Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
com
DIKTAT
ANTROPOBIOLOGI
Disusun oleh:
Hartosujono
i
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, diktat ini dapat terselesaikan.
Tujuan utama pembuatan diktat adalah bagi mahasiswa sebagai bahan ajar. Bahan ajar ini untuk
menambah wawasan bahwa bidang ilmu Psikologi tidak dapat berdiri sendiri, namun tetap
berkaitan dengan bidang ilmu lain. Diktat ini mencoba menyesuaikan dengan beberapa
pengetahuan yang baru, khususnya berkaitan dengan gen.
Secara garis besar, diktat ini terbagi dengan beberapa bagian. Bagian bab satu hingga bab
sembilan mengulas tentang manusia secara internal, menyinggung reproduksi sel, jaringan dasar
tubuh, jaringan otot dan tulang, jaringan saraf, organ dan hormon, sistem kekebalan tubuh,
substansi genetika, dan genom. Bab sebelas mengulas lingkungan di mana manusia hidup, yaitu
perkembangan ekologi. Bab dua belas hingga bab empat belas mengarah, bagaimana manusia
beradaptasi dengan lingkungannya.
Pada beberapa kondisi, manusia menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Hal inilah
yang menjadi, dasar penulis untuk mengulas Perkembangan Ekologi. Pada bab-bab berikutnya
antara dua belas hingga empat belas, sejumlah kenyataan bahwa manusia beradaptasi dengan
lingkungannya. Adaptasi manusia dengan lingkungannya tidak selalu berhasil. Tidak jarang proses
adaptasi manusia juga mengalami kegagalan, muncul dengan terjadinya mutasi.
Tentu saja diktat ini masih mengalami banyak kekurangan. Tentu diharapkan kritik dan
saran dari pembaca, agar diktat ini dari waktu ke waktu dapat mengarah pada perbaikan. Perbaikan
yang diharapkan untuk benar-benar memberikan wawasan baru bagi pembacanya.
Yogyakarta, _________________
Hartosujono
ii
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
DAFTAR ISI
iii
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
iv
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER GAMBAR
v
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB I
HUBUNGAN ANTROPOBIOLOGI DENGAN TINGKAH LAKU
A. Latar Belakang
Memahami manusia bukanlah sesuatu yang sederhana. Pendekatan manusia hingga saat ini
berkembang secara luar biasa. Manusia tidak dapat dipandang hanya sebatas dari semata manusia,
namun seperti keturunan, lingkungan, pendidikan hingga cita-citanya; turut mempengaruhi
keberadaan manusia. Lingkungan sangat menentukan bagaimana perilaku manusia ditentukan,
meskipun manusia dapat bebas menentukan perilakunya; namun tidak setiap perilakunya dapat
bebas begitu saja di lingkungan. Seseorang yang tinggal di hutan dapat sebebas-bebasnya memungut
bunga liar, berteriak, atau menyanyi sekeras-kerasnya. Kehidupan yang bebas itu akan dibatasi
dengan penggunaan api, ia tidak boleh sembarangan menghidupkan api di hutan. Efek api itu akan
menjadi luar biasa, kebakaran dan bahkan mengancam hidup manusia itu sendiri.
Perilaku-perilaku manusia akan terbatasi dengan sendirinya. Tidak hanya faktor eksternal
saja yang akan membatasinya, melainkan juga faktor internal. Faktor eksternal, seperti lingkungan,
cuaca, ekosistem alam, bangunan, polusi, kebisingan, kepadatan rumah dan hal-hal yang berada di
sekitarnya, termasuk orang lain dapat membatasi dirinya. Faktor internal adalah faktor seperti
tenaga, kemampuan, harga diri, kepercayaan diri, usia, dan faktor lain yang berasal dari diri orang
itu sendiri.
1
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 2
lain yang berkaitan tentang kehidupan saja tetapi juga termasuk konsep-konsepnya. Konsep itu
diantara yang banyak, hanya disebutkan beberapa saja, diantaranya ilmu alam, geologi, ilmu kimia
dan genetika.
Anthropobiologi memiliki asal dari kata-kata berikut ini, anthropos (manusia), bios (hidup),
dan logos (pengetahuan). Jadi anthropobiologi memiliki arti: ilmu pengetahuan yang mempelajari
kehidupan atau biologi manusia. Dalam urutan ilmu-ilmu pengetahuan, BIOLOGI terletak diantara
ilmu-ilmu yang lain, di mana dalam garis besarnya ilmu-ilmu itu dapat dibagi menjadi :
1. Ilmu pengetahuan yang ABSTRAK dan yang KONGKRIT.
2. Ilmu pengetahuan yang EKSAK dan tidak EKSAK (eksata dan no-eksata).
Atas dasar pembagian yang eksak dan tidak eksak di atas, maka jika dibuat urutan dari ilmu
yang paling eksak, sampai kepada yang kurang eksak, akan kita dapatkan urutan sebagai berikut:
Matematika, Geometrika, Mekanika, Fisika, Kimia, BIOLOGI, Psikologi, Sosiologi, dan Sejarah.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, matematika memiliki sifat ilmu yang eksak dan
abstrak. Artinya kita tidak dapat melihat bagaimana wujudnya. Sedangkan sejarah adalah
sebaliknya, sifat ilmunya tidak eksak tetapi kongkrit. Artinya, setiap orang dapat melihat dan
menghayati semua kejadian atau peristiwa yang mendukung sejarah. Letak Biologi sebagai ilmu
pengetahuan dapat menggunakan metode-metode yang dipakai sebagai ilmu pengetahuan eksak,
tetapi dapat juga meluas sampai kepada hal-hal yang kongkrit; seperti misalnya: sejarah, sosiologi
dan psikologi.
Dalam biologi meliputi juga cabang-cabang ilmu yang lain: sistematika, anatomi, psikologi,
fisiologi, patologi, embriologi, genetika, sosiologi, ekologi, palaentologi, pilogeni, dan geografi.
Berikut ini uraian sekilas berkaitan dengan masing-masing bidang.
a. SISTEMATIKA, ialah suatu usaha menggolongkan makhluk hidup dalam kelompok tertentu
dengan urutan tertentu, sehingga menjadi suatu sistem. Beberapa orang mengira, memahami dan
membentuk sistem ini mungkin dapat dilakukan secara hanya dibayangkan saja. Kenyataannya dasar
pembentukan sistematika ini dilakukan dengan cara pengamatan yang berulang-ulang. Sistematika
memudahkan seseorang untuk memahami sesuatu lebih mudah. Potongan-potongan dari keseluruhan
proses tadi pada tahap selanjutnya harus digabungkan kembali guna memperoleh gambaran yang
utuh.
b. ANATOMI. Anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mahluk dengan menguraikan
atau memotong-motongnya, tujuannya mengetahui susunan dan fungsi bagian tubuh dari mahluk
tersebut. Obyek anatomi adalah mahluk yang telah mati (dipotong-potong). Fokus utama adalah
untuk memahami susunan dan tidak mengaitkan perubahan-perubahannya. Ilmu anatomi bersifat
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 3
statis. Beberapa hal yang berkaitan dengan anatomi dalam pembahasan lebih lanjut adalah Sitologi
dan Histologi. Sitologi ilmu yang mempelajari sel-sel (cytos=sel) di mana sel-sel itu berkumpul
membentuk suatu jaringan (histos). Selanjutnya adalah bidang histologi, yang merupakan
penguraian struktur dari manusia, hewan dan tumbuhan secara terinci serta hubungan antar satu
dengan yang lain dalam melakukan suatu aksi. Tentang sitologi dan histologi akan diterangkan lebih
lanjut.
c. PSIKOLOGI. Psikologi dari kata psyche artinya jiwa. Disebut juga ilmu jiwa. Psikologi
berhubungan dengan biologi, misalnya psikologi faal (physiological psychology) atau psikologi
eksperimen (experymental psychology). Dasar penyelidikannya adalah adanya proses psikologis
yang tergantung dari proses biologis, atau sebaliknya. Lebih lanjut, hal ini akan dibicarakan panjang
lebar dalam kuliah psikologi ataupun psikologi faal.
d. FISIOLOGI. Disebut juga ilmu faal (PHYSIOLOGY). Mempelajari bagaimana cara kerja atau
fungsi dari alat-alat atau organ tubuh. Obyek organ tubuh yang dipelajari pada mahluk hidup.
Karena obyeknya masih hidup, maka akan ada perubahan yang bersifat dinamis. Misalnya: fungsi
panca indera, tulang belakang, fungsi otak, susunan saraf.
e. PATOLOGI. Patologi yaitu mempelajari tentang penyakit, baik penyakit secara fisiologis,
psikologis, ataupun anatomis.
f. EMBRIOLOGI. Embriologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk yang masih ada dalam
kandungan, mulai dari saat terjadinya pembuahan. Pelajaran ini mengisahkan bertemunya sel
telur/ovum dari ibu dengan spermatozoon/sel mani dari si ayah. Setelah menjadi satu hingga sampai
siap dilahirkan. Di sini dipelajari juga tentang terjadinya kelainan-kelainan dalam kandungan;
misalnya: lahir kembar, lahir sungsang, dan sebagainya.
g. GENETIKA. Genetika adalah ilmu yang mempelajari ilmu keturunan, yaitu ilmu yang
mempelajari sifat apa yang diturunkan dan bagaimana sesuatu sifat tersebut diturunkan dari sesuatu
generasi ke generasi berikutnya (kepada anak cucunya).
h. SOSIOLOGI. Sosiologi adalah disebut juga yang menyebut ilmu kemasyarakatan, yaitu ilmu
yang mempelajari atau menyelidiki tentang cara-cara hidup bersama dari sesuatu makhluk. Olh
karena itu kita kenal adanya sosiologi “hewan” atau sosiologi “manusia”. Sosiologi hewan saat ini
masih masuk pada bagian biologi. Sosiologi manusia sudah menjadi bidang ilmu yang berdiri
sendiri.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 4
j. PALAENTOLOGI. Palaentologi adalah ilmu pengetahuan tentang makhluk jaman purba. Kita
hanya dapat mempelajari dari fosil2 saja. Oleh karenanya yang dapat kita pelajari hanya bentuk atau
susunannya saja; sedangkan mengenai bagaimana fisiologi atau psikologisnya tidak dapat kita
ketahui secara pasti, hanya bersifat hipotesis.
k. PHILOGENI. Yang dimaksud dengan phylogeni ialah suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki
tentang perkembangan atau asal-usul sesuatu makhluk (asal-usul manusia/hewan). Apakah
manusia/hewan itu pada waktu dulu sudah berbentuk seperti sekarang ini, ataukah manusia/hewan
itu sejak dulu berbentuk lain, yang kemudian mengalami perubahan-perubahan secara evolusi,
sehingga berbentuk seperti sekarang ini, dan sebagainya. Untuk keperluan ini diperlukan bantuan
dari palaentologi atau penyelidikan terhadap fosil-fosil.
l. GEOGRAFI. Geografi, dalam hal ini kita kenal adanya zoogeografi, yaitu mengenai tersebarnya
hewan (zoo) di dunia. Mengapa terdapat beberapa jenis hewan yang sama atau hampir sama antara
Australia dengan Irian Jaya, sedangkan dengan daerah lainnya tidak ada yang serupa. Juga dikenal
antropogeografi, yaitu bagaimana ada atau tersebarnya manusia atau ras-ras manusia di dunia
sekarang ini. Pengenalan dalam sejarah Indonesia, misalnya: ada teori yang mengatakan bahwa
manusia Indonesia sekarang ini berasal dari daerah daratan Asia (India).
1. Proses alam tidak menyediakan kemampuan pada manusia, agar dapat melaksanakan gerakan
mandiri yang efisien. Manusia sendirilah yang melakukan gerakan mandiri dan berkesadaran.
2. Manusia memiliki kebebasan bergerak, namun memiliki kesatuan.
3. Kesatuan gerak ini dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
koordinasi gerak yang berbeda dan menyertakan bagian-bagian komponen dari tubuh.
4. Bagian-bagian komponen tersebut memiliki arah dan kekuatan yang internal guna memperoleh
energi dan menghindari pembinasaan.
penyusutan pada bagian tubuh untuk mengantisipasi hal tertentu tidak pernah dilakukan. Peneliti
mungkin merasa tidak perlu memaksa si organisme untuk melakukan adaptasi tertentu untuk
mengubah bagian tubuhnya. Bisa juga terjadi, tidak tahu stimulus yang bagaimana agar si
organisme merasa harus bertahan hidup dan melakukan adaptasi.
Ahli tingkah laku yang sering disebut dengan psikologi (Yunani: psyche = jiwa, semangat, +
logos) biasanya melakukan percobaan-percobaan mereka di laboratorium, dengan menggunakan
beberapa spesies saja. Tikus putih adalah subyek yang paling digemari. Para psikologi ini
berkecenderungan untuk lebih memperhatikan segi fisiologi dari tingkah laku. Dalam tiga dasawarsa
terakhir, ahli-ahli biologi dengan pandangan ekologi juga mengarahkan perhatian mereka pada
tingkah laku. Mereka disebut ahli etologi, biasanya bekerja di lapangan dan arahnya adalah
organisme dengan berbagai ragamnya di ekosistem di alam bebas. Perbedaan baik konsep dan
metodenya sering berbeda. Para etologi ini, lebih mengarah pada faktor-faktor keturunan dalam
menjelaskan tingkah laku. Pendapat ahli etologi dengan psikologi, bisa saja berbeda tapi dengan
perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan, diharapkan perbedaan ini bisa dipersatukan.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB II
SEL
Arahan guna meneliti suatu mahluk yang cukup besar, misalnya pada manusia, dapat
secara mudah dikenali bagian-bagiannya. Secara pengamatan atau observasi, orang pada umumnya
dapat dilihat terdapat mata, lengan, kaki, rambut, hidung dan lain-lain. Selanjutnya dengan
perlakuan disseksi (Latin, dis = tercerai, perbagian; secara = memotong) atau diurai. Pemotongan
yang lebih dalam akan didapatkan hati, paru-paru, lambung dan lain-lain. Pemotongan yang
berlanjut akan menimbulkan bagian-bagian tubuh yang makin lama makin kecil. Penelitian
terhadap manusia telah dilakukan pada abad 16. Pemahaman terhadap struktur tubuh manusia
melalui penguraian, saat ini lebih akrab dikenal dengan anatomi manusia.
Di dalam tubuh manusia dewasa terdapat 60 milyar sel, setiap sel tunduk pada jaringannya.
Hanya saja ada sel-sel kelana yang jadi patologis, hinga menjadi penyebab kanker. Sel hidup
terjadi, karena adanya sel-sel lain yang terlebih dahulu ada. Sel yang terlebih dulu ada menurunkan
7
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 8
sel-sel berikutnya. Unsur warisan dan evolusi harus terdapat dalam sel. Syarat untuk berkelanjutan
hidup tetap ada secara terus berkesinambungan. Hal ini disebabkan sekitar setiap detik 50 juta sel
dalam tubuh manusia mati, dan digantikan 50 juta sel yang baru.
B. Susunan Sel
Terdapat beberapa bagian utama yang terkandung dalam sel. Oleh karena itu antara sel
dengan sel yang lainnya terdapat perbedaan dalam ukuran, bentuk dan struktur. Sel biasanya terdiri
atas satu neukleus atau inti sel yang terkandung dalam sitoplasma. Setiap sel disusun oleh selaput
plasma, sitoplasma dan organel-organel. Berikut ini akan diuraikan satu persatu bagian-bagian dari
sel. Selain itu akan dijelaskan pula proses-proses yang terjadi didalamnya.
Zat-zat sisa metabolisme dan sejumlah bahan yang dapat berbahaya bagi sel dikeluarkan
dari selaput plasma. Selaput plasma dapat dilalui beberapa zat bermolekul besar seperti glukosa,
asam amino, asam lemak, gliserol dan beberapa jenis ion lainnya. Beberapa molekul yang
berukuran lebih kecil justru tidak dapat melaluinya. Selaput plasma secara aktif memilih dan
menyaring zat apa saja yang boleh masuk dan yang tidak. Kemampuannya ini disebut diferensial
semi permeabel atau selektif permeabel (sifat mudah dilalui oleh zat kimia yang dikehendaki).
mengisi ruangan di antara dinding sel dengan inti sel atau nukleus. Sitoplasma merupakan sistem
koloid yang amat dinamis, bergerak dan tidak pernah diam. Sitoplasma tersusun atas dasar cair, di
dalamnya ada benda-benda lain dan produk cadangan yang tidak dapat larut. Karena adanya benda
yang tidak larut maka protoplasma setengah cair, misalnya: gelatine (lim dari tulang); seperti
koloid dan kristaloid. Susunan kimia sitoplasma, plasma sel mengandung bahan kimia, an-organis
dan organis, serta bahan hidup yang sering disebut juga organella. Bahan kimia ini ada yang dapat
dan yang tidak dapat larut. Termasuk bahan an-organis ialah:
a. Air: meliputi 60% - 95%. Gunanya untuk pelarut, bahan suspensi, didrolosa ataupun sebagai
absorpsi panas, dan lain-lain.
b. Gas: antara lain oksigen (O2), Karbon-dioksida (CO2), Nitrogen (N2) ataupun gas Amonia
(NH3).
c. Garam-Garam mineral: terdiri atas unsur-unsur/bahan an-organik. C; H; O; N; P; S; Ca; Fe;
Mg; Na; Cl; Cu; Mn; Zn; dan Mo; Ca; Mg; Na; K; P; S; bersama Cl membina ( 3/4 bahan
kimia sel). Yang paling banyak ialah unsur : C; H; O; dan N.
d. Umumnya terdapat dalam sel berbentuk ion-ion kation dan anion.
Beberapa yang termasuk bahan organis, terdiri dari: zat putih telur (protein), zat lemak (lipoid), zat
hidrat arang (karbohidrat), enzym, vitamin, hormon, anti bodi dan asam inti.
Bahan dasar yang disebut dengan sitosol bagian yang dapat larut dari sitoplasma dan
mengisi ruang-ruang antar organel. Salah satu komponen utama penyusun sitoplasma seperti jeli
atau agar-agar yang disebut dengan sitosol. Sitosol merupakan sistem larutan, tersusun atas 75% air
dan 25% protein. Sitosol ini terlarut senyawa organik yang pokok untuk kehidupan. Selain itu,
terlarut pula ion-ion dan gas, molekul-molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, gula
nukleotida, vitamin dan molekul besar. Molekul besar di sini seperti protein dan RNA (asam
ribonukleat) yang membentuk larutan koloid. Larutan koloid ini merupakan gabungan antara ‘gel
(kental)’ dan ‘sol’ (encer). Kristaloid sendiri berupa elektrolit yang berarti dalam larutan dapat
terurai menjadi ion-ion dan dapat menghantarkan listrik. Apakah ada yang tidak dapat
menghantarkan listrik? Ada, yaitu, yang bersifat non-elektrolit, adalah kebalikan elektrolit. Larutan
koloid inilah yang mengakibatkan sitoplasma menjadi dinamis, sebab koloid-koloid di dalam
sitosol tersebut bisa bergerak secara acak. Ada beberapa sifat-sifat yang dimiliki oleh koloid. Tapi
di sini hanya disinggung yang berkaitan dengan fungsi penting koloid. Adanya suatu gerakan acak,
gerakan ini dikenal dengan gerak Brown. Gerak acak ini disebabkan adanya pengaruh muatan
listrik ion-ion atau juga elektroforesis.
Larutan koloid dapat mengalami perubahan dari fase sol ke fase gel dan sebaliknya.
Disebut fase gel apabila kadar koloidanya tinggi, sedangkan disebut fase sol bila koloidanya
rendah. Sitosol mempunyai fungsi sumber bahan kimia yang vital juga berfungsi berlangsungnya
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 10
metabolisme tertentu. Metabolisme ini seperti glikosis atau pemecahan glukosa, sintesis asam
lemak, dan lain-lain. Guna berbagai metabolisme tersebut, dalam sitoplasama ada berbagai
organela yang membentuk suspensi di dalamnya. Gerakan sel hidup khususnya sel muda ini akan
terlihat jelas dengan menggunakan mikroskop. Gerakan dari sitoplasma dan organelnya akan
tampak jelas.
3. Vacuola
Vacuola merupakan rongga yang menyerupai gembungan dalam plasma; isinya macam-
macam bahan cairan. Gembungan ini kecil sekali; dalam tumbuh-tumbuhan sangat berperan,
sedang pada hewan kurang begitu berperan. Cairan yang ada di dalamnya ialah: simpanan
makanan, berupa: asam amino, gula, protein, bahan-bahan mineral, asam-asam organik. Sisa atau
ampas metabolisme berupa: CO2; NH3; dan juga kristal garam-garam yang tak perlu lagi.
Simpanan hasil produksi: madu, minyak, dll. Zat warna: untuk mewarna.
a. Sebagai reseptor atau penerima rangsang dari luar. Rangsangan ini baik dari luar atau dari
dalam sel sendiri. Rangsangan ini dapat berupa hormon atau bahan kimia tertentu.
b. Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
c. Mengatur hidup “bertetangga” dengan sel lainnya.
Susunan dan bahan yang membentuk membran sel tersusun atas lipida dan protein. Atau
dengan kata lain terdiri dari keping-keping lipoprotein. Hingga sering gabungan susunan keduanya
ini disebut selaput lipoprotein. Lipidanya terutama terdiri fosfolipida, glikolipida dan stereol.
Fosfolipida adalah lipid yang mengandung gugusan fosfat. Glikolipida adalah lipida yang
mengandung karbohidrat. Sterol adalah lipida yang mengandung pecahan alkohol, misalnya
kolesterol. Proteinnya terdiri terutama dari glikoprotein, yakni protein yang mengandung
karbohidrat.
Membran sel berfungsi sebagai selaput pelindung sekaligus pengontrol pertukaran zat dari
dan ke dalam sitoplasma. Umumnya, air, oksigen dan zat makanan masuk melewati pigmen.
Plastid hanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sebagai bahan hidup. Ada tiga macam: leukoplast,
chromoplast dan choloroplast.
