Вы находитесь на странице: 1из 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK SEPEDA MOTOR


SMK HANG NADIM BATAM
Ismail1, Syahril2, Remon Lapisa3
ABSTRAK
Latar belakang penelitian merupakan bentuk implementasi dari salah satu
pemanfaatan teknologi internet dalam kegiatan belajar mengajar dengan model
pembelajaran e-learning sesuai dengan siswa abad 21. Penelitian ini bertujuan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif di
SMK Hang Nadim Batam, serta mengetahui validitas, praktikalitas dan efektifitas.
Desain Penelitian ini menggunakan four-D yang langkah-langkahnya terdiri
dari define, design, develop, dan dissemination. Jenis data yang digunakan adalah
data primer dimana data yang didapatkan langsung dari sumbernya, yaitu sekolah,
guru, pakar dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriftif yaitu dengan mendeskripsikan validitas, praktikalitas dan efektifitas
pada media pembelajaran yang dikembangkan.
Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan model pembelajaran e-
learning ini valid, praktis, dan efektif untuk dimanfaatkan sebagai model
pembelajaran pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif, dapat diaplikasikan
pada siswa yang memiliki fasilitas akses internet, dan bisa digunakan dalam
literasi teknologi.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, E-Learning, Validitas, Praktikalitas,


Efektivitas

A. PENDAHULUAN
Penggunaan salah satu model pembelajaran dengan sistem e-learning
seperti ini akan mempermudah setiap peserta didik dalam mencari serta
menemukan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran dimana saja,
tidak terikat ruang dan waktu serta dapat diakses dengan cepat dan mudah.
Perubahan paradigma strategi pembelajaran dari teacher-centered ke student-
centered mendorong para peserta didik untuk menggunakan e-learning
sebagai salah satu model pembelajaran yang diasumsikan bersifat student-
centered. Model pembelajaran E-learning juga dapat digunakan unuk
mengatasi keterbatasan ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Kemajuan teknologi telah merubah gaya belajar guru dan peserta
didik. Pada saat sekarang guru dan peserta didik diharuskan untuk
tidak gagap teknologi (gaptek), tetapi mengharuskan guru dan peserta didik
yang melek (paham), dan ahli dalam menggunakan teknologi. Paham
dan ahli untuk guru dan peserta didik dalam teknologi khususnya internet,
merupakan salah satu kompetensi untuk suksesnya model pembelajaran E-
learning yang dilakukan. Sehingga model pembelajaran E-learning akan
mempermudah guru dan peserta didik dalam mengatasi keterbatasan materi
bahan ajar mata pelajaran.
Pembelajaran melalui E-learning mempunyai kelebihan yaitu
pengajar dan pelajar dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas
internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu yang diungkapkan oleh
Gilbert & Jhon 2001. E-learning menyediakan dukungan yang cukup lengkap
dan signifikan, karena tersedianya materi pembelajaran yang dapat diakses
oleh pelajar setiap saat dan di mana saja diperlukan tanpa harus berada di
suatu instansi pendidikan tertentu, misalnya sekolah atau perguruan tinggi
Sekolah SMK Hang Nadim Batam adalah sekolah kejuruan yang
sudah berdiri dari tahun 2003, sekolah ini semakin berkembang dari tahun ke
tahun hingga sekarang, dari jurusan juga semakin bertambah,
sarana prasarana sudah semakin lengkap, salah satunya tersedianya jaringan
internet yang dapat diakses peserta didik secara gratis. Peserta didik dapat
mengakses internet melalui Pc computer laboraturium, laptop pribadi dan
telepon genggam. Arsyad (2013:4) menyebutkan dunia pembelajaran
terdapat dua aspek yang sangat penting yaitu metode pembelajaran
dan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam mengajar. Bearti dapat
diambil kesimpulan bahwa salah satu yang menjadi komponen penting dalam
proses pembelajaran adalah media yang digunakan.
Mengacu pada kurikulum 2013 yang menerapkan sistem
pembelajaran student centered, maka setiap proses pembelajaran haruslah
menitik beratkan pada aktivitas dan kemampuan peserta didik untuk
menggali dan menemukan informasi pembelajaran. Hal ini akan lebih efektif
jika didukung oleh model pembelajaran yang dapat lebih mengeksplor
kemampuan para peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan pada sistem pembelajaran student centered ini adalah
e-learning.
Model pembelajaran E-learning adalah pembelajaran jarak jauh
(distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan
komputer dan/atau internet. Kumar (2002), menjelaskan model pembelajaran
E-learning merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan.
Model pembelajaran E-learning memanfaatkan teknologi elektronik
yang memungkinkan guru dan peserta didik, sesama peserta didik, atau
sesama guru dapat berkomunikasi dengan relative mudah tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokoler, memanfaatkan keunggulan komputer (digital media
dan computer networks), menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self
learning materials), jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar,
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.

