Вы находитесь на странице: 1из 9

MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO.

2, AGUSTUS 2004: 45-53

KAJIAN TERHADAP NASKAH KUNA NUSANTARA KOLEKSI


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA:
PENYAKIT DAN PENGOBATAN RAMUAN TRADISIONAL

Dina Nawangningrum, Supriyanto Widodo, I Made Suparta, dan Munawar Holil

Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

E-mail: dina_permana@yahoo.com

Abstrak
Salah satu informasi yang dapat diperoleh dari naskah kuna adalah yang berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya.
Berdasarkan kajian terhadap naskah nusantara koleksi Perpustakaan FIB-UI (dahulu FSUI), khususnya naskah
pengobatan Jawa, Bali, Melayu, dan Sunda. Dari naskah-naskah kuna itu diperoleh informasi mengenai jenis-jenis
penyakit, berbagai jenis tanaman obat, serta cara pengolahan dan pengobatan penyakit.

Abstract

From the manuscript, we can take the information about deseases and the medical treatment. The study of nusantara’s
manuscripts which keep on the library Faculty of Humanities University of Indonesia (before Faculty of Letters-UI),
especially medical text Javanese, Balinese, Melanese, and Sundanese show the information about the deseases, varieties
of herba medical, processing, and therapies.

Keywords: manuscripts, desease, therapies, traditional knowledge

1. Pendahuluan 1999; Yoanna dan Yovita 2000; Supriadi, dkk. 2001;


Wijayakusuma, H.M. Hembing 2002; dan Kardono,
Indonesia memiliki aneka ragam kebudayaan yang L.B.S, dkk. 2003).
tinggi dan luhur. Setiap suku bangsa di Indonesia
memiliki kebudayaan yang khas yang berbeda satu Lewat tradisi lisan, masyarakat nusantara telah
dengan lainnya. Masing-masing kebudayaan juga memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan untuk
memiliki berbagai aspek yang mengandung berbagai macam penyakit. Menurut Supriadi, dkk.
pengetahuan dan pedoman serta tata kehidupan yang (2001) dalam pendahuluan bukunya dijelaskan bahwa
tiada ternilai. Salah satu aspek tersebut adalah dari berbagai penelitian etnomedika telah diketahui
pengobatan tradisional. sebanyak 78 spesies tumbuhan yang digunakan oleh 34
etnis untuk mengobati penyakit malaria, 30 etnis
Pada hakekatnya pengobatan tradisional di Indonesia memanfaatkan 133 spesies tumbuhan untuk mengobati
merupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia yang penyakit demam, 30 etnis memanfaatkan 110 spesies
diturunkan dari generasi ke genarasi berikutnya secara tumbuhan untuk mengobati gangguan pencernaan, dan
lisan atau tulisan (Djlantik, 1983). Berdasarkan tradisi 27 etnis memanfaatkan 98 spesies tumbuhan untuk
baik yang diturunkan secara lisan maupun tertulis, mengobati penyakit kulit.
tradisi pengobatan kini telah disentuh dengan teknologi
kesehatan modern. Dengan demikian, pengetahuan Ketika tradisi tulis sudah dikenal dan berkembang,
tradisional mengenai obat dan pengobatan tradisional pengetahuan yang semula disampaikan secara lisan
dapat lebih dipertanggungjawabkan. Dalam kaitan itu, khususnya pengobatan kemudian ada yang dituliskan
kepustakaan yang memaparkan jenis dan khasiat dalam berbagai media seperti kayu, bambu, daun,
tumbuhan obat yang dikenal dalam masyarakat pun kertas, dan sebagainya. Bahkan, penulisan tradisi lisan
mulai bermunculan lengkap dengan kandungan khususnya tentang pengobatan di masyarakat dalam
ilmiahnya (lihat Heyne, 1987; Intisari 1999; Dalimartha, upaya pelestarian telah dilakukan. Hal ini antara lain