4. Gelembung Pinositosis
Gelembung ini sebagai pos terdepan, apakah benda-benda dari luar yang besar padat atau
besar cair boleh masuk ke sel. Pinositosis yang mengambil secara terus menerus dan tidak spesifik,
ketika menerima benda-benda dari luar. Sel dengan kata lain dibekali alat penghisap, yang kita
sebut dengan gelembung pinositosis, yang dapat menarik benda-benda dari luar sel. Pada kondisi
yang sama, molekul-molekul besar maupun kecil yang larut dibawa ke dalam sel.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 11
1) Selaput Inti. Selaput inti atau membran inti atau karioteka (karyon = inti; theca = selaput, kulit –
banyak berpori) terdiri dari dua lapis atau selaput ganda. Selaput ini berfungsi sebagai pembungkus
sekaligus sebagai pelindung inti. Selaput luar inti mempunyai hubungan langsung dengan
retikulum endoplasma (RE). Permukaannya banyak tertutup ribosom, yaitu organel yang berperan
dalam sintetis protein.
Sesuai dengan namanya, karioteka mempunyai pori-pori. Adanya lubang-lubang
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 12
menyebabkan terjadinya pertukaran zat antara plasma inti dengan sitoplasma, seperti ARN duta
dan satuan-satuan ribosom, molekul protein ribosom, molekul protein ribosom nukleotida dan
molekul-molekul yang terlibat dalam mengatur kegiatan ARN.
2) Matriks atau Nukleoplasma. Matriks ini merupakan cairan inti berbentuk gel yang kaya akan
substansi kimia seperti ion-ion, protein, enzim dan nukleotida dan benang-benang kromatin.
Benang-benang kromatin yang disebut juga dengan retikulum inti, terdapat suatu unit sifat
keturunan atau gen. Benang-benang kromatin ini merupakan benang halus yang membentuk
jaringan dalam kariolimphe. Tiap-tiap sel mengandung banyak kromatin, sedang dalam satu
kromatin mengandung ratusan bahkan ribuan gen. Benang-benang kromatin ini terutama terdiri dari
untaian ADN yang terikat pada protein dasar yang dikenal dengan histon. Pada saat sel akan
membelah benang-benang kromatin memendek, menebal dan mudah menyerap zat warna sehinga
pada fase itu mudah diamati dengan mikroskop cahaya. Benang-benang kromatin yang memendek,
menebal dan mudah menyerap zat warna disebut kromosom. Setelah benang kromatin memendek
dan menebal maka akan mengganda dan menjadi dua. Kromosom tiap mahluk hidup berbeda-beda,
pada manusia terdapat 46 buah atau 23 pasang. Pada setiap bagian tubuh jumlah dan macam
kromosommnya selalu sama dan serupa adapun Bagian-bagian chromosom ialah: sentromer dan.
Lengan.
Sentromer, merupakan bundaran atau bulatan yang dapat dianggap sebagai kepala
chromosom, juga sebagai tempat menggantungnya serat-serat gelendong. Di sini tidak terdapat
GEN. Letaknya ada yang di ujung atau di tengah-tengah.
Lengan, Terdiri atas selaput, kandung (semacam kantong) dan chromonema. Letak
chromonema ada di sepanjang poros chromosom (berpilin pada poros) di dalam kandung. Jumlah:
ada chromosom berlengan satu dan ada yang berlengan dua. Masalah panjang kromosom ada yang
sama panjang dan ada yang tidak sama. Untuk urusan bentuk: ada yang lurus terentang, dan ada
yang melengkung atau membentuk sudut.
3) Nukleolus. Inti sel ditemukan sebuah (nukleoli) atau lebih anak inti (nukleolus). Letaknya
melekat pada salah satu chromatin. Disebut juga butiran inti atau anak inti. (Inti di dalam inti sel).
Bagian ini mengandung ADN yang bertindak sebagai organisator inti dan banyak mengandung
salinan gen-gen yang memberikan kode ARN ribosom. Fungsi nukleolus yang utama adalah dalam
sintetis ARN, jadi secara tidak langsung juga berperan dalam sintetis protein.
Pada awal dari pembelahan sel (profase) nukleolus akan menghilang dengan terlebih
dahulu membesar kemudian lenyap. Pada fase akhir (telofase) akan dibentuk kembali. Nukleolus
ini berfungsi untuk mengontrol penggandaan kromatin. Pada waktu pembelahan hampir selesai,
dan pada waktu itu kromosom berubah jadi kromatin, maka nucleolus muncul kembali dan melekat
pada salah satu kromatin.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 13
b. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (ER). Reticulum endoplasma: susunannya seperti jaring (reticulum
= jaring; endo = dalam, plasma= cairan). Bahan yang membinanya seperti membran. Sebagian
besar reticulum dilekati oleh ribosom, adalah sistem membran kompleks yang tersusun tidak
beraturan atau simpang siur. Membentuk jaring-jaring kerja (retikulum), yang terdapat dalam
sitoplasma sel eukariotik. Retikulum endoplasma bertindak sebagai saluran-saluran dalam
sitoplasma yang menghubungkan dengan nukleus.
Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua, yakni RE kasar (granular) dan halus
(agranular). Keduanya berperan penting dalam sintesis dan transportasi protein serta transpor
senyawa kimia lainnya. RE kasar ini terdiri tertutup oleh pertikel-partikel lembut yang sebenarnya
adalah ribosom. Ribosom ini adalah organel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis
protein. Protein pada RE kasar diganti tiap 5 hari sekali, namun protein yang lebih besar lebih
sering mengalami pergantian dibandingkan protein yang kecil (berkisar 4-28 hari).
c. Ribosom
Ribosom yang sering disebut dengan palade, merupakan butiran dengan garis tengah 250
A0. Ada yang melekat ke reticulum, ada yang tidak. Fungsinya untuk tempat sintesa protein
organel kecil di dalam sel dengan diameter lebih kurang 20 nm. Ribosom adalah tempat produksi
senyawa protein yang merupakan bagian utama dari semua organisme. Organel ini terdapat bebas
di sitoplasma maupun melekat atau menutup membran RE. Ribosom terdapat pada sel eukariotik
maupun sel prokariotik, terususun atas protein dan ARN ribosom dengan perbandingan sama
banyak.
Fungsi ribosom sebagai tempat sintetis protein dari asam amino. Pelaksanan sintesis ini
adalah ARN. Mula-mula asam amino diikatkan menjadi polipeptida yang selanjutnya beberapa
polipeptida diikatkan menjadi protein.
mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat nukleus. Sentriol ini berperan besar dalam
proses pembelahan sel. Biasanya pada sebagian kecil sitoplasma yang berbentuk padat, terletak
dekat dengan nukleus.
Sebelum inti sel membelah sentriol membelah lebih dahulu dan selanjutnya membentuk
benang-benang gelendong pembelahan. Benang-benang inilah yang nantinya akan mengikat dan
menarik kromatidake arah kutub-kutub yang berlawanan pada fase anafase pembelahan sel.
e. Aparat Golgi.
Organel ini mempunyai sebutan aparat Golgi, daerah atau kompleks Golgi. Alat Golgi ini
ditemukan oleh Camillio Golgi tahun 1898. Penampilan dan lokasinya berbeda pada berbagai jenis
sel. Organel ini berbentuk kantong pipih yang jumlahnya menonjol pada sel-sel kelenjar. Organel
ini merupakan komponen terbesar di dalam sitoplasma dan terpusat pada salah satu sisi nukleus.
Organel ini membentuk kompleks bervariasi dari bentuknya yang tidak jelas hingga struktur seperti
jaring-jaring atau jala.
Lokasi bahan golgi, tidak jauh dari inti sel (nucleus); bahkan ada yang berhubungan. Ada
yang seperti membrana panjang atau seperti butiran (=granulae). Bahan dari alat golgi seperti
rolleulum endoplasma (lipoprotein). Fungsi : untuk membungkus, mengepak dan menggetahkan zat
keluar sel. Jika masih terlihat sebagai tetesan-tetesan yang berderet-deret; sedang jika telah mati
merupakan jala yang mengelilingi inti sel.
Umumnya, protein yang diterima Golgi kompleks dari RE akan diikatkan dengan
karbohidrat rantai pendek membentuk glikoprotein. Hal ini akan muncul pada sintesis protein.
Selanjutnya glikoprotein akan diubah menjadi salah satu produk Golgi Kompleks, yakni musin
yang berbentuk lendir atau mukus dalam larutan. Kegunaan adalah
1) Berperan dalam aliran membran. Ia mengangkut dan mengubah secara kimia materi-materi
protein-protein yang dihasilkan di dalam sel menjadi satuan-satuan yang disalurkan ke luar sel.
2) Terlibat dalam kegiatan pengeluaran sekresi (hasil kegiatan jaringan atau sel). Hasil sintesis
produk sekresi adalah glikoprotein, mukopolisakarida, protein, karbohidrat dan lemak.
3) Terlibat dalam pembentukan lisosom.
4) Menghasilkan lendir atau sekresi yang bersifat lengket.
5) Kadang-kadang untuk tranpor lemak.
6) Membentuk enzim-enzim pencernan yang belum aktif, seperti zimogen dan koenzim.
f. Lisosom
Lisosom hanya pada hewan., bentuk bundar tidak teratur, hampir menyerupai
mitochondrion. Berfungsi merombak berbagai molekul kompleks menjadi sederhana. Banyak
berisi enzym untuk merombak karbohidrat, protein dan asam inti.organel kecil yang terbungkus
oleh selapis membran. Organel ini terdapat pada hampir semua sel eukariotik, terutama pada sel-sel
hewan yang memiliki kegiatan fagositik. Di dalam lisosom mengandung banyak enzim pencerna
hidrolitik seperti proteasa, nukleasa, lipasa dan fosfatasa. Enzim tersebut tersimpan terpisah dari
bagian-bagian sel yang lainnya agar tidak merusak bagian-bagian tersebut. Enzim tersebut aktif
dalam lingkungan asam atau pH rendah. Enzim-enzim liosom ini sebenarnya dibentuk oleh RE
kasar, yang selanjutnya di kirim ke dalam Golgi kompleks.
Fungsi lisosom adalah berkaitan dengan penguraian molekul-molekul yang secara
sederhana adalah sebagai berikut:
1) Mencerna materi yang diambil secara endositosis.
2) Autofagi, yakni penyingkiran struktur-struktur yang tidak dikehendaki dalam sel;
3) Eksositosis, yakni pembebasan enzim di luar sel, misalnya ini terjadi pada penggantian tulang
rawan pada perkembangan tulang keras.
4) Autolisis, yakni penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom dalam sel.
g. Mitokhondria.
Mitokhondria atau Mitochondrion: (jamak : mitochondria). Banyak terdapat pada sel-sel
yang masih aktif bekerja. Fungsi: untuk pembangkit energi atau disebut juga sebagai transfer
energi, merubah energi potensial dalam bahan organis ke bentuk energi kinetis berupa organel
bermembran. Ia terdapat bebas di dalam sitoplasma. Bentuknya seperti sosis yang strukturnya amat
kompleks. Bahan baku mitokondria, makanan yang diserap sel dan sebagian dipecah di dalam
sitoplasma. Organel ini ada pada semua sel eukariotik aerobik dan merupakan tempat
berlangsungnya respirasi aerobik dalam sel. Jumlah mitokhondria pada setiap sel organisme tidak
sama. Makin tinggi kebutuhan sel tersebut akan energi maka makin besar pula jumlah mitokondria
yang dimilikinya. Misalnya setiap sel hati memiliki 1.000 mitokondria.
Setiap mitokondria terlindung oleh membran ganda (terdiri dari dua lapis). Membran yang
sebelah dalam berlekuk-lekuk disebut krista, berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga
proses penyerapan oksigen menjadi lebih efektif. Ruangan yang terletak di antara lipatan membran
tersebut dikenal dengan matriks yang kaya akan enzim-enzim pernapasan.
Strukturnya berupa tongkat-tongkat kecil yang erat berhubungan dengan proses pernafasan
badan sel (katabolik). Enzim-enzim pernapasan atau sitokrom dan senyawa lain seperti ADN, ARN
dan protein. Enzim sitokron berperan penting dalam mengontrol daur krebs. Mitkhondria ini
penting sekali dalam metabolisme energi sebagai sumber utama adenosin fosfat (ATP). Pada
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 16
tempat inilah banyak reaksi metabolisme. Mitokhondria adalah sumber energi terbesar di dalam sel.
BAB III
REPRODUKSI SEL
Sel tidak mengalami pertumbuhan dengan jalan semakin besar. Ada masa tertentu di mana
sel-sel ini akan mengalami pembelahan dirinya sehingga menjadi dua sel. Jaringan yang aktivitas sel-
selnya selalu membelah, sehingga pada bagian ini memungkinkan bertambah panjang sel disebabkan
terjadi perbanyakan sel dengan cara reproduksi sel.
Reproduksi sel ada dua macam yaitu amitosis dan mitosis. Kedua cara reproduksi tersebut
dapat dikatakan secara tidak langsung. Hal ini disebabkan reproduksi ini melalui tahapan atau fase.
Tahap demi tahap perubahan dari kromosom hingga berdasarkan kedudukan dari kromosom ini
dapat tercermin fase-fase pembelahannya. Organisme melakukan reproduksi sel, dapat membelah
diri dari satu menjadi dua, dari dua kemudian berlipat dua menjadi empat, empat berlipat dua lagi
dan menjadi delapan. Proses ini yang disebut dengan amitosis.
Proses mitosis memperbanyak diri dengan tidak langusng melalui beberapa tahapan.
Tahapan atau fase-fase tersebut meliputi: profase, metafase, anafase, telofase serta adanya fase
persiapan pembelahan yang disebut interfase.
17
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 18
kromosom. Pada tahap pertama mitosis, kromosom-kromosom akan berkumpul dalam inti sel.
1. Profase
Pada fase ini, sel induk yang akan membelah menunjukkan gejala terbentuknya dua sentriol
dari sentrosom, yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak ke arah kutub yang berlaawanan.
Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang
gelendong pembelahan (benang spindel) yang menghubungkan sentriol satu dengan sentriol lain.
Membran inti masih tampak pada profase awal kemudian
segera pecah-pecah. Lalu butiran kromatin memanjang menjadi benang
kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom,
dengan bagian yang menggenting disebut sentromer. Sentromer adalah
bagian kromosom yang tidak bisa menyerap zat warna. Masing-masing
sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Kemudian kromosom menduplikasi menjadi dua bagian yang masing-masing disebut
kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus) mengecil ukurannya dan tidak tampak atau
menghilang. Dengan demikian, kromatid terjerat pada benang spindel. Sementara itu benang spindel
tampak meluas ke luar ke segala arah, disebut sebagai aster.
Akhir profase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang
spindel di kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.
2. Metafase
Periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. Jumlah benang bertambah saat kromosom
bereplikasi dengan membelah dirinya menjadi dua yang memanjang.
Membran inti sudah menghilang, kromosom berada di bidang ekuator,
dengan stromernya seolah kromosom berpegang pada benang gelendong
pembelahan. Dinding inti sel mulai pecah dan memungkinkan
kromosom keluar sel yang tepat di depannya. Pada fase ini kromosom
tampak paling jelas.
3. Anafase
Selama anafase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-
kutub yang berlawanan. Sejumlah kromosom yang berpasangan dan
terikat pada suatu poros. Semua siap menelusuri benang-benangnya.
Inti sel menghilang dan sentriol terbelah menjadi berpasangan.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 19
Kinetekor masih melekat pada benang spindle berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan lengan
kromosom mengikuti di belakang.
4. Telofase
Kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub. Perpindahan kromosom sedang
berlangsung. Kedua pasangan bergerak sepanjang benang poros, menuju
ujung-ujung sel. Benang gelendong menghilang, kromatid menjadi kusut
dan butiran-butiran kromatin muncul kembali. Selaput inti terbentuk
kembali dan nukleolus terlihat lagi. Pada bagian bidang ekuator terjadi
lekukan yang makin lama makin ke dalam hingga sel induk terbagi
menjadi dua yang masing-masing mempunyai sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan
induknya.
5. Interfase
Interfase disebut pula fase istirahat namun sebutan ini kurang tepat karena justru pada saat
ini sel mempersiapkan diri untuk pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi. Pada
fase ini kromosom tidak tampak.
Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak
yang masing-masing sel anakan memiliki jumlah dan sifat kromosom
yang sama dengan sel induknya. Pada pembelahan ini terjadi pembagian
inti (kariokinesis) dan pembagian plasma/sitoplasma (sitokenesis).
Pada mahluk bersel banyak, mitosis merupakan mekanisme
memperbanyak sel, atau pertumbuhan, sedangkan pada organisme satu sel mitosis merupakan cara
reproduksinya. Mitosis terjadi pada sel-sel tubuh, dan berlangsung mulai dari terbentuknya zigot
yang bersifat diploid. Sel-sel tertentu seperti otot dan saraf tidak lagi membelah pada batas-batas
tertentu. Sel-sel yang telah mengalami differensiasi tidak lagi membelah secara mitosis.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 20
3. Usia Sel
Kehidupan sel memiliki keterbatasan. Pembelahan sel secara berlanjut selalu dilakukan, agar
permintaan sel pada jaringan selalu tercukupi. Namun demikian pembentukan sel yang selalu baru
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 21
dan segar tidak selamanya terpenuhi. Organisme dapat terpenuhi oleh sel yang baru dan segar bila ia
sendiri dalam kondisi yang sehat dan muda. Suatu sel dapat terhambat perkembangannya bila
organisme itu sendiri sudah menua. Penuaan menjadi salah satu faktor, suatu sel tidak memadai lagi
jumlahnya atau justru tidak menjadi sempurna.
Sel dapat tidak terganggu pertumbuhannya bila proses perbanyakannya juga tidak
terganggu. Kenyataannya usia sel bermacam-macam. Misalnya, sel pada lapisan epitel usus,
berumur satu setengah hari. Setelah itu, sel epitel tersebut akan lepas dan mati. Sel yang termasuk
berumur panjang adalah sel darah putih yang berumur 13 hari, untuk sel darah merah umurnya lebih
panjang yaitu hingga 120 hari. Sel hati akan membelah diri bila bagian dari organ tersebut ada yang
diambil. Beberapa jaringan manusia memiliki kemampuan meregenerasi hingga pada taraf tertentu.
Jaringan-jaringan tersebut seperti tulang rawan, tulang, jaringan pengikat, hati, kulit, dan beberapa
serabut saraf. Daya degenerasi yang minim adalah jaringan otot, sedangkan sistem saraf pusat serta
otot jantung sama sekali tidak memiliki daya degnerasi. Untuk saraf perifer, beregenerasi pada
tahapan yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Serabut sel saraf terputus, bagian pos saraf
terdekat tetap akan hidup. Hanya saja bagian yang lebih jauh akan mati sekitar tiga hingga empat
hari kemudian. Selanjutnya saraf yang mati itu akan bergenerasi sekitar seminggu kemudian.
Selubung akan terbentuk pada sekitar serabut dan menjembatani celah luka, lalu membentuk jalur
hingga ujung serabut. Sepanjang jalur serabut saraf itulah yang akan bertumbuh.
Sel yang membelah, bertumbuh dan memperbaiki diri dapat mengalami penurunan, akibat
penuaan organisme. Bila ini dikaitkan pada kehidupan sehari-hari, alasan inilah mengapa luka-luka
yang terjadi pada orang tua lebih lambat sembuhnya daripada orang yang muda. Tidak jarang pada
sel yang mengalami hambatan bergenerasi disebabkan kondisi sel yang mengecil, kompleks golgi jadi
terpotong-potong, mitokondria memanjang atau malah pecah; hal-hal tersebut menjadi penyebab
gangguan pada sel.
DNA/replikasi DNA. DNA adalah deoksiribonukleat, adanya suatu asam yang terdapat dalam
kromosom. Selanjutnya ditemukan asam nukleat kedua, yang disebut dengan RNA atau asam
ribonukleat. DNA berfungsi rancangan genetik penerus keturunan. DNA inilah sebagai bahan
mentah dari hereditas. Dengan menggunakan metode biokimia dan radioautografik, terjadilah
duplikasi DNA dapat dianalisa melalui penggunaan prekursor DNA yang bertanda radioaktif.
Terjadinya replikasi DNA berlangsung pada interfase saat mitosis, sedang fase pembelahan dari
mitosis dengan interfase pada mitosis tidak tampak pada pengamatan mikroskopis. Pergantian fase
pembelahan sel secara mitosis dengan interfase dalam sel atau jaringan disebut siklus sel. Siklus sel
terdiri dari interfase dan fase-fase mitosis yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Interfase
terdiri dari tiga tahap atau fase yaitu: G1 (gap), prasintensa, S (Sintesa DNA), dan G2 (setelah DNA
berduplikasi).
Pada fase G1 terjadi sintesa RNA setelah mitosis, karena itulah interfase sebenarnya
bukanlah masa atau fase istirahat. Pada G1 juga terjadi sintesa protein serta pengembalian volume
sel karena pada akhir mitosis volume sel telah berkurang separuh. Pada sel yang kurang atau tidak
aktif membelah perkembangannya berada pada fase G0 (nol).
BAB IV
JARINGAN DASAR TUBUH
Ilmu tentang jaringan disebut: histologi. Dalam tubuh terdapat empat jaringan yang dikenal
sebagai jaringan dasar. Jaringan adalah sekumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk, susunan dan
fungsi yang sama. Menurut macamnya, jaringan dibedakan menjadi: jaringan epitel, jaringan
penyokong, jaringan otot dan jaringan syaraf.
A. Jaringan Epitel
Jenis jaringan epitel merupakan sel yang menutupi permukaan tubuh, antara lain pembuluh
darah, dan sel saluran napas. Jaringan epitel merupakan kumpulan sel-sel yang serupa bentuk, besar,
dan memiliki tugas yang sama. Susunan jaringan sel dapat selapis atau dua lapis. Jaringan epitel
dibagi atas dua golongan utama, masing-masing juga terdiri atas berbagai varietas. Semua epitel
terletak di atas bahan homogen yang disebut membran alas (dasar) dan yang juga mempersatukan
sel-sel itu.
Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Perubahan sel
menjadi jaringan melalui proses spesialisasi. Proses spesialisasi membentuk suatu proses perubahan
bentuk dan fungsi sel. Jaringan penyusun tubuh ada empat (4) macam, yaitu:
1. Jaringan epitel; merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan membatasi rongga
tubuh.
