Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan dan gizi di Indonesia pada periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) menjadi fokus perhatian karena tidak hanya berdampak
pada angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak, melainkan juga
memberikan konsekuensi kualitas hidup individu yang bersifat permanen
sampai usia dewasa. Timbulnya masalah gizi pada anak usia di bawah dua
tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang perempuan
untuk menjadi calon ibu, termasuk rematri.
1
25% dari AKG. Penelitian tersebut juga menunjukkan konsumsi besi heme
sebesar 0,8 mg/hari dan besi non-heme sebesar 4,6 mg/hari.
Rematri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi.
Hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain
itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada rematri
sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan.
Pada masa hamil, kebutuhan zat besi meningkat tiga kali lipat karena terjadi
peningkatan jumlah sel darah merah ibu untuk memenuhi kebutuhan
pembentukan plasenta dan pertumbuhan janin. Suplementasi zat besi
berkaitan secara signifikan dengan penurunan risiko anemia [WHO, 2011;
2016].
2
I.2 Tujuan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis
yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Anemia
2. Mahasiswa dapat mengetahui Anemia Remaja dan Kehamilan
3. Mahasiswa dapat mengetahui Macam macam Anemia
4. Mahasiswa dapat mengetahui Tanda dan gejala Anemia Remaja dan
Kehamilan
5. Mahasiswa dapat mengetahui Undang – undang Anemia Remaja dan
Kehamilan
6. Mahasiswa dapat mengetahui Dampak Anemia Remaja dan
Kehamilan
7. Mahasiswa dapat mengetahui angka Anemia Remaja dan Kehamilan
di Dunia dan di Indonesia
8. Mahasiswa dapat mengetahui upaya mengatasi Anemia Remaja dan
Kehamilan
I.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat belajar mengetahui tentang konsep pengertian ,
undang-undang , dampak , angka dan upaya mengatasi anemia yang terjdai
pada ibu hamil dan remaja.
3
BAB II
PEMBAHASAAN
4
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat
di bagi menjadi 4 kategori yaitu : (Manuaba I.B.G,1998.HAL 30)
Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
Hb <7 gr% Anemia berat
5
minggu sampai persalinan, dan 40 hari postpartum, bahwa kadar Hb, jumlah
eritrosit dan nilai hematokrit, ketiganya turun selamam kehamilan sampai 7
hari postpartum. Setelah itu ketiga-tiganya turun selama kehamilan sampai 7
hari postpartum. Setelah itu ketiga nilai itu meningkat, 40 hari postpartum
mencapai angka-angka yang kira-kira sama dengan angka-angka diluar
kehamilan.
6
kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorbsi,
gangguan penggunaan atau karena terlampau banyak keluar dari badan,
misalnya pada perdarahan.
b. Anemia megaloblastik
Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi
vitamin B Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
c. Anemia Hipoplastik
Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-
sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini
diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar
roentgen, racun dan obat-obatan.
d. Anemia hemolotik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih
berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita
anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya
tidak menderita anemia.
7
II.5 Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan Gejala Anemia ( Varney Helen, 2002, Hal. 152 )
Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan
mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga
menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai berikut :Lemah,
mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu makan turun, mual dan
muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek ( pada anemia yng parah ).
Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi : kulit
pucat, mukosa, gusi, dan kuku-kuku jari pucat, takikardi/murmut lambat (
pada anemia yang parah ), rambut dan kuku rapuh ( pada anemia yang parah )
dan juga lidah licin ( pada anemia yang parah ).
8
mencegah terjadinya anemia gizi besi maka perlu mengonsumsi tablet tambah
darah.
Kondisi anemia pada ibu hamil berdampak pada berat badan lahir rendah.
Selin itu kondisi anemia pada ibu hamil juga dapat mengganggu nutrisi pada
janin, dimana dengan adanya penurunan sel darah merah atau hemoglobin,
sehingga dapat mengakibatkan janin tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat
melalui placenta. Untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (<2000 g) atau
berat badan lahir sangat rendah (<1.500g) biasanya berkaitan dengan asupan
zat besi dan asam folat yang kurang secara bersama-sama. Bayi dengan berat
badan lahir rendah akan meningkatkan risiko kematian. Kejadian berat badan
lahir rendah juga dapat berdampak dikemudian hari diantaranya adalah
malnutrisi pada anak, anak mudah terkena infeksi penyakit, dan
meningkatkan kematian bayi. Pada beberapa penelitian lain juga didapatkan
bahwa dengan berat badan lahir rendah yang berhubungan dengan anemia
pada ibu hamil adalah adanya penurunan fungsi otak dan kemampuan anak
dalam berinteraksi dan menggangu kecerdasan kognitif anak saat sekolah.
Termasuk juga dengan perkembangan mental dan kemampuan daya tangkap
anak.
Kelahiran prematur
Kondisi anemia pada ibu hamil mencetuskan sel darah merah atau
hemoglobin akan menurun, sehingga menyebabkan peningkatkan volume
plasma dan mengakibatkan kontraksi pada rahim. Ditambah dengan kondisi
janin yang tidak sesuai perkembangan bayi berdasarkan usia kehamilan ibu,
9
biasanya kehamilan prematur juga menyebabkan kematian pada saat
dilahirkan.
Kematian janin
Anemia pada ibu hamil perlu dilakukan penanganan yang baik. Pemberian
suplemen diberikan jika memang tidak dapat dicukupi oleh ibu dari konsumsi
makanan sehari hari. Kunjungan antenatal saat kehamilan berperan penting
untuk dapat memenuhi kesehatan ibu dan janin.
10
Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja putri adalah :
1. Menurunnya kesehatan reproduksi
2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
4. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
5. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
6. Mengakibatkan muka pucat
Kekurangan zat besi atau anemia yang berlanjut sampai dewasa dan
hingga perempuan tersebut hamil, dapat menimbulkan risiko terhadap
bayinya. Remaja perempuan yang sudah hamil dan menderita anemia dapat
meningkatkan risiko kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan berat
badan rendah. Oleh karena itu, remaja perempuan disarankan untuk
mengonsumsi suplemen zat besi sebelum hamil. Suplemen zat besi ini
membantu memenuhi kebutuhan zat besi yang makin tinggi saat kehamilan.
11
Jika perempuan mengalami anemia akan sangat berbahaya pada waktu hamil
dan melahirkan.
12
II.9 Upaya Mengatasi Anemia Remaja dan Kehamilan
Penanganan pada Anemia sebagai berikut :
1. Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan
sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500
mg asam folat peroral sekali sehari. ( Arisman, 2004 Hal. 150 – 151 ).
2. Anemia Sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000 mg/hari
seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus. ( Wiknjosastro, 2005 Hal. 452
).
3. Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama
hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. ( Arisman, 2004 hal
153 ).
13
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15