45
46 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53

dilakukan oleh Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, berbahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Melayu. Namun,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen setelah diperiksa 2*dengan seksama ternyata dari
Pendidikan dan Kebudayaan lewat Proyek Inventarisasi keenambelas naskah tersebut hanya delapan naskah saja
dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya seperti Pengobatan yang dapat dikaji secara mendalam. Kedelapan naskah
Tradisional Daerah Kalimantan Selatan (1990); tersebut menggunakan bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan
Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Betawi di Melayu. (2) Identifikasi naskah terpilih. Identifikasi di
Kelurahan Ciganjur (1991); Pengobatan Tradisional sini bersifat melengkapi informasi yang terdapat dalam
Daerah Istimewa Yogyakarta (1992); Pengobatan Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Fakultas
Tradisional pada Masyarakat Pedesaan di Sumatera Sastra Universitas Indonesia, jilid 3-A dan 3-B. (3) Alih
Barat (1992); Pengobatan Tradisional Sulawesi Utara aksara dan alih bahasa pada bagian-bagian tertentu dari
(1994/1995); Usada Gede (1992); Pengobatan Melayu naskah yang khusus memuat tentang penyakit yang
(1992-1993). pengobatannya menggunakan ramuan tumbuhan, dan
cara pengobatannya. Mengingat naskah-naskah tersebut
Selain instansi di atas, penelitian dan pengkajian menggunakan bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Melayu,
pengobatan tradisional khususnya, dan pernaskahan maka dalam mengalihaksarakan dan mengalihbahasakan
pada umumnya, dilakukan pula oleh antara lain dilakukan pembagian tugas di antara tim peneliti. (4)
perguruan-perguruan tinggi. Walaupun sudah banyak Identifikasi tanaman obat, penyakit, dan ramuan
dilakukan penelitian dan pengkajian, namun masih obatnya.
banyak warisan budaya tersebut yang belum tersentuh
dan tergarap secara menyeluruh dan tuntas. Hal ini Analisis dan Interpretasi Data
disebabkan antara lain karena: (a) terbatasnya sumber
daya manusia yang mau dan mampu membaca, Deskripasi Naskah
menerjemahkan, dan mengkaji isi naskah; (b) kondisi Seperti yang telah disebutkan bahwa ada delapan
naskah yang sudah sangat aus dan rapuh karena naskah yang akan dikerjakan, yaitu naskah NR 147, A
termakan usia, dan (c) aturan adat yang sering sangat 34.03, NR 366, B 48. Naskah NR 147 merupakan
membatasi gerak dalam menangani dan mengkaji naskah primbon berbentuk prosa dengan tebal 271
naskah secara leluasa atau bebas karena naskah halaman. Bahasa dan aksara yang dipergunakan adalah
dianggap sebagai sesuatu yang sifatnya sakral. Jawa. Jenis kertas yang dipergukanan adalah kertas
gendong berukuran 18,5 x 13 cm. Naskah ini berisikan
Sebagian dari naskah nusantara tersimpan di daerah- bermacam-macam teks, yaitu donga, japa mantra,
daerah baik secara perorangan maupun lembaga. petangan, dan pengobatan. Naskah ini dibeli oleh Th.
Naskah koleksi Perpustakaan Nasional yang mencapai Pigeaud pada 29 Desember 1930 di Surakarta, dan telah
ribuan, baru sebagian terdata secara umum saja untuk dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada Oktober
keperluan pembuatan katalog induk. Di Perpustakaan 1931 (Behrend dan Pudjiastuti 1997). Kondisi naskah
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (disingkat FIB- cukup memprihatinkan, kecuali sampul naskah,
UI, dahulu FSUI), sejumlah naskah dari berbagai kondisinya masih bagus. Sampul naskah ini bukan
tempat, bahasa, waktu dan isi juga menjadi koleksinya. sampul asli dan terbuat dari karton berwarna hitam.
Menurut katalog induk naskah, koleksi naskah Sementara itu, pada bagian dalam, kertas sudah
Perpustakaan FIB-UI berjumlah 2434. Sayangnya, dilaminating dengan kertas minyak sehingga serpihan
naskah koleksi Perpustakaan FIB-UI khususnya kertas yang rusak terlaminating. Halaman 1 sampai 71
mengenai naskah pengobatan belum banyak yang rusak dan tidak bisa terbaca. Sehingga tidak dapat
menggarap. diketahui ada atau tidak manggala. Teks pengobatan
dimulai pada halaman 72 sampai dengan 160. Halaman
2. Metode Penelitian 86 sampai dengan 101 rusak. Dari beberapa tulisan yang
terbaca tampaknya tidak berkaitan dengan pengobatan.
Langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini Selain itu, telah terjadi kesalahan penjilidan halaman
adalah sebagai berikut: (1) mendata semua naskah yang 143 dan 144 terjilid setelah halaman 152. Halaman 143
diduga memuat tentang pengobatan dengan berisikan penanggalan sebagai berikut: pěmut kala
menggunakan panduan katalog beranotasi yang telah lairipun mas rara Sadiyěm, ing dite kěmis wage,
diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia dan Ecole wanci… (tidak terbaca tinta blobor), satěngah sědasa
Francaise D’Extreme Orient berjudul Katalog Induk dangu, wulan kapi lěgi, wuku bala ing ing taun jimakir
Naskah-Naskah Nusantara Fakultas Sastra Universitas 1186. Halaman 144 kosong. Halaman 145 berisi tentang
Indonesia, jilid 3-A dan 3-B. Penelusuran awal melalui mantra-mantra untuk orang sakit gila. Sementara itu,
katalog induk naskah koleksi Perpustakaan FIB-UI halaman 153 dan 154 terjilid setelah halaman 142.
menunjukkan ada 16 buah naskah yang diperkirakan Halaman 153 dan 154 berisi teks tentang mantra untuk
berisi tentang pengobatan tradisional khususnya tentang menghindar dari binatang berbisa. Halaman 146 sampai
penyakit dan pengobatannya. Penelusuran ini dengan 161 berisi teks pengobatan. Pada halaman 159
menitikberatkan pada naskah-naskah pengobatan separuh halaman berisi teks pengobatan separuhnya lagi
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53 47

berisi mantra-mantra. Kolofon tidak ada. Melihat bentuk dari hlm. 16-27 berisi daftar bahan-bahan beracun yang
tulisan kemungkinan naskah ini ditulis oleh dua orang. dapat diolah untuk obat manusia. Sumber informasi teks
Teks halaman 1 sampai dengan 161 ditulis oleh orang bagian ini pun tidak disebutkan; (3) bagian ini berisi
yang berbeda dengan orang yang menulis setelah teks berbahasa Jawa dan berbahasa Belanda tentang
halaman 161 sampai selesai. berbagai penyakit, ramuan obat, dan cara
pengobatannya. Teks bagian ini disalin dari naskah
Naskah A 34.03 ini merupakan naskah salinan ketik. KBG 219. Bagian ini disisipi teks lain yang isinya
Penyalinan dilakukan pada tahun 1934, di Yogyakarta. sangat mirip, diambil dari teks naskah KBG 147; (4)
Naskah disalin atau diketik oleh H. Overbeck atau bagian ini berisi daftar alfabetis nama penyakit dalam
seorang stafnya, dan bukan oleh staf Th. Pigeaud atau bahasa Jawa yang ada di dalam KBG 147 (hlm. 6263);
petugas Panti Boedaja seperti kebanyakan naskah (5) catatan lepas dari van Dapperen (hlm. 6465); (6)
salinan ketik koleksi Perpustakaan FIB-UI. Naskah bagian ini berisi daftar alfabetis nama penyakit dalam
salinan ketik ini berbahan kertas HVS polos dengan bahasa Jawa yang ada dalam KBG 219 (hlm. 9395).
ukuran 34,6 x 20,6. Jumlah halaman adalah 36 halaman
ketik. Warna kertas sudah kuning. Sampul dari karton Naskah LT 177 merupakan naskah lontar berjudul
manila berwarna kuning. Teks yang disalin berbentuk Usada Keling. Judul naskah ditulis dengan cara
prosa. Adapun isi teks berisi tentang ngelmu, yang ‘digores’ pada sisi luar yang berupa sepasang kayu yang
dimiliki oleh orang Jawa, termasuk hal petangan, berfungsi sebagai penakep naskah yang berukuran 42,5
mantra, donga, maupun filsafat mistik (Behrend dan x 3 cm. Pada setiap lempir (halaman) naskah tersebut
Pudjiastuti 1997: 606-607). baik pada sisi kiri, kanan, dan tengah terdapat garis
pembatas yang berfungsi sebagai ‘blok teks’ yang
Naskah NR 366 ditulis pada kertas bergaris, berbentuk masing-masing berukuran: (a) 18,8 x 3 cm, dan (b) blok
prosa dengan aksara dan bahasa Jawa. Setiap halaman teks pada bagian kanan 15,3 x 3 cm. Pada sisi kiri,
terdiri atas 44 baris dengan ukuran teks, panjang 33 cm tengah, dan kanan tiap lempir naskah terdapat tali
dan lebar 21 cm. Keseluruhan naskah ini berjumlah 130 benang yang berfungsi sebagai pengikat naskah tersebut
halaman, tetapi berisi ramuan obat hanya 14 halaman sebagai satu kesatuan dengan sepasang penakep kayu
(hlm. 42-55). Naskah yang diberi judul Primbon ini, yang merupakan “sampul” naskah. Naskah ini terdiri
selain berisi ramuan obat-obatan seperti disebutkan di dari 98 halaman (49 lempir), penomoran halaman mulai
atas, berisi juga bermacam-macam teks seperti petangan dari 4a (recto) sampai dengan 52b (verso). Lempir
yang meliputi berbagai perhitungan hari baik dan buruk nomor 1 sampai dengan 3 diduga hilang, mengingat teks
untuk membuat sumur, regol, rumah, hari perkawinan, ini tidak diawali dengan doa pembuka “Om
mencari pekerjaan, selamatan orang meninggal. Selain Awighnamastu”. Selain itu, kesalahan penomoran
itu mengenai ramalan dengan kartu domino, terjadi pada halaman setelah 49b, yaitu yang seharusnya
penanggalan (almanak), pawukon, dan musim (pranata nomor 50a, tetapi yang tertulis 60a sampai 62b. Teks ini
mangsa). Di samping berisi teks-teks tersebut, di dalam ditulis dalam aksara Bali dengan bahasa Bali-Kawi.
naskah ini terdapat pula catatan peristiwa dan daftar Pada bagian akhir naskah ini terdapat uraian tentang
orang berikut alamatnya. Di dalam catatan tersebut mitologi terjadinya penyakit dan falsafah Sanghyang
terdapat penanggalan sebagai berikut: hari Selasa Pon Siwa Griguh dalam konteks pengobatan tradisional Bali.
19 Sawal, Jimakir 1834 (19 Desember 1904). Namun Kolofon tidak dijumpai dalam naskah ini.
demikian, kapan naskah ini ditulis ataupun disalin tidak
ada penjelasan, dan hanya ada keterangan (hlm. i) Naskah LT 261 berjudul Tenung Saptawara ditulis pada
bahwa naskah ini diperoleh Th. Pigeaud pada bulan Mei secarik kertas yang ditempelkan pada bagian sisi luar
1939 dari R. Ruwiya, Sala (lihat ibid). penakep naskah yang terbuat dari bilah bambu. Naskah
ini berukuran 32 x 3,3 cm. Blok teks pada tiap lempir
Naskah B 48 yang berjudul Resep Jampi-Jampi Jawi ini masing-masing berukuran (a) sebelah kiri 13,5 x 3,3 cm
ditulis di atas kertas bergaris, berbentuk prosa, dan (b) sebelah kanan 14 x 3,3 cm. Naskah ini diikat
berbahasa Belanda dan Jawa dengan menggunakan dengan benang kapas di lubang tengah dengan
aksara Latin (ejaan lama). Ukuran teks, panjang 27,5 cm menggunakan uang kepeng. Naskah ini terdiri dari 20
dan lebar 20 cm. Tiap halaman terdiri atas 30 baris, dan halaman (10 lempir) dengan penomoran 1a sampai
jumlah keseluruhan ada 95 halaman. Naskah yang berisi dengan 10b. Nomor halaman hanya pada sisi verso (sisi
berbagai resep obat-obatan tradisional Jawa ini adalah b), sisi recto (sisi a) kosong. Teks ditulis dalam bentuk
catatan dan salinan yang disusun oleh J.W. van prosa berbentuk prosa dengan menggunakan aksara Bali
Dapperen pada tahun 1936. Naskah ini terdiri atas berbahasa Bali-Kawi. Teks diawali dengan doa
beberapa bagian, yaitu: (1) Bab pertama berbahasa pembuka “Awighnamastu”. Kolofon tidak dijumpai
Belanda, berisi ‘daftar alfabetis dari obat-obatan rahasia pada bagian akhir teks.
yang paling sering dipakai’. Urutan halaman pada
bagian ini kacau (ada 16 hlm.), halaman pertama adalah Naskah NR 299 ini berisi kumpulan teks dari beberapa
hlm. 28. Sumber informasi teks ini tidak disebutkan; (2) orang penyalin. Teks ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
48 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53

(1) teks beraksara Jawi berbahasa Melayu; (2) teks dan empedu, gangguan supranatural, gangguan sistem
beraksara Jawa berbahasa Jawa; dan (3) teks beraksara hormonal, sawan dan lain-lain.
Bugis berbahasa Bugis. Tebal naskah adalah 175
halaman. Jumlah baris tiap halaman adalah 20. Ukuran Di luar klasifikasi penyakit tersebut di atas cukup
teks 27,5 x 20,5 cm. Ukuran sampul 29 x 31,5 cm. banyak juga penyakit yang belum atau tidak diketahui
Bahan yang dipergunakan sebagai alas naskah adalah kelompoknya. Penyakit yang tidak dapat dikelompokkan
kertas gadhog, sedangkan sampul bukan sampul asli. tersebut umumnya menggunakan sebutan sebagai
Secara keseluruhan kondisi naskah masih bisa dibaca, penyakit yang sulit disembuhkan.
walaupun di sana sini sudah rusak termakan usia.
Naskah ini yang dikerjakan hanya teks yang beraksara Identifikasi Tanaman Obat
Jawi saja. Hal tersebut disebabkan teks pengobatan
hanya terdapat di dalam teks tersebut, sementara teks Tanaman obat yang terdapat di dalam delapan naskah
beraksara Jawa dan Bugis tidak dialihaksarakan dan yang dikerjakan berhasil diidentifikasikan sebagai
diteliti lebih lanjut. berikut: (1) 500 nama tanaman obat dari naskah Jawa;
(2) 219 nama tanaman obat dari naskah Bali; (3) 265
Naskah A 34.04 adalah naskah berbahasa Sunda dan nama tanaman obat dari naskah Melayu; dan (4) 2 nama
beraksara Latin (ketik). Jumlah halaman keseluruhan 54 tanaman obat dari naskah Sunda.
dan tiap-tiap baris terdiri atas 34 baris. Bahan yang
digunakan sebagai alas teks adalah kertas HVS. Teks Tanaman obat yang sering digunakan dalam naskah
berbentuk prosa. Naskah ini merupakan catatan tentang Jawa adalah adas, aren, asam, bawang merah, bawang
kehidupan sehari-hari dari Cigelam yang dikumpulkan putih, bangle, cabe, kelapa, kunyit, lada, pala, pulasari,
oleh K. Elia. Salinan ketik diberikan kepada Th. dan sunti. Dalam naskah Bali, tanaman obat yang sering
Pigeaud di Yogyakarta pada tahun 1934. Menurut digunakan adalah adas, jeruk nipis, kunyit, bawang,
catatan pada halaman “i”, naskah ini diketik oleh staf lempuyang, beras merah, lada, lengkuas, kelapa,
Dr. H. Kraemer, sekretaris Panti Boedaja pada bulan ketumbar, kemiri, dan temutis. Sedangkan tanaman obat
November 1933. Salinan ketik kemudian diberikan dalam naskah Melayu adalah bawang merah, jintan
kepada Th. Pigeaud tahun 1934. Naskah ini sebenarnya hitam, kunyit, bawang putih, bangle, lada, pala, beras,
merupakan naskah pengobatan dengan menggunakan majakain, sirih, cengkeh, jintan putih, jeruk purut, dan
mantra, tetapi di dalam ada satu pengobatan yang kencur.
menggunakan ramuan tumbuhan yaitu penyakit
“dipacok oray” (dipatuk ular). Secara keseluruhan nama tanaman obat yang berhasil
diidentifikasi ada 746 buah nama. Selain itu, juga
Identifikasi Penyakit berhasil diidentifikasi sejumlah tanaman obat yang
hampir terdapat pada semua naskah, yaitu: (1) adas (7
Dari naskah-naskah yang dialihaksarakan dan naskah); (2) asam, bawang merah, cabe, kelapa, kunyit,
dialihbahasakan, berhasil diidentifikasi sejumlah nama lada, lempuyang, pala, dan pinang (6 buah naskah); dan
penyakit yaitu: (1) 282 penyakit pada naskah Jawa; (2) (3) bawang putih, bangle, cengkeh, jintan hitam, kencur,
112 penyakit pada naskah Bali; (3) 118 penyakit pada dan sirih (5 naskah).
naskah Melayu; (4) 1 penyakit pada naskah Sunda.
Berdasarkan frekuensi terbanyak kemunculannya
Pengklasifikasian jenis penyakit menunjukkan jenis berturut-turut: (1) bawang merah (115 kali); (2) kunyit
penyakit yang paling banyak adalah (1) gangguan (106); adas (104); lada (99); jintan hitam (90); bangle
sistem reproduksi, seksual, dan penyakit seksual (76) (79); bawang putih (76); ketumbar (72); pulosari (70);
seperti sakit sehabis bersalin, lemah lelaki, sakit ketika pala (64); dan mesayi (61).
haid, keguguran; (2) gangguan sistem pencernaan (70)
seperti berak darah, cacingan, sakit perut, lambung; (3) Sementara itu, fakta yang menarik bahwa terdapat
gangguan sistem syaraf (36) seperti ayan, gila, lumpuh, kecenderungan “pasangan” tanaman obat yang
sakit kepala; (4) gangguan otot dan tulang (24) seperti digunakan dalam ramuan. Pasangan itu adalah
badan kaku, bengkak, nyeri pada anggota badan, ketumbar-mungsi; delingo-bangle; adas-pulasari; dan
patah/sakit tulang; (5) penyakit kulit (21) seperti cacar, jintan-mesayi.
kadas, kudis, canteng; (6) penyakit mata dan THT
(masing-masing 15) seperti mata buta, mata rabun, Pengolahan Obat dan Pengobatan
hidung sakit, telinga bernanah, tenggorokan berjamur;
(7) gangguan pernafasan (14) seperti asma, batuk; (8) Berdasarkan cara pengolahan tanaman obat dan
demam dan terkena racun (masing-masing 13). pengobatan suatu penyakit, diketahui terdapat berbagai
Golongan penyakit lainnya kurang dari 10 seperti macam cara, yaitu: (1) dipipis kemudian diborehkan/
gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan hati ditapalkan/ dilumaskan/ diminumkan/ dibedakkan/
dirajah/ dioleskan/ ditelan/ diusap; (2) direbus kemudian
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53 49

diminum/ diteteskan/ diusap; (3) dibakar kemudian Berak Darah


diborehkan/ dibedakkan/ diminum; (4) dikunyah ƒ Kulit kayu manggis dipukul-pukul ke batu
kemudian dioleskan/ disemburkan/ ditelan/ diusap; (5) menghadap matahari terbit, adas, pulasari,
diulek kemudian ditapalkan/ diminum/ dibedakkan; dan garam tiga wuku, dicekokkan pagi dan sore.
diperas/ diremas kemudian dioleskan/ diminumkan. ƒ Kulit manggis, adas, pulasari, bunga kenep,
dukut lamur, dipipis, diminum.
Tanaman Obat, Penyakit dan Ramuan Obat dalam Busung
Naskah ƒ Akar widuri, podisari, murmak daging, adas,
pulasari, dipipis, diminumkan.
Ada empat buah tanaman obat yang sering disebut
dalam tiga kelompok naskah, yakni (1) adas; (2) masoi; Gangguan Jantung, Pembuluh Darah, dan Darah
(3) pala; dan (4) pulasari.
Menaikkan Darah
Adas yang nama latinnya Foeniculum Vulgare Mill ƒ Seprancu, manis jangan, cengkih, adas, jintan
biasa disebut juga dengan nama lain seperti adas landi, putih, jintan hitam, sari kuning, pulasari,
adas londo, hades,dan adas pedas. Adas ini oleh orang mesoyi, seprancu, dipipis yang lembut,
Inggris disebut fennel dan vennel untuk orang Belanda. diminum.
Di dalam naskah tanaman obat adas ini muncul pada
kelompok naskah Melayu, Jawa, Sunda, dan Bali. Gangguan Ginjal dan Saluran Kemih

Tanaman obat adas dalam naskah digunakan untuk Kencing


mengobati penyakit antara lain sebagai berikut: ƒ Untuk anak-anak dan dewasa, laki-laki dan
perempuan: pace, ceremai, adas, pulasari, gula
Gangguan Sistem Pernapasan batu dipipis, diminum.
ƒ Daun bunga sepatu merah, adas, pulasari, umbi
Batuk bawang merah, bunga kesumba, gula batu,
ƒ Daun kemiri tujuh lembar, akar kamorogan, garam sejumput, dipipis, disaring, diminum.
adas, minyak wijen, abu rowan tiga jumput, Kencing Darah atau Nanah
kunyit, bawang merah dibenamkan dalam abu ƒ Kayu secang, jenggi, adas, pulasari, ketumbar,
panas, dipipis, diminum. beras, terawas, murmak daging, dipipis, diberi
ƒ Adas, mungsi, jintan putih, kemukus, pala, air perasan bayam tanah, diminum.
masoi, kayu ulet, kayu angin, temu giring,
Kencing Batu
deringo, bangle, daun bawang, kencur, direbus.
ƒ Podisari, murmak daging, ketumbar, terawas,
ƒ Ketumbar, mungsi, adas, pulasari, kemukus,
adas, pulasari, kunyit, arang wuluh, daun lara
jintan hitam, moster, cengkih, sintok, mesayi,
garut, dipipis, diminum.
kayu angin, kencur, bawang merah, daun
sinom, jeruk nipis beserta kulitnya yang hijau,
Gangguan Sistem Reproduksi, Seksual, dan
kelapa diminum.
Penyakit Seksual
ƒ Daun kemarogan, adas, pulasari, kencur,
garam, dipipis, diminum.
Air Susu Tidak Keluar
ƒ Rumput lepas, kelapa dibakar, jinten, adas,
ƒ Ketela dibakar dimakan, borehnya daun
disemburkan pada dada yang sakit, semoga
mandakaki, adas, pulasari, diberi air cucian
sembuh.
beras yang pertama diborehkan di payudara
ƒ Rumput klawu, daun beluntas, temu tis, pinang
dan dada.
dibakar, adas, disemburkan pada tengkuk
ƒ Beras ketan gajih dibuat bubur dimakan. Akar
hingga ke tulang punggung, serta punggung
pacar kuku, adas, pulasari, bawang merah
bagian belakang.
dibenamkan pada abu panas, dipipis,
ƒ Daun sembukan, daun antut balu, kemiri
diborehkan dan diminum.
dibakar, ketumbar, adas, temu tis, tri katuka.
ƒ Sulur kangkung, akar mandakaki, adas
pulasari, umbi bawang merah, dan ragi dipipis,
Gangguan Sistem Pencernaan
ditapelkan pada payudara dan dada.
Berak Darah Disertai Lendir Lelaki Kurang Bergairah
ƒ Kamadiyan, jambu putih, adas, pulasari, ƒ Umbi bunga bakung sebesar kepala ayam,
bawang merah, temu giring, dipipis, diperas. bawang putih, lada, garam butiran, ditimbang
ƒ Pentil kelapa, adas, pulasari, bawang merah, sama beratnya dengan bunga bakung, dipipis,
dipipis, diminum. dipilin-pilin dibuat bola-bola kecil sebesar biji
50 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53

randu, ditelan tiap Pon dan Kliwon masing- pada pinggan putih dan ditambahkan air,
masing 3 butir. diborehkan.
Lemah Syahwat ƒ Ketumbar, mungsi, adas, pulasari, kemukus,
ƒ Akar girang, akar tapak liman, akar jeruk jung rahap, jintan hitam, padisari, lubang kayu
manis, akar sidaguri, akar raja wangi, jintan angin, kayu anyang, kayu ulet, air daun geges,
hitam, jintan putih, mungsi brenggala, adas, akar kedawung, seprancu, jamur impes, manis
pulasari, minyak sapi, dicampur, dipipis, diberi jangan, kayu manis, daun lampes, sembukan,
air perasan wuni, direbus dengan menggunakan bawang merah, daringo, bangle, temulawak,
kuali baja, lalu dibuat bulatan kecil-kecil kunyit, kencur, temugiring, dan lempuyang,
ditelan tiap pagi, tiga-tiga, setelah 7 hari, dibuat parem.
mudah-mudahan kuat, tercapai keinginannya. ƒ Pati temu hitam atau kawak, santan kelapa,
babakan pulasari, adas, garam, arang jati.
Zakar Lemas
ƒ Cendana jenggi, adas, pulasari, bawang merah
Tanaman obat masoi atau yang disebut Massoia
dibenamkan di abu panas, secang, kayu tahi,
aromatica dalam bahasa latin mempunyai nama lain
widara putih, kayu kemlaka, disamakan,
masoiyi, kayu masoi, mesayi, mangsoi, masuwi, maswi.
dipipis, diminum.
Tanaman ini berasal dari Irian.
Keguguran Tidak Bisa Keluar Darah atau Ulu Hatinya
Sesak Tanaman obat masoi dalam naskah digunakan untuk
ƒ Adas, pulasari, manis jangan, sunti, lada putih, mengobati penyakit antara lain sebagai berikut:
jintan hitam, jintan putih, mesayi, sidawayah,
pala, cengkih, padisari, bawang putih, bawang Gangguan Sistem Pernapasan
merah, air jeruk nipis, diborehkan.
Asma
Gangguan Mata dan Penglihatan ƒ Daun warangan muka belakang 21 lembar,
bunganya 21 lembar, jintan, mungsi, garam
Mata Berbintik Putih butiran tiga, dipipis dengan nira dan arang
ƒ Air susu orang yang pertama melahirkan, adas, kayu jati, diminumkan.
pulasari, diborehkan. Batuk
ƒ Tanduk dikerik, kulit kayu kendal, adas, ƒ Adas, mungsi, jintan putih, kemukus, pala,
pulasari, bawang putih dibakar, dikunyah, mesayi, kayu ulet, kayu angin, temu giring,
dibobokkan. deringo, bangle, daun bawang, kencur, direbus.
Penglihatan Kabur ƒ Adas, mungsi, jintan putih, kemukus, pala,
ƒ Asam kawak, kayu manis, pulasari, adas mesayi, kayu ulet, kayu angin, temu giring,
merah, dipipis, dipupukkan. deringo, bangle, daun bawang, kencur, direbus.
ƒ Daun lenga teleng, adas, pulasari, jinten,
temulawak, dipipis, dipupukkan. Gangguan Sistem Pencernaan
Mata Gatal
ƒ Daun orang aring, adas, dipipis, dipupukkan. Cacingan
ƒ Pentil buah kudu, bawang putih, jintan,
Mata
mungsi, masoi, sari, bunga tapen, adas suwa,
ƒ Daun lodan, bawang putih satu ulas, adas, ketumbar, daun akung, karalok, buah kecipir,
sokamanah, garam, dipipis, dipupukkan. lampes, sembukan, janur, dipipis, dicekokkan,
dipupukkan.
Tumor ƒ Ketumbar, mungsi, jintan hitam, moster,
kemukus, bunga tapen, pala, cabe, kayu ulet,
Benjolan Pada Payudara
kayu angin, mesayi, temu hitam, bangle, daun
ƒ Bawang putih lima, garam, adas, pulasari,
legundi, atau daun kapal.
pacing tawa, minyak kelapa hijau, digosongkan
pada kuali baja, lalu diobatkan pada payudara. Buang Air Besar Sakit Setelah Melahirkan
ƒ Daun belu, adas, pulasari, temu bawang merah, ƒ Bunga tapen, biji sawi, klabet, bunga lawang,
dipipis, dibedakkan pada payudara. bunga dilem, cengkih, pala, pucuk, ganti,
mesayi, jintan hitam, jintan putih, kayu manis
Penyakit yang Tidak Diketahui Penyebabnya cina, cabe, kemukus, lada, kunci, temulawak,
asam kawak, bunga kesumba, beras Belanda,
Panas gondang kasih, telasih hitam, daun iler, daun
ƒ Dipanaskan daun janti, daun jarak pagar, temu soka, diminum.
bawang merah, adas, pulasari, ditekan-tekan
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53 51