2. Jaringan ikat; merupakan jaringan yang mengikat dan menyokong bagian-bagian tubuh.
3. Jaringan otot, merupakan jaringan yang menggerakkan bagian-bagian tubuh.
4. Jaringan saraf; merupakan jaringan yang menanggapi rangsang dan meneruskan impuls
(rangsang) dari bagian tubuh yang satu ke bagian tubuh yang lain.
Sifat-sifat epitel secara umum terdapat pada jaringan epitel, sel-selnya berbentuk cukup
teratur dan tidak terlalu aktif melakukan proses protoplasma. Kedua, antar sel terdapat kerangka
strukturalnya (matriks). Ketiga, pada jaringan epitel tidak terdapat persediaan dari pembuluh darah.
Keempat, jaringan epitel memiliki ikatan pada jaringan yang berkaitan pada bagian bawahnya yang
berupa selaput tipis atau membran dasar. Kelima, pada pergantian sel-sel membran epitel sangat
bervariasi dari beberapa hari hingga minggu. Lamanya waktu sangat berkaitan dengan organ bagian
tubuh yang diganti. Misalnya, untuk mukosa usus pergantiannya makan waktu hingga beberapa
hari, sedangkan untuk selaput saluran pernafasan hingga beberapa minggu.
23
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 24
Pengikat-pengikat sel, dasar sel, dan permukaan bebas dari sel membentuk lembaran epitel.
Lembaran ini dapat berperan khusus untuk mengontrol gerakan cairan, penyerapan, sekresi, dan
melindungi berbagai jenis fungsi yang bersifat sebagai pelindung.
Sifat khusus dari sel epitel adalah sebagai pengikat sel. Membran plasma dari banyak epitel
relatif tidak tembus untuk cairan. Cairan itu berjalan di antara sel-sel, cairan itu tidak memasuki
membran sebab terdapat sifat khusus yang mengikat antar membran tersebut jadi satu. Suatu daerah
meski ada ketentuan-ketentuan antar sel itu sendiri dalam jaringannya, masih terdapat daerah yang
ditoleransi. Ada sambungan pengikat erat yang mana membrannya masih dapat berbaur, dan ada
lagi daerah yang membran selnya saling berdekatan hanya tidak berbaur. Berikut jaringan epitel
akan dibahas berdasarkan bentuk, penyusun, jaringan, dan fungsinya
Epitelium berlapis terdiri dari beberapa lapis sel. Biasanya fungsi epitel berlapis sebagai
pelindung. Hal ini disebabkan semua epitel berlapis tentu saja memiliki kekuatan yang lebih ketika
menghadapi tekanan. Alasan yang jelas, lapisan yang lebih dari satu tentu akan lebih kuat
dibandingkan lapisan yang hanya satu. Pada membran epitelium berlapsi terdapat lapisan kubus
atau sel batang yang telah mengalami modifikasi yang selanjutnya disebut dengan sel basal. Adapula
epitelium yang berlapis yang hanya terdiri atas sel-sel epitelium batang yang saling berdekatan satu
sama lain. Karena tidak semua selnya mencapai permukaan seolah-olah saja menyerupai epitelium
berlapis. Inilah, yang sering disebut dengan epitelium berlapis semu.
Telah diterangkan di atas epitelium sederhana hanya tersusun dari selapis sel saja.
Termasuk kategori ini adalah sel epitelium pipih sederhana, sel epitelium kubus dan sel epitelium
silindris. Sedangkan yang termasuk epitelium bertingkat atau memiliki lapisan lebih dari satu, ada
empat jenis. Inilah nama-nama epitelium bertingkat atau berlapis, epitelium berlapis, batang
berlapis, dan transisional
1) Epitelium pipih berlapis. Epitelium pipih berlapis antara lain terdapat di selaput lendir di rongga
mulut, esofagus dan permukaan kulit. Jenis epitelium ini dapat bersifat basah (tidak berkeratin)
atau kering (berkeratin). Fungsi epitelium ini sebagai pelindung karena tebal dan keratinisasinya
tinggi.
2) Epitelium kubus berlapis. Epitelium kubus berlapis jarang terdapat di dalam tubuh. Contoh yang
umum adalah epitelium dalam saluran kelenjar keringat. Ada beberapa ahli biologi yang
memasukkan lapisan-lapisan sel tertentu pada testis dan ovarium ke dalam epitelium kubus
berlapis.
3) Epitelium batang berlapis. Epitelium batang berlapis terdiri atas lapisan sel-sel kecil berbentuk
batang yang bersambungan. Epitelium ini terdapat pada beberapa permukaan organ lembap
yang membutuhkan lebih banyak perlindugnan, misalnya dalam saluran trakea manusia.
4) Epitelium transisional. Disebut sebagai epitelium transisional karena lapisan sel-sel
permukaannya tidak termasuk golongan epitelium pipih, kubus, maupun batang. Ciri-ciri sel
epitelium transisional adalah mempunyai sel-sel basal yang menyerupai epitelium batang dan di
atasnya terdapat sel-sel poligonal. Di atas sel-sel poligonal tedapat sel berbentuk buah pir.
Lapisan terluar epitelium transisional adalah sel-sel besar yang agak datar yang disebut sel
kubah. Sel kubah memiliki 2-3 anak nukleus. Epitelium transisional terdapat di saluran urin.
Lapisan permukaan epitelium ini dapat berubah bentuk jika dinding selnya merenggang karena
tekanan urin.
Selain epitelium selapis dan berlapis, kadangkala jaringan epitelium membentuk sel sekresi
sehingga disebut epitelium kelenjar, misalnya kelenjar sekresi pada dinding rektum. Epitelium
kelenjar ini dapat mensekresikan lendir (mukus). Sel-sel yang mensekresikan mukus memiliki
permukaan yang lebar dengan bagian dasar yang mengerut seperti gelas anggur; bentuk seperti ini
disebut sel goblet. Tiap lapisan epitelium yang lembap mengandung sel goblet, misalnya pada
lapisan rongga usus dan alat pernapasan. Pembentukan kelenjar dari epitelium adalah melalui
penggulungan ke dalam (invaginasi) dan pelekukan yang membentuk suatu kelenjar.
1. Epitelium pipih, fungsinya sebagai pelindung sekaligus penutup jaringan yang ada di
bawahnya. Contohnya epitelium pipih berlapis di permukaan kulit.
2. Epitelium kelenjar, sebagai kelenjar. Jaringan epitelium ini menghasilkan getah yang akan
dimanfaatkan oleh bagian tubuh yang lain. Epitelium kelenjar ini dibedakan menjadi dua, yaitu
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Contoh kelenjar endokrin, adalah kelenjar tiroid, contoh
kelenjar eksokrin adalah kelenjar keringat. Ada dua jenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan
eksokrin. Perbedaan antara kedua kelenjar ini adalah:
a. Kelenjar eksokrin. Kelenjar ini memiliki saluran guna pengeluaran getah yang
disalurkannya. Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitelium tanpa
melalui pembuluh, sehingga disebut kelenjar eksokrin. Misalnya, kelenjar air liur dalam
rongga mulut dan kelenjar keringat.
b. Kelenjar endokrin. Sel epitelium yang menghubungkan antara kelenjar dan permukaan
epitelium menghilang. Kelenjar ini berkaitan dengan kapiler darah sehingga hasil sekresi
kelenjar ini masuk ke pembuluh darah. Getah endokrin disalurkan bersama aliran darah.
Kelenjar endokrin mensekresikan hormon. Contohnya, kelenjar tiroid. Bentuk epitelium
kelenjar dapat menyerupai kantong kecil atau pipa, tetapi dapat pula bervariasi pada
percabangannya. Percabangannya berfungsi memperluas daerah permukaan sekresi.
3. Epitelium batang dan kubus, fungsinya sebagai gerbang lalu lintas zat. Epitelium ini biasanya
melapisi suatu saluran. Contohnya: epitelium batang pada saluran usus buntu untuk menyerap
sari makanan: epitelium di nefron untuknya lewatnya urin primer.
Pembentukan jaringan epitel merupakan bentuk pembatas antara berbagai satu organ dengan organ
yang lain. Jaringan epitel merupakan dari dua sisi merupakan penghubung antara sisi dalam dengan
sisi luar. Sistem epitel sebagai pembatas yang menjadi antar organ, juga melindungi keseluruhan
kesatuan organ tersebut mengarah menjadi satu sistem. Pada sistem inilah yang kemudian disebut
dengan tubuh.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 27
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB V
JARINGAN OTOT DAN TULANG
A. Jaringan Otot
Otot adalah jaringan yang menonjol secara khusus di dalam tubuh. Tidak jarang, individu
tidak menyadari betapa kuat dirinya. Seorang anak yang terjebak di dalam kamar, sedangkan
rumahnya terbakar oleh api yang hebat. Sang ibu lari menyelamatkan anaknya dengan mendobrak
pintu, kembali keluar sambil menggendong si anak dan melompati tembok setinggi satu setengah
meter. Kondisi yang darurat itu, si ibu mampu menjadi manusia bertenaga di luar batas normal.
Tenaga yang sebagai energi manusia dapat disimpan dan dipergunakan sewaktu-waktu. Tenaga yang
bisa dikeluarkan sewaktu-waktu dan disimpan, semuanya itu terkandung dalam otot. Struktur otot
mengalami fleksibilitas dalam harian, karena perilaku rutin manusia. Otot bisa bertindak secara
kontras dengan mengerut dan menjadi bahan yang keras, karena harus mengerahkan tenaganya.
Aksi otot berawal dari rentetan pulsa elektris, melintas di pelbagai serabut saraf menuju ke
otak, bersambung ke saraf dan otot yang diarahkan pada serabut otot, timbullah aksi. Suatu berita
yang beraksi dari serabut otot ke unsur pengerut terdalam yang disebut dengan fibril.
Penyampaian berita ini hanya membutuhkan seperkian ribu detik, yang
membutuhkan suatu pengerutan. Pengerutan dan kembali normal membutuhkan
kurang lebih sepersepuluh detik. Semua kegiatan otot berlangsung di banyak
tempat dan berlangsung secara serentak. Lecutan tindakan ini bermuatan 0,09
volt, sebagai suatu tegangan dasar. Dalam kondisi terlucutkan ini, serabut otot
siap mengerut. Lecutan-lecutan otot terjadi kerja sama dengan otak. Percobaan
menunjukkan bahwa seseorang yang membayangkan dirinya mengangkat meja
atau menaiki tangga, akan timbul pada ketegangan otot. Secara nyata individu
tidak benar-benar mengangkat meja atau menaiki tangga, namun otot
mengalami seolah benar-benar melakukan pekerjaan tersebut.
Otot yang terdiri dengan kisaran 78 persen air, 20 persen protein, karbohidrat satu persen,
lemak, dan garam. Otot memiliki dasar kimia yang tidak jauh berbeda dari jaringan tubuh yang lain.
Otot dapat diartikan jaringan sel yang membuat organisme serta bagian-bagian tubuhnya mampu
bergerak. Sel-sel otot tidak dapat membelah diri dan tidak dapat memperbanyak diri sebagaimana
jaringan lainnya. Jaringan otot pada manusia dapat diambilkan dari sel otot baru untuk mengganti
sel yang rusak.
1. Struktur Otot
27
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 28
Sel otot sering disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin
dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot dapat memendek dan
memanjang. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti yang tampak jelas batasnya;
dan miofibril.
Miofibril adalah bagian dari sarkolema, berpararel dan memanjang. Miofibril tersusun atas
protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan jantung.
Batas antar sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang
mengelilingi otot. Otot merupakan alat untuk melakukan gerakan aktif, ia dapat melakukan suatu
aksi yang disebut dengan berkontraksi. Bila sedang berkontraksi maka otot akan memendek,
sebaliknya memanjang bila mengalami relaksasi atau beristirahat.
2. Jenis-jenis Otot
Dalam tubuh kita ada tiga jenis otot, yaitu otot polos/viseral, otot lurik atau rangka dan otot
jantung. Berikut ini akan diterangkan masing-masing dari fungsinya.
a. Otot polos atau otot otonom. Otot polos terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong yang
panjangnya antara 30-200 milimikron. Inti sel jumlahnya satu dan terletak di bagian tengah.
Kontraksinya tidak di bawah pengaruh kesadaran atau kemauan, disebut
otot involunter. Otot ini dapat bekerja di luar kemauan individu. Selnya
dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Aktifitas otot polos tidak
menimbulkan kelelahan meskipun dalam jangka waktu yang lama. Untuk
berkontraksi, otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat
pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan, kantung kemih, organ reproduksi,
pembuluh darah, dan saluran pernafasan.
b. Otot seran lintang atau otot rangka atau otot motoritas. Otot lurik ini melekat pada rangka dan
dapat bergerak secara aktif, sehingga dapat memelihara posisi tubuh. Otot ini terdiri sel-sel
silinder yang sangat panjang, tidak bercabang dan ber-inti banyak.
Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm. Inti sel banyak, dan terletak di
bagian tepi sel. Miofibril-miofibril sejajar dengan serabut ototnya
membentuk daerah terang (isotrop) dan gelap (anisotrop) sehingga
tampak berupa garis-garis melintang. Kontraksi otot lurik di bawah kesadaran sehingga disebut
otot volunter, selnya dipersarafi oleh sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat dan kuat
serta dapat menimbulkan kelelahan. Kelelahan yang terjadi menyebabkan otot ini dapat
melakukan jangka waktu istirahat yang sering. Otot lurik melekat di bagian rangka. Otot rangka
ini meski dalam kondisi istirahat tidak kendur sama sekali, tapi ada ketegangan sedikit yang
disebut dengan tonus. Fungsi dari gerak tonus otot, adalah pertama, memelihara sikap dan posisi
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 29
tubuh. Kedua, otot dinding perut berguna untuk penahan rongga perut. Ketiga, untuk otot
dinding pembuluh darah berguna untuk menahan tekanan darah.
c. Otot jantung. Secara struktural otot ini menyerupai otot lurik, perbedaannya terletak pada
percabangan dan intinya. Sel-selnya membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih
membentuk syncytium. Inti selnya satu atau dua buah dan terletak di
bagian pusat. Kontraksinya tidak di bawah pengaruh kesadaran (otot
involunter) dan tidak menimbulkan kelelahan. Selnya dipersarafi oleh
sistem saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung.
B. Tulang
Sistem skelet adalah kumpulan tulang yang terdiri dari 200 tulang. Kumpulan tulang ini
membentuk rangka tubuh yang kuat dan bisa digerakkan. Tulang memiliki beberapa fungsi, pertama,
tulang melindungi dan mendukung jaringan lunak dan organ yang penting lainnya. Kedua, tulang
berperan dalam gerakan tubuh dan menjadi tempat menempel otot dan menjadi poros pada sendi.
Keempat, tulang memproduksi sel-sel darah di dalam sum-sum tulang merah dan menjadi tempat
terbanyak untuk garam mineral, yaitu fosfor dan kalsium.
Suplai fosfor dan kalsium dalam jumlah besar dalam kebutuhan bagi ibu hamil dan
menyusui, pertumbuhan anak, dan penyembuhan tulang setelah trauma atau penyakit. Kalsium
terkandung dalam susu, telur, dan sayuran hijau. Jenis fosfor banyak terdapat pada
makanan daging, ikan, dan kuning telur. Pertumbuhan dan perkembangan tulang
juga dipengaruhi oleh istirahat dan gerakan badan. Latihan fisik dapat
meningkatkan suplai darah ke otot dan tulang. Darah yang beredar ke seluruh tubuh
membawa zat-zat pembangun. Darah yang beredar ke seluruh tubuh, dapat
diperlancar bila tubuh sering melakukan latihan fisik. Latihan fisik dapat
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 30
meningkatkan pertumbuhan, sehingga melakukan olah raga adalah suatu hal yang penting.
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsang baik dari dalam maupun dari luar. Gerak
dapat berupa gerakan sebagian anggota tubuh maupun seluruh tubuh, misalnya pindah tempat.
Gerak disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Gerakan merupakan kerjasama
antara tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedang
otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang.
Ada dua macam tulang berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisiknya, yaitu
tulang rawan (kartilago) dan tulang (osteon).
c. Tulang rawan hialin, merupakan bentuk tulang rawan yang terbanyak bila dibandingkan dengan
bentuk lainnya. Matriksnya memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus
dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat pada saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk.
Tulang rawan hialin ini bening seperti kaca.
Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago
dihasilkan dari sel-sel mesenkima. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan
terisi osteoblas. Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk sel-sel tulang. Sel-
sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam ke luar, atau proses pembentukan konsentris. Setiap
satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang
disebut dengan sistem Havers. Di sekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan
menjadi matriks tulang. Dengan berlalunya waktu, dalam senyawa protein ini terdapat pula senyawa
kapur dan fosforus sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses penulangannya osifikasi.
Berdasarkan matriksnya, jaringan tulang akan terbentuk sebagai berikut:
i. Tulang kompak merupakan tulang dengan matriks yang padat dan rapat, misalnya pada tulang
pipa.
ii. Tulang spons, merupakan tulang yang matriksnya berongga, misalnya tulang pipih dan pendek.
e. Kuman dapat menyerang pada sendi. Pada infeksi gonorea dan sifilis dapat menyebabkan
persendian menjadi kaku.
f. Sekresi pada hormon juga dapat mempengaruhi tulang panjang yang pada anak disebut dengan
gigantisme dan pada orang dewasa disebut dengan akromegali. Pada akromegali, tulang tidak
dapat memanjang.
Berbagai kondisi tulang di atas sudah dapat diperbaiki lagi bagi dunia kedokteran. Hanya saja untuk
mengarah penyembuhan yang telah mengalami perbaikan, tidak diimbangi oleh usaha pencegahan
yang baik dari individu yang bersangkutan. Individu tidak merasa perlu merawat kondisi tulangnya,
karena merasa sudah biasanya dapat digunakan sehari-hari tanpa ada keluhan. Keluhan baru terjadi,
ketika terjadi proses penuaan atau kecelakaan terjadi. Proses untuk sembuh menjadi membutuhkan
waktu yang lama.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB VI
JARINGAN SARAF
34
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 35
25.000 sel saraf yang siap beraksi. Tindakan apakah perlu melakukan aksi atau tidak, seolah seperti
pemungutan suara antar 25.000 sel saraf tersebut. Bila lebih banyak neurohumor yang menyatakan
‘ya’, maka aksi akan diwujudkan. Sebaliknya bila neurohumor yang lebih banyak timbul adalah
‘tidak’, maka sel akan tetap tenang. Otak dan seluruh sistem saraf adalah suatu kondisi yang penuh
dengan kesibukan, pengambilan keputusan, dengan batasan waktu yang ada. Hal yang
mengagumkan adalah adanya kerapian dalam melaksanakan pekerjaan. Otak dan organisasinya
sebagai sebab dan akibat evolusi otak yang luar biasa.
Selubung sel saraf yang mengelilingi akson terdiri dari substansi lemak sehingga berwarna
putih. Karena selubung ini tidak berinti sering disebut dengan selubung mielin. Selubung atau sarung
mielin tersusun dalam dari rangkaian yang disebut sel Schwann. Akson juga dapat bercabang-
cabang di dekat ujungnya (terminal akson). Titik temu antara terminal akson neuron yang satu dan
neuron yang lain disebut sinapsis. Sinapsis berfungsi untuk meneruskan rangsangan ke sel saraf lain.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 36
Sinapsis atau sambungan ini mengeluarkan bahan kimia yang disebut dengan neurotransmiter, yang
berguna untuk meneruskan rangsangan.
Pada neuron terdapat selubung lemak, yaitu selubung mielin, yang mengelilingi akson.
Selubung mielin terdiri atas membran sel yang meluas dari sel Schwann. Akan tetapi, tidak semua
akson dilindungi oleh selubung mielin, misalnya pada tempat pertemuan antara satu selubung dari
satu sel Schwann dan selubung berikutnya. Daerah tersebut dinamakan nodus Ranvier. Nodus
ranvier berperan penting pada perbanyakan impuls saraf, fungsi utamanya mempercepat jalannya
impuls. Dengan kata lain rangsangan yang diterima dikirim ke salah satu saraf yang kemudian
melompat dengan cepat dari satu nodus ke nodus berikutnya.
B. Penggolongan Neuron
Penggolongan neuron adalah berdasarkan pada cara neuron memindahkan rangsangan dan
posisi yang ditempati neuron. Berdasarkan kedua hal tadi, ada tiga jenis neuron yaitu, neuron aferen,
neuron intermedier dan neuron aferen. Berikut ini uraian dari masing-masing neuron.
1. Neuron aferen (Neuron sensori), neuron aferen
menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsang
(reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Badan sel neuron aferen terdapat bergerombol
disebut ganglia yang berlanjut ke tali spinal. Akson neuron
aferen membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
2. Neuron intermedier (interneuron). Neuron intermedier
membentuk mata rantai dan terdapat di dalam sistem saraf
pusat. Neuron ini dirangsang oleh impuls dari neuron sensori
atau dari neuron intermedier lain. Neuron intermedier
terdapat di hampir seluruh lintasan koordinasi saraf. Dapat
dibayangkan, betapa besarnya jumlah neuron intermedier
(paling sedikit beberapa milyar) pada sistem saraf pusat.
Impuls akan dirantingkan atau disalurkan atau diestafetkan ke
neuron motor atau neuron intermedier lain.
3. Neuron Eferen (neuron motor). Neuron eferen berfungsi mengirimkan impuls sistem saraf pusat
ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Pada umumnya, neuron eferen
menerima impuls dari neuron intermedier. Akan tetapi, ada kalanya, impuls ditransmisikan
secara langsung dari neuron aferen ke neuron eferen.
Ada dua cara penghantaran rangsangan. Penghantaran pertama adalah penghantaran lewat
sel saraf dan yang kedua penghanataran lewat sinapsis. Berikut ini akan diuraikan satu-satu cara
penghantaran tersebut.
1. Prinsip Penghantaran Lewat Sel saraf
Bila tidak ada rangsangan, maka dapat dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat.
Muatan listrik di luar membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron
adalah negatif. Keadaan seperti ini disebut juga dengan polarisasi. Sebaliknya, bila neuron
dirangsang dengan kuat maka permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi membran
akan berubah.
