Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus
vermiformis. Apendiks vermiformis yang disebut pula umbai cacing atau lebih
dikenal dengan nama usus buntu, merupakan kantung kecil yang buntu dan
appendicitis. Apendiksitis dapat terjadi pada semua usia dan mengenai laki-laki
serta perempuan. Akan tetapi pada usia antara pubertas dan 25 tahun, prevalensi
apendiksitis lebih tinggi pada laki-laki, namun sejak terdapat kemajuan dalam
dilakukan dalam dua cara, yaitu cara terbuka dan cara laparoskopi. Apabila
tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah pemberian atau terapi
yang aktif terhadap kuman aerrob dann anaerrob. Setelah gejala membaik, yaitu
appendicitis adalah 21.000 jiwa , dimana populasi laki laki lebih banyak di
laki laki dan sekitar 10.000 jiwa pada perempuan. Di Amerika Serikat terdapat
memiliki insiden 1-2 kasus per 10.000 anak pertahunnya antara kelahiran
sebabkan oleh pola makan pasien yang rendah akan serat setiap harinya
(Depkes RI , 2016)
Derajat kesehatan dapat ditingkatkan oleh masyarakat itu sendiri dan orang-
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Salah satu pelayanan keperawatan yang holistik adalah perawat harus
memandang pasien secara keseluruhan baik fisik, emosional, sosial dan budaya.
Aspek non fisik seperti pemenuhan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual
Kecemasan sering sekali ditemukan pada saat perawatan di rumah sakit yaitu
dapat membuat pasien merasa bingung dan terasing, hal ini biasanya dijumpai
pada pasien yang sedang menjalani perawatan terutama pada pasien yang akan
yang sangat penting dalam perawatan pre operasi, perawat diharapkan dapat
Keperawatan pre operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua
membahayakan bagi pasien itu sendiri, sehingga sering kali pasien dan
yang dialami. Kecemasan yang dialami biasanya terkait dengan segala macam
anatesi yang harus dijalani. Tingkat keberhasilan pembedahan itu sendiri sangat
tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara
tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anastesi dan perawat)
disamping peranan pasien pre operasi yang cooperatif selama proses pre
Pasien yang akan menjalani prosedur operasi sering sekali mengalami cemas.
takut, karakteristik rasa takut yaitu adanya obyek atau sumber yang spesifik dan
dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan oleh individu. Rasa takut terbentuk
yang mengancam. Ketakutan disebabkan oleh hal yang berisifat fisik dan
(Suliswati, 2009).
sebagai suatu ancaman, baik secara aktual ataupun potensial terhadap integritas
Pasien yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan kecemasannya sering kali
mengalami kesulitan pada saat pre operasi. kesulitan yang dialami pasien
Kecemasan pasien pre operasi dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu
dengan obat-obatan maupun dengan terapi yaitu terapi alternatif dan terapi
Salah satu jenis terapi yang dapat menimbulkan relaksasi sehingga dapat
dapat dimanfaatkan dan memiliki efek positif yaitu warna hijau (Kusuma,
2010).
6
bermanfaat bagi sistem saraf pusat. Warna ini memiliki efek penenang,
Untuk mengkaji lebih lanjut terkait dengan penerapan teknik terapi warna
hijau pada pasien apendiksitis, di awali dengan pengkajian data awal pada
lokasi penelitian yang akan di laksanakan penelitian ini, yaitu pada RUMKI TK
Tabel 1.
Jumlah penderita apendiksitis dalam 3 tahun terakhir di RS Tk
II Prof. dr.J.A. Latumetten Ambon
Tahun Jenis Jumlah Persentasi
No kelamin pasien ( %)
1. 2014 Laki - laki 28 32,70 %
Perempuan 24
2. 2015 Laki - laki 24 31,44%
Perempuan 26
3. 2016 Laki - laki 25 35,84%
Perempuan 32
Jumlah keseluruhan 159 100
Sumber :Rekam medik RS TK II Prof. dr. J.A latumeten, 2017
juga ditunjang dari hasil wawancara dengan pihak ruangan, bahwa keluhan
pada saat masuk RS yaitu dengan cemas akibat dari proses penyakit, hal ini
7
menjadi salah satu dasar awal dilakukannya penelitian terkait dengan masalah
dengan teknik terapi warna hijau di ruang yudha RUMKIT Tk II Prof dr J.A
Latumetten ambon “.
B. RUMUSAN MASALAH.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
kecemasan pasien
2. Tujuan khusus
8
Latumeten Ambon
Ambon
9
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
c. Peneliti lain
pre operasi.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Karya tulis ilmiah ini di susun oleh peneliti sendiri bukan jiplakan dari
peneliti yang lain , meskipun pernah ada peneliti sebelumnya yang mengangkat
masalah kecemasan yaitu : ance agnes riri amd kep dengan judul “asuhan
teknik terapi warna hijau di RUMKIT TK. II. Dr. J.A. LATUMETEN AMBON “
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dengan penelitian ini dibagi dari dari beberapa bagian yang
saling berkaitan dan disusun secara sistematika bagian awal terdiri dari : lembaran
judul , motto, lembar persetujuan ,lembar pengesahan , kata pengantar, daftar isi
.Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
II Tinjauan pustaka terdiri dari : konsep dasar remaja , konsep dasar keputihan ,
konsep dasar asuhan keperawatan komunitas dan kerangka konsep penelitian .Bab
III metode penelitian terdiri dari : jenis penelitian, subjek penelitian, definisi
operasional, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data .Bab IV hasil
dan pembasan. Bab V kesimpulan dan saran bagian akhir terdiri dari : daftar