Вы находитесь на странице: 1из 10

PENYEBAB KETIDAKBAKUAN KALIMAT

1. PELESAPAN IMBUHAN (prefiks dan sufiks)


Contoh:
Polisi terus usut kematian Munir.
Presiden resmikan 8 pabrik gula.
Polisi terus mengusut kematian Munir.
Presiden meresmikan delapan pabrik gula.
Engkau harus hati-hati jika bertemu dengan dia.
Saya ingin langganan majalah itu.
Dua orang pemulung hukum dua tahun.
Engkau harus berhati-hati jika bertemu dengan dia.
Saya ingin berlangganan majalah itu.
Dua orang pemulung dihukum dua tahun.
Kita menanti hubungan dengan Washington.
Yang paling saya suka ialah berlari.
Kita menantikan hubungan dengan Washington.
Yang paling saya sukai ialah berlari.

2. PEMBOROSAN PENGGUNAAN KATA


Contoh:
Kemarin dia bertanding di Beijing di mana ia kalah angka.
Tempat di mana ditemukannya benda itu telah dicatat.
Kemarin, dia bertanding di Beijing dan kalah.
Tempat ditemukannya benda itu telah dicatat.
Tujuan daripada pertemuan itu adalah pembuatan kesepakatan.
Semua peserta daripada pertemuan itu sudah hadir.
Tujuan pertemuan itu adalah pembuatan kesepakatan.
Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.
Di dalam rapat kemarin memutuskan besarnya sumbangan pendidikan.
Dalam masyarakat Jawa pun mengenal tradisi semacam itu.
Rapat kemarin memutuskan besarnya sumbangan pendidikan.
Masyarakat Jawa pun mengenal tradisi semacam itu.
Kepada Ibu Bupati dimohon berkenan menyerahkan hadiah.
Kepada hadirin dimohon berdiri.
Ibu Bupati dimohon berkenan menyerahkan hadiah.
Hadirin dimohon berdiri.
Dari hasil otopsi menunjukkan bahwa korban meninggal secara tidak wajar.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa korban meninggal secara tidak wajar.
Maka dengan ini kami haturkan data seorang ibu dari Kelurahan Panjer.
Maka kami mohon dengan hormat sudilah kiranya Saudara memeriksa kesehatannya.
Dengan ini kami sampaikan data seorang ibu dari Kelurahan Panjer.
Dengan hormat kami mohon Saudara sudi memeriksa kesehatannya.

3. KETIDAKTEPATAN PEMILIHAN KATA


Penggunaan Kata Bahasa Jawa
Penggunaan Kata yang Termasuk Ragam Tidak Baku
Kesalahan Pembentukan Kata
Ketidaktepatan Penggunaan Kata ‘di mana’
Ketidaktepatan Penggunaan Imbuhan meN-i
Ketidaktepatan Penggunaan Bentuk -nya
Ketidaktepatan Penggunaan Kata-kata Tertentu
Di muara sungai itulah terdapat sebuah keraton lelembut
Ia sedang membikin rak buku.
Buku itu diberi ke saya.
Kantor di mana ia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
Presiden menghadiahi bintang jasa kepadanya
Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Untuk menyingkat waktu, acara segera dimulai.
Di muara sungai itulah terdapat sebuah keraton roh halus.
Ia sedang membuat rak buku.
Buku itu diberikan kepada saya.
Kantor tempat ia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
Presiden menghadiahkan bintang jasa kepadanya
Atas bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Untuk mengefektifkan waktu, acara segera dimulai.

4. PENGGUNAAN KONJUNSI GANDA


karena, maka
Meskipun, tetapi
Walaupun, namun
Setelah, maka
Meskipun, namun
Contoh:
Karena nilainya kurang dari batas minimal, maka ia tak dapat diterima sebagai siswa.
Karena sakit, maka ia tidak masuk sekolah.
Karena nilainya kurang dari batas minimal, ia tidak dapat diterima sebagai siswa.
Karena sakit, ia tidak masuk sekolah.
Meskipun kita tidak berperang, tetapi kita harus waspada.
Meskipun turun hujan, tetapi ia pergi juga ke sekolah.
Meskipun tidak berperang, kita harus waspada.
Meskipun turun hujan, ia pergi juga ke sekolah.
Walaupun keringat membasahi seluruh badan, namun ia tetap bekerja.
Walaupun mereka maju bersama-sama, namun mereka belum dapat mengalahkannya.
Walaupun keringat membasahi seluruh badan, ia tetap bekerja.
Walaupun maju bersama-sama, mereka belum dapat mengalahkannya.
Setelah berhari-hari berjalan maka sampailah beliau di pinggiran hutan Merapi.
Setelah segala keperluan Sultan Agung selesai maka kembalilah beliau ke Mataram.
Setelah berhari-hari berjalan, sampailah beliau di pinggiran hutan Merapi.
Setelah segala keperluan Sultan Agung selesai, kembalilah beliau ke Mataram.
Meskipun bentuknya lain-lain, namun hakikatnya karikatur dapat disebut humor.
Meskipun negara Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945, namun masih banyak
warganya yang belum berpendidikan.
Meskipun bentuknya lain-lain, hakikatnya karikatur dapat disebut humor.
Negara Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945 tetapi masih banyak warganya yang
belum berpendidikan.
5. KERANCUAN BENTUK
a. Rancu dalam Hal Bentuk Kata
Hal itu belum dipelajarkan kepada kami.
Hotel itu dipertinggikan.
Hal itu belum diajarkan kepada kami.
Hotel itu dipertinggi.
b. Rancu dalam Hal Kelompok Kata
Mereka saling pandang-memandang.
Dia dilarang tidak boleh merokok.
Mereka saling memandang.
Dia dilarang merokok.

