Вы находитесь на странице: 1из 31

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

Asuhan Keperawatan pada Ny “K” dengan Hipertensi


Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga Desa
Tahun 2019

Disusun Oleh : Umrin


Nim : 17221025P

YAYASAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Kasus Judul :

Asuhan Keperawatan pada Ny “K” dengan Hipertensi


Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga Desa
Tahun 2019

Oleh :
Umrin
Nim : 17221025P

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Ngulak

dr. Bayu Murdalin


NIP. 19830308 201412 2 001
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah serta
inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan pada Ny “K” dengan Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak
Kecamatan Sanga DesaTahun 2019 ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang
berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga- penulis panjatkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
Paradigma dan Teori Keperawatan.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan dan
juga kesulitan namun, berkat bimbingan, ara-han, serta bantuan dari banyak pihak,
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu
yang telah di tentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
lebih sempurnanya hasil makalah ini. Akhir kata, penulis hanya dapat berharap agar hasil
makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha
penulis selama ini.

Palembang, Februari 2019

Penulis
iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................. 2
BAB II : TINJAUAN TERORITIS
2.1 Pengertian .......................................................................... 4
2.2 Anatomi Fisiologi ............................................................... 4
2.3 Etiologi............................................................................... 5
2.4 Manfestasi Klinis ................................................................ 7
2.5 Patofisiologi ....................................................................... 7
2.6 Penatalaksanaan Medis ....................................................... 8
2.7 Penatalaksaan Keperawatan ................................................ 9
BAB III: TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ......................................................................... 12
3.2 Analisa Data ....................................................................... 16
3.3 Prioritas Masalah ................................................................ 16
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................ 17
3.5 Implementasi Keperawatan ................................................. 19
3.6 Catatan Perkembangan I ..................................................... 20
3.7 Catatan Perkembangan II .................................................... 21
BAB IV : PEMBAHASAN ................................................................ 22
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................... 25
5.2 Saran .................................................................................. 26

Daftar Isi ............................................................................... 27


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka
prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya (Slamet
Suyono, 2001).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi
primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan
10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian
dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang
pengobatannya.
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan sebagai
hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline
hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia, sedangkan
batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin diajukan
oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun dinyatakan
hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih,
sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya
145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau
lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas dan pengkajian yang telah kami lakukan di
Posyandu lansia Dsn. Beiji. Kami menemukan kasus yang sama, sehingga kami akan
membahas bagaimana “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan
Hipertensi” dalam makalah ini.

1
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari hipertensi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan lansia yang menderita hipertensi?

2.1 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang
meliputi pengkajian sampai intervensi.

2.2 Manfaat Penulisan


1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan pencegahan
untuk diri sendiri dan orang disekitarnya agar tidak terkena Hipertensi, Penulisan
Makalah ini juga berfungsi untuk mengetahui antara teori dan kasus nyata yang
terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah ada tidak
selalu sama dengan kasus yang terjadi. Sehingga disusunlah Makalah ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
Manfaat praktis penulisan Makalah bagi Puskesmas yaitu dapat digunakan
sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan bagi pasien
khususnya dengan Hipertensi dan melakukan pencegahan dengan memberi
penyuluhan kesehatan kepada pasien hipertensi.
b. Bagi Perawat
Manfaat praktis penulisan Makalah bagi perawat yaitu perawat dapat
menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat pada pasien
dengan Hipertensi.
c. Bagi Instansi Akademik
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai
referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan
keperawatan dengan Hipertensi.
3
d. Bagi Pasien dan Keluarga
Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu supaya
pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang Hipertensi
beserta perawatan yang benar bagi klien agar penderita mendapat perawatan
yang tepat dalam keluarganya.
e. Bagi Pembaca
Manfaat Makalah bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan informasi
bagi orang yang membaca karya tulis ini supaya mengetahui dan lebih
mendalami bagaimana cara merawat pasien yang terkena Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet
Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan
sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari
kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan
hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan
tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.

2.2 Anatomi Fisiologi


a. Anatomi
1) Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis
kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
Atas : pembuluh darah besar
Bawah : diafragma
Setiap sisi : paru-paru
Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis-
2) Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang
terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri

4
5

yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang
disampaikan pada suatu organ).
3) Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter
pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ
berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
4) Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil
yang membuka pembuluh darah utama.
5) Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan
sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami
kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang
jaringan.
6) Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara
sempurna satu sama lain.(Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110)
b. Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen
dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk mengumpulkan
darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari sistem vena yang
dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black, 1997)

2.3 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
6
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah Ginjal, Glomerulonefritis,
Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia,
Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis, SGB, Obat – obatan
Kontrasepsi oral dan Kortikosteroid.
7
2.4 Manisfestasi Klinis
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun,
dan berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5. Edema akibat peningkatan tekanan kapiler (Corwin, 2009).
Pada hipertensi maligna yang merupakan tipe hipertensi berat yang secara progresif,
dimana tekanan darah diastoliknya > 115 mmHg. Hipertensi maligna meningkatkan
risiko gagal ginjal, gagal jantung kiri, dan stroke. Seseorang dengan maligna biasanya
memiliki gejala-gejala:
1. Morning headaches
2. Penglihatan kabur
3. Sesak napas atau dispnea
4. Dan gejala uremia

2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
8
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

2.6 Penatalaksanaan medis


Kriteria Diagnosa :
 Tekanan darah diatas normal.
 Sebagian keceil mengeluh : sakit kepala, berdebar-debar, dll.
 Gejala yang muncul tergantung organ yang terkena.
Pemeriksaan Penunjang :
 Mencari faktor resiko : kolesterol serum, trigliserid, gula darah.
 Mencari komplikasi : ureum, kreatinin, proteinuria, ronsen torak
Terapi :
 Diet randah garam
 Penurunan berat badan, olah raga, latihan jiwa (yoga,dll)
 Diuretic
 Penghambat adrenergic
 Penyekat alfa 1
9
 Penyekat beta
 Vasodilator
 Penghambat ACE
 Penghambat kalsium
Penyulit :
 Perdarahan otak, perdarahan retina, dekompensasi cordis.
 Stroke, pennyakit jantung, gagal ginja1
Lama perawatan : 1 minggu.

2.7 Penatalaksanaan Keperawatan


1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah
DO :
 Peningkatan tensi
 Pengisian perifer lambat
 HR meningkat
DS :
 Mengeluh kepala pusing.
 Mata berkunang-kunang, kabur
 Mulai muntah
 Leher kaku, kebas
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang (1-3 hari)
Kriteria :
Tidak ada perlukaan
 Tekanan darah 140-160/80-90
 HR 60-100 x /menit.
Renpra :
1. Beri pendidikan kesehatan mengenai penegrtian, penyebab, gejala dan
pencegahan
2. Ajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh
dimakan
3. Kaji keluhan nyeri yang dirasakan klien
4. Kaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien
5. Kaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien
6. Posisikan klien pada posisi nyaman
10
7. Dekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur
8. Ajakan terapi nafas dalam
9. Ajarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat

2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap


aktivitas.
DO :
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan HR
DS :
 Mengeluh sakit kepala
 Pandangan berkunang-kunang/ kabur.
 Leher kaku
Tujuan : Aktivitas maksimal dapat tercapai (2-4 hari)
Kriteria :
 Memperlihatkan kemajuan aktivitas s.dengan mandiri
 Tidak ada tanda-tanda hipoksia terhadap peningkatan aktivitas
 Tekanan darah 40-160 / 80 – 90
Renpra :
1. Jelaskan batasanvbatasan aktivitas klien sesuai kondisi
2. Kaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas :
 Ukur nadi, tensi, pemafasan sebelum beraktivitas dan segera setelah
melakuan aktivitas dan 3 menit setelah listirahat.
 Hentikan aktivitas jika klien berespon : nyeri dada, sesak, vertigo, nadi
turun, nadi tidak meningkat, sistolik turun, pemafasan turun.
3. Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan rentang gerak
sedikitnya 2x sehari
4. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari
5. Motivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan pada kemaujan yang
dicapai
6. Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu di luar
tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3 x sehari dan seterusnya
7. Ajarkan metode penghematan energi :
 Luangkan waktu istirahat selama aktivitas
11
 Istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas
8. Bantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat/tidak boleh dilakukan klien, k/p
libatkan keluarga
9. Untuk klien yang mengalami penurunan curah jantung : observasi suhu, nadi,
pemafasan, tensi, HR, irama jantung, gambaran ECG, intake-output cairan
(terutama cairan IV dan urine)
10. Untuk klien yang mengalami hipoksia : observasi adanya sesak, sianosis,
gangguan mental, pucat, kulit dingin/lembab
11. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan pemeriksaan, diet dan
fisioterapi.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, tehabilitasi,


pencegahan kekambuhan, tanda dan gejala, kompikasi
DO :
- Tampak bingung
- Tidak kooperatif
DS :
 Sering bertanya
 Mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.
Tujuan : Klien tahu dan mengerti tentang informasi yang diberikan (1-2). Kriteria :
 Klien dapat menyebutkan apa yang sudah dijelaskan
 Klien mematuhi aturan pengobatan dan perawatan yang diberikan
Renpra:
1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga.
2. Identifikasi faktor penyebab/ penunjang yang dapat menghalangi
penatalaksanaan efektif
3. Beri dan fasilitasi kebutuhan informasi yang cukup untuk klien dan keluarga
4. Beri kesempatan bertanya dan libatkan dalam perawatan.
5. Beri pujian dan dorongan untuk tindakan/ kegiatan positif menyangkut
kesehatannya yang dilakukan klien/ keluarga
6. Beri penyuluhan dan tingkatan kepatuhan pada pola hidup sehat
7. Tingkatan aktivitas yang berhubungan dengan spiritual
8. Jelaskan tentang kondisi, pengobatan ( kolaborasi dengan dokter ), perawatan,
rehabilitasi, pencegahan kekambuhan, tanda dan gejala, komplikasi
BAB III

TINJUAN KASUS

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 63th
Alamat : Dsn. Ngulak
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

2. Data Keluarga
Nama : An. R
Hubungan : Cucu
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dsn. Ngulak

3. Status Kesehatan Sekarang


Keluhan Utama:
Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat bangun tidur,
pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K juga
mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa
berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat.
Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan:
Ny.K Mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya, hanya minum obat captopril
jika ia mengalami pusing
Obat-obatan:
Obat yang dikonsumsi Ny.K biasanya adalah captropil untuk menurunkan
tekanan darahnya. Sedangkan untuk nyeri yang dialaminya, Ny.K hanya
memberikan pijatan saja pada persendian dan sekitar persendiannya.

12
13
4. Age Related Changes (Perubahan Terkait Proses Menua) Fungsi Fisiologis
1. Kondisi Umum
Ny. K tampak lemas dan kurang bersemangat, mengalami perubahan berat
badan kurang lebih 2kg. Pada malam hari, Ny.K susah tidur atau mengalami
insomnia. Tekanan darah dari hasil pemeriksaan adalah 170/110 mmHg.
2. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput, dan kulit Ny. K tampak
kering. Sedangkan untuk kuku Ny. K berwarna transparan, ada beberapa
kotoran pada kuku kaki, dan tidak ada lesi disekitar kuku.
3. Hematopoetic
Ny. K tidak pernah mengalami perdarahan, pembengkakan, dan anemi. Tidak
ada keluhan yang dirasakan oleh Ny. K.
4. Kepala
Ny.K sering mengalami sakit kepala dan pusing, yang bisa terjadi karena
hipertensi yang dialaminya. Tidak mengalami gatal pada kulit kepala atau
permasalahan lainnya di kepalanya.
5. Mata
Fungsi penglihatan berkurang, sedikit kabur. Tetapi Ny.K tidak
memeriksakan matanya maupun tidak memakai kaca mata. Penurunan
penglihatan, pada mata bagian kanan lebih parah.
6. Telinga
Telinga Ny. K tidak kami kaji, karena saat itu Ny. K menggunakan kerudung
yang tidak memungkinkan untuk memintanya untuk melepas.
7. Hidung sinus
Ny. K tidak merasa ada keluhan yang dialami. Saat flu, hidungnya mulai
berair. Selama Ny. K kondisinya baik, tidak ada permasalahan yang dialami
pada hidungnya. Untuk kebersihan hidung, Ny. K cukup baik menjaga
kebersihannya.
8. Mulut, tenggorokan
Tidak memiliki gigi palsu, dan tidak mengalami sakit gigi. Saat makan
merasa baik-baik saja, akan tetapi untuk makanan yang teksturnya keras tidak
kuat karena ada beberapa gigi yang sudah lepas. Nafas tidak berbau.
14
9. Leher
Tidak ada permasalahan pada leher, baik kekakuan, adanya massa, ataupun
nyeri tekan
10. Pernafasan
Ny. K mengalami batuk dan beberapa penyakit pernafasan ringan yang
diperngaruhi faktor suhu dan lingkungan (musiman). Tidak ada riwayat asma
yang penyakit pernafasan lainnya.
11. Kardiovaskuler
Ny. K memiliki riwayat hipertensi, dan Ny.K selalu mengontrol tekanan
darahnya sendiri. Terkadang Ny. K merasakan nyeri pada bagian dada. Selain
hipertensi, Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler lainnya.
12. Gastrointestinal
Ny. K sering merasa tidak nafsu makan, pola makan kurang teratur dan
jumlahnya sedikit. Frekuensi BAB juga tidak teratur setiap hari. Perubahan
berat badan pada Ny.K juga sering terjadi, kisaran 48kg-50kg.
13. Perkemihan
Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, pola BAK teratur dengan frekuensi 6-
8x dalam 24 jam. Masih mampu mengontrol/menahan dalam berkemih.
14. Reproduksi
Tidak ada riwayat gangguan reproduksi, menopause sejak 7 tahun yang lalu.
15. Musculoskeletal
Terkadang Ny. K mengalami nyeri sendi, dan kekakuan sendi. Tidak ada
riwayat fraktur. Dan masih mampu menjalankan aktifitas sehari-hari.
16. Persyarafan
Tidak ada gangguan dalam system persyarafan Ny.K.

5. Potensi Pertumbuhan Psikososial Dan Spiritual


Psikososial
Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti Ny. K suka ngobrol dengan
lansia yang lain dan dengan para tetangga.Ny. K tidak terlihat cemas ataupun
depresi, meskipun tinggal serumah hanya dengan cucunya, sementara anak-
anaknya sudah berpisah rumah. Dalam pengambilan keputusan sebuah masalah,
Ny. K juga minta saran pada anaknya melalui telepon.
15
Spiritual
Menurut penuturan Ny. K, Ny. K selalu melakukan sholat 5 waktu dan sering
mengikuti sholat berjamaah di mushollah terdekat.Ny. K setiap hari mengaji Al-
Qur’an sendiri, Ny. K juga suka melakukan pengajian dan tahlilanyang diadakan
oleh masyarakat kampung. Ny.K yakin akan kematian, bahwa kematian itu
rahasia Allah dan pasti akan terjadi. Dan Ny. K sudah merasa siap saat sewaktu-
waktu dipanggil oleh Allah SWT.

6. Lingkungan
 Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur.
Pencahayaan bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi
ruang kamar.
 Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di
dalam rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor
bersama cucunya.
 Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang
tidak terlalu lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.
16
3.2 Analisa Data
Tanggal Data Fokus DX Keperawatan
Senin, 10 Feb DS : Nyeri b.d
2019 Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan peningkatan
10.30 WIB setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan tahanan
seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain pembuluh darah
pusing Ny. K juga mengatakan terkadang
mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan
terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan
menghilang apabila Ny.K beristirahat.
DO :
- KU : Lemah
- Skala nyeri 4
- 170/110 mmHg
- ekspresi wajah ketika berjalan agak tegang
menahan sakit
Senin, 10 Feb DS : Intoleransi
2019 Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri aktivitas b.d
10.30 WIB pada persendiannya, yang akan terasa berat jika gangguan
melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila transportasi
Ny.K beristirahat. oksigen, respon
DO : tubuh terhadap
- KU : Lemah aktivitas.
- TD : 170/100 mmHg
- Nadi : 84 x / menit
- Terpasang IVFD RL Gtt 20 X menit

3.3 Prioritas Masalah


1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah
2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh terhadap
aktivitas.
17

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan


Nama Pasien : Ny “K” Register : 00011
Umur : 63th Dx. Medis : Hipertensi

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1. Nyeri b.d peningkatan tahanan Setelah dilakukan tindakan 1. Beri pendidikan kesehatan mengenai penegrtian, penyebab, gejala
pembuluh darah keperawatan selama 2X24 Jam dan pencegahan
Ditandai dengan : diharapkan nyeri Ny. K 2. Ajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak
berkurang sampai dengan hilang boleh dimakan
kriteria hasil: 3. Kaji keluhan nyeri yang dirasakan klien
 Skala nyeri turun dari 4 menjadi 2 4. Kaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien
5. Kaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien
6. Posisikan klien pada posisi nyaman
7. Dekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat tidur
8. Ajakan terapi nafas dalam
9. Ajarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat
2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisi
transportasi oksigen, respon tubuh keperawatan selama 2X24 Jam 2. Kaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas :
terhadap aktivitas diharapkan Aktivitas maksimal dapat  Ukur nadi, tensi, pemafasan sebelum beraktivitas dan segera
tercapai (2-4 hari) setelah melakuan aktivitas dan 3 menit setelah listirahat.
dengan kriteria hasil :  Hentikan aktivitas jika klien berespon : nyeri dada, sesak,
 Klien dapat menyebutkan apa yang vertigo, nadi turun, nadi tidak meningkat, sistolik turun,
sudah dijelaskan pemafasan turun.
 Klien mematuhi aturan pengobatan 3. Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan
18

dan perawatan yang diberikan rentang gerak sedikitnya 2x sehari


4. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari
5. Motivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan pada
kemaujan yang dicapai
6. Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan meningkatkan
waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3 x sehari dan
seterusnya
7. Ajarkan metode penghematan energi :
 Luangkan waktu istirahat selama aktivitas
 Istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas
8. Bantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat/tidak boleh dilakukan
klien, k/p libatkan keluarga
9. Untuk klien yang mengalami penurunan curah jantung : observasi
suhu, nadi, pemafasan, tensi, HR, irama jantung, gambaran ECG,
intake-output cairan (terutama cairan IV dan urine)
10. Untuk klien yang mengalami hipoksia : observasi adanya sesak,
sianosis, gangguan mental, pucat, kulit dingin/lembab
11. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan
pemeriksaan, diet dan fisioterapi.
19
3.5 Implementasi Keperawatan
Nama Pasien : Ny “K” Register : 00011
Umur : 63th Dx. Medis : Hipertensi
No Dx Hari/
Implementasi
Kep Tanggal/waktu
1 Senin, 1. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian,
10 Feb 2019 penyebab, gejala dan pencegahan
2. Mengajarkan kepada pasien makanan yang boleh dimakan
13.00 WIB dan yang tidak boleh dimakan
3. Mengkaji keluhan nyeri yang dirasakan klien
4. Mengkaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien
5. Mengkaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien
6. Memposisikan klien pada posisi nyaman
7. Mendekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar tempat
tidur
8. Mengajakan terapi nafas dalam
9. Mengjarkan terapi non farmakologi seperti memberikan
kompres hangat
2 Senin, 1. Menjelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisi
10 Feb 2019 2. Mengkaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas :
 Mengukur nadi, tensi, pemafasan sebelum beraktivitas
13.00 WIB dan segera setelah melakuan aktivitas dan 3 menit
setelah listirahat.
 Menghentikan aktivitas jika klien berespon : nyeri dada,
sesak, vertigo, nadi turun, nadi tidak meningkat, sistolik
turun, pemafasan turun.
3. Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai
dengan rentang gerak sedikitnya 2x sehari
4. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari
5. Memotivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan
pada kemaujan yang dicapai
6. Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan
meningkatkan waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit
setiap hari, 3 x sehari dan seterusnya
7. Mengajarkan metode penghematan energi :
 Luangkan waktu istirahat selama aktivitas
 Istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas
8. Membantu pemenuhan aktivitas yang tidak dapat/tidak
boleh dilakukan klien, k/p libatkan keluarga
9. Berkolaborasi dengan dokter untuk penanganan medis dan
pemeriksaan, diet dan fisioterapi.
20
3.6 Catatan Perkembangan I
Nama Pasien : Ny “K” Register : 00011
Umur : 63th Dx. Medis : Hipertensi
Tgl TT
Data Subjektif Data Objektif Asessment Masalah Planning Tindakan
NoDx D
1. Ny. K sering mengeluh - KU : Lemah S Klien mengatakan nyerinya 1. Mengkaji keluhan nyeri yang
Selasa pusing, pusing dirasakan - Skala nyeri 4 sedikit berkurang dirasakan klien
11 setiap hari saat bangun tidur, - 170/110 mmHg O  KU : lemah 2. Mengkaji respon nyeri verbal yang
Feb pusing di rasakan seperti - ekspresi wajah ketika  Skala nyeri 3 dirasakan klien
2019 nyut-nyutan dan hilang berjalan agak tegang  TD : 150/100 mmHg 3. Mengkaji respon nyeri non verbal
timbul. Selain pusing Ny. K menahan sakit  ekspresi wajah agak tenang yang dirasakan klien
13.00 juga mengatakan terkadang menahan sakit 4. Memposisikan klien pada posisi
WIB mengalami nyeri pada A Masalah belum teratasi nyaman
persendiannya, yang akan P Intervensi dilanjutkan 5. Mendekatkan alat-alat keperluan
terasa berat jika melakukan pasien di sekitar tempat tidur
aktivitas dan akan 6. Mengajakan terapi nafas dalam
menghilang apabila Ny.K 7. Mengjarkan terapi non farmakologi
beristirahat. seperti memberikan kompres hangat
2. Ny. K juga mengatakan - KU : Lemah S Klien mengatakan nyeri 1. Merencanakan waktu istirahat sesuai
Selasa terkadang mengalami nyeri - TD : 170/100 mmHg persendiannya berkurang jadwal sehari hari
11 pada persendiannya, yang - Nadi : 84 x / menit O - KU : Lemah 2. Memotivasi peningakatan aktivitas
Feb akan terasa berat jika - Terpasang IVFD RL Gtt - TD : 150/100 mmHg dan beri penghargaan pada kemaujan
2019 melakukan aktivitas dan akan 20 X menit - Nadi : 84 x / menit yang dicapai
menghilang apabila Ny.K - Terpasang IVFD RL Gtt 20 X 3. Berkolaborasi dengan dokter untuk
13.00 beristirahat. menit penanganan medis dan pemeriksaan,
WIB A Masalah belum teratasