Вы находитесь на странице: 1из 39

PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA BERAT


PADA Ny. D UMUR 25 TAHUN G2P1A0 UK 37+6 MINGGU
DI PUSKESMAS SIDOHARJO SRAGEN
( Pembimbing : Sugita., S.Pd., M.Pd)

Disusun oleh :
1. Naomi Sandra Merfina (P 27224016 085)
2. Novita Damayanti (P 27224018 086)

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil Pada Ny.D Umur 25 Tahun G2P1A0 Umur Kehamilan
37+6 Minggu dengan Anemia Berat di Puskesmas Sidoharjo Sragen”. Diselesaikan
secara sistematis dan disertai dengan pemahaman konsep beberapa buku dan referensi
internet. Di dalam “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Pada Ny.D Umur 25 Tahun
G2P1A0 Umur Kehamilan 37+6 Minggu dengan Anemia Berat di Puskesmas Sidoharjo
Sragen” pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Satino S.Kp.MSc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta.
2. K.H.Endah Widiastuti, M.Mid, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Surakarta.
3. Anik Kurniawati, S.ST.,M.Keb. selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta.
4. Tim Pengajar mata kuliah asuhan kebidanan D-III Kebidanan Politeknik
Kesehatan Surakarta.
5. Sugita., S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing dalam pembekalan materi diskusi.
6. Juwanti,Amd.Keb. selaku CI Puskesmas Sidoharjo.
7. Ny. D selaku ibu hamil yang telah bersedia menjadi pasien.
8. Seluruh Tenaga Kesehatan yang telah berbagi ilmu dan membimbing kami
selama praktik di Puskesmas Sidoharjo.
Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak atas dukungan dan
kerjasamanya penulis mengucapkan terimakasih.

Sragen, 12 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………....….i

KATA PENGANTAR..……………………………………………………........ii

DAFTAR ISI ……..………………………………………………………….....iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…...……………………………………………….....1
B. Tujuan...................………………………………………................2
C. Manfaat……………………………................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertia Anemia…………………...……………………………….4

BAB III TINJAUAN KASUS

I. Data Subjektif..................................................................................14
II. Data Objektif...................................................................................19
III. Analisa.............................................................................................21
IV. Penatalaksanaan...............................................................................22

BAB IV PEMBAHASAN

PEMBAHASAN....................................................................................28

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................29
B. Saran..................................................................................................29
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana suatu jumlah sel darah
merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya
berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia biasanya di
definisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gr% dan pada wanita
sebagai hemoglobin kurang dari 12,0 gr%. Definisi ini mungkin sedikit berbeda
tergantung pada sumber dan referensi laboratorium yang digunakan (Proverawati
Atikah, 2011). Penyebab anemia yaitu penyakit kronik dan defisiensi besi.
Meskipun anemia dapat disebabkan berbagai sebab berdasarkan penelitia yang
telah dilakukan, namun diketahui bahwa sebagaian besar anemia d Indonesia
terjadi karena kekurangan zat besi yang merupakan mineral pembentuk
hemoglobin (Fatimah, 2010). Sel darah merah mempunyai fungsi yang sangat
penting didalam tubuh yakni sebagai media atau alat pengantar zat besi atau
oksigen. Oksigen sangat dibutuhkan tubuh untuk proses fisiologis dan biokimia
pada seluruh jaringan tubuh. Pasokan oksigen dan sel darah merah yang kurang
akan membuat seseorang mengalami anemia dan timbul gangguan fisiologis pada
tubuh yang akan mengalami cepat lelah, sakit kepala, anoreksia, penglihatan
berkunang-kunang, dan badan menjadi tidak enak karena kadar Hb nya rendah.
adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang sehingga dalam anemia berat
dapat menyebabkan gagal jantung, nyeri dada, dan infark jantung (Sadikin, M.
2001).
Penyebab lainnya yaitu defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat,
perdarahan saluran cerna dan sindroma mielodisplatik pada lansia penderita
anemia berbagai penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhan penyakit akan
semakin lama. Hasil Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) Tahun 2001
menemukan prevalensinya penyakit tidak menular pada usia lanjut di Indonesia
antara lain, anemia 46,3% (Purwonginangsih ,2013). Individu yang kadar Hbnya
di bawah 10 gr/dL perlu mendapat perhatian lebih (Fatmah, 2010). Peran
keluarga sangat dibutuhkan terutama dalam hal pemenuhan gizi untuk
pencegahan anemia pada ibu hamil. Seharusnya keluarga harus mengetahui
informasi atau sumber media tentang makanan yang dapat mencegah anemia,
sehingga ibu hamil yang ada di dalam anggota keluarga bisa terhindar dari risiko
anemia. Pencegahan anemia pada ibu hamil, dapat di cegah dengan pemenuhan
gizi berimbang dengan memberikan makanan yang mengandung zat besi dan
kecukupan Fe. Zat besi adalah makanan yang berasal dari daging hewan. Selain
banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut
mempunyai angka sebesar 20-30%, sedangkan kecukupan Fe dipenuhi tidak
hanya dari sumber hewani tetapi juga dari non daging seperti biji-bijian,
sayuran,buah (Fatmah, 2010).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis yang menerapkan manajemen
kebidanan
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada kasus kehamilan patologis.
b. Menginterprestasikan data yang ada sehingga mampu menyusun diagnosa
kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada kehamilan patologis.
c. Mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada ibu
kehamilan patologis.

2
d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi, dan
rujukan pada ibu hamil.
e. Merencanakan asuhan yang efektif berdasarkan kebutuhan pada ibu hamil
patologis.
f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan serta
masalah secara efisien dan aman pada ibu hamil patologis.
g. Melaksanakan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
ibu hamil patologis.
h. Melakukan dokumentasi

C. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini antara lain :
1. BagiTenaga Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan kepada tenaga
kesehatan khususnya ilmu kebidanan tentang asuhan kebidanan ibu hamil
patologis.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah kepustakaan bagi mahasiswa dan dosen,
sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu
hamil patologis.
3. Bagi Penulis (Mahasiswa)
Diharapkan dapat menambah wawasan, keterampilan dan pengetahuan yang
lebih luas tentang asuhan kebidanan ibu hamil, serta memberikan peluang
bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus
selama perkuliahan.
4. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan dapat menambah wawasan wanita-wanita hamil agar mengetahui
dan memahami perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi pada
kehamilan serta masalah-masalah pada kehamilan. Diharapkan klien akan

3
timbul kesadaran untuk memperhatikan dan mengatur segala sesuatunya
sebelum merencanakan kehamilan, saat kehamilan maupun setelah
melahirkan.
5. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan dalam hal perencanaan dan penanggulangan faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian-kejadian yang terjadi pada ibu hamil untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu
pelayanan.
6. Bagi Masyarakat
Diharapkan hasil penulisan dapat digunakan sebagai informasi kepada
masyarakat tentang perubahan fisiologi dan psikologis yang terjadi pada
kehamilan serta masalah-masalah pada kehamilan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Anemia
Anemia adalah jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari 12gr/100
ml (Prawiroharjo, 2014). Anemia adalah penyakit yang terjadi karena
konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan
tubuh (Notoatmodjo, 1997).
2. Anemia dalam kehamilan
a. Definisi Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin
di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada
trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita
tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Saifuddin, 2006). Anemia dalam kehamilan adalah anemia kekurangan
besi, jenis anemia yang pengobatannya mudah bahkan murah (Manuaba,
1998). Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi
dengan jumlah plasma menyebabkan pengenceran darah. Plasma 30%, sel
darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi
wanita. Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang
harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
hidremia cardiac output meningkat (Saifuddin, 2006). Kejadian anemia
pada ibu hamil :

5
1) Fisiologis
Anemia defisiensi Fe disebabkan oleh beberapa hal antara lain
hipervolemia yang terjadi saat kehamilan. Pada wanita hamil saat
volume darah meningkat 1,5 liter. Peningkatan volume tersebut
terutama terjadipeningkatan plasma bukan peningkatan jumlah sel
eritrosit. Walaupun ada peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi
yaitu 450 ml atau 33%, tetapi tidak seimbang dengan peningkatan
volume plasma sehingga terjadi hemodilusi. Pada awalnya, volume
plasma meningkat pesat dari usia gestasi 6 minggu, kemudian laju
peningkatan melambat. Sementara eritrosit mulai meningkat pada
trimester kedua dan lajunya memuncak pada trimester ketiga.
Hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai
beberapa fungsi penting antara lain : mengisi ruang vaskular di uterus,
jaringan pembuluh di payudara, otot, ginjal dan kulit. Hipervolemia
juga mengurangi efek pengeluaran hemogloblin pada persalinan.
Penurunan kekentalan darah memperkecil resistensi terhadap aliran
sehingga kerja jantung untuk mendorong darah menjadi lebih ringan.
Faktor lain dari penyebab defisiensi Fe adalah meningkatnya
kebutuhan Fe ibu hamil. Kebutuhan ibu hamil akan zat besi sebesar
900 mgr Fe, pada trimester dua (puncaknya usiakehamilan 32 sampai
34 minggu) akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) pada ibu
hamil sehingga hemoglobin akan mengalami penurunan,
mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis (Budiarti, 2009).
2) Patologis
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah
oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap
plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-
65% dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada
trimester III dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit

6
menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen
plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
b. Tanda dan gejala
Menurut (Solihah, 2008; Saifuddin, 2006) Cepat lelah, lesu, mata
berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas saat beraktivitas atau
berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, mual muntah lebih
hebat dari hamil muda, jantung berdebar-debar.
c. Klasifikasi anemia pada kehamilan
Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan
merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia.
Pemeriksaan darah minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I
dan III (Dep.Kes RI, 2002) Klasifikasi dalam kehamilan menurut
(Prawiroharjo, 2006)
1) Anemia defiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai ialah anemia
akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena
kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan
reabsopsi, gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya besi
yang keluar dari badan, misal pada perdarahan.
2) Anemia megaloblastik
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam
folik, jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat kaitanya dengan
defisiensi makanan.
3) Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum tulang kurang
mampu membuat sel – sel darah baru.

7
4) Anemia hemolitik
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya. Klasifikasi menurut
WHO dan Dep.Kes RI
(a) Normal : Kadar Hb dalam darah ≥ 11 gr%
(b) Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%
(c) Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%
Klasifikasi menurut (Manuaba, 1998)
(a) Tidak Anemia : Hb 11 g r%
(b) Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %
(c) Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %
(d) Anemia berat : Hb < 7 gr %
d. Diagnosis
1) Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang–kunang, dan keluhan sering mual muntah
lebih hebat pada hamil muda.
2) Pemeriksaan fisik
(a) Penderita terlihat lemah.
(b) Kurang bergairah.
(c) Pada inspeksi muka, conjungtiva, bibir, lidah, selaput lendir dan
dasar kuku kelihatan pucat.
(d) Pada pemeriksaan palpasi kemungkinan didapatkan splenomegali
dan takhirkardi.
(e) Pada pemeriksaan auskultasi dapat terdengar bising jantung.
(f) Pemeriksaan Laboratorium (Kadar Hb)
- 9-10 gr% : anemia ringan
- 7-8 gr% : anemia sedang

8
- <7 gr% : anemia berat
(Manuaba, 1998)
e. Pengaruh anemia pada ibu hamil, bersalin, dan nifas
Menurut (Mochtar, 1998) mengemukakan pengaruh anemia pada
hamil, bersalin dan nifas adalah
(1) Keguguran.
(2) Partus prematurus.
(3) Inersia uteri dan partus lama, ibu lemas.
(4) Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan.
(5) Syok.
(6) Afibrinogen dan hipofibrinogen.
(7) Infeksi intrapartum dan dalam nifas.
(8) Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah 4 gr% ) terjadi payah jantung
yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan tapi juga bisa
fatal. Menurut (Manuaba, 1998) pengaruh anemia di bagi menjadi 2
yaitu
1) Bagi ibu
a. Bahaya selama kehamilan
(1) Dapat terjadi abortus
(2) Persalinan prematuritas
(3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
(4) Mudah terjadi infeksi
(5) Ancaman dekompensasi kordis ( Hb < 6 gr% )
(6) Mola hidatidosa
(7) Hiperemesis gravidarum
(8) Perdarahan antepartum
(9) Ketuban pecah dini (KPD)
b. Bahaya saat persalinan :
(1) Gangguan his-kekuatan mengejan.

9
(2) Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus
terlantar.
(3) Kala dua berlangsung lama, sehingga dapat melelahkan dan
seringmemerlukan tindakan operasi kebidanan.
(4) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
postpartum karena atonia uteri.
(5) Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder
dan atonia uteri.
c. Bahaya pada saat nifas:
(1) Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan
postpartum
(2) Memudahkan infeksi puerperium
(3) Pengeluaran ASI berkurang
(4) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
(5) Anemia kala nifas
(6) Mudah terjadi infeksi mamae
2) Bagi janin
(a) Abortus
(b) Terjadi kematian intra uteri
(c) Persalinan prematuritas tinggi
(d) Berat badan lahir rendah
(e) Kelahiran dengan anemia
(f) Dapat terjadi cacat bawaan
(g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
(h) Inteligensia rendah
f. Pencegahan anemia pada ibu hamil
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen
Fe dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb ≥ 11
gr/dl, sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat

10
diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan
oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk
dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi
vitamin B12 100-200 mcg/hari (Budiarti, 2009). Kepandaian dalam
mengatur pola makan dengan mengkombinasikan menu makanan serta
mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu
makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia. Mengindari makanan
yang dapat menghambat penyerapan zat besi yaitu kopi dan teh.
(1) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran
warna hijau, kacang-kacangan, protein hewani, terutama hati.
(2) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk,
tomat, mangga dan lain-lain yang dapat meningkatkan penyerapan
zat besi (Mei,2009). Penderita anemia ringan sebaiknya tidak
menggunakan suplemen zat besi.Lebih cepat bila mengupayakan
perbaikan menu makanan.Misalnya dengan konsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging,
kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran
berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan
buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang).Selain itu dibiasakan pula
menambahkan substansi yang mendahulukan penyerapan zat besi
sperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya
substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut
dihindari (Anonim, 2003).
g. Pengobatan anemia pada ibu hamil
Bagi penderita anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya
mengkonsumsi makanan yangmengadung zat besi seperti sayuran yang
berwarna hijau tua yaitu bayam. Dalam mengkonsumsi makanan yang
mengandung kaya akan zat besi di imbangi dengan makanan yang
dapatmembantu penyerapan zat besi yaitu yang mengandung vitamin C

11
seperti jeruk, tomat, mangga dan jambu. Sebab kandungan asam askorbat
dalam vitamin C tersebut dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil
a. Faktor dasar
2) Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang
keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial
ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan
sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk
gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang
tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 1997).
Perilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar
belakang sosial ekonomi. Sekitar 2/3 wanita hamil di negara
berkembang diperkirakan menderita anemia dibanding negara maju.
Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup
dalam lingkungan miskin akan menghasilkan generasi yang kekurangan
gizi dan mudah terinfeksi penyakit (Manuaba, 1998). Dengan kata lain
kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum atau selama hamil. Status gizi ibu hamil ditentukan dengan
kesejahteraan keluarga yang dilihat melalui pendapatan. Keadaan
perekonomian ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi biaya daya
beli dan tingkat konsumsi ibu akan makanan yang membantu
penyerapan zat besi, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat
kecukupan gizi ibu hamil (Pujiati, 2001).
3) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pegalaman yang berasal
dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku

12
petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya (Istiarti,
2000). Kebutuhan ibu hamil akan zat besi (Fe) meningkat 0,8 mg pada
trimester I dan meningkat tajam pada trimester III yaitu 6,3 mg sehari.
Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui makanan
apalagi didukung dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap
peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil sehingga
menyebabkan anemia pada ibu hamil. Ibu hamil dengan pengetahuan
tentang zat besi (Fe) yang rendah akan mempengaruhi konsumsi tablet
(Fe), dan juga pemilihan makanan dengan sumber (Fe) yang rendah.
Sebaliknya ibu dengan pengetahuan konsumsi tablet (Fe) yang baik
akan memiliki pola makan yang baik pula dalam pemenuhan zat besi
(Arisman, 2004).
4) Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju
kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu
khususnya ibu hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan
pola makannya. Apabila pola makanan nya tercukupi, maka ibu hamil
dapat terhindar dari anemia (Jamaludin, 2004).
5) Perilaku
Pengertian perilaku dibatasi sebagai keadaan jiwa yaitu
berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya untuk memberikan
respon terhadap situasi diluar subyek tersebut, yang bersifat pasif (tanpa
tindakan) dan dapat juga bersifat aktif (dengan tindakan). Perilaku itu
sendiri di tentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yaitu :
(a) Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya bagi seseorang.
(b) Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik (tersedia
atau tidaknya sarana dan fasilitas kesehatan).

13
(c) Faktor faktor pendorong yang terwujud dalam sikap sikap dari
petugas kesehatan dan lainnya (Notoatmodjo, 1997).
6) Budaya
Faktor sosial budaya juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya
anemia. Kebiasaan berpantang makanan yang terjadi di kalangan ibu
hamil untuk tidak mengkonsumsi sejumlah makanan yang dapat
menambah jumlah anemi pada ibu hamil (Khomsan A, 2004).
b. Faktor tidak langsung
1) Kunjungan Antenatal Care
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba,
1998).
Menurut (Arisman, 2004) kasus anemia defisiensi gizi umumnya
selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal
pada keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal. Apabila
dilakukan ANC, kejadian anemia dapat terdeteksi secara dini, karena
anemia pada tahap awal tidak terlalu memberikan keluhan yang
bermakna. Keluhan biasanya terasa jika sudah masuk tahap lanjut.
2) Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang
mampu hidup diluar rahim (Pusdiknakes, 2003). Paritas ≥3 tahun
merupakan faktor terjadinya anemia yang berhubungan erat dengan
jarak kehamilan yang terlalu dekat < 2 tahun. Hal ini menurut (Arisman,
2004) disebabkan karena terlalu sering hamil sehingga dapat menguras
cadangan zat gizi tubuh.
Selain kunjungan ANC, kehamilan yang berulang dalam waktu
yang singkat akan menghabiskan cadangan besi ibu (Khomsan A, 2004).
3) Umur

14
Ibu hamil pada usia terlalu muda (< 20 tahun) tidak atau belum siap
untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan
janin. Sedangkan ibu hamil di atas 30 tahun lebih cenderung mengalami
anemia disebabkan cadangan zat besi yang mulai menurun (Rohadi,
1997).
4) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter dalam
penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan
hanya zat besi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk
kehamilannya yang sedang ia jalani (Arisman, 2004).
c. Faktor langsung
1) Pola konsumsi tablet Fe
Pada trimester ke 2 dan ke 3, faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya anemia kehamilan adalah konsumsi tablet besi (Fe) dan
kadar hemoglobin pada trimester sebelumnya. Konsumsi tablet besi
(Fe) sangat berpengaruh terhadap terjadinya anemia khususnya pada
trimester II, trimester III dan masa nifas. Hal ini disebabkan kebutuhan
zat besi pada masa ini lebih besar dibandingkan trimester I dan
menunjukkan pentingnya pemberian tablet besi (Fe) untuk mencegah
terjadinya anemia pada kehamilan dan nifas (Notobroto, 2003).
Defisiensi makanan atau kekurangan gizi dan perhatian yang
kurang terhadap gizi ibu hamil merupakan predisposisi terjadinya
anemia defisiensi pada ibu hamil di Indonesia (Saifuddin, 2006).
Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya
unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan
pencernaan atau terlampau banyaknya besi keluar misalnya
perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat
untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%.
Perkiraan jumlah zat besi yang diperlukan selama hamil 1040 mg.

15
Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg
untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel
darah merah, dan 200 mg hilang ketika melahirkan. Kebutuhan Fe
selama kehamilan trimester I relatif sedikit yaitu 0,8 mg sehari yang
kemudian meningkat tajam selama trimester III yaitu 6,3 mg sehari.
Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui makanan
(Arisman, 2004).
2) Penyakit infeksi
Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga
penyebab terjadinya anemia karena menyebabkan terjadinya
peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit
(Wiknjosastro H, 2004).
3) Perdarahan
Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyak besi
keluar dari badan misalnya perdarahan (Wiknjosastro H, 2004).
4) Kurang gizi (Malnutrisi) ,menurut (Mochtar, 1998)
Malnutrisi dapat terjadi karena kekurangan gizi
(undernutrisi), maupun karena kelebihan gizi (over nutrisi). Keduanya
di sebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan
gizi esensial. Untuk melihat keadan gizi seseorang baik (under nutrisi)
atau (over nutisi) dapat di lihat melalui status gizinya.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi sebelum dan selama hamil.
Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi

16
protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalium. Gizi kurang
seperti Zat Besi akan menimbulkan masalah, diantaranya anemia.
Untuk mempertahankan kondisi yang baik pada ibu hamil dapat
diupayakan dengan pengaturan konsumsi makanan, pemantauan berat
badan, pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum atau
saat hamil (Zulhaida, 2003).

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tempat Pratik : Puskesmas Sidoharjo


No Reg : 10.9813
Tanggal, Jam : 11 Februari 2019, 09.00 WIB

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA BERAT


PADA Ny. D UMUR 25 TAHUN G2P1A0 UK 37+6 MINGGU
DI PUSKESMAS SIDOHARJO SRAGEN

I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas

Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. E


Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jetak Gayam RT 02 Alamat : Jetak Gayam RT 02
Sidoharjo Sidoharjo

B. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan dan cek darah.

C. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa pegal-pegal pada bagian pinggang, dan mudah lelah.

18
D. Riwayat Obstetri
1. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun.
Siklus : 28 hari.
Warna darah : Merah.
Nyeri haid : Tidak ada.
Lamanya : 6 hari.
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut perhari.
2. Riwayat perkawinan
Menikah/tidak menikah : menikah
Usia menikah : 20 tahun
Lama pernikahan : 5 tahun
Pernikahan : pertama
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan
Hamil UK Kompli- Penolong Jenis Komplikasi
Ke kasi
1 39 mg Tdk ada Bidan Spontan Tdk ada

No Nifas BBL

Laktasi Komplikasi JK BB Umur Sekarang


Lahir
1 ASI Tidak ada perempuan 3000 gr 4 tahun
Ekslusif

19
E. Riwayat Alat Kontrasepsi (KB)
No Jenis KB Tahun Tahun Keluhan Alasan
Mulai Berhenti Berhenti
Pemakaian
1 Suntik 3 2014 2017 - Ingin
bulan menambah
anak lagi

F. Riwayat kehamilan sekarang


a. Hamil ke :2
b. HPHT : 22 – 05 - 2018
c. HPL : 29- 02 - 2019
d. ANC
Trimester I : 3 kali di Bidan Desa
Trimester II : 1 kali di Bidan Desa, 1 kali di RS Amal Sehat
Trimester III : 3 kali di RS Amal Sehat
e. Keluhan
Trimester I : mual
Trimester II : mudah lelah
Trimester III : pegal-pegal, lemas

G. Pengetahuan / KIE yang pernah didapat


Ibu mengatakan pernah mendapatkan KIE tentang gizi ibu hamil, cara
meminum tablet Fe, mengikuti senam hamil, KIE tanda bahaya kehamilan
serta tanda-tanda persalinan di kelas ibu hamil.

20
H. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak ada keluhan mengenai kesehatan yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, kecuali ibu merasa pegal-pegal pada
bagian belakang serta mudah lelah.
2. Riwayat kesehatan keluarga
a) Penyakit menular
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular.
b) Penyakit menurun
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menurun, seperti jantung, gula, dan tekanan darah tinggi.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
a) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada
dada bagian kiri dan dada tidak berdebar-debar.
b) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada
pinggang dan tidak pernah sakit saat BAK.
c) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak napas.
d) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk di malam hari
dan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu.
e) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada
mata, kuku, dan kulit.
f) Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tekanan darahnya tidak
pernah lebih dari 140/90 mmHg.
g) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita kejang
yang disertai keluar busa dari mulut.
4. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada keturunan kembar.

21
I. Pola Pemenuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
1. Frekuensi
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 3 kali sehari
Selama hamil : ibu mengatakan makan 3 kali sehari
2. Porsi
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 3x dengan porsi
cukup
Selama hamil : ibu mengatakan makan 3x dengan porsi
cukup
3. Jenis
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan dengan menu nasi
dan sayur
Selama hamil : ibu mengatakan makan dengan menu nasi,
sayur, dan lauk
4. Keluhan makan
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak ada keluhan
Selama hamil : ibu mengatakan merasa mual pada saat
awal kehamilan saja, sekarang pada saat
trimester 3 tidak ada keluhan.
5. Pantangan makan
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak ada pantangan makan
Selama hamil : ibu mengatakan tidak ada pantangan makan
6. Suplemen
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
suplemen karena muntah bila minum obat.

22
Selama hamil : ibu mengatakan seharusnya mengonsumsi
tablet Fe dan kalk namun tidak pernah diminum.
7. Jamu
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu
Selama hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu
8. Merokok
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak merokok
Selama hamil : ibu mengatakan tidak merokok
9. Alkohol
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
alkohol
Selama hamil : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
alkohol
10. Minum dalam sehari
Sebelum hamil : ibu mengatakan minum sekitar 8 gelas dalam
sehari
Selama hamil : ibu mengatakan minum sekitar 8-9 gelas dalam
sehari
b. Eleminasi
1. Frekuensi BAK
Sebelum hamil : ibu mengatakan BAK sekitar 3-4 kali
dalam sehari
Selama hamil : ibu mengatakan BAK sekitar 5 kali dalam
sehari
2. Frekuensi BAB
Sebelum hamil : ibu mengatakan BAB 1 kali dalamsehari
Selama hamil : ibu mengatakan BAB 1 kali dalam sehari
c. Pola tidur
1. Tidur siang

23
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidak pernah tidur siang
Selama hamil : ibu mengatakan tidur siang kurang lebih
1,5 jam
2. Tidur malam
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam sekitar 7 jam
Selama hamil : ibu mengatakan tidur malam sekitar 7 jam
d. Aktivitas
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan aktivitas rumah
tangga seperti menyapu, mencuci, memasak.
Selama hamil : ibu mengatakan tetap melakukan aktivitas
rumah tangga namun di bantu oleh ibunya.
e. Pola seksual
Sebelum hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual
ketika suaminya pulang dari merantau.
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan hubungan seksual
ketika suaminya pulang dari merantau.
f. Personal hygiene
1. Mandi
Sebelum hamil : ibu mengatakan mandi sehari 2 kali
Selama hamil : ibu mengatakan mandi sehari 2 kali
2. Keramas
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil ibu keramas 3 hari
sekali.
3. Sikat gigi
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil sikat gigi 2 kali sehari.
4. Ganti pakaian
Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil ganti pakaian 2 kali
sehari.
5. Ganti pakaian dalam

24
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil ganti pakaiandalam 2 kali
sehari.
g. Data Psikososial dan Spiritual
Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini direncakan dan dinantikan oleh
ibu, suami serta keluarganya. Interaksi antara ibu dengan keluarga serta
lingkungan masyarakat baik. Ibu tidak mempedulikan bagaimana jenis
kelamin dari bayinya, yang terpenting bayinya sehat dan proses
persalinannya berjalan lancar.

II. DATA OBYEKTIF


a. Pemeriksaan Fisik
1. Keadan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. BB :
Sebelum hamil : 63 kg
Sekarang : 74 kg
4. TB : 155 cm
5. Lila : 26 cm
6. Tanda – tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5 ˚c
b. Status Present
1. Rambut : bersih, hitam, tidak mudah rontok, tidak
berketombe
2. Muka : tidak ada odema, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak pucat

25
3. Mata : konjungtiva pucat, sklera putih.
4. Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
5. Telinga : bersih, simetris, tidak ada pembengkakan, tidak
ada serumen
6. Mulut : gigi dan mulut bersih, tidak ada caries , gusi tidak
berdarah, tidak ada pembesaran tonsil
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid tidak ada
benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
8. Payudara : simetris puting menonjol, areola hiperpigmentasi,
tidak ada masa atau benjolan, kolostrum belum keluar.
9. Abdomen
a) Inspeksi
Pembesaran abdomen : sesuai dengan umur kehamilan
Bentuk abdomen : bulat, memanjang
Bekas luka operasi : tidak ada bekas luka operasi
Striae : terdapat striae albicans
Linea : terdapat linea alba
Gerakan janin : aktif ( 12 jam ± 10 x )
b) Palpasi
- Leopold I : teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting.
- Leopold II : pada samping kanan teraba bagian memanjang
seperti papan ada tahanan. Pada samping kiri teraba
bagian-bagian kecil.
- Leopold III : pada bagian bawah uterus teraba bagian bulat, keras,
melenting.
- Leopold IV :bagian bawah sudah masuk pintu atas panggul.
TFU Mc.Donald : 31 cm
TBJ = ( TFU - 11 ) x 155
= (31-11) x 155

26
= 3100 gram
c) Auskultasi
a. Punctum maksimum kanan bawah pusat ibu
b. DJJ : 145 kali/ menit
c. Irama : teratur
10. Genetalia/vulva : tidak diperiksa.
11. Ekstremitas
Atas : tidak ada oedema , kuku dan jari bersih, warna
kuku putih pucat.
Bawah : tidak ada oedema, kuku dan jari bersih, warna
kuku putih pucat, tidak ada varises.
12. Reflek patella : tidak diperiksa
13. Anus : tidak diperiksa
c. Pemeriksaan penunjang :
Tanggal/hari : Senin, 11 Februari 2019
1) Golongan darah :O/+
2) Hb : 6.9 gr/dL
3) Protein urine : negatif
4) HIV : non reaktif
5) HBSAG : non reaktif
6) Sifilis : non reaktif

III. ANALISA
Ny. D 25 tahun G2P1A0 dengan UK 37+6 minggu, janin tunggal hidup intrauterin
letak memanjang presentasi kepala, dengan anemia berat.

