
dihentikan
Page
33
A : masalah
perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
sudah teratasi
P : intervensi
dihentikan
08/12/2018 3 S : pasien sudah
tidak infeksi
O:
- Demam (-)
- Pusing (-)
- rasa terbakar
pada kaki hilang
- nyeri dada
pleuritis (-)
- Pasien sudah
tidak berkeringat
malam hari
- TTV :
TD: 120/80
N: 80x/menit
S: 370 C
RR : 20x/menit
- benjolan di
daerah leher (-)
- Hasil
pemeriksaan fisik
didapatkan sel-T
CD4+ = 100 sel/
mm3
Page
34
- Lesi (-)
- Kejang (-)
- Dipsnea (-)
- nyeri panggul (-)
- nyeri abdomen (-
)
- tremor (-)
A : masalah infeksi
sudah teratasi
P : intervensi
dihentikan
Page
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:
1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia,
yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi
Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap
serangan penyakit dari luar.
2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan
umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami
demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak
virus HIV tersebut.
3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang
dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada
hanyalah pencegahannya saja.
Page
36
DAFTAR PUSTAKA
Page
37