Polarisasi akan mengalami pembalikan di lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan
polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang
akson. Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama
masa pemulihannya ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut, waktu ini disebut periode
refraktori.
asetilkolin, maka dapat dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini
kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
1. Otak
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak dan melewati lubang yang
terdapat pada tulang tengkorak berhubungan erat dengan otot panca indera mata, telinga, hidung,
lidah dan kulit. Otak yang sudah berkembang secara maksimal merupakan organ yang di dalam
rongga tengkorak. Secara sederhana bagian otak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan,
otak tengah dan otak belakang. Otak depan merupakan bagian otak yang terbesar, sebutannya
adalah serebrum. Serebrum ini dibagi menjadi dua bagian yang disebut hemisfer kiri dan hemisfer
kanan.
Otak merupakan pengendali yang sibuk, karena hubungan
tugas-tugas panca indera sangat berhubungan dengan otak. Rincian
untuk kaitan jaringan saraf dengan otak dapat dilihat pada uraian
berikut ini.
Di dalam kepala terdapat ada 2 saraf kranial, beberapa
diantaranya adalah serabut campuran gabungan saraf motorik dan
saraf sensorik, tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau
hanya sensorik saja, misalnya alat-alat panca indera. Berikut ini
akan disajikan sejumlah urutan, nama, sifat dan fungsi saraf yang
terlibat dalam kegiatan tubuh manusia.
Stimulus dengan berbagai bentuk energinya menyerbu panca indera individu. Individu dapat
memprioritaskan atau menafsirkan sesuai dengan persepsinya. Setiap panca indera yang menerima
stimulus yang kuat dan mendukung mendapat prioritas yang akan mendapat perhatian. Setiap panca
indera menerima stimulus sesuai dengan tugasnya masing-masing. Contoh sederhananya, bila
seseorang sedang bersepeda akan memperhatikan pandangannya di jalan.
Kakinya akan mengayuh dengan cepat, seirama tangan segera
membelokkkan stang ke arah lain. Perubahan arah tadi segera diiringi
telinga yang mendengar desau angin lewat dari sebuah mobil yang melaju
kencang. Dari contoh tersebut terlihat sekali peran dari masing-masing
panca indera. Dari tangan yang memegang stang sepeda yang melaju
dengan kencang, mata yang mengarahkan seluruh tubuh, kaki yang
mengayu cepat, dan telinga yang mendengar desau angin. Tidak bisa dari
berbagai panca indera tadi berganti fungsi menerima energi yang timbul dari lingkungan.
2. Medula Spinalis
Medula spinalis atau sums-sum tulang belakang merupakan lanjutan dari medula oblongata,
dan medula spinalis ini merupakan sistem saraf pusat di bawah otak. Medula spinalis memiliki
sejumlah saraf yang saling berpasangan. Medula spinalis terdiri dari material berwarna abu-abu di
bagian tengah. Medula spinalis ini mengandung serabut motorik dan sensorik.
Sistem motorik mengatur
berbagai gerakan di tubuh.
Terdapat istilah girus prasentral
yang sebagian besar fungsinya
mengatur pada bagian kepala dan
mata. Pada area medula spinalis mayoritas juga untuk gerakan-gerakan motoris, untuk tangan,
lengan, pengaturan badan, dan kaki. Terdapat tumpang tindih yang cukup banyak untuk gerak
motorik halus. Gerak motorik halus seperti gerakan tangan dan lengan.
Serabut motorik ini terbagi menjadi beberapa cabang-cabang yang kemudian berakhir pada
lempeng ujung motorik. Ujung lempeng motorik ini yang menempel pada serabut otot. Berbagai
kondisi kegiatan dapat menimbulkan otot dalam kondisi tegang, ketegangan ini yang biasa disebut
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 40
dengan tonus otot. Keletihan otot dapat dicegah dengan cara penggunaan rangkaian serabut motorik
yang dikurangi secara berturut-turut dan pengurangan serabut otot yang digunakan dalam satu
waktu.
Sistem sensorik mengartikan respon yang secara tetap memberi rangsangan. Banyak
rangsangan yang tidak mencapai tingkat kesadaran dan membuat kejutan yang berarti, karena sistem
saraf secara otomatis melakukan adapatasi pada tekanan darah, nadi dan ketegangan otot (tonus).
Misalnya saja, seseorang yang dikejutkan oleh temannya yang mendadak berteriak. Bisa jadi orang
pertama tidak terkejut, namun kejutan tadi justru memicu detak jantungnya yang bertambah cepat.
Beberapa fungsi medula spinalis adalah mengadakan komunikasi antara semua bagian tubuh
dengan otak, rangsangan koordinasi dari otot dan sendi pada otak, dan melakukan kegiatan-kegiatan
refleks spinal serta refleks lutut.
Sistem saraf parasimpatis merupakan kebalikan kerja dari saraf simapatis. Tugasnya adalah
memberi stimulasi keluarnya asam lambung, aktifitas peristaltik, dan sistem pencernaan. Saraf
parasimpatis ini menurunkan sirkulasi, menghambat fungsi sistem respirasi, dan melambatkan
kontraksi jantung. Saraf ini akan berespon dengan mendapat stimulasi dari emosi yang
menyenangkan, perasaan bahagia, dan senang. Emosi yang menyenangkan ini justru akan
meningkatkan sistem pencernaan.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
Bab VII
ORGAN DAN HORMON
A. Sistem Organ
Terjadinya hidup suatu organisme multiseluler dapat berlangsung dari kerjasama berbagai
sistem organ di dalam tubuh. Sistem organ-sistem organ ini masing-masing tersusun atau beberapa
organ yang berlainan dan bekerja sama untuk melakukan fungsi tertentu. Pada tubuh manusia
maupun hewan mamalia terdapat bermacam sistem organ, antara lain, sistem pencernaan, sistem
pernapasan, sistem ekskresi, sistem hormon, sistem rangka, sistem peredaran darah dan sistem
reproduksi. Macam-macam sistem organ tersebut akan diuraikan secara singkat.
1. Sistem pencernaaan makanan. Sistem pencernaan makanan tersusun
oleh mulut (lengkap dengan bagiannya berupa gigi, lidah, kelenjar
ludah), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
berakhir di anus. Organ tambahan dalam sistem cerna gigi, tiga
pasang kelenjar saliva, hati, pankreas dan empedu.
2. Sistem rangka tersusun dari 200 tulang yang membentuk rangka
tubuh dan dapat digerakkan. Bagian-bagian dari rangka terdiri dari:
tengkorak, tulang badan, dan tulang-tulang anggota. Fungsi sistem
Sistem perncernaan makanan rangka antara lain, memberi bentuk tubuh, menopang tubuh,
merupakan tempat otot melekat dan melindungi organ-organ.
3. Sistem pernapasan merupakan pemasok oksigen yang berfungsi untuk memberi kehidupan sel.
Pernapasan tersusun dari organ hidung, mulut, tenggorokan ( yang menuju paru-paru) sekaligus
dengan cabang berupa bronkus, bronkiolus, alveolus, dan duktus alveoris yang terdapat di
paru-paru. Fungsi sistem pernafasan adalah berlangsung di kedua paru, yang disebut dengan
pernapasan eksternal. Proses di dalam tubuh sering disebut dengan pernapasan internal.
Pernapasan terdiri dari dua bagian, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Komposisi udara setelah
dihirup setelah inspirasi mengandung: nitrogen (79%), oksigen (21%), karbondioksida (0,04%),
uap air, dan gas-gas lain dalam jumlah kecil. Untuk komposisi udara yang diekspirasi adalah
nitrogen (79%), oksigen (16%), kabondioksida (4,5%), uap air, dan gas-gas lain dalam jumlah
kecil.
4. Sistem reproduksi jantan terdiri dari penis, testis, van deferens dan kantong semen. Sedangkan
sistem reproduksi betina terdiri dari vagina, overium, rahim, dan saluran tuba falopi. Fungsi
sistem reproduksi adalah memperbanyak keturunan untuk pelestarian jenis. Hubungan seksual
meliputi insersi penis ke dalam vagina dan cairan semen ke dalam vagian. Rangsangan seksual
41
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 42
yang intensif pada pria menimbulkan orgasme, diikuti ejakulasi ke vagina. Orgasme juga dapat
terjadi pada wanita saat berhubungan. Beberapa tanda wanita yang mengalami rangsangan
adalah ereksi klitoris, pembesaran payudara, dan ereksi pada putting.
5. Sistem perkemihan, antara lain tersusun dari ginjal, kantong kemih, ureter dan uretra. Fungsi
sistem perkemihan adalah untuk mengeluarkan zat sisa, dan menjaga kesehatan cairan tubuh.
Air adalah salah satu cairan sederhana yang dapat diserap dan dipakai oleh tubuh tanpa
perubahan kimia.
6. Sistem saraf, antara lain tersusun dari serabut saraf, simpul saraf, sum-sum tulang belakang,
dan otak. Fungsi sistem saraf mengkoordinasi dan menginformasikan kegiatan tubuh. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak, medula spinalis, dan sistem saraf perifer.
7. Sistem Hormon atau endokrin tersusun oleh berbagai kelenjar antara lain kelenjar hipofisis,
epifisis, gondok, anak gondok, dan kelenjar anak ginjal. Fungsinya memacu pertumbuhan,
regulasi dan homeostatis atau keseimbangan.
8. Sistem peredaran darah tersusun dari jantung, arteri, vena, kapiler, aorta, dan pembuluh getah
bening. Fungsinya mengangkut dan mengedarkan sari makanan, menjaga suhu tubuh,
mengedarkan hormon, dan menghindarkan tubuh dari infeksi. Meskipun sistem organ
melaksanakan suatu fungsi tertentu, pada hakekatnya dalam aktivitasnya tidak pernah berdiri
sendiri, melainkan saling berinteraksi, melengkapi dan saling mendukung.
B. Hormon
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengrimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran. Hasil
sekresinya disebut dengan hormon. Hormon adalah hasil dari tubuh yang bersifat organik dihasilkan
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 43
oleh kelenjar, di mana substansi tersebut akan dibawa oleh darah. Hormon merupakan turunan dari
protein, hanya saja beberapa diantaranya berupa steroid.
Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal)
disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda
misalnya, kelenjar hipofisis sebagai pengatur kelenjar yang lain. Fungsi Kelenjar Endokrin, yaitu:
1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-
jaringan dalam tubuh seseorang.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidari, meningkatkan penyerapan glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
suprarenal. Efek metabolik umum hormon, yaitu: peningkatan glukogen pada otot, mobilisasi
lemak, dan terlibat dalam pertahanan tubuh terhadap stres.
d. Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang
perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
e. Luteinizing Hormone (LH) ini membantu menyiapkan payudara untuk mensekresi susu. Pada
wanita hormon serupa disebut hormon perangsang sel interstisial (Interstitial Cell Stimulating
Hormone - ICSH), hormon perangsang ini juga mengontrol sekresi testosteron hormon seks pria
dan bekerja pada testis.
f. Hormon laktogenik (prolaktin) adalah hormon yang terlibat dalam pembuatan susu payudara
dan hanya berfungsi pada wanita.
2. Lobus posterior hipofisis, mengeluarkan dua jenis hormon. Lokasi hormon ini dihasilkan di
hipothalamus dan hanya disimpan dan dilepaskan dari lobus posterior. Adapun kedua jenis hormon
tersebut, adalah:
a. Hormon antidiuretik (ADH atau vasopresin), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal
membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin. Hormon ini penyerapan air
oleh ginjal agar lebih banyak, dan pembuangan pada urin menjadi lebih sedikit.
b. Hormon oksitoksin merangsang dan melakukan kontraksi otot polos uterus pada wanita yang
sedang hamil hingga melahirkan. Tugas lainnya mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak.
3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdiri dari 2 bagian yang terletak di sebelah kanan dan
kiri leher. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada
dinding laring. Dari segi ukurannya, kelenjar ini sangat kaya akan darah. Atas pengaruh hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis atas, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin
dan hormon triodotironin. Fungsi tiroksin mengatur metabolisme di jaringan. Hormon pertumbuhan
menjamin pertumbuhan otak yang optimal. Hormon ini meningkatkan hasil urine, dan pemecahan
protein. Hormon triodotironin mempunyai efek yang lebih cepat, walaupun efeknya sama dengan
tiroksin.
Fungsi tiroid sangat labil sebab berkaitan dengan struktur dan ukurannya. Kelabilannya
sangat berkaitan dengan proses kehamilan, penuaan, saat terjadinya tekanan emosi, suhu tinggi atau
rendah, dan puasa. Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat atau metabolisme
dalam tubuh dan pertumbuhan jasmani. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat
yaitu: koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroid.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 45
Rangsangan yang berkepanjangan pada hormon perangsang tiroid (TSH) dapat menimbulkan
pembesaran kelenjar tiroid (gondok). Makan makanan tertentu yang tidak menyerap yodium, kobis
(mengandung thiocyanat – pencegah pembentukan hormon tiroid), misalnya, dapat mencegah
pembentukan hormon tiroid. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah
langsung maupun melalui saluran limfa. Fungsi kelenjar tiroid terdiri dari:
a. Bekerja sebagai perangsang proses oksidari
b. Mengatur penggunaan oksidari.
c. Mengatur pengeluaran karbondioksida
d. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
e. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan
susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan
oksigen dan mengatur pengeluaran karbondioksida.
Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret disebut dengan istilah hipotiroidisme. Hasil
kelenjar tiroid yang kurang pada waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal dengan
kretinisme (kerdil). Hipotiroidisme yang terjadi sebelum dewasa penyebab kretisinime ini.
Kretinisme ini berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Sedangkan hipotiroidisme pada
orang dewasa menyebabkan miksedema. Ciri-ciri miksedema ini adalah metabolisme yang rendah,
bobot badan yang berlebihan, geraknya lambat, cara berpikir dan berbicara lamban, kulit menjadi
kering dan kasar, rambut rontok, dan denyut nadi perlahan. Laju metabolik melambat hingga pasien
gemuk, suhu tubuh yang rendah dan merasa dingin.
Kelebihan produksi hormon kelenjar tiroid disebut hipertiroidisme (hipertiroid) di mana
semua gejalanya merupakan kebalikan dari miksedema, kecepatan metabolisme meningkat, frekuensi
nadi meningkat, suhu tubuh tinggi, berat badan turun meski nafsu makan baik, gelisah, mudah
marah, cemas, dan denyut nadi naik. Kulit halus dan lembab. Kelebihan hormon ini juga mengalami
penonjolan mata yang istilahnya sering disebut eksoftalmos. Pembesaran kelenjar ini sering disebut
dengan goiter dengan atau tanpa hipertiroidisme. Goiter menimbulkan tekanan pada trakea yang
hasilnya pada suara menimbulkan suara serak.
Penyebab penyakit ini tidak jelas, meski demikian penyakti ini sering timbul pada daerah
yang kekurangan yodium dalam makanan. Bila pada penyakit tersebut baru timbul atau hanya tahap
gejala-gejalanya saja maka pemberian tiroksin secara dini dan teratur dapat mencegah. Sedangkan
pengobatan yang terlambat atau pada gejala-gejala yang sudah sedemikian parah, penyembuhan
yang diperoleh hanya sedikit.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 46
4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdiri dari empat struktur sebesar buah pir dan biasanya berpasangan.
Terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher. Kelenjar ini yang menghasilkan
para hormon atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid menghasilkan hormon, namanya adalah parathormon, berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor dalam tubuh. Sekresi yang berlebihan kalsium yang dikeluarkan dari tulang ke
dalam darah, kalsium sisa tersebut kemudian dibuang melalui urine. Akibatnya terjadi keropos dan
kerapuhan tulang, selanjutnya mengakibatkan peningkatan kadar kalsium pada darah. Peningkatan
yang terus menerus ini menyebabkan pembentukan batu ginjal dan gagal ginjal.
Hipoparatiroidisme, terjadinya kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia
mengakibatkan keadaan yang disebut dengan tetani, dengan gejala khas khususnya pada tangan dan
kaki. Gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium. Fungsi paratiroid adalah: mengatur
metabolisme fospor dan mengatur kadar kalsium darah.
Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani, hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan
seperti: kelemahan pada otot-otot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu
juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patah tulang spontan. Kelainan-
kelainan yang disebutkan di atas dapat juga disebabkan terjadinya tumor kelenjar paratiroid.
5. Kelenjar Timus
Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Warnanya kemerah-
merahan dan terdiri dari 2 bagian. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya hanya kira-kira 10
gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian
berkerut lagi. Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut:
a. mengaktifkan pertumbuhan badan
b. mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
6. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal jumlahnya ada 2 bagian. Kelenjar adrenal berada di atas dan di bagian
depan ujung ginjal. Kelenjar ini mengandung sejumlah lemak. Setiap kelenjar terdiri dari dua
kelenjar endokrin yang terpisah. Bagian pertama, bagian luar yang berwarna kekuningan yang
menghasilkan kortisol yang disebut korteks. Kedua, pada bagian medula menghasilkan adrenalin
(apinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin).
Hormon adrenal pada bagian korteks menghasilkan mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
hormon seks. Pembahasan pertama, yaitu fungsi dari mineralokortikoid adalah mengatur cairan
tubuh.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 47
8. Kelenjar Hormon insulin. Insulin mengendalikan kadar glukos dan bila digunakan sebagai
pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa
dan lemak.
9. Kelenjar Kelamin.
Kelenjar testika, terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan hormon testosteron.
Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan
lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder laki-laki.
Kelenjar ovarika, terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan
uterus. Menghasilkan hormon progesteron dan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan
uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
Kelenjar-kelenjar memiliki fungsi yang setara pentingnya dengan organ dan sistem yang
lain. Fungsi kelenjar menjadi prioritas, ketika terjadi gangguan atau terdapat beberapa fungsi tubuh
yang tidak bekerja semestinya. Orang awam jarang menyadari pentingya hal ini, anggapan ini salah
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 48
dan justru mengkibatkan masalah fatal. Kesadaran kebutuhan akan pemeliharaan akan makanan gizi
menjadi penting, yang salah satunya bersifat memelihara untuk memenuhi kebutuhan kelenjar ini.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB VIII
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Imunologi berfokus pada seputar sistem kekebalan pada tubuh. Pada manusia terdapat tiga
bagian sistem kekebalan tubuh, yang pertama adalah kulit. Kulit berfungsi sebagai jaringan epitel
yang pertama yang menjadi penengah antara lingkungan luar dengan kondisi dalam tubuh. Kedua,
adalah bagian-bagian yang bersifat tidak spesifik pada tiap organisme itu sendiri. Kemampuan
tangkis pada individu untuk mengatasi organisme yang bersifat penyakit. Bentuk-bentuk ini seperti
pelepasan sel, pengaturan keasaman, sapuan oleh bulu getar, bersin, dan ketahanan genetis. Ketiga,
adalah penggunaan sistem kekebalan itu sendiri.
Pemahaman sistem kekebalan adalah keterlibatan oleh tubuh antara bahan yang asing dan
bahan yang dikenal. Tubuh bila tidak mampu mengidentifikasi bahan yang yang akan masuk ke
bagian tubuh, akan dianggap sebagai suatu bahan asin atau bahan yang tidak dikenal. Bahan yang
diterima oleh bagian-bagian tubuh, tanpa menimbulkan masalah berarti adanya adaptasi dari tubuh
terhadap bahan yang akan masuk tersebut. Penolakan terjadinya adaptasi tubuh terhadap bahan
yang akan masuk tersebut terjadi dengan dua cara, pertama, tubuh akan membuat suatu protein
khusus yang untuk melawan organisme asing itu. Protein khusus ini disebut dengan antibodi.
Molekul antibodi ini menjadi bagian deteksi, ketika ada organisme masuk bagian tubuh. Proses dari
molekul antibodi ini yang melekatkan diri pada bahan asing ini disebut dengan antigen. Perlekatan
dari antibodi dan antigen menimbulkan akhir bahwa organisme yang tidak diterima akan
dibuang.tanggapan sistem kekebalan ini disebut dengan tanggapan kekebalan humoral.
Penyusupan bahan asing yang tidak diterima oleh bagian tubuh, dapat dicegah oleh peran
sel limfosit khusus yang sering disebut dengan sel T. Limfosit ini mampu mengikat antigen yang
selanjutnya menghancurkan gen tidak dikenal tadi. Pola limfosit ini kemudian dikenal dengan
teknik kekebalan selular. Kedua teknik yang telah diuraikan di atas berkaitan dengan pelibatan sel
darah putih. Perbedaan dari penangkalan darah putih, pada cara pertama, ia menghasilkan sel yang
mengikat molekul antigen secara langsung. Teknik darah putih yang kedua, adalah darah putih
mengikat antigen secara langsung.
A. Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral memiliki berabgai aktivitas yang membuat kebal dalam darah.
Berbagai zat sebagai bahan yang membuat kebal dalam darah, zat ini dikenal dengan berbagai
nama, yaitu:
1. Aglutinin, ciri-ciri zat ini menjadi penyebab dari penggumpalan, istilah lain yang biasa
diberikan adalah aglutinasi.
2. Opsonin, teknik pembunuhan zat asing dengan ditelannya bakteri oleh makrofaga.
48
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 49
3. Antitoksin, bekerja dengan cara menetralkan toksin bakteri berfungsi untuk menimbulkan
kekebalan, namun bakteri yang bersangkutan tidak dirusak.
4. Sitosilin dengan ciri-ciri yang sama sebagai penyebab hancurnya bakteri.
5. Presipitin pembentukan yang berciri endapan flokulen dengan saringan yang dibiakkan secara
bebas dari sel dengan pembiakan bakteri.
Berbagai zat yang telah disebutkan di atas merupakan satu kelompok yang disebut dengan antibodi.
Penyebutan secara kimiawi merupakan molekul imunoglobulin. Saat pembentukan antigen-
antibodi tidak jarang ada molekul lain yang perannya sebagai media. Molekul media ini sering
disebut dengan nama komplemen, yang mampu berjalan bersama dengan antibodi dan dengan
membran sel. Komplemen merupakan satu kelompok protein yang berbeda dengan imunoglobulin
maupun protein lain dalam darah.