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan:

27
TD : 120/80 mmHg
DJJ : 145 x/menit
Golongan darah :O/+
Hb : 6.9 gr/dL
Protein urine : negatif
HIV : non reaktif
HBSAG : non reaktif
Hasil : ibu mengerti dan memahami bahwa Hbnya sangat rendah.
2. Memotivasi ibu agar bersedia dirujuk ke dokter SPOG untuk mendapatkan
terapi lebih lanjut.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk dirujuk ke dokter SPOG.
3. Memberi KIE cara meminum tablet tambah darah, yaitu diminum sebelum
tidur dengan jus jeruk atau dengan air putih untuk mempercepat reabsorsi
obat.
Hasil : ibu mengerti dan dan dapat menjelaskan kembali serta bersedia
meminum tablet tambah darah.
4. Memberikan KIE tetang tanda bahaya trimester III, yaitu :
- Keluar darah atau cairan dari jalan lahir
- Sakit kepala yang berlebihan
- Penglihtan kabur
- Demam tinggi
- Kejang
- Bengkak di wajah, kaki dan tangan
- Gerakan janin berkurang atau tidak terasa
- Nyeri abdomen yang hebat
- Kurang darah
- Keluar air ketuban sebelum waktunya
Hasil : ibu mengerti serta dapat menjelaskan kembali tanda bahaya
kehamilan trimester III.

28
5. Memberikan pendidikan kesehatan menegenai tanda-tanda persalinan
Yaitu :
- Timbul rasa mules dari panggul ke arah depan
- Perut terasa kenceng-kenceng
- Frekuensi nyeri teratur
- Keluar cairan dari jalan lahir (lendir darah/air ketuban)
Hasil : ibu mengerti serta dapat menjelaskan kembali apa yang sudah
dijelaskan mengenai tanda-tanda persalinan.
6. Menjelaskan pada Ibu tentang P4K yaitu, melibatkan Ibu dan keluarganya
terutama suami dalam menjaga kesehatan dan Ibu hamil, menyiapkan
persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit atau komplikasi, antara lain :
 Siapa yang akan menolong persalinan ?
 Dimana akan bersalin ?
 Siapa yang akan mendampingi Ibu saat bersalin ?
 Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi perdarahan?
 Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk ?
 Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan ?
Hasil : Ibu paham tentang P4K dan mengerti apa saja yang harus
dipersiapkan mulai dari sekarang.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang ± 1 jam dan tidur
malam ± 8 jam serta tidak melakukan pekerjaan yang berat.
Hasil : ibu bersedia untuk beristirahat tidur siang ± 1 jam dan tidur malam
± 8 jam.
8. Menganjurkan ibu untuk periksa 1 minggu sekali atau bila ada keluhan
agar keadaannya dapat terpantau oleh tenaga kesehatan dan apabila ada
kegawatdaruratan dapat segera tertangani dengan baik.
Hasil : ibu bersedia untuk periksa 1 minggu sekali atau apabila ada keluhan

29
RIWAYAT PERKEMBANGAN DI RUMAH SAKIT

1. Hari/tanggal : Selasa, 12 Februari 2019,


Pukul 17.00 WIB : Ibu dibawa ke Rumah Sakit Amal Sehat untuk opname.
Pukul 19.00 WIB : Ibu telah berada di ruangan rawat inap dan telah dipasang
infus.
2. Hari/tanggal : Rabu, 13 Februari 2019.
Pukul 02.00 WIB : Mulai dilakukan tranfusi darah kolf pertama.
Pukul 07.00 WIB : Kolf pertama habiS.
Pukul 08.00 WIB : Dilakukan pengambilan darah untuk pengecekan Hb.
Pukul 09.00 WIB : Dimasukan kembali tranfusi darah kolf ke dua.
Pukul 17.00 WIB : Kolf ke dua telah habis.
3. Hari/tanggal : Kamis, 14 Februari 2019
Pukul 01.00 WIB : Dilakukan pengecekan darah ulang Hb 8,3 gr/dL.
Pukul 10.00 WIB : Sesuai advice dokter ibu diperbolehkan pulang. Ibu
dianjurkan untuk kembali lagi ke Rumah Sakit Amal Sehat pada hari Jumat, 22
Februari 2019 untuk kontrol.

30
CATATAN PERKEMBANG

Catatan Perkembangan 1
Hari/tanggal : Senin, 18 Februari 2019 Jam: 14.45 WIB
S : Ibu mengatakan keadaannya sekarang sudah lebih baik.
O : Ku : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36.5 oC
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
TFU : 32 cm
A : Ny. D umur 25 tahun hamil G2P1A0 UK 38+6 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine letak memanjang presentasi kepala, dengan anemia berat.
P :
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan :
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36.5 oC
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
TFU : 32 cm
Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini.
2. Menganjurkan Ibu melanjutkan mengkonsumsi vitamin yang sudah diberikan
oleh dokter, sesuai dosis, yaitu :
Vitamin C 50 mg 1x1 tablet 1 strip
Anemolat 1 mg 1x1 tablet 1 strip
Vitamin B Complex 10 mg 1x1 tablet 1 strip

31
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk melanjutkan mengkonsumsi vitamin
sesuai dosis yang diberikan.
3. Memberikan KIE tentang pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil, yaitu
mengkonsumsi sayur-sayuran yang berwarna hijau sebelum dimasak dicuci
terlebih dahulu lalu di masak jangan terlalu lama agar kandungan vitaminnya
tidak hilang, serta mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti
telur, ikan, dan hati ayam serta daging.
Hasil : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali, serta bersedia untuk
mengkonsumsi sayur-sayuran serta makanan yang mengandung protein.
4. Menganjurkan Ibu untuk melakukan cek darah ulang di Puskesmas Sidoharjo
untuk memastikan kadar Hbnya setelah di tranfusi.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan cek darah ulang.

Catatan Perkembangan 2
Hari/tanggal : Rabu, 20 Februari 2019 Jam : 09.35 WIB
S : Ibu mengatakan keadaannya sekarang sudah lebih baik.
O : Ku : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36.5 oC
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Hb : 9.3 gr/dL
TFU : 32 cm
Djj : 145x/menit
A : Ny. D umur 25 tahun hamil G2P1A0 UK 39+1 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine letak memanjang presentasi kepala, dengan anemia berat.

32
P :
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan :
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36.5 oC
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Hb : 9.3 gr/dL
TFU : 32 cm
Djj : 145x/menit
Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini.
2. Memberikan KIE tentang pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil, yaitu
mengkonsumsi sayur-sayuran yang berwarna hijau sebelum dimasak dicuci
terlebih dahulu lalu di masak jangan terlalu lama agar kandungan vitaminnya
tidak hilang, serta mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti
telur, ikan, dan hati ayam serta daging.
Hasil : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali, serta bersedia untuk
mengkonsumsi sayur-sayuran serta makanan yang mengandung protein.
3. Menganjurkan Ibu untuk istirahat yang cukup tisur siang kurang lebi 1 jam
dam tidur malam kurang lebih 8 jam serta tidak melakukan pekerjaan yang
berat.
Hasil : Ibu bersedia intuk beristirahat yang cukup serta tidak melakukan
pekerjaan yang berat.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke bidan desa 1 minggu
lagi, atau apabila ada keluhan.
Hasil : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang ke bidan desa 1 minggu lagi atau
apabila ada keluhan.

33
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis mencoba menyajikan pembahasan dengan


membandingkan antara praktek dengan teori manajemen asuhan kebidanan yang
diterapkan pada Ny. D pada pemeriksaan asuhan kebidanan kehamilan.
Pada pengkajian didapatkan hasil bahwa Ny. D umur 25 tahun G2P1A0 umur
kehamilan 37+6 minggu dengan anemia berat. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
<10,5 gr% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Saifuddin,
2006). Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi dengan
jumlah plasma menyebabkan pengenceran darah.
Pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan pada Ny. D pada hari Senin,
11 Februari 2019 , didapatkan
a. Golongan darah :O/+
b. Hb : 6.9 gr/dL
c. Protein urine : negatif
d. HIV : non reaktif
e. HBSAG : non reaktif
f. Sifilis : non reaktif
Pada pemeriksaan yang dilakukan Ny. D mengalami anemia berat yaitu Hb
6.9 gr/dL kurang dari 7 gr/dL. Hal ini sangat mempengaruhi proses persalinannya
nanti serta kondisi janinnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan konjungtiva berwarna
putih, bibir telihat pucat serta kuku berwarna putih pucat dan ibu terlihat lemas.
Dari hasil penatalaksanan, ibu sangat bersikap kooperatif saat diberikan
asuhan.

34
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada ibu hamil melalui pendekatan management
SOAP dengan tahap-tahap manajemen asuhan kebidanan terdiri dari data
Subjektif, data Objektif, Analisa data dan Penatalaksanaan. Berdasarkan tinjauan
kasus yang telah dibuat asuhan kebidanan pada ibu hamil dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dari data subjektif berdasarkan data yang telah didapat melalui anamnesa,
pada Ny. D umur 25 tahun G2P1A0 umur kehamilan 37+6 minggu.
2. Data objektif berdasarkan data pemeriksaan fisik, keadaan secara umum dan
cek laboratorium, Ny.D mengalami anemia berat.
3. Mahasiswa dapat membuat analisa data secara baik pada Ny. D umur 25
tahun G2P1A0 umur kehamilan 37+6 minggu dengan anemia berat.
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksaan yang tepat pada Ny.D umur 25
tahun G2P1A0 umur kehamilan 37+6 minggu dengan anemia berat.
5. Mahasiswa dapat melakukan standar pendokumentasian asuhan kebidanan
dengan metode SOAP dengan benar.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Untuk lebih menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu
sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis di dalam melaksanakan
tugas sebagai bidan.
2. Bagi Institusi Pendidikan

35
Agar menjadi tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada kehamilan patologis.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Agar Klien lebih mengetahui dan memahami asuhan yang diberikan pada ibu
hamil dengan anemia maupun masalah yang terjadi.

36

Вам также может понравиться