6. KESALAHAN EJAAN
a. Penggunaan tanda koma yang salah
Ayah mengatakan, bahwa adik sakit.
Saya tidak datang, jika turun hujan.
b. Pelesapan tanda koma
Jadi definisi demokrasi adalah sebagai berikut.
Di samping itu kita tidak beruntung.
c. Kesalahan penulisan sapaan
Siapa nama saudara?
Silakan makan, dik!
Pembenaran:
Ayah mengatakan bahwa adik sakit.
Saya tidak datang jika turun hujan.
Jadi, definisi demokrasi adalah sebagai berikut.
Di samping itu, kita tidak beruntung.
Siapa nama Saudara?
Silakan makan, Dik!
7. PELESAPAN SALAH SATU FUNGSI KALIMAT
Pelesapan subjek pada induk kalimat.
Pelesapan subjek anak kalimat.
Pelesapan predikat.
Contoh:
Ketika diangkat menjadi ketua organisasi, tidak memperlihatkan kelebihannya.
Ketika diangkat menjadi ketua organisasi, dia tidak memperlihatkan kelebihannya.
Jika Anda tidak piket, akan dikenakan denda.
Jika tidak piket, Anda akan dikenakan denda.
Sebelum dibicarakan dengan pimpinan, bagian personalia sudah memasalahkan masalah
itu.
Sebelum pimpinan membicarakan masalah itu, bagian personalia sudah
memasalahkannya.
Ia sedang ke luar kota.
Ia sedang pergi ke luar kota.

8. KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT


Surat anda saya sudah baca.
Dia punya HP sudah dijual.
Kalimat itu pembaca tidak tahu artinya.
Surat Anda sudah saya baca.
HP-nya sudah dijual.
Pembaca tidak dapat mengetahui arti kalimat itu.
Penyebab kalimat tidak efektif
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat
a. Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya)
b. Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan)
c. Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup)
d. Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat)
e. Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji)

2. Penggunaan kata berlebih (Pleonastis) yang 'mengganggu' struktur kalimat


a. Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. /
Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah)
b. Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau


a. Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam
dari perpustakaan harap dikembalikan)
b. Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya)
c. Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
d. Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan
juga apresiasi puisi)

4. Kalimat tak selesai


a. Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
b. Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar)

5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku


a. Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk)
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh,
menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan,
menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci,
mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan,
mencampuri, mencelupkan.
b. Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang)
c. Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional)
- tau ➜ tahu
- negri ➜ negeri
- kepilih ➜ terpilih
- faham ➜ paham
- ketinggal ➜ tertinggal
- himbau ➜ imbau
- gimana ➜ bagaimana
- silahkan ➜ silakan
- jaman ➜ zaman
- antri ➜ antre
- trampil ➜ terampil
- disyahkan ➜ disahkan
6. Penggunaan tidak tepat kata 'di mana' dan 'yang mana' (pengaruh bahasa asing)
a. Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik)
b. Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih)
c. Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat
yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh)
d. Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
e. Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada
dihilangkan)
f. Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya
katakan)

7. Penggunaan kata 'daripada' yang tidak tepat


a. Seorang daripada pembantunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin)
b. Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya)
c. Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh)

8. Pilihan kata yang tidak tepat


a. Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang
bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-
bincang dengan masyarakat)
b. Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya)

9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti


a. Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai
pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal?
Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai
kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah)
b. Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud
Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10. Pengulangan kata yang tidak perlu


a. Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
b. Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan,
yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan
yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok
Khong Guan yang saling menjatuhkan)

11. Kata 'kalau' yang dipakai secara salah


a. Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya)
b. Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang
tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang
tuanya?)
12. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat dilihat pada kalimat berikut ini:
a. Bola gagal masuk gawang.
(Seharusnya: Bola tidak masuk gawang)

Вам также может понравиться