Perut Sakit ƒ Akar-kulit-daun pohon wangkal, sarilungid,


ƒ Buah belimbing, babakan dan daunnya jintan pala, dilumurkan pada yang sakit.
hitam, jintan putih, kanti, maswi, kencur,
ketimun, cangkok, sedawayah, cengkih, Gangguan Sistem Pencernaan
bangle, tiga beras, ibu kunyit, marmak daging,
dan asam kawak, digiling lumat, dicampurkan Dhegdheg Cacing
minyak kelapa hijau pada semua rempah ini, ƒ Ketumbar, mungsi, jintan hitam, moster,
dimakan pagi-pagi, tiga pagi. kemukus, bunga tapen, pala, cabe, kayu ulet,
ƒ Daun kemrakan dan kanti, maswi, jaringao, kayu angin, mesayi, temu hitam, bangle, daun
bawang putih, sunti masam, disemburkan pada legundi, atau daun kapal.
perutnya. ƒ Ketumbar, mungsi, jung rahap, bunga tapen,
Busung cangkok, gerges, akar kayu manis, sidawayah,
ƒ Akar waluh pahit, daun sigunggu, dupa, masoi, kayu ulet, pala, manis jangan, cengkih, dara
cabe, deringo, asam kawak, nira, diminum. putih laut, kayu angin, dicekokkan.
Cacingan
Penyakit yang Tidak Diketahui Penyebabnya ƒ Buah pala sebiji dibelah dua, bubuhi garam,
diperam barang semalam. Pagi-pagi barang
Demam selama tiga pagi (si sakit) suruh makan.
ƒ Daun pace yang jatuh melayang yang Buang Air Besar Sakit Setelah Melahirkan
permukaannya di atas dan dibawah, cabe, ƒ Bunga tapen, biji sawi, klabet, bunga lawang,
kemukus, jintan, mesayi, pucuk, ganti, jeruk, bunga dilem, cengkih, pala, pucuk, ganti,
inggu, bawang merah, bangle, dipipis, mesayi, jintan hitam, jintan putih, kayu manis
diminumkan pagi-pagi cina, cabe, kemukus, lada, kunci, temu lawak,
ƒ Cendana, sari, temu giring, kencur, maswi, asam kawak, bunga kesumba, beras Belanda,
kulit limau purut, digiling lumat-lumat, gondang kasih, telasih hitam, daun iler, daun
dibeburahkan pada tubuh si sakit. soka, diminum.
Berak Darah
Gangguan Otot dan Tulang
ƒ Pranajiwa, ganti, mesayi, pala, cengkeh,
kelabet, jintan hitam, ditumbuk, diminum
Punggung Sakit
ƒ Daun reboga, kencur, sunti, jintan, mesayi, Berak Darah Lendir
lada, bawang merah, lidi aren, dipipis, ƒ Biji buah pala dibenamkan pada abu panas,
diborehkan di punggung. sirih bertemu ruasnya, pinang tua yang kecil
sebesar buah pala dibelah tiga diberi kapur,
Encok
dimakan pakai sekapur, dan tengah hari
ƒ Ketumbar, mungsi, lada hitam, lada putih,
sekapur, dan petang sekapur, diperbuat tiga
jintan hitam, jung rahap, kemukus, moster,
hari.
cengkih, pala, sintok, mesayi, kayu legi, kayu
angin, manis jangan, cabe, kedawung, Perut Keras Buang Air Besar Tidak Keluar
seprancu, bawang putih, sunti, kencur, jeruk ƒ Jemuju harsani, dan jemuju benar, jintan putih,
wangi, laton, klembak, kemiri gepak jendul, jangka, pala, pucuk majakain, ujung atau
lampes, sembukan, kelapa, kemiri, lengkuas. sekalian, itu segera biangnya dipipis lumat-
lumat, airnya pati santan barang tiga cawan,
Sementara itu, tanaman obat pala yang bernama latin maka taruh segala rempah itu, minum tiga pagi.
Myristica fragrans, umumnya di semua naskah disebut
Sakit Perut
dengan pala.
ƒ Rempah gadung cina dan jintan hitam, dan
jintan putih, dan lada hitam, dan buah pala
Tanaman obat ini antara lain digunakan untuk
sebelah, dihaluskan, beri air madu, dan minyak
mengobati sebagai berikut:
sapi, diperbuat seperti mengajun, maka sekalian
Gangguan Sistem Pernapasan rempah itu, masukkan sekalian buah pala.

Sesak Gangguan Otot dan Tulang


ƒ Kenigar, kesumba, kencur, bawang merah,
secang, pala, beras, gula aren, garam. Encok
ƒ Ketumbar, mungsi, lada hitam, lada putih,
Batuk
jintan hitam, jung rahap, kemukus, moster,
ƒ Adas, mungsi, jintan putih, kemukus, pala,
cengkih, pala, sintok, mesayi, kayu legi, kayu
mesayi, kayu ulet, kayu angin, temu giring,
angin, manis jangan, cabe, kedawung,
deringo, bangle, daun bawang, kencur, direbus
seperancu, bawang putih, sunti, kencur, jeruk
52 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53