B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa
jenis model. Model yang digunakan adalah pengembangan model 4-D. Model
pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat
pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan (1974: 5). Model
pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: Define (Pendefinisian),
Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate
(Penyebaran).
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Hang Nadim Batam pada
pelajaran teknologi dasar otomotif kelas X teknik bisnis dan sepeda motor.
Prosesdur pengembangan pada penelitian yang sesuai dengan model
pengembangan Four D (4D), ini memilik 4 tahap yaitu:
1. Tahap Penemuan (Define)
 Observasi
 Menganalisis dan mengulang buku mata pelajaran Teknologi Dasar
Otomotif
2. Tahap Perancangan (Design)
 Penyusunan tes acuan patokan
 Pemilihan media (media selection)
 Merancang prototype
 Pembuatan model pembelajaran berbasis E-learning
3. Tahap Pengembangan (Develop)
 Tahap validasi
 Uji coba pengembangan (developmental testing)
 Tahap praktikalitas
 Tahap efektivitas
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
 Melakukan penyebaran dengan mengaplikasikan media
pembelajaran e-learning ke siswa di SMK Hang Nadim Batam.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran mata
pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di SMK Hang Nadim Batam. Peneliti
menemukan beberapa permasalahan dan kendala pada proses pembelajaran.
Permasalahan yang ditemukan diantaranya yaitu rendahnya hasil belajar
peserta didik kelas X TBSM Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di
SMK Hang Nadim Batam.
Dilakukan uji coba perangkat yang telah dikembangkan untuk
dievaluasi. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tahap Validitas
Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk mengisi lembar validasi
dan diskusi berupa angket validasi model dan materi sampai diperoleh
model pembelajaran e-learning yang valid dan layak untuk digunakan.
Yang bertugas sebagai validator disini adalah satu orang dosen ahli model
pembelajaran merangkap ahli materi (Dr. Ambiyar, M.Pd serta dua orang
guru Mata Pelajaran Nazarudin,M.Kom dan Drs. Defiyandi)
Dengan menggunakan rumus koefisien korelasi poin biserial dapat
diambil rerata validasi model pembelajaran dari tiga orang validator yaitu
86,91%, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran E-
learning termasuk pada kategori “Valid”.
Selanjutnya hasil validasi materi dapat diambil rerata keseluruhan
validasi materi yaitu 88,24%, sehingga dapat disimpulkan materi tersebut
masuk pada kategori “Valid”.
Selanjutnya Hasil Validisi Panduan Belajar Siswa dapat diambil
rerata keseluruhan validasi panduan belajar siswa yaitu 87,62%, sehingga
dapat disimpulkan panduan tersebut masuk pada kategori “Valid”.
2) Tahap praktikalitas
Pada tahap ini dilakukan uji coba, terbatas pada peserta didik kelas
X TBSM sebanyak 27 orang dan 2 orang guru dengan satu kali pengujian.
Uji coba dilakukan untuk melihat praktikalitas model pembelajaran E-
learning yang sudah dirancang dengan cara mengisi angket yang telah
disediakan untuk peserta didik dan guru.
Hasil rerata dari rekapitulasi secara keseluruhan yaitu 86,00%.
Sesuai dengan tabel tingkat pencapaian praktikalitas, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran E-learning yang dikembangkan
adalah “Praktis”.
Uji coba praktikalitas bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepraktisan dari pengembangan model pembelajaran E-learning. Uji coba
praktikalitas dilakukan dengan cara meminta pendapat kepada guru dan
peserta didik melalui lembaran angket praktikalitas. Dari uji praktikalitas
oleh guru dan peserta didik diketahui bahwa model pembelajaran E-
learning berada pada kategori praktis untuk digunakan sebagai model
pembelajaran. Hasil penilaian praktikalitas model pembelajaran E-
learning berdasarkan respon guru diperoleh bahwa pada komponen daya
tarik, proses pengembangan, keberfungsian dan reliabilitas termasuk pada
kategori praktis, seperti yang dikemukankan Husamah (2014: 129) antara
lain: pembelajaran E-learning harus diikuti dengan keterampilan guru.
3) Tahap Efektivitas
Uji efektivitas dilakukan dengan pretest dan posttest. Pretest
dilakukan sebanyak 3 kali, instrumen berupa tes pilihan ganda sebanyak
40 buah. Sebelum tes diberikan terlebih dahulu dilakukan uji coba soal dan
dianalisis, analisis berupa analisis daya pembeda dan indeks kesukaran.
Setelah dilakukan analisi hasil tes uji coba didapatkan 35 buah soal yang
tetap dipakai dan 5 buah soal yang dibuang
Dalam menganalisi efektifitas model pembelajaran dilakukan
dengan uji analisis Time Series Design.
a. Konsistensi Nilai
Untuk efektifitas pembelajaran penelitian di desain
menggunakan Quasi Experimental Design dengan bentuk Time
Series Design, Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4.
Sedangkan besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5+O6+O7+O8)
– (Oi+O2+O3+O4). Perlakuan suadah bisa dilakukan apabila nilai
pretest sudah menunjukkan konsistensi (Sugiyono, 2015:507)
Hasil perbandingan dapat dilihat dengan histogram pada
Gambar 1.1
Gambar 1.1 Histogram nilai hasil belajar pretest dan posttest
Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada tabel 4.8 nilai
rata-rata yang didapat untuk pretest 1 dalam pembulatan adalah 41,
yang ke 2 adalah 43 dan ke 3 adalah 43, untuk posttest 1 adalah 73,
yang ke 2 adalah 77 dan yang ke 3 adalah 80.
b. Uji N-Gain
Hasil dari uji N-Gain yang dilakukan dapat dilihat
dilampiran hasil uji N-Gain.