Terdapat beberapa prinsip pada reaksi antigen dan antibodi. Berbagai macam antigen dapat
berikatan dengan antibodi yang spesifik. Bila terdapat satu macam antibodi tidak mungkin dapat
terjadi variasi beraneka ragam. Penyusupan atau penyuntikan antigen akan ditanggapi kekebalan
dengan suatu molekul antibodi. Molekul antibodi akan berbentuk bila penyuntikan atau
penyusupan antigen yang lain. Masing-masing molekul antibodi terutama dibedakan oleh urutan
asam amino yang penyusunannya berfungsi bersifat antigen.
Imunoglobulin adalah kelompok protein berperan tinggi dalam melakukan kekebalan pada
tingkat manusia. Manusia dewasa terbentuk sekitar 106 bentuk antibodi yang antara satu dengan
yang lain kemungkinan terdapat perbedaan asam amino dalam molekulnya. Perbedaan beberapa
asam amino saja sudah mampu menjadikan suatu perubahan dari molekul imunoglobulin. Antibodi
yang berbeda tersebut menyebabkan hanya berfungsi pada antigen tertentu dan tidak dapat
berkaitan dengan antigen yang lain.
Proses darah putih menghadapi baksil di tubuh. Hanya 70 detik darah putih telah menyerap penyerang.
B. Komponen darah
Pada darah terbagai empat bagian utama. Terdapat sekitar 55 persen yang berbentuk cairan
plasma. Ada 45 persen yang terdiri menjadi tiga bagian, yaitu sel darah merah atau eritrosit, sel
darah putih atau leukosit dan lempengan kecil yang disebut dengan trombosit.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 50
D. Valensi
Ikatan antigen-antibodi dikenal adanya valensi antibodi. Istilah valensi antibodi merupakan
jumlah maksimum yang dapat diikat oleh satu molekul antibodi. Lain kata jumlah tempat ikatan
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 51
antigen per molekul antibodi. Guna mengetahui valensi suatu antibodi dalam antigen dapat
digunakan metode yang disebut dengan dialisis keseimbangan. Teknik ini sering digunakan guna
mengukur respon antibodi khusus dan kekuatan ikatan antara antigen-antibodi.
Pada antigenik, persyaratan ukuran menjadi faktor penentu untuk antigeniknya. Berbagai
pengamatan, pada protein alami maupun sintetik, diperkirakan ukuran penentu antigenik berkisar
dari empat sampai enam sisa asam amino.
2. Letak
Penentu lokasi yang dihubungkan dengan daya juang antigenik terhadap daya juang
melawan zat asing merupakan hal yang vital. Lokasi yang tersembunyi pada menyebabkan daya
juangnya juga minim.
Deteksi terhadap zat asing dan zat yang bisa diterima merupakan kekebalan dan kerugian
bagi manusia. Tidak jarang zat asing merupakan kebutuhan bagi individu yang sakit. Kebutuhan
zat asing merupakan pengganti bagi bagian yang luka. Hanya saja masalah penggantian ini menjadi
bermasalah, ketika bagian tubuh yang rusak enggan disembuhkan. Identifikasinya menyatakan zat
asing tersebut tidak bisa diterima oleh bagian tubuh yang membutuhkan pertolongan. Kondisi
inilah yang membuat seseorang membutuhkan pertolongan, harus diperiksa secara keseluruhan
apakah mampu menerima organ yang dicangkokkan. Suatu bukti yang menarik bahwa organ
tubuhpun tidak bisa sembarangan menerima sembarangan benda asing.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB IX
SUBSTANSI GENETIKA
Sifat pada mahluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan. Penentu faktor keturunan ini
disebut gen. Istilah Gen banyak disebut oleh Thomas Hunt Morgan. Kromosom berfungsi sebagai
suatu penentu yang pasti dalam sifat keturunan. Kromosom adalah pengendali utama sifat-sifat pada
keturunan. Ciri-ciri yang dapat dikenali secara fisik, dan dapat difokuskan secara lebih sempit lagi,
biasa disebut dengan gen. Gen terdapat pada lokus tertentu dalam kromosom. Kromosom terdapat di
dalam nukleus atau inti sel. Kromosom berpasang-pasangan disebut homolog, sedangkan pasangan
gen disebut alel. Istilah kromosom ini dipopulerkan oleh Waldeyer (1888). Arti kromosom adalah,
krom berarti warna dan soma berarti tubuh.
Menurut James D. Watson dan Dr. Francis H.C. Crick, rangkaian gen merupakan struktur
kimia berbentuk spiral rangkap dengan dua untaian seperti tangga pilin yang bersisi. Gula dan fosfat
sebagai ibu tangga, serta basa nitrogen sebagai anak tangga. DNA merupakan rangkaian banyak
nukleotida yang masing-masing terdiri atas deoksiribosa, asam fosfat, dan suatu purin atau
pirimidim. Urutan basa N dalam DNA membentuk kode genetika tertentu yang penting artinya
dalam proses sintesis protein yang dilaksanakan oleh RNA dalam Ribosom. Molekul DNA
merupakan tatanan seluruh untuk pembangunan seluruh organisme. Urutan yang mungkin dicapai
tidak terbatas, maka bentuk kehidupan yang mungkin juga tidak terbatas pula. Kode pembangunan
genetik bagi manusia memerlukan sekitar 5 milyar pasang basa DNA.
53
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 54
kedua benangnya saling memanjang membentuk struktur yang disebut dengan gelendong. Saat kedua
benang ini berlangsung, nukleus akan mengecil dan lenyap.
Waktu terjadi belahan-belahan sentrosom bergerak dan membentuk saling berpasangan.
Tiap kromosoma tadi dapat dilihat secara rangkap. Tiap kromosoma tadi dapat dilihat dan diberi
nama kromatida. Kedua kromatida ini berlekatan pada satu titik, dan memiliki sebutan kinetochor
(Yunani: kinotos = pergerakan, choros = titik). Sinonim dari kinetochor adalah centromer.
Kromosom-kromosom tersebut terletak pada secara berpasang-pasangan dan terikat pada porosnya,
mereka kemudian melakukan perpindahan. Kedua pasangannya bergerak sepanjang benang poros
dan menuju ujung-ujung sel. Saat itu sel siap membelah diri, dan bila telah terjadi pembelahan sel
seolah sel tadi seperti semula namun telah menjadi dua.
C. Teori Kromosom
W.S. Sutton menyatakan hubungan antara mahluk hidup satu dengan yang lain dapat
melanjutkan keturunannya, karena adanya pertemuan sperma dan sel telur. Baik sperma dan sel telur
memberikan peluang yang sama banyaknya menentukan pewarisan ciri pada keturunannya. Sel
sperma terdiri dari nukleus. Sel telur juga memiliki nukleus, bentuk dan ukurannya juga sama
dengan nukleus sel sperma. Artinya bahwa nukleus sel sebagai pengendali hereditas.
Saat terjadi pembelahan sel, kromosom tampak dari dalam nukleus sel. W.S. Sutton
melanjutkan pengembangan pemikirannya sebagai berikut:
1. saat tahap akhir dari dari meiosis, jumlah kromosom yang masuk ke dalam sperma dan sel
telur, separuh dari jumlah kromosom yang ada dalam sel-sel tubuh. Pemahaman ini sejalan
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 55
dengan teori dari Mendel. Ia menyatakan bahwa satu dari tiap pasang gen terdapat dalam tiap
gamet.
2. Sperma memiliki satu perangkat kromosom (monoploid) dan sperma juga memiliki satu
perangkat kromosom. Saat sperma dan sel telur bertemu dengan masing-masing membawa
kromosom, maka di dalam individu baru tersebut, terdapat dua perangkat kromosom.
3. Pembagian sel yang telah usai baik pada meiosis dan dalam mitosis (yang dapat menjadi tidak
terhingga banyaknya), setiap kromosom akan tetap memiliki bentuk dan identitas yang sama
sewaktu terjadi perkembangan organisme yang baru tersebut.
4. Selama meiosis terjadi, tiap pasang kromosom berpisah secara bebas terhadap tiap pasang
kromosom lainnya.
D. Gen Sebagai Substansi Hereditas meliputi Senyawa Kimia Penentu Sifat Individu
Fungsi pokok gen memiliki dua macam, yang pertama mengatur perkembangan dan
metabolisme individu. Kedua, menyampaikan informasi genetika kepada generasi berikutnya. Gen
sering disebut dengan istilah faktor penentu atau elemen atau determinan pada jaman Gregor
Mendel.
Thomas Hunt Morgan (1866-1945), seorang ahli genetika dan embriologi Amerika Serikat,
mengemukakan pendapatnya bahwa gen adalah substansi hereditas, yaitu suatu kesatuan kimia yang
bersifat sebagai berikut:
1. Gen merupakan zarah (sifat) tersendiri yang kompak di dalam kromosom.
2. Gen mengandung informasi genetik.
3. Gen dapat menduplikasikan diri pada peristiwa mitosis (pembelahan sel); artinya gen dapat
membelah menjadi dua yang sama persis sehingga dapat menyampaikan informasi genetik
kepada generasi sel berikutnya.
4. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom. Lokasi khusus yang ditempati gen
dalam kromosom disebut lokus gen.
Mendel adalah salah satu tokoh genetika yang merupakan penemu hukum hereditas atau
pewarisan sifat menurun. Gregor Johann Mendel (1822-1884), lahir di Moravia. Lahir tanggal 22
Juli 1822 dan jadi biarawan pada 1843. Pendapat Mendel, diakui kebenarannya oleh dunia, cukup
terlambat. Hal ini disebabkan ia menyebutkan susunan sifat keturunan yang disebut faktor penentu.
Pada waktu itu belum dapat dibuktikan, maka cenderung diabaikan. Tahun 1900 oleh De Vries
(Belanda), Correns (Jerman) dan TS Chermak (Austria), teori Mendel dibenarkan oleh mereka.
Teori milik Mendel, yaitu sifat menurun dibawa oleh faktor penentu atau gen dan ditentukan oleh
separuh induk jantan (spermatozoon) dan separuh dari induk betina (ovum). Pola-pola hereditas
mencakup pewarisan sifat individu pada keturunannya melalui gamet dengan mengikuti aturan
tertentu. Prinsip Mendel sejak awal abad 20 sudah dapat diterima. Prinsip Mendel ini dijabarkan
sarjana Amerika bernama W.S. Sutton sebagai pola-pola hereditas dengan menjelaskan tentang
kromosom sebagai berikut: Jumlah kromosom yang dikandung oleh sel sperma dan sel telur adalah
sama, yaitu separuh dari jumlah kromosom sel induknya.
Mendel membuktikan teori hereditasnya dengan melakukan eksperimen perkawinan silang
pada tumbuhan yang berbeda. Tanaman yang dipilihnya adalah kacang ercis. Pada perkawinan,
induk jantan dan induk betina disebut parental dan disimbolkan dengan huruf P (huruf P kapital).
Hasil persilangan parental disebut anak (filius) dan disimbolkan dengan huruf F (huruf F kapital).
Genotipe ialah sifat yang tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen atau susunan gen
dalam individu yang menentukan sifat yang tampak. Genotipe adalah karakter atau sifat yang
dimiliki oleh individu. Pada konteks psikologis, sering disebut dengan tingkah laku bawaan.
Misalnya, kemampuan anak mengerjakan matematika yang luar biasa. Sifat yang tampak dari luar
atau sifat keturunan yang dapat diamati disebut fenotipe.
Menurut Stern (1930), genotipe dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi fenotipe.
Dengan demikian, dua genotipe yang sama dapat menunjukkan fenotipe yang berbeda apabila
lingkungan bagi kedua genotipe tersebut berlainan. Fenotipe adalah turunan yang dapat terlihat
secara fisik. Ayah muda yang memiliki rambut putih, cenderung si anak juga akan mudah memiliki
rambut putih pada masa mudanya.
3. Satu dari pasangan alel itu dominan atau menutup alel yang resesif bila kedua-duanya bersama-
sama.
4. Pada pembentukan sel kelamin gamet, yaitu proses meiosis, pasangan faktor keturunan
kemudian memisah. Setiap gamet menerima salah satu faktor dari pasangan itu. Kemudian pada
proses fertilisasi, faktor-faktor itu akan berpasang-pasangan secara acak.
Adapun prinsip-prinsip Mendel dapat dijadikan 4 prinsip yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Prinsip hereditas: menyatakan bahwa pewarisan sifat-sifat organisme dikendalikan oleh faktor
menurun (gen). Setiap individu yang berkembang dari zigot merupakan hasil dari persatuan
gamet-gamet, yaitu gamet jantan (spermatozoon) dan gamet betina (ovum). Melalui gamet-
gamet inilah informasi genetik dari kedua orang tua (induk) diturunkan kepada individu yang
dibentuknya. Informasi genetis ini merupakan struktur nyata, yaitu gen yang terkandung dalam
kromosom.
b. Prinsip segregasi atau prinsip pemisahan: gen-gen yang mengendalikan suatu ciri khusus,
berpisah saat terjadinya pembentukan gamet. Setiap gamet mendapatkan pasti memiliki salah
satu gen dari pasangan gen (alel) tadi.
c. Prinsip berpasangan bebas: pada pembuahan (fertilisasi), gen-gen dari gamet jantan maupun
gen-gen dari gamet betina akan berpasangan secara bebas.
d. Prinsip dominansi penuh bila pada pengaruh gen terlihat sangat mendominasi (dominan),
sedangkan gen lain yang kurang atau tidak berpengaruh disebut dengan gen tersembunyi
(resesif).
e. Sistem penggologan bebas, bila dua pasang alel ini dipelajari dalam satu persilangan yang
sejenis, maka ciri-ciri yang dikendalikan oleh alel ini akan membentuk pasangan-pasangan
secara bebas terhadap sesama gen.
Rahasia Mendel memberikan pemahaman rahasia pewarisan khusus dan bentuk segala
mahluk hidup individu berasal dari induknya. Hukum hereditas Mendel sulit diterapkan pada
manusia. Hal ini disebabkan antara 40.000 gen lebih dari kromosom manusia itu yang menyebabkan
keturunan manusia selanjutnya. Hanya saja bila diterapkan pada bagian warna mata manusia, hal ini
tidaklah terlalu sulit.
Seorang laki-laki bermata coklat menikah dengan wanita
bermata biru, kemudian memiliki anak. Warna semua anaknya
akan memiliki warna mata yang coklat, sama dengan warna mata
dari ayah. Langkah-langkah genetik selnya menyebabkan
terjadinya pada gembar berikut ini. Sel normal ayah dan ibunya
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 58
diperlihatkan pada bagian gambar A, dengan seperangkat tanda kromosom. Saat menghasilkan telur
dan mani pada gambar B, kromosom bercampur aduk di dalam sel ayah ibunya membentuk
berpasangan. Pada bagian C setiap setiap kromosom akan saling membelah diri menjadi dua. Sel itu
mengalami proses pembelahan pada gambar D dan E. Sel mengalami pembelahan lagi pada gambar
F, sehingga terdapat empat sel yang masing-masing membawa bagian separuh dari kromosom serta
separuh gen orang tua. Proses inilah yang disebut dengan pembelahan reduksi atau meiosis.
F. Bagian-bagian Nukleoplasma
Bagian dari nukleoplasma meliputi senyawa yang terdiri atas Protein dan Asam Nukleat.
Analisis kimia dari sel menunjukkan bahwa dalam sel terdapat senyawa-senyawa organik seperti
karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Asam nukleat terdapat di dalam nukleoplasma,
sedang nukleoplasma terdapat di dalam nukleus (inti sel).
Nukleoplasma mengandung bermacam-macam bahan kimia, seperti larutan fosfat, gula
ribosa, protein, nukleotida maupun asam nukleat dan garam-garam mineral. Selain zat-zat tersebut
terdapat pula bahan dasar inti sel (nukleus) adalah protein yang khas terdapat dalam nukleus dan
disebut protein inti atau nukleoprotein. Nukleoprotein dibangun oleh senyawa protein dan asam
nukleat. Dari beberapa macam asam nukleat yang ada dua yaitu DNA dan RNA. DNA (asam
deoksiribo nukleat) dan RNA (asam ribo nukleat), keduanya bertanggung jawab membentuk protein
serta mengontrol sifat-sifat keturunan.
1. Struktur DNA
Penemu DNA dan RNA adalah Frederich Miescher (1869), yang menyelidiki susunan kimia
dari nukleus. Zat yang mengandung fosfor yang sangat tinggi dalam nukleus mula-mula disebut
nukleat.
DNA merupakan molekul komplek yang dibentuk oleh 3 macam molekul, yaitu: gula
pentosa, fosfat, dan basa nitrogen. Basa nitrogen masih dapat dibagi lagi menjadi:
1) purin: Guanin (G) dan Adenin (A)
2) pirimidin: Timin (T) dan Sitosin (S)
nukleosida trifosfat. Tiga, ligase, untuk menyambung bagian-bagian rantai tunggal DNA yang baru
terbentuk.
2. Struktur RNA
RNA mempunyai daya serap maksimum terhadap sinar ultraviolet dengan panjang
gelombang kurang lebih 260 milimikron, serta menyerap warna yang bersifat basa.
Menurut peranan dan tempat terdapatnya macam-macam RNA antara lain, yaitu:
a. RNA duta disebut juga m-RNA (messenger RNA). Dibentuk oleh DNA di dalam nukleus,
berperan membawa kode genetika dari DNA.
b. RNA ribosom (rRNA). Dibentuk oleh DNA, banyak terdapat di dalam ribosom.
c. RNA transfer (tRNA). Dibentuk oleh DNA, berada di dalam sitoplasma, berperan mengikat
asam amino.
Struktur kimia RNA seperti pada DNA, tersusun atas polinukleotida yang terdiri atas asam nukleat.
sedang asam nukleat merupakan bentuk polimerisasi dari gula pentosa, basa N, dan fosfat. Namun
rantai polinukleotidanya tunggal, gulanya ribosa dan tidak mempunyai basa nitrogen Timin,
melainkan Urasil.
Pemahaman gen merupakan hal yang penting, untuk membedakan apakah suatu perilaku dapat
dikaitkan pada proses belajar dari lingkungannya atau memang faktor keturunan. Pemisahan ini
dapat menjadi deteksi untuk pengubahan perilaku. Pemahaman bahwa perilaku yang dilakukan
berasal dari proses belajar berarti individu tersebut dapat dibenahi untuk proses belajarnya.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB X
GENOM
B. Stres
Salah satu gen pada kromosom 10 disebut dengan CYP17, hormon yang dibuat oleh gen
ini disebut dengan kortisol. Kortisol berfungsi agar terjadi perpaduan tubuh dengan pikiran. Ia
berfungsi mengadaptasikan tubuh, pikiran, dan otak. Kortisol yang terlalu banyak pada tubuh
seseorang, berarti individu tersebut sedang stres. Seseorang sedang stres, ketika kadar epinefrin dan
norepinefrin, sejumlah hormon yang membuat seseorang siap untuk
melakukan ‘lawan atau lari’. Efek kortisol terlibat dalam pengatifan gen yang
diberi nama TCF, TCF mampu membuat proteinnya sendiri. Ia membuat
protein lain yang disebut dengan interleukin 2. salah satu tugas interleukin 2
membuat sel-sel darah putih bersiaga. Darah putih dipahami oleh orang
memiliki kemampuan menangkis penyakit. Bila interleukin 2 membuat darah
putih bersiaga, sebaliknya kortisol membuat darah putih bersantai. Akibat yang terjadi tubuh
seseorang rentan terhadap penyakit.
Individu yang mendapat data dari lingkungan melalui panca indera, diolah di otak. Otak
memproses dan menetapkan data itu menjadi informasi. Selanjutnya, otak melakukan perkiraan
apakah informasi itu perlu dipriotaskan atau diabaikan. Hipotalamus di otak dapat mengirimkan
sinyal agar kelenjar hipofisa memproses hormon kortisol. Hipotalamus yang merangsang kelenjar
60
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 61
hipofisis dan tindakan selanjutnya memicu korteks adrenal tidak mempertimbangkan, apakah
informasi yang diterima otak merupakan langkah yang baik atau tidak. Tidak jarang faktor
psikologi berperan banyak pada tahap ini, faktor psikologis sering mendahului faktor fisik. Bisa
terjadi perbanyakan kortisol pada tubuh, disebabkan otak menganggap informasi itu merupakan
stres. Penempatan prioritas otak, bahwa ujian harus mampu diselesaikan. Bukan berpikir bahwa
otak mampu menyelesaikan ujian tersebut. Pengaktifan kortisol menyebabkan kondisi kesehatan
menurun. Individu yang stres, dengan kondisi kortisol yang menyebar ke mana-mana,
menyebabkan orang tersebut mudah sekali terserang penyakit. Otak dan tubuh merupakan bagian
sistem yang sama, stres psikologis dapat merangsang kortisol yang berefek penurunan pada daya
tahan tubuh. Contoh-contoh kongkret seperti mahasiswa menjelang ujian, para mahasiswa tersebut
rentan sekali sakit. Sakit yang tidak terlalu parah, misalnya influensa, diare, dan gangguan
pernafasan.
Seseorang yang terlalu biasa mengalami pekerjaan yang menegangkan atau mengalami
pengalaman yang mengerikan, kortisol dapat selalu membuat tubuh mudah diserang sakit. Salah
satu agar kortisol tidak merajalela adalah memicu aktifitas pada otak untuk selalu bahagia.
Pembayangan sesuatu yang bahagia, kemudian dilakukan dengan senyum. Tubuh mencegah
kortisol merajalela, atau dengan kata lain tubuh diatur dengan perilaku.
C. Kepribadian
Bertemu dengan sejumlah orang, penilaian seringkali bermain dalam hal ini. Ada orang
yang dingin, tidak terlalu peduli, emosional yang tinggi, pendiam. Sebaliknya tidak jarang
pertemuan dengan sejumlah orang yang pribadinya lain membuat kegembiraan tersendiri. Orang
tersebut mudah tersenyum, sangat perhatian, sabar, humor yang tinggi, dan memiliki percaya diri
yang tinggi. Ternyata gen memiliki pengaruh tersendiri pada faktor kepribadian.
Gen yang menyangkut kepribadian ini, diteliti oleh Richard Ebstein di Yerusalem.