wangi, laton, klembak, kemiri gepak jendul, tawa, raja tawa, geges atot, secang, widara laut,
lampes, sembukan, kelapa, kemiri, lengkuas. kayu tai, kayu ulet, kayu manis, kayu anyang,
kayu angin, kedawung, manis jangan, bulu
Gangguan Ginjal dan Saluran Kemih landak, tusuk kisi, deringo, bangle, kencur,
temulawak, bawang merah, lampes, sembukan,
Pinggang gondang kasih, selasih hitam, rebung, alang-
ƒ Daun kaha, bunga kawung, bawang putih tujuh alang, paju, nangka, temu dan bawang merah,
ulas, pucuk mahagoni, jintan hitam tiga jumput ditusuki lalu dibakar.
ujung jari, dan bunga pala, dipipis lumat-lumat, ƒ Kemukus, adas, pulasari, jintan hitam, kayu
airnya diantal tiga pagi, dan tiga petang. manis, inggu, bawang putih, ganti, mesayi,
ƒ Daun legundi, dan bawang putih tujuh ulas dan deringo, bangle, lempuyang, bawang merah,
jintan hitam, sejumput, dan buah pala sebiji, sirih bertemu ruasnya, tlakah, pinang muda,
dan jangkah tujuh kala, pipis lumat-lumat, bonggol kemandhe.
makan pagi-petang.
ƒ Daun wijen segenggam harta, buah pala sebiji, Gangguan Ginjal dan Saluran Kemih
giling lumat-lumat, bubuhi air madu, baretkan
pada pinggang barang tiga pagi. Kencing
ƒ Pace, ceremai, adas, pulasari, gula batu,
Gangguan Sistem Reproduksi, Seksual, dan dipipis, diminumkan.
Penyakit Seksual ƒ Daun bunga sepatu merah, adas, pulasari, umbi
bawang merah, bunga kesumba, gula batu,
Keguguran garam sejumput, dipipis, disaring, diminum.
ƒ Madu, air dingin, cengkih, pala, direbus,
diminum. Gangguan Sistem Reproduksi, Seksual, dan
Keguguran Tidak Bisa Keluar Darah atau Ulu Hati Sesak Penyakit Seksual
ƒ Adas, pulasari, manis jangan, sunti, lada putih,
jinta hitam, jintan putih, mesayi, sidawayah, Air Susu Tidak Keluar
pala, cengkih, padisari, bawang putih, bawang ƒ Ketela dibakar, dimakan. Daun mandakaki,
merah, air jeruk nipis, diborehkan. adas, pulasari, diberi air cucian beras yang
pertama, diborehkan di payudara dan dada.
Tanaman obat pulasari mempunyai nama latin Alyxia ƒ Beras ketan gajih dibuat bubur, dimakan. Akar
stellata. Pulasari biasanya disebut juga palasari. Pulasari pacar kuku, adas, pulasari, bawang merah
di dalam naskah digunakan untuk mengobati penyakit dibenamkan dalam abu panas, dipipis,
antara lain sebagai berikut: diborehkan.
ƒ Sulur kangkung, akar mandakaki, adas,
Gangguan Sistem Pernapasan pulasari, umbi bawang merah, dan ragi dipipis,
ditapelkan pada dada dan payudara.
Batuk
ƒ Ketumbar, mungsi, adas, pulasari, kemukus, Gangguan Mata dan Penglihatan
jintan hitam, moster, cengkih, sintok, mesayi,
kayu angin, kencur, bawang merah, daun Mata Berbintik Putih
sinom, jeruk nipis beserta kulitnya yang hijau, ƒ Air susu orang yang baru pertama melahirkan,
kelapa, diminum. adas, pulasari, diborehkan.
ƒ Tanduk dikerik dan kulit kayu kendal, adas,
Gangguan Sistem Pencernaan pulasari, bawang putih dibakar, dikunyah,
dibobokkan.
Berak Darah dan Lendir Penglihatan Kabur
ƒ Kamadhiyan, jambu putih, adas, pulasari, ƒ Air pinang muda, adas, pulasari, air kayu
bawang merah, temu giring, dipipis, diperas, jurang, air talas hitam, dipupukkan.
diminum ƒ Asam kawak, kayu manis, pulasari, adas
ƒ Pentil kelapa, adas, pulasari, bawang merah, merah, dipipis, dipupukkan.
dipipis, diminumkan.
Kesimpulan
Gangguan Otot dan Tulang
Dari naskah-naskah yang dialihaksara dan
Encok dialihbahasakan, berhasil diidentifikasi sejumlah nama
ƒ Ketumbar, mungsi, jintan hitam, adas, pulasari, penyakit yaitu: (1) 282 penyakit pada naskah Jawa; (2)
jung rahap lubang, jamur impes, brama, pacing
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 45-53 53

112 penyakit pada naskah Bali; (3) 118 penyakit pada Yayasan Obor Indonesia dan Ecole Francaise
naskah Melayu; (4) 1 penyakit pada naskah Sunda. D’Extreme Orient.

Tanaman obat yang terdapat di dalam delapan naskah Dalimartha, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat
yang dikerjakan berhasil diidentifikasikan sebagai Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya.
berikut: (1) 500 nama tanaman obat dari naskah Jawa;
(2) 219 nama tanaman obat dari naskah Bali; (3) 265 Djlantik. 1983. “Peranan Pengobatan Tradisional pada
nama tanaman obat dari naskah Melayu; dan (4) 2 nama Upaya Pelayanan Kesehatan dalam Sistem Kesehatan
tanaman obata dari naskah Sunda. Total jumlah nama Nasional”, dalam Pertemuan Ilmiah Pengobatan
tanaman obat yang berhasil diidentifikasi adalah 746 Tradisional Indonesia Lembaga Penelitian Universitas
buah. Erlangga.

Ucapan Terima Kasih Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid I-


IV. Terjemahan Badan Litbang Kehutanan. Jakarta:
Pada kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan Yayasan Sarana Jaya.
yang tinggi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Prof. Dr. Edi Sedyawati yang telah memberikan Intisari. 1999. Tanaman Obat Keluarga, Jilid I-II.
masukan dan arahan terutama pada tahap awal Jakarta: PT. Intisari Mediatama.
penelitian, serta peminjaman buku yang sangat
membantu dalam identifikasi tanaman. Ucapan terima Kardono, L.B.S., dkk. 2003. Selected Indonesian
kasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan peneliti: Medical Plants: Monographs and Descriptions. Jakarta:
Supriyanto Widodo, I Made Suparta, dan Munawar Grasindo.
Holil yang telah berjuang, bergelut dengan naskah yang
berdebu, rapuh, dan rentan, bahkan hingga semua kita Supriadi, dkk. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia:
secara bergantian sakit dengan gejala dan lamanya yang Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta: Pustaka Populer
hampir sama (aneh!). Obor.

Wijayakusuma, H.M Hembing. 2002. Tanaman Obat


Daftar Acuan untuk Penyembuhan. Jakarta: Gramedia.
Behrend, T.E dan Titik Pudjiastuti (peny.). 1997. Yoanna dan Yovita. 2000. Tanaman Obat Plus
Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Fakultas Pengobatan Alternatif. Jakarta: Setia Kawan.
Sastra Universitas Indonesia, Jilid 3A-B. Jakarta:

Вам также может понравиться