N-Gain = = 0,6

Hasil uji N-Gain dilihat dari rentang tabelnya termasuk


kategori “Sedang” pengembangan media pembelajaran ini
“Efektif”
Untuk uji N-Gain pada keseluruhan siswa diperoleh seperti
tabel 1.1
Tabel 1.1. Hasil uji N-Gain belajar peserta didik
No Kategori Jumlah Siswa
1 Tinggi 6
2 Sedang 18
3 Rendah 3
Dari data yang disajikan pada tabel 1.1 diperoleh, siswa N-
Gain siswa yang memperoleh kategori sedang dang tinggi
mencapai 24 siswa, jika dihitung persentasenya adalah 88,89%.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan model pembelajaran
berbasis e-learning yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Model pembelajaran berbasis e-learning yang dikembangkan ini
termasuk pada kategori valid, praktis dan efektif.
2. Model pembelajaran berbasis e-learning dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas X Teknik Bisnis dan Sepeda Motor Mata
Pelajaran teknologi Dasar Otomotif SMK Hang Nadim Batam.

DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar,.dan Nizwardi Jalinus. 2016. Media dan Sumber pembelajaran. Jakarta :
Kencana.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Fathurrohman dan Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika
Aditama.
Garrison, D Randy.2012. Blended Learning in Higher Education. London: Jossey-
Bass
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi aksara.

Вам также может понравиться