Ternyata di kromosom 11 ada gen D4DR. Gen ini sangat aktif pada bagaian-bagian tertentu di otak,
hanya tidak peka bila di tempat anggota badan yang lain. Tugas gen ini
memiliki satu protein yang sering disebut dengan reseptor dopamin. Tugas
gen ini membuka membran di sebuah neuron dapat bertemu dengan neuron
lain (biasa disebut dengan sinaps), ia siap mengikatkan diri dengan bahan
kimia yang disebut dengan dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter,
yang pengiriman dilakukan dengan sinyal-sinyal listrik, asalnya dari ujung
neuron-neuron lain. Keberadaan gen D4DR yang aktif dapat langsung
mengenali neuron itu komunikasi dopamin di otak.
D4DR memiliki berulangan di tengah-tengah variabel, terdapat 48 huruf yang berulang
antara dua hingga sebelas kali. Perulangan yang makin sering terjadi, maka makin tidak efektif
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 62
reseptor dopamin dalam menangkap dopamin. Gen D4DR yang diulang berkali-kali atau gen D4DR
panjang cenderung pasif untuk menangkap dopamin dan mengirimkannya ke bagian otak.
Sebaliknya, gen D4DR yang relatif pendek atau gen D4DR pendek, ternyata menyiratkan aktivitas
penangkapan dopamin yang tinggi.
Bagaimana efek dopamin ini pada manusia? Apakah efek dopamin terhadap gen D4DR
yang panjang dengan gen D4DR yang pendek? Ternyata efek dopamin memegang peranan penting
pada kepribadian. Minimnya dopamin pada manusia, ia menjadi pribadi yang kurang inisiatif dan
kurang bermotivasi. Sebaliknya kelebihan dopamin individu dapat mudah bosan, dan sering
mencari pengalaman baru. Individu yang memiliki gen D4DR panjang selalu menginginkan adanya
petualangan yang baru. Kepribadian mereka menjadi memiliki pola selalu menginginkan adanya
hal-hal yang baru dalam kehidupan mereka. Individu dengan gen D4DR bersedia melakukan
apapun untuk mencoba hal-hal yang baru.
Sejumlah individu yang memiliki gen D4DR pendek, lebih menyukai kegiatan-kegiatan
yang biasa. Mereka terikat dengan gaya hidup yang sudah ada, sehingga enggan mencoba
bereksperimen apapun yang bersifat baru. Dean Hammer, penulis buku Living with our genes
(1988), menyatakan bahwa bahwa pelaku hal-hal baru baru mampu, dapat dijelaskan sekitar 4
persen melalui gen D4DR. Penjelasan lebih lanjut bahwa terdapat 10 gen lagi yang memungkinkan
untuk pembentukan variasi kepribadian. Hal ini membentuk suatu perhitungan kasar bahwa
pelibatan gen terhadap pembentukan kepribadian berkisar 500 gen. Banyaknya gen tersebut
menjadi bentuk variasi dari perbedaan manusia satu dengan manusia yang lainnya.
Kimia kepribadian seperti dopamin dan norepinefrin yang disebut monoamin. Kimia lain
yang hampir sejenis adalah serotonin, yang dianggap juga sebagai penentu kepribadian. Hanya saja
serotonin dianggap lebih kompleks dibandingkan dopamin dan norepinefrin. Bila saja seseorang
memiliki serotonin yang luar biasa di otaknya, justru yang timbul adalah perilaku kompulsif akan
timbul berlebihan. Orang tersebut memiliki kerapian, kehati-hatian, menjaga segala sesuatunya
sesuai dengan standar yang terlalu tinggi, bahkan tidak jarang hingga tingkat yang neurotik.
Sebaliknya orang-orang yang serotonin berkadar rendah, perilakunya cenderung impulsif.
Sejumlah pelaku kejahatan ditengarai sebagai orang-orang yang memiliki kadar serotonin yang
ekstrim rendah.
Sistem serotonin secara keseluruhan berbicara tentang bawan biologis. Peluang seseorang
untuk menjadi petualang, atau berorientasi pada waktu lalu, atau seorang kompulsif atau seorang
penjahat dipengaruhi oleh kimia di otak. Hanya saja perilaku ini bukan berarti tidak dapat diubah
secara sosial. Justru lingkungan merupakan sumber sinyal-sinyal yang mempengaruhi kimia di
otak. Terjadi batasan yang jelas antara Biologi yang mengurusi perilaku, sedangkan masyarakat
menjadi penentunya.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 63
Kepribadian hingga taraf tertentu berkaitan dengan kimia otak. Ada sejumlah perbedaan
pada bahan kimia, serotonin, yang dikaitkan dengan perbedaan bawaan dalam kepribadian.
Misalnya saja ada ada sejumlah orang yang sangat peka terhadap sinyal sosial, dibanding orang
lain. Sinyal sosial tadi memberi stimulus yang sama pada sejumlah, hanya saja respon yang
diberikan dari setiap orang dapat berbeda bergantung gen-gen individu tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan respon pada sejumlah, yang ditanggapi sebagai keunikan
individu.
D. Kecerdasan
Akhir 1997, Robert Plomin mengaku sudah menemukan gen kecerdasan. Penyajiannya
jelas mengundang kontroversi yang tajam. Banyak aspek yang dimungkinkan sebagai penyumbang
kecerdasan, mulai dari tradisi, belajar, orang tua, metode pendidikan, dan bahasa. Keberanian
Plomin bukan tanpa alasan. Ia melakukan penelitian untuk membuktikan pernyataannya. Inilah
yang dilakukannya. Sejumlah anak remaja berbakat di seluruh Amerika
dikumpulkan di Iowa setiap musim panas. IQ mereka sekitar 160. Plomin
mengambil sejumlah sampel darah dan meneneliti pada kromosom 6.
Pemilihan pada kromosom 6 didasarkan dari sejumlah penelitian terdahulu.
Penemuannya adalah terdapat satu bagian kecil pada lengan terpanjang
kromosom 6 dari sejumlah remaja cerdas yang berbeda dari orang lain. Anak
cerdas itu memiliki urutan tertentu, meski tidak selalu. Urutan itu pada bagian tengah gen dan
disebut IGF2R. Belum ada kesepakatan berkaitan dengan kecerdasan. Kecepatan berpikir,
kemampuan nalar, perbendaharaan kata, daya ingat, kemampuan berhitung, atau kekuatan mental
menunjukkan apakah ia seorang cerdas? Bagaimana bila seseorang ahli bermain sepak bola, namun
prestasi di sekolahnya minim menunjukkan ia tidak cerdas? Howard Gardner bahkan menjelaskan
bahwa tiap orang memiliki bakat yang berbeda.
Gen kecerdasan membutuhkan rangsangan dari lingkungan, di mana individu berkembang.
Suatu hal yang cukup bermasalah, ketika IQ dinyatakan sebagai sesuatu yang diturunkan.
Seandainya saja setiap individu memiliki lima puluh persen dapat diturunkan, berarti ada gen yang
mempengaruhi kecerdasan. Hanya saja hingga saat ini, belum diketahui berapa besar gen yang
dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang berdasar keturunan. Bila dikaitkan dengan gen yang
ditemukan Plomin adalah gen IGF2R pada lengan panjang kromosom 6, secara sepintas lalu
dianggap bukan gen kecerdasan. Gen IGF2R diidentifikasi sebagai bentuk gen yang berfungsi
sebagai penyakit. Fungsi protein yang dihasilkan oleh gen IGF2R masih sangat misterius.
Penyebutannya sebagai berikut sebagai sarana untuk mengangkut intraseluler bagi enzim fosfor
lisosom yang berasal dari Badan Golgi dan permukaan sel ke Lisosom. Secara jelas protein ini
berfungsi sebagai kendaraan pengangkut molekuler.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 64
Gen IGF2R memiliki 7473 huruf yang transkripsinya tersebar pada untaian yang lebih
mengarah pada 98.000 huruf dalam genom. Dipotong sebanyak empat puluh delapan kali oleh
rangkaian huruf yang tak tertranskripsi, sebutannya huruf tak tertanskripsi adalah intron (ibarat
menonton film di telivisi dan disela 48 kali iklan). Gen ini minim berkaitan dengan protein sejenis
insulin dan pembakaran gula. Bisa jadi orang-orang yang IQ tinggi lebih hemat dalam pemakaian
glukosa di otak mereka. Nilai penting dari penelitian Plomin adalah salah satu bentuk gen yang
berkaitan dengan kecerdasan, bentuk kemungkinan gen itu dua kali lebih dimiliki pada sejumlah
anak supercerdas di Iowa, dibanding gen-gen yang ada pada anak biasa. Bila benar gen ini
berfungsi menambah kecerdasan, versi gen ini ternyata mampu menambah hanya 4 poin pada skor
IQ. Apakah selisih nilai 4 poin merupakan suatu keistimewaan bahwa seseorang kemudian
dikatakan lebih super jenius dibandingkan yang lain? Tujuan IQ oleh Alfred Binet dinyatakan
bahwa setelah pengukuran koefisiensi IQ diketahui, bantuan pendidikan diarahkan pada anak-anak
yang memiliki kelambatan belajar.
Pewarisi pada manusia bukan IQ melainkan kemampuan untuk mengembangkan IQ tinggi
dalam lingkungan tertentu yang serba mendukung. Dukungan terhadap gagasan ini yang disebut
efek Flynn, pakar ilmu politik Selandia Baru. Sekitar tahun 1980, Flynn mengamati IQ pada semua
negara yang mengalami peningkatan, rata-rata 3 poin per dasawarsa. Alasan yang tepat sulit
ditentukan, namun kemungkinan peningkatan gisi yang lebih baik pda masa perkembangan anak-
anak.
Dua buah desa Guatemala diberi tambahan makanan berprotein tinggi selama beberapa
tahun, kemudian IQ anak diukur kembali dan terjadi kenaikan tajam. Inilah bentuk atau efek Flynn,
skor IQ juga terus naik sama cepatnya di negara Barat yang berkecukupan dalam hal gisi.
Sekolah tidak mungkin berperan dalam hal ini mengingat pengaruh penghentian kegiatan
sekolah, berefek dampak sementara terhadap IQ. Salah satu uji-uji kenaikan yan gpaling pesat
adalah uji yang paling tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah. Uji-uji yang mengalami
peningkatan paling tajam adalah: penalaran abstrak. Ulrich Neisser, seorang ilmuwan, berpendapat
kemungkinan peningkatan mengerjakan uji abstrak disebabkan citra visual yang canggih dari
televisi. Anak-anak saat ini terbantu mengembangkan menyelesaikan tes IQ uji abstrak, karena
lingkungan visual mereka lebih kaya dari dekade sebelumnya.
Pendapat Ulrich Neisser bila benar dunia modern saat ini merupakan lingkungan yang
mendorong perkembangan bentuk kecerdasan visual. Tradisi pewarisan budaya saat ini berfokus
melalui pengajaran otak manusia melalui kemampuan untuk menemukan dan mengkhususkan diri
pada ketrampilan tertentu yang diajarkan oleh budaya setempat dan orang-orang tertentu menjadi
sangat terampil dalam keahlian itu. Lingkungan yang dialami oleh seorang anak, selain dipengaruhi
oleh faktor-faktor dari luar juga dipengaruhi oleh gen yang diwarisi oleh anak-anak dalam konteks
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 65
ini mencari dan menciptakan sendiri lingkungannya. Gen mungkin menciptakan selera, bukan
bakat.
E. Memori
Naluri adalah perilaku yang ditentukan secar genetik. Sedangkan belajar adalah perilaku
yang diubah melalui pengalaman. Manusia memeproleh sejumlah kemampuan atau kebiasaan
mereka secara naluriah sama sperti hewan. Tahap-tahap perkembangan manusia pada tahap awal,
seperti, merangkak, berdiri, berjalan, menangis dan berkedip dilakukan secara naluriah. Seseorang
belajar hanya untuk ketrampilan-ketrampilan tamabahan yang tidak tersedia pada naluri hewan,
membaca, mengemudi mobil, dan berurusan dengan bank. Fungsi kesadaran ungkap James Mark
Baldwin (1896) adalah mengungkap bahwa individu mempelajari hal-hal yang tidak dapat
ditularkan melalui sifat-sifat pewarisan ilmiah.
Pada kromosom 16 ada beberapa gen yang merupakan pelaksana-pelaksana yang
menyediakan dirinya untuk belajar dan mengingat.genom dapat diibaratkan komputer pengolah
informasi yang melakukan estraksi informasi-informasi dari dunia dengan seleksi alam dan
memanfaatkan informsi tersebut dalam tugas perancangannya. Evolusi merupkan proses yang
lambat dalam melakukan proses informasi, sehingga perlu ada generasi
untuk tuap perubahan. Bila ada mesin yang dapat lebih cepat membantu,
jelas genom akan merasa terbantu.penempatan diri yang serba selektif akan
memberikan daya guna menghasilkan solusi naluriah yang menguntungkan
terhadpa masalah-masalah yang akan datang. Suatu proses belajar membuat
seseorang memecahkan masalah secara naluriah, namun memiliki
keuntungan yang luar biasa. Pemilihan naluriah dari individu, tapi memiliki latar belakang adanya
proses belajar dan pengalaman dapat memadukan keputusan yang terbaik. Seringkali mitos-mitos
antara naluri dan belajar, selalu dianggap bahwa belajar memiliki hasil yang lebih baik. Mitos ini
berkaitan dengan masa lalu, adanya anggapan-anggapan bahwa naluri itu buruk, belajar itu baik.
Belajar itu canggih dan naluri itu primitif. Pada kenyataannya mitos ini tidak terlalu efektif, ketika
apa yang dihadapi individu bias, sehingga mereka harus menentukan keputusan dari diri mereka
sendiri.
Efek Baldwin yang menyatakan keseimbangan yang halus antara evolusi budaya dan
evolusi genetik. Keduanya bukan sebagai hasil yang berlawanan, tapi sebagai melengkapi dan
saling mempengaruhi. Naluri akan selalu diandalkan, ketika permasalahan-permasalahan yang
sifatnya mengambil keputusan dan tidak ada ingatan yang dapat diambil sebagai referensi. Naluri
akan diulang terus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Apalagi, bila agen komunikasi
pengalaman tidak ada. Contohnya, individu yang pernah memegang api dan tahu bahwa api
bersifat membakar dan panas. Individu tadi tidak pernah bertemu dengan anaknya, sehingga anak
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 66
itu harus belajar lagi dan memahami bahwa api itu membakar dan panas. Artinya di sini terdapat
jurang atau gap, pengalaman tidak dapat dijadikan suatu proses belajar pada generasi berikutnya.
Proses belajar sebagai suatu yang menguntungkan. Proses belajar menguntungkan. Bila
konteksnya secara lingkungan maupun dari individunya tedapat referensi, yang dapat diacu dan
sebagai pengambilan langkah yang tepat.
Eric Kandel seorang eksperimental meneliti apakah binatang sama seperti manusia yang
juga memiliki pembiasaan, perangsangan, dan pembelajaran asosiatif? Percobannya pada siput laut,
menghasilkan bahwa molekul itu disebut siklis AMP. Kandel dan koleganya menemukan suatu
rangkaian perubahan kimia pada AMP. Kebetulan yang terjadi adanya suatu protein yang disebut
dengan CREB dan mengubah wujudnya. Fungsui CREB adalah guna mempelajari dan mengingat
sesuatu. Hewan yang tidak memiliki fungsi CREB, ia tetap dapat belajar hanya ingatannya akan
hilang sekitra 1 jam atau pada waktu berikutnya. Bila CREB ini aktif, maka gen-gen itu segera aktif
dan mengubah fungsi sinap. Gen-gen yang aktif disebut dengan gen-gen CRE, singkatannya adalah
cyclic-AMP response elements (unsur merespons siklik AMP).
Manusia memiliki gen-gen CREB, pada manusia terdapat pada kromosom 2, hanya saja
CREB pada manusia masih memiliki teman yang disebut dengan CREBBP yang tepat berada di
kromosom 16. CREB dan AMP siklik merupakan pengolah-pengolah yang diterima oleh organ
penglihatan, pendengaran, penciuman dan organ lainnya untuk diterima sebagai data yang diolah di
otak. Pengolahan ini menghasilkan informasi bagaimana rangsangan tadi mengacu pada naluri,
pengalaman, proses belajar, sikap, norma, agama, dan budaya diacu; bagaimana harus diresponi.
Tidak semuanya informasi harus melewati berbagai fokus yang berbeda dan rumit tersebut,
misalnya saja respon yang diperoleh dari mata dan telinga berkaitan dengan no telepon yang harus
diingat. Stimulus ini memberikan arah pada bagian otak yang disebut dengan diensefalon untuk
penyimpanan sementara. Nilai informasi tadi dipandang penting, dan terdapat minat agar informasi
tersebut dapat disimpan secara permanen. Informasi tersebut akan dikirim kembali pada bagian
otak lain, disebut dengan neokorteks sebagai memori jangka panjang. Bukan sebagai suatu
keanehan, bila seseorang membutuhkan nomor handphone (HP) yang relatif panjang, deretan
angka itu dapat timbul dengan sendiri di memorinya. Tranfer kemampuan ini dimungkinkan waktu
malam hari. Pengiriman memori dari lobus temporalis medialis ke neokorteks berlangsung individu
tidur.
Kemampuan otak jauh lebih hebat dari genom. Otak dapat berubah-ubah, sinap-sinap yang
baru untuk dipelajari dan diperbaharui. Perubahan otak jauh lebih cepat dari genom, perubahan
genom ibarat seperti siput yang berjalan. Kemampuan otak yang seringkali ditindas oleh
pengalaman menimbulkan reaksi yang cepat dan tepat. Genom mengeluarkan pesan secara
terencana dan tanpa fleksibilitas. Hanya saja otak dibentuk oleh gen yang dapat beraktifitas lebih
fleksibel.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB XI
PERKEMBANGAN EKOLOGI
2. Populasi
Mahluk hidup dapat digolongkan dalam berbagai jenis. Jenis itu dapat berupa manusia,
rambutan, pepaya, harimau, dan lain-lain. Kelompok-kelompok itu yang disebut dengan populasi.
Populasi dalam konteks biologi berasal dari kata Latin, penduduk yang bersifat suatu tempat.
Populasi yang berasal dari populus, yang berarti rakyat atau penduduk, hingga saat ini tetap
berkonteks demikian. Hanya saja dalam bidang biologi, kata ini dikembangkan untuk penyebutan
organisme lainnya. Arti dari populasi dapat juga berarti kelompok mahluk hidup yang sejenis, di
67
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 68
mana mereka dapat melangsungkan keturunan, dan berada di wilayah tertentu. Kejenisan yang sama
pada individu pada satu wilayah di daerah tertentu inilah yang dapat disebut dengan populasi.
Sejumlah sifat khas populasi oleh Tarumingkeng (1994) terdapat beberapa hal, seperti:
kerapatan, laju kelahiran, laju kematian, sebaran, umur, potensi biotik, sifat genetik, perilaku dan
pemcaran. Pertumbuhan suatu populasi sangat berkaitan dengan pertambahan waktu, laju dari
organisme yang ada di daerah tersebut, dan tunduk pada aturan-aturan perubahan di tempat tersebut.
Pemahaman ini mengarahkan arti bahwa suatu populasi tidak selamanya ada. Organisme yang
didukung oleh lingkungan dan makanan, yang dapat menjadi sumber organisme dapat tetap hidup.
Akibatnya sistem lingkungan pada daerah tersebut selalu mengalami perubahan.
3. Ekologi
Ekologi adalah hubungan antara lingkungan dengan mahluk hidupnya. Telaah dari kata
Yunani, ekologi berarti istilah yang membahas tentang rumah tangga. Pada konteks ini rumah
tangga mengarah pada lingkungan yang menopang keberadaan mahluk hidupnya. Lingkungan
mendukung keberadaan organisme dengan penyediaan makanan, suhu, dan tempat yang memadai.
Dukungan dari lingkungan dapat berubah menambah atau mengurangi organisme. Penambahan
setidaknya dapat terbagi secara internal dan eksternal. Pertambahan internal dapat terjadi dari
kesuburan organisme tersebut, kelahiran yang mencolok. Penambahan internal lainnya, adanya
pertambahan organisme sejenis di wilayah lain. Pertambahan eksternal dapat terjadi disebabkan
berkurangnya penyebab-penyebab kematian dari organisme tadi. Kelinci akan bertumbuh dengan
pesat, bila serigala mengalami penurunan kelahiran. Sebaliknya kelinci akan menurun
pertumbuhannya, bila serigala makin banyak.
Hubungan manusia dengan ekologi memiliki keterkaitan yang erat. Manusia seolah berdiri
sendiri terpisah dari lingkungannya. Kenyataannya manusia sangat bergantung dari lingkungannya,
kebutuhan makanan, udara, air dan api bukan berasal dari manusia itu sendiri.
Galapagos merupakan kepulauan yang letaknya terpecil, berjarak kurang lebih 600 mil dari benua
Amerika (Equador, Amerika Selatan). Proses adaptasi pada organisme agar tetap dapat bertahan
hidup, beberapa fungsi dari tubuhnya berubah sesuai dengan daerah yang ditempati. Perubahan
populasi dapat terjadi oleh berbagai kondisi lingkungan, daerah-daerah yang dingin atau panas,
hanya yang bertahan saja yang dapat bertahan hidup.
Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang berbeda pada kepulauan
Galapagos tersebut. Lingkungan yang berbeda dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan.
Karena lingkungan yang berbeda, burung yang tadinya sama mengalami perubahan sehingga satu
dengan yang lain juga berbeda. Perbedaan burung finch ini terletak pada ukuran dan bentuk
paruhnya. Perbedaan ini ada hubungan dengan jenis makanan. Peristiwa satu spesies menghasilkan
beberapa spesies menghasilkan spesies akibat adanya peristiwa adaptasi disebut dengan radiasi
adaptif (adaptasi yang menyebar). Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap
hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat
tertentu asal suatu jenis disebut Pusat asal-usul. Tempat tertentu bukan merupakan suatu titik,
namun suatu kisaran populasi, saat spesies baru terbentuk. Dari pusat asal usul tiap spesies
menyebar hingga suatu saat terdapat halangan yang menghentikan penyebaran. Halangan atau
barier ini dapat berupa kondisi fisik maupun lingkungan. Halangan fisik meliputi lautan, padang
pasir, ataupun pegunungan. Halangan lingkungan meliputi iklim yang tidak sesuai atau ekologi yang
tidak menguntungkan, misalnya keberadaan organisme lain yang menjadi pesaing dalam mencari
makanan dan tempat tinggal.
Kebanyakan organisme memiliki ciri khas dalam distribusi geografi, sehinga daerah kisaran
spesies tertentu berbeda-beda. Ada spesies yang terdapat hampir di seluruh tempat, ada yang hanya
menyebar beberapa kilometer dari pusat asal-usul. Bisa jadi, spesies yang berkerabat dekat pun
belum tentu memiliki daerah kisaran yang sama, adakalanya mereka terpisah jauh dari barier.
Kenyataannya spesies akan menyebar di mana-mana jika mampu bertahan dari pengaruh iklim dan
topografi yang kurang menguntungkan. Namun demikian, seringkali spesies tidak terdistribusikan di
mana-mana walaupun mereka mampu bertahan. Bisa terjadi hewan satu ada pada satu tempat
tertentu tetapi tidak terdapat di tempat lain. Meskipun daerah tempat lain tersebut memiliki
kesamaan yang sama dalam beberapa hal.
sehingga binatang tidak dapat masuk. Halangan ini bisa disebabkan adanya kondisi alam, seperti:
gunung yang tinggi, laut yang luas, sungai yang deras, dan hutan yang lebat. Perkembangan
tumbuhan tertentu mungkin pantas tumbuh di daerah tertentu, namun tidak terjadi. Hal ini bisa
disebabkan binatang pendukung persilangan tidak ada. Binatang tertentu seperti lebah dan semut
yang biasa mendukung persilangan, namun tidak dapat menghambat perkembangan tumbuhan
tersebut. Akibat yang paling nyata tumbuhan itu hanya sejangkauan pengembaraan lebah dan semut
tadi.
Philip L. Sclater (1858) melakukan pemetaan binatang secara geografis. Karyanya tersebut
baru diolah dan dibenahi kembali oleh Alfred Russel Wallace (1876). Wallace berkesimpulan bahwa
dunia dibagi menjadi enam daratan. Batasan enam daratan ini ditentukan oleh iklim dan topografi
yang tidak dapat ditembus. Batas ini biasanya digariskan pada peta, hanya pada daerah di pulau-
pulau yang berdekatan tidak jarang kondisi tumbuhan dan hewannya masih bertumpang tindih.
Wawasan ini memiliki pola kehidupan yang memiliki perbedaan yang jelas, dan tidak diketemukan di
daerah lain.
Pola kehidupan ini terhalang oleh kondisi-kondisi yang dapat terjadi. Isolasi reproduksi, bila
barier/sawar geografi merupakan faktor luar yang menghalangi kemungkinan terjadinya reproduksi,
maka faktor ini pada hakekatnya merupakan faktor ekstrinsik (faktor luar). Akibat pengaruh waktu
terjadilah penimbunan-penimbunan perbedaan-perbedaan yang mengakibatkan isolasi faktor
instrinsik, hingga apa yang disebut pertukaran gen tidak dimungkinkan lagi. Jadi adanya
barier/sawar geografi menyebabkan dua populasi terpisah sama sekali (allopatrik), atau terjadi
isolasi reproduksi.
Berikut ini akan dijelaskan dengan singkat pembagian daerah di dunia. Berdasarkan adanya
persamaan fauna di daerah-daerah tertentu di dunia ini, maka dapat dibedakan ada 6 daerah dunia
sebagai berikut:
1. Neartik, wilayahnya: Amerika Utara ke sebelah utara. Penandaan binatang pada daerah ini,
adalah: bison, sigung dan kalkun. Biom diantaranya seperti hutan pohon runjung, hutan peluruh,
dan hutan pepohonan, sedangkan yang akan diuraikan adalah:
a. Tundra yang berciri khas, seperti vegetasi rendahberupa lumut kerak, rumput teki, semak
pendek yang terpencar. Adapun binatang utamanya adalah rubah, serigala,cepelai, beruang
kutub, dan burung hantu.
b. Padang rumput, seperti dataran rumput
yang pendek, dan rumput yang berumpun.
Adapun jenis binatangnya bison, rubah,
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 71
dan beraneka ragam. Tumbuhannnya adalah tumbuhan rambat, jati, beringin, dan kayu hitam.
Adapun binatangnya adalah: kerabat kecil monyet, orang utan, dan sejumlah binatang yang
khas; seperti gajah India, harimau, beruang matahari, rusa, ayam serta ular berbisa.
5. Ethiopia, wilayahnya Afrika Barat, Madagaskar, bagian selatan Arabia kecuali tepi utara
sepanjang Laut Tengah. Garis besar wilayah ini mendapat tambahan wilayah dari Gurun Sahara
di utara dan Gurun Kalahari di barat daya. Pada daerah ini binatang yang ada, gajah, jerapah,
zebra dan gorila. Biom utamanya adalah:
a. Hutan Tropik yang terbatas. Jenis pohonnya
berkayu keras dengan jenis mahoni. Pohon
khasnya adalah pohon karet, pakis, anggrek
dan jenis spifit lainnya. Binatangnya
diantaranya adalah: simpanse, gajah rimba,
kuda nil kerdil, gajah rimba, dan gorila tanah
rendah.
b. Sabana. Daerah ini pada dasarnya padang
rumput dan terdapat pohon jarak, dan jenis-
jenis palma. Pemakan rumputnya
diantaranya adalah: jerapah, gajah semak, badak putih dan hitam, tikus tanah emas, dan
singa.
c. Gurun. Jenis tumbuhannya adalah rumpun-rumpun tipis, semak, pohon kurma dan
tetumbuhan akar umbi. Jenis hewannya diantaranya adalah landak, dan elang.
6. Australian, wilayahnya Australia dan pulau-pulau sekitarnya. Binatang yang ada binatang-
binatang berkantung, kakak tua, tikus pelompat. Jenis-jenis biomnya adalah:
a. Gurun. Adapun tumbuhannya berupa semak asin dan semak biru. Binatang khasnya adalah
tikus tanah marsupialia, tikus pelompat, dan betet.
b. Sabana. Sifat khasnya adalah padang rumput dan hutan pepohonan. Binatang khasnya
adalah kangguru merah, dan kakaktua.
c. Hutan tropik. Hutan yang isinya terdapat sesuluran. Binatangnya adalah kangguru pohon,
kangguru kesturi, serigala marsupialia, rubah terbang, dan kasuari.
tinggal organisme. Masyarakat dan habitat yang organisme yang khusus memerlukan makanan yang
khusus pula. Makanan yang berbentuk tumbuhan harus dapat tumbuh di daerah tersebut. Di
daratan, laut, atau di dalam lautan terdapat keseimbangan antara organisme dan lingkungan yang
memiliki fleksibilitas yang tinggi. Kesimbangan ini dapat terganggu, maka penghuninya juga dapat
mengalami perubahan. Misalnya saja, petani menggunakan obat hama yang memiliki kadar racun
yang tinggi. Banyak ular sawah yang mati, yang merupakan pemangsa utama dan sebagai
pengendali tikus sawah, menyebabkan pertumbuhan tikus sawah tinggi. Pertumbuhan tikus sawah
yang tinggi mengakibatkan banyak padi yang dimakan oleh tikus. Lingkaran malapetaka ini sering
disebut dengan istilah eutrofikasi.
Pemodelan Wallace dalam hal pembagian wawasan memberikan manfaat bagi para
ilmuwan. Pembagian Wallace pda bagian wawasan yang lebih kecil dan kemudahan dikuasai biom.
Biom bisa diartikan sebagai zona iklim. Daerah ini memiliki pola-pola tersendiri atau khusus dalam
hal pola hujan, suhu maksimum, suhu minimum, musim, perubahan panjang hari. Pola-pola yang
khusus dan unik tadi membentuk vegetasi, dan perlindungan tersendiri bagi mahluk hidupnya.
Garis pembatas atau pemisah antara dua biom walaupun tidak jelas, disebut ekoton. Ekoton,
merupakan tempat perbatasan. Perbatasan ini dapat berbentuk batas antara padang rumput dan
hutan, sungai yang melintasi padang, pesisir pantai dengan laut atau daratan. Garis depan binatang
atau para hewan sangat sedikit yang tinggal dalam wilayah ekoton. Hal ini jelas dapat dimaklumi,
tempat itu bukan wilayah mereka. Begitu lebih jauh masuk lagi, wilayah itu menjadi tempat yang
tidak tertahankan oleh mereka.
Ia membawa petaka pada tahun 1773 dan tahun 1777, dengan membawa sejumlah tumbuhan dan
binatang asing. Pemasukan pola kehidupan asing bisa menjadikan malapetaka pada wilayah yang
didatangi. Banyak kesalahan ganda yang terjadi, pertumbuhan subur cantigi hitam dan mawar
berduri. Kelinci yang didatangkan dari luar Polinesia bertumbuh dengan amat subur. Pencegahan
yang harus dilakukan dengan mendatangkan musang dan cerpelai, agar mereka makan dan
menghambat populasi kelinci. Hasil akhirnya adalah kelinci, musang dan cerpelai justru sangat
banyak di sana. Inilah yang disebut dengan kondisi evolusi yang lain. Pertumbuhan suatu jenis
kehidupan yang dibawa ke tempat asing, namun justru mendorong pertumbuhannya. Hal ini bisa
disebabkan, karena tidak adanya pemangsa.
BAB XII
EVOLUSI
Konsep dasar evolusi adalah adanya persaudaraan di antara kehidupan, adanya leluhur
yang sama, namun dalam waktu yang lama adanya penempatan hidup yang berbeda menyebabkan
adanya perubahan yang terjadi. Konsep evolusi lainnya adalah perubahan secara bertahap dalam
waktu yang lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru. Segala makhluk hidup yang sekarang adalah hasil
perkembangan berangsur-angsur pada masa silam.
Di dunia ini banyak sekali ragam hewan dan tumbuh-tumbuhan yang diperkirakan ada dua
juta spesies. Keadaan tersebut mendorong para ahli berusaha mengetahui penyebab terjadinya
keanekaragaman spesies tersebut. Sejak abad keenam sebelum masehi, para ahli sudah mencoba
mengemukakan pendapatnya tentang alam, yaitu:
1. Erasmus Darwin, dengan bukunya Zoomonia (kakek dari Charles Robert Darwin), yang intinya
menyatakan kehidupan itu berawal dari asal mula yang sama dan bahwa respon fungsional
akan diwariskan pada turunannya.
2. Thomas Robert Malthus, dengan bukunya Essay on the Principle of Population, yang intinya
bila manusia tidak terhalangi oleh perang, bencana alam, dan penyakit; manusia akan
memenuhi bumi. Akibatnya tidak ada keseimbangan antara penduduk dan bahan makanan.
Selanjutnya muncullah kata-kata yang digunakan oleh Darwin yaitu perjuangan untuk hidup.
3. Charles Leyl, dalam bukunya Principle of Geology, menyatakan bahwa bumi mengalami
perubahan terus menerus karena pengaruh alam. Pengaruh alam seperti: hujan, angin, gempa
bumi, letusan gunung berapi, dan kekuatan alam lainnya yang mengubah bumi. Ia juga
menyatakan bahwa daya perubahan alam itu tidak pernah berubah. Tulisan Leyl menyatakan
evolusi bumi berdasarkan geologi.
4. Georges Cuvier (1769-1832) menyatakan bahwa pada setiap masa diciptakan makhluk hidup
yang berbeda. Teori- teorinya menolak jenis organisme satu timbul dari organisme yang lain.
Pendapat ini sejenis dengan teori Lamarck. Teori ini disebut juga katastropisme.
Setelah itu bermunculan pendapat dari para ahli lain. Para ahli ini menyatakan bahwa
mahkluk hidup senantiasa mengalami perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat
lama. Perubahan-perubahan itu mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru, sifat-sifat baru ini pada
mulanya hanya menunjukkan penyimpangan yang sedikit saja dari sifat-sifat yang dimiliki oleh
moyangnya. Tapi kemudian pada generasi selanjutnya, penyimpangan-penyimpangan itu semakin
banyak sehingga timbullah spesies baru.
76
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 77
mengadakan keliling dunia bersama Henslow dengan menggunakan kapal HMS Beagle. Dalam
bukunya itu termuat ajaran Darwin mengenai pokok-pokok evolusi yaitu:
1. Bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa silam.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam
Ajaran Darwin mengenai evolusi didasarkan atas pokok-pokok pikiran antara lain sebagai
berikut:
1. Tidak ada dua individu yang sama.
2. Setiap populasi berkecenderungan bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup
berkemampuan untuk berkembang biak.
3. Untuk perkembangbiakkan perlu adanya makanan yang cukup.
4. Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus menerus.
Pokok-pokok pikiran dalam Teori Darwin tersebut di atas dari hasil pengamatan sehari-hari
yang kita jumpai, adalah sebagai berikut:
a. Adanya variasi individu di dalam satu keturunan.
b. Bertambah banyaknya populasi.
c. Adanya perjuangan suatu spesies untuk bertahan hidup.
d. Adanya seleksi alam. Hanya individu-individu yang memiliki sifat yang sesuai dengan
lingkungannya saja, yang dapat memenangkan persaingan dan akan dapat hidup terus serta
bertambah banyak. Sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
akan kalah dan musnah.
berinteraksi dengan organisme yang lebih kuat, sehingga menghasilkan keturunan rata-rata
kekuatannya. Bila terjadi kondisi alam yang tidak menguntungkan organisme yang lemah akan
terhapus, namun keturunannya akan tetap dapat bertahan sebab memiliki kekuatan yang rata-
rata.
3. Alam tidak mendukung keberadaan organisme tersebut. Hal ini seperti terjadinya bencana
alam, hilanganya organisme penunjang kehidupan organisme utama, dan perpindahan ke
lingkungan yang tidak sesuai. Kepunahan dapat saja terjadi dengan pada organisme, namun
juga dapat terjadi perubahan dengan adanya mutasi pada mahluk tersebut.
E. Bukti-bukti Evolusi
Jika evolusi nyata, maka jenis-jenis makhluk hidup benar-benar hasil perkembangan sejak
masa lampau, maka harus ada bukti-buktinya. Bukti-buktinya berupa fosil, homologi dan
embriologi perbandingan.
1. Fosil merupakan organisme yang hidup di bumi pada waktu yang lampau. Fosil menjadi bukti
bahwa ada kehidupan di masa lampau. Fosil dapat terbentuk disebabkan pada bagian-bagian
tubuh organisme ada yang keras. Bagian tubuh yang keras ini, ketika mati tidak ikut membusuk,
tetapi justru menjadi terekam di bebatuan (jejak-jejak yang tersimpan dalam batuan). Penemuan
fosil hanya secara kebetulan saja dan jarang ditemukan fosil yang utuh keseluruhannya.
Terbentuknya fosil dipahami karena banyak faktor yang menyebabkan hancurnya tubuh
organisme yang telah mati. Hal-hal ini bisa diakibatkan: proses lipatan batuan bumi, pengaruh
angin, air, bakteri pengurai dan hewan pemakan bangkai. Keberadaan fosil dapat menjadi
sumber bahwa pada masa lalu ada kehidupan, selain itu dapat menjadi bukti pada mahluk hidup
terjadi evolusi.
2. Mologus adalah bagian-bagian tubuh pada binatang satu dengan binatang yang lain memiliki
fungsi yang sama. Kesamaan ini organ tubuh ini ternyata memiliki
fungsi yang berlainan. Meskipun secara struktur anatomis memiliki
kesamaan tugas dengan binatang yang sejenis. Misalnya saja, fungsi
paruh burung prenjak yang makan serangga dengan burung prenjak
yang makan tumbuhan. Karena arah evolusinya berbeda-beda maka
terjadilah perubahan adaptif yang berbeda-beda pada organ, hingga
fungsi organ tersebut tersebut menjadi berbeda. Homologus alat-alat
tubuh pada berbagai makhluk hidup ini merupakan bukti yang dapat
menjadi petunjuk tentang adanya evolusi. Lawan homologus adalah
analogus. Analogus adalah bentuk dan fungsinya memiliki kesamaan, namun perkembangannya
berbeda. Contoh dari analogus adalah perbedaan antara sayap burung dengan sayap bebek.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 81
Keduanya untuk sayap, hanya pada burung berfungsi untuk terbang, sedangkan pada ayam
sayap ini tidak berfungsi untuk terbang.
3. Konvergensi, divergensi, dan pararelisme sejumlah kecenderungan dari suatu organisme
berkembang biak dari bentuk asli menuju bentuk yang lain. Arti dari konvergensi adalah dua
jenis spesies yang tidak berhubungan, namun cenderung memiliki bentuk yang sama.
Persamaan ini dilakukan dengan jalan beradaptasi dari lingkungan yang sama. Contoh pada
konvergensi ini pada mahluk kelelawar dan burung. Keduanya dari spesies yang tidak
berhubungan, namun memiliki bentuk dan kemampuan yang sejenis.
Evolusi divergensi – pada satu tempat yang terbatas, istilah yang menunjuk adanya
persamaan dari nenek moyang yang sama, namun karena berbagai kondisi mereka memisahkan
dari bentuk yang asli. Hal ini sebab utamanya adalah kondisi ekologi yang berbeda. Evolusi
divergensi adalah faktor utama yang terjadi mahluk hidup dituntut beradaptasi oleh lingkungan,
sehingga mengalami evolusi.
Evolusi paralelisme adanya kecenderungan sejumlah binatang yang terpisah, memiliki
asal usul atau nenek moyang yang sama, dengan kondisi lingkungan atau alam yang sama hanya
saja tempat beradaptasinya yang berbeda. Contohnya sejumlah gorila yang terpisah, pada daerah
di wawasan Ethiopia dengan wawasan oriental.
F. Mekanisme Evolusi
Mekanisme evolusi menjelaskan peristiwa evolusi yang dapat disebabkan oleh adanya
mutasi gen dan seleksi alam pada suatu populasi. Dalam suatu lingkungan, sifat-sifat genetiklah
yang akan menentukan keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman itu misalnya meliputi
struktur, tingkah laku, aktivitas dan lain-lain. Sifat-sifat genetik akan berkembang baik kalau
terdapat faktor-faktor yang mendorong dalam perkembangan sifat-sifat tersebut.
Jika sifat-sifat gen ini berhubungan dengan vitalitas individu, maka individu yang memiliki
sifat-sifat yang cocok dengan lingkungan akan memperhatikan vitalitas yang tinggi, sedangkan
yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan lingkungan akan mengalami kemunduran, dan mati,
demikianlah oleh Darwin disebut seleksi alam.
Proses evolusi yang dapat disimpulkan bahwa, pertama, evolusi merupakan kejadian yang
menimpa pada populasi secara keseluruhan. Tidak hanya sekedar hanya pada satu atau dua individu
saja. Kedua, dalam proses evolusi, perubahan ciri bukanlah hal yang paling penting. Pada evolusi
stabilitas tetap memegang suatu peranan penting. Organisme tidak bisa dikatakan berevolusi
dengan mewujudkan bentuk lain, yang benar-benar berbeda dari asalnya. Perubahan yang terjadi
hanyalah sedikit, sedangkan penyimpangan baru justru jarang ditemukan. Perubahan lain yang
terjadi pada perubahan warna. Ketiga, perubahan pada evolusi haruslah berdasar, artinya ada materi
asalnya. Materi asal tersebut yang kemudian mengalami perubahan. Evolusi memerlukan
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 82
penyimpangan genetik sebagai materi asalnya. Evolusi mengalami perubahan dari materi asalnya,
tidak semata-mata berubah begitu saja yang jauh berbeda dari materi asal. Keempat, perubahan
pada kondisi asal materi tidak mencakup semua perubahan yang ada. Perubahan yang ada tidak
mencakup semua materi pada organisme tersebut. Perubahan yang dilakukan hnaya berkaitan
dengan kebutuhan untuk adaptasi pada lingkungan. Evolusi adalah perubahan yang selektif dan
faktor-faktor lingkungan sangat mendorong terjadi adaptasi ini. Dalam konteks evolusi lingkungan
ini terdapat sejumlah faktor pengarah dari lingkungan, di mana individu beradaptasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada susunan atau komposisi kimia gen, menyebabkan
apa yang kita sebut sebagai mutasi gen. Karena mutasi gen inilah sifat-sifat individu yang
dikendalikan menyimpang dari sifat-sifat yang normal. Jika gen-gen yang mengalami mutasi
berekombinasi dengan gen-gen yang normal atau sesamanya akan dapat menyebabkan variasi.
Mutasi dapat terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor luar ataupun karena pengaruh faktor dalam.
Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh fakotr luar, pada umumnya jarang terjadi dan kebanyakan
tidak menguntungkan.
Walaupun mutasi tersebut sangat kecil, gen-gen yang bermutasi dapat kita hitung melalui
angka laju mutasi suatu spesies. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan berapakah
jumlah gen-gen yang bermutasi di antara seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari
suatu spesies. Telah kita ketahui bahwa pewarisan sifat dari generasi ke generasi berikutnya
melalui gen, pada kenyataannya kita temui bahwa: Bahwa makhluk hidup mengandung beribu-ribu
gen, setiap individu dalam satu generasi mampu menghasilkan beribu-ribu generasi, dan selama
spesies itu ada, jumlah spesies itu banyak sekali. Jadi walaupun terjadinya mutasi gen kecil sekali,
tetapi didasarkan kenyataan-kenyataan yang ada di alam dapat diperhitungkan terjadinya mutasi
gen akhirnya menjadi sangat besar.
wanita Spanyol tidak dapat melahirkan anak. Hal yang sejenis dapat juga terjadi pada bangsa
Sherpa (Asia) dan Inca (Amerika Selatan). Bangsa Inca mampu melahirkan pada pemukiman yang
bertekanan tinggi, namun daya tahannya akan menurun bila mereka turun di pemukiman yang
bertekanan rendah. Adaptasi terhadap tekanan ketinggian tempat ini yang disebut dengan
aklimatisasi. Hal yang bersifat kebalikan dari penyesuaian dari ketahanan diri yang biasanya hanya
makan proses beberapa hari saja, disebut dengan aklimasi.
Beberapa adaptasi yang secara fisik yang dapat dilihat dan diamati orang lain, seperti
berkaitan lipatan sudut mata, rambut di badan, warna kulit, dan besarnya hidung, dan proses
adaptasi tubuh dapat dilihat sebagai sebagai bentuk proses antara gen manusia dengan
lingkungannya.
Lipatan sudut mata telah menjadi penelitian yang menarik. Lipatan mata yang
terkadang menutupi mata. Bervariasi pada berbagai daerah di Asia dan Afrika.
Para pakar antropologis memperkirakan lipatan mata merupakan keamanan
terhadap matahari dan materi lingkungan yang mudah terbawa angin.
Rambut badan. Tidak ada hubungan langsung antara rambut badan dengan
iklim. Pembagian rambut badan dan ketebalan rambut sering dihubungkan
dengan cuaca yang panas atau dingin pada suatu daerah. Orang Eropa lebih
berambut daripada orang Asia, misalnya.
Warna kulit pada orang-orang tertentu berpigmen kuning yang dikendalikan
oleh gen-gen lain. Faktor lingkungan seperti cahaya matahari, pola berpakaian,
dan kondisi kerja berperanan penting pada gradasi kegelapan pada kulit. Tidak
jarang keinginan berganti warna kulit menjadi suatu bentuk kebanggaan.
Bentuk besar pada hidung diyakini berhubungan dengan suhu dan kelembapan
hawa yang dihirup. Beberapa bukti, meski tidak terlalu meyakinkan hidung
mancung berhubungan dengan suhu kering. Pendapat lain bahwa bagusnya
bentuk hidung memainkan peran seksual.
Adaptasi terhadap lingkungan secara anatomis dan fisik menjadi sesuatu yang
penting dan dapat ditentukan. Tingkatan kelembapan berpeluh telah diselidiki.
Ternyata tidak ada hubungan banyaknya peluh dengan kelompok rasial
tertentu. Adaptasi daerah menjadi hal yang penting pada proses adaptasinya.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB XIII
HEREDITAS DAN PERILAKUNYA
Sel telur dan sel sperma berfungsi sebagai mata rantai pembawa sifat keturunannya. Sel
telur dan sel sperma memberikan jumlah-jumlah pola-pola yang sama dalam mewariskan sifat-
sifatnya. Penurunan sifat dari induk ke keturunannya dikenal dengan istilah hereditas. Organisme
baru sebagai hasil fertilisasi ovum oleh sperma mengandung dua perangkat kromosom (diploid)
pada setiap selnya, seperti halnya tiap sel induknya. Dalam meiosis, kedua perangkat kromosom
memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas dengan kromosom lainnya yang bukan
homolognya. Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap, sekalipun melalui proses
pembelahan meiosis dan mitosis. Begitu pula masing-masing gen sebagai usaha faktor menurun
adalah mantap.
84
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 85
dalam satu tubuh makhluk tersebut dihasilkan gamet-gamet jantan maupun betina. Kejadian
perbedaan seks pada mahluk hidup dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Pertama, faktor
lingkungan. Faktor lingkungan ditentukan oleh keadaan fisiologis. Kadar hormon kelamin dalam
tubuh tidak seimbang. Akibatnya langsungnya adalah mempengaruhi penampilan fenotipenya.
Selanjutnya jenis kelamin suatu makhluk dapat berubah. Kedua, faktor genetik. Faktor genetika
ditentukan oleh kompoisisi kromosom, karena kromosom mengandung bahan genetik.
3. Golongan Darah
Golongan darah pada mulanya dikira oleh sejumlah orang hanyalah memindahkan darah
dari satu orang ke orang lain. Transfusi darah ini mengakibatkan ada orang yang tidak bermasalah
apapun, ada yang setelah transfusi darah terjadi orang yang akan ditolong itu meninggal. Karl
Landsteiner (1868-1943) menemukan golongan-golongan darah. Golongan darah itu ada yang A,
B, AB, dan O. Ternyata di seluruh dunia terbagi 4 golongan darah tersebut. Dari sejumlah data
yang luar biasa banyak, maka pada populasi manusia terdapat tiga alel. Gen Ia penyebab seseorang
memiliki golongan berdarah A. Gen Ib penyebab seseorang memiliki darah B. Bila seseorang IaIa
atau Iai, maka golongan darahnya adalah A. Bila gennya IbIb atau Ibi, maka golongan darahnya
adalah B. Bila seseorang IaIb, maka golongan darahnya adalah AB. Terakhir adalah bila gen ii,
maka golongan darahnya adalah O.
Furuhata ilmuwan Jepang pada tahun 1925 menegaskan bahwa golongan darah merupakan
sifat-sifat yang diwariskan. Tinjauan secara genetika menurut Bernstein (Jerman) dan Furuhata
(Jepang) 1925 adalah golongan darah merupakan sifat-sifat yang diwariskan dari induk kepada
keturunanya yang ditentukan oleh tiga macam alelnya, yiatu: IA, IB,dan IO (i). (I = isoglutinogen).
4. Warna kulit
Warna kulit. Banyaknya pigmen warna kulit gelap di dalam kulit dikendalikan oleh gen-
gen pada empat hingga delapan lokus. Lokus alelnya yang tidak dominan dapat timbul berbagai
gradasi kegelapan warna kulit. Orang-orang tertentu pigmennya merah dan kuning yang
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 86
dikendalikan oleh gen-gen lain. Faktor lingkungan seperti cahaya matahari, suhu, pakaian, dan
jenis pekerjaan berpengaruh gradasi kegelapan pada kulit.
Kemudian tedapat cacat bawaan yang terpaut kromosom kelamin. Cacat bawaan tipe ini biasanya
bersifat resesif. Contohnya, buta warna dan hemofilia.
Penderita albino di daerah yang beriklim dingin tidak terlalu kesulitan dalam menghadapi
cuaca semacam itu. Orang albino yang hidup di iklim tropis menghadai bahaya besar. Hal ini
disebabkan dapat terserangnya kelainan kulit yang berbahaya. Disamping keadaan fisik yang
menganggu kehdiupannya, penderita albino juga mengalami beban mental dalam kehidupannya
sehari-hari.
Orang tua yang keduanya penderita albino dapat
dipastikan bahwa akan melahirkan anak-anak yang
albino juga. Tetapi tidak menutup kemungkinan orang
tua yang keduanya normal tiba-tiba melahirkan anak
yang menderita albino. Kasus tersebut dapat terjadi bila
kedua orang tua tersebut memiliki genotipe heterozigot
(carier). Kemundkinan keturunan menderita albino dari
orang tua yang memiliki sifat pembawa albino adalah
25%. Guna mengetahui bahwa seseorang benar-benar
normal atau normal pembawa sifat albino secara fisik
tidaklah mudah, satu-satunya jalan yaitu dengan menggunakan peta silsilah.
c. Buta Warna
Penderita buta warna merupakan cacat bawaan yang terpaut oleh kromosom kelamin.
Penderita buta warna ini disebabkan mereka mewarisi sifat-sifat buta warna yang dibawa oleh
orang tuanya meskipun kondisi lahiriahnya normal. Pewarisan
buta warna ini disebabkan bahwa karena gen yang menyebabkan
buta warna terpaut dalam kromosom seks yaitu kromosom X.
Gen-gen yang terpaut tersebut bersifat resesif. Bila gen ini
berpasangan dengan kromosom X, tidak menyebabkan buta
warna. Akan tetapi individu yang berkaitan bersifat membawa
sifat atau carier. Apabila gen resesif tersebut berpasangan dengan
kromosom Y maka akan menyebabkan buta warna.
1) Buta warna merah hijau (buta warna partial). Buta warna dapat dibedakan atas buta warna
deutan, yaitu bila yang rusak atau lemah bagian mata yang peka terhadap warna hijau.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 88
2) Kedua, buta warna protan (buta warna partial), yang rusak atau lemah bagian mata yang peka
terhadap merah. Buta warna deutan lebih sering dijumpai daripada warna protan. Selain buta
warna protan dan deutan ada lagi
Buta warna total (akromatisme). Seseorang yang mengalami buta warna total ini, melihat segala
sesuatunya hanya hitam dan putih. Buta warna merupakan penyakit keturunan yang disebabkan
oleh gen resesif c (asal kata ‘colour blind) yang terpaut kromosom X.
d. Hemofilia
Hemofilia adalah sifat ketidakmampuan darah membeku. Apabila penderita hemofilia
terluka dan terjadi pendarahan, darah sukar membeku sehingga penderita kehilangan banyak darah
dan dapat berakibat fatal.
Hemofilia seperti juga buta warna termasuk penyakit herediter yang terpaut dalam
kromosom kelamin (linkage). Mortalitas penderita hemofilia tergolong tinggi terutama pada anak-
anak. Bila pria penderita hemofilia dapat bertahan dan selamat hingga perkawinan, maka dia akan
menurunkan anak-anak wanita yang normal tetapi pembawa sifat hemofilia. Dan anak-anak wanita
hasil keturunan ini akan menurunkan sifat sifat hemofilia kepada sebagaian anak laki-lakinya.
Hemofilia menurut penyelidikan merupakan sifat yang resesif terpaut dalam kromosom
seks. Dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian (letal). Dalam hal ini, wanita hemofilia
dilahirkan oleh ibu yang normal carier yang suaminya penderita hemofilia.
Penyakit hemofilia ada dua jenis yaitu:
1) Hemofilia A, yaitu penderita tidak memiliki faktor pembeku darah yang dinamakan FAH
(Faktor Anti Hemofilia) atau faktor VIII.
2) Hemofilia B, yaitu penderita tidak memiliki faktor PTK (Plasma Tromboplastin Komponen).
Individu yang demikian dikatakan sebagai pembawa sifat (carier). Individu yang bersifat
carier walaupun menampakkan fenotipe normal, tetapi dapat mewariskan sifat-sifat yang negatif
kepada generasi-generasi selanjutnya. Cacat bawaan yang ada diturunkan lewat kromosom kelamin
maupun kromosom tubuh.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
BAB XIV
MUTASI
Istilah mutasi pertama kali digunakan oleh Hugo de Vries pada awal 1880, untuk
mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada kehidupan dan sifatnya menurun.
Hal ini pertamakali dilihat oleh Vries pada tulip merah, pada bunga tulip eksperimennya kepekatan
merahnya lebih pekat daripada merahnya bunga tulip biasa. De Vries menyatakan bahwa hentakan-
hentakan keturunan dapat saja terjadi, dan hasilnya selalu
terburu-buru maka disebut mutasi. Vries menambahkan
bahwa seleksi alam bukanlah daya alam, namun saringan
yang menentukan siapakah yang berhak hidup lebih lama dan
yang tidak. Ternyata perubahan tersebut terjadi adanya
penyimpangan dari kromosomnya. Mutasi merupakan
kegagalan tiruan pendekatan pada model aslinya. Mutasi
dianggap bukan sebagai suatu bentuk adaptasi, seperti yang
diperkirakan oleh Vries. Mutasi lebih mengarah pada peranan
pelengkap. Hanya saja meski mutasi bukan menjadi
pengadaptasi yang diakui, ia dapat saja menjadi pengevolusi.
89
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 90
umumnya gen memiliki ketahanan tertentu. Bila suatu gen mengalami mutasi, kemungkinan adalah
0,1 hingga 0,01.
C. Terjadinya Mutasi
Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen dan
kromosom terjadi secara acak. Pemahaman DNA dapat sebagai jalan untuk
menerangkan mutasi yang terjadi. Basa di sembarang ranting-ranting
tunggal molekul DNA dapat saja memiliki sembarang urutan. Urutan tadi
dapat berbentuk CCAA, ATCT, TCGA dan kombinasi yang lain. Molekul
DNA yang sangat panjang, maka urutan basa yang mungkin terbentuk
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 91
menjadi sangat banyak. Urutan basa dalam suatu molekul DNA merupakan suatu sandi yang
membawa berbagai informasi dari satu keturunan ke keturunan berikutnya.
Mutasi gen berhubungan dengan DNA ini adalah saat mitosis dan
meiosis dari molekul DNA mereplikasi dirinya. Dapat terjadi ketika
proses ini sedang berlangsung, dapat terjadi kekeliruan kimia. Salah satu
basa mengalami kehilangan atau kehancuran, sehingga terjadi kekosongan
dalam informasi tersebut. Akibat sandi tadi dapat tidak lengkap, akibatnya
salah diartikan. Perubahan molekul ini megnalami perubahan atau
mengalami kelainan dalam megninformasikan pada generasi berikutnya. Selanjutnya sel yang
mengalami kesalahan itu menginformasikan pada gamet, kromosom, gen, atau sel berikutnya;
maka akan terjadi perintah baru untuk perkembangan selanjutnya. Hal inilah yang disebut sebagai
mutasi.
D. Efek Mutasi
Efek mutasi tidak dapat semata-mata dilakukan dilakukan
pada manusia. Efek mutasi pada manusia dapat terlihat saat terjadi
perang, ledakan pabrik kimia, dan pemukiman penduduk di daerah
yang dilewati kabel bertegangan tinggi. Berikut ini salah satu bentuk
mutasi yang dilakukan Hermann J. Muller (1890-1967) pada lalat
buah. Muller memasukkan ratusan lalat buah pada suatu tempat dan disinari dengan menggunakan
sinar X. Kemudian lalat-lalat yang disinar itu dikawinkan dengan lalat-lalat yang tidak disinari.
Selang sepuluh hari kemudian. Ada lalat yang bermata menonjol, matanya datar, ungu, kuning dan
coklat. Sayap lalat buah itu juga bervariasi, ada yang bersayap lebar,
melipat ke bawah bahkan ada yang tidak bersayap. Pada bagian bulu
terdapat beberapa lalat yang sama sekali tidak berbulu atau berbulu,
tapi berkeriting. Hasil yang demikian mengartikan bahwa pemberi
keturunannya, yakni gennya telah terkena masalah dan memberi
pengaruh pada keturunan berikutnya.
E. Mutasi kromosom
Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan
kromosom yang dapat dikenal sebagai variasi kromosom atau aberasi. Abnormalitas karena
perubahan kromosom terdapat beberapa, diantaranya adalah:
1. Poliploid, individu yang memiliki tiga atau lebih banyak set kromosom yang lengkap. Inilah
yang disebut dengan poliploid. Keadaan ini banyak ditemukan pada sejumlah tumbuh-
tumbuhan, namun jarang ditemukan pada hewan.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 92
2. Orang yang lengkap poliploid seluruhnya tidak ditemukan. Beberapa kasus terjadi pada anak
yang mengalami kromosom poliploid selalu keguguran spontan atau lahir mati.
3. Aneuploidi. Individu aneuploid memiliki kekurangan atau kelebihan kromosom dibandingkan
dengan jumlah kromosom diploid (2 n kromosom) dari individu tersebut.
F. Abnormalitas
Terdapat beberapa penyimpangan abnormalitas karena kelainan kromosom pada manusia,
beberapa nama dan cirinya.
1. Monosomi pada manusia adalah seorang jumlah kromosom 2n-1. Sebutan penyimpangan
adalah Sindroma Turner. Ditemukan pada jenis kelamin perempuan. Bertubuh pendek hanya
berkisar 120 cm untuk usia dewasa, leher pendek dan pangkalnya seperti bersayap, dada lebar,
tanda seks sekunder tidak berkembang (payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh, puting
susu saling berjauhan). Ciri-ciri fisik pada penderita ini dapat dilihat sejak bayi, khususnya
dilihat pada leher yang berkulit tambahan. Sindroma Turner saat terjadi satu pada 3000
kelahiran. Ia tidak selalu rendah pada inteligensinya, namun sangat minim dalam matematika.
Kurang perhatian dalam kehidupan seksual.
2. Trisomi pada manusia. Seorang yang memiliki kelebihan sebuah kromosom atau 2n+1. Bila
seseorang. Individu ini membentuk 2 macam gamet, gamet n dan gamet n + 1. Ada dua jenis
trisomi manusia yang disebut trisomi untuk kromosom kelamin dan trisomi untuk autosom.
Berikut ini adalah kromosom yang kelebihan berupa kromosom kelamin.
a. Sindroma Klinefelter. Seorang yang berjenis kelamin pria, tetapi mengarah tanda-tanda
yang mengarah pada wanita. Pada sindrom ini terdapat tumbuhnya seks sekunder yang
berlawanan, seperti tumbuhnya payudara, pertumbuhan rambut yang kurang, lengan dan
kaki yang ekstrim panjang, suara tinggi seperti wanita, dan testis kecil.
b. Sindroma Tripel-X. Individu tripel-X. Individu ini jelas mempunyai fenotip perempuan,
hanya pada usia 22 tahun memiliki alat kelamin luar seperti pada bayi. Alam kelamin
dalam dan payudara tidak berkembang dan sedikit bergangguan mental. Terdapat 1
sindrom Tripel-X 1000 dan 1 dalam 2000 kelahiran hidup wanita tripel-X.
3. Trisomi untuk autosom. Individu ini berkelebihan sebuah autosom dibandingkan dengan yang
diploid. Penderita kelainan ini terjadi pada autosom, penderita kelainan tersebut dapat laki-laki
maupun wanita. Beberapa penyimpangan yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Sindroma Down. Tanda-tanda klinis pada penderita ini adalah tuna mental, dan adanya
lipatan pada kelopak mata. Sebutan pertama pada kelainan ini adalah mongolisme, tetapi
kemudian diubah menjadi sindroma Down. Sindroma ini bertubuh pendek, lengan atau
kaki bengkok, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka, kelopak mata
berkelipatan epikantus, jarak lebar antara kedua mata, hidung lebar dan datar. Pada iris
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 93
mata terkadang berbintik yang disebut dengan “Brushfield”. IQ rendah berkisar antara 25-
75 bahkan kebanyakan kurang dari 40. Berkelainan pada pada jantung dan tidak tahan
terhadap penyakit.
b. Sindroma trisomi-13. sindrom ini jarang ditemukan pada anak-anak dan tidak pernah
ditemukan pada orang dewasa. Sindrom jenis ini merupakan cacad yang hebat dan
biasanya mendatangkan kematian pada usia yang masih sangat muda, yaitu tiga bulan
pertama setelah kelahiran.anak dapat hidup hingga berusia 5 tahun. Penderita mengalami
cacad mental, tuli, celah bibir atau palatum, polidaktili, mata kecil, otak yang berkelainan;
berkelainan juga pada jantung, ginjal, dan usus.
c. Sindroma trisomi-18 (sindroma Edwards). Banyak mengalami kelainan pada panca
inderanya atau organ tubuh yang lain. Misalnya pada telinganya rendah, mulut kecil tuna
mental, ginjal dobel, dan tulang dada rendah. Penderita sindrom ini biasanya meninggal
pada usia 6 bulan pertama setelah lahir, sehingga tidak dijumpai pada anak dewasa.
Apakah mutasi yang menimbulkan berbagai macam kombinasi, dapat memberi arti yang
positif bagi manusia? Binatang yang mengalami mutasi dan cacad tubuh, mungkin malah selamat
dari predatornya. Keuntungan utamanya mereka dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Apakah manusia juga dapat mengambil keuntungan mutasi yang bersifat negatif tersebut?
Anggapan keuntungan mutasi pada hewan belum tentu sama dengan keuntungan yang dapat diraih
oleh manusia. Kecenderungan mutasi yang terjadi pada manusia, justru dianggap sebagai
abnormalitas. Manusia yang mengalami cacad tersebut cenderung tidak akan dipilih sebagai
penerus keturunan, berbeda dengan hewan.
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com
DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, G. & Ramaley, J.A. (1988). Dasar-dasar Histologi. Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Despopoulos, A. & Silbernagl, S. (2000). Atlas Berwarna & Teks: Fisiologi. Cetakan pertama.
Jakarta: Penerbit Hipokrates.
Kimball, J.W. (1992). Biologi, Jilid 2. Edisi kelima, cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Moore, R. (1982). Evolusi. Pustaka Alam Life. Edisi kedua. Jakarta: Tira Pustaka.
Pearce, E. (1991). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Cetakan keempatbelas. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Pfeiffer, J. (1981). Sel. Pustaka Alam Life. Edisi kedua. Jakarta: Tira Pustaka.
Ridley, M. (2005). GENOM: Kisah Species Manusia dalam 23 Bab. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Soewarwoto, I., Gandjar, I., Guhardja, E., Nasoetion A.H., Soemartono, S.S., Koeshartini, L., dan
Somadikarta. (1992). Biologi Umum 1. Editor: Soenarjo Sastrodinoto. Cetakan kesembilan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soewarwoto, I., Gandjar, I., Guhardja, E., Nasoetion A.H., Soemartono, S.S., Koeshartini, L., dan
Somadikarta. (1981). Biologi Umum 2. Editor: Soenarjo Sastrodinoto. Cetakan kedua.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soewarwoto, I., Gandjar, I., Guhardja, E., Nasoetion A.H., Soemartono, S.S., Koeshartini, L., dan
Somadikarta. (1990). Biologi Umum 3. Editor: Soenarjo Sastrodinoto. Cetakan ketujuh.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
94
Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - http://www.simpopdf.com 95
Sofro, A.S.M. (1994). Imunokimia. Edisi pertama, cetakan pertama. Yogyakarta: Andi Offset.
Suryo. (2005). Genetika Manusia. Cetakan kedelapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syaifuddin, H., (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Cetakan Pertama. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tarumingkeng, R.C., (1994). Dinamika Populasi, Kajian Ekologi Kuantitatif. Cetakan kedua.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Watson, R. (2002). Anatomi & Fisiologi Untuk Perawat. Edisi sepuluh, cetakan pertama. Jakarta:
EGC.
SUMBER GAMBAR
Bevelander, G. & Ramaley, J.A. (1988). Dasar-dasar Histologi. Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Despopoulos, A. & Silbernagl, S. (2000). Atlas Berwarna & Teks: Fisiologi. Cetakan pertama.
Jakarta: Penerbit Hipokrates.
Moore, R. (1982). Evolusi. Pustaka Alam Life. Edisi kedua. Jakarta: Tira Pustaka.
Pfeiffer, J. (1981). Sel. Pustaka Alam Life. Edisi kedua. Jakarta: Tira Pustaka.
Ridley, M. (2005). GENOM: Kisah Species Manusia dalam 23 Bab. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Software Life Style. (1999). The Visual Dictionary Multimedia Edition. American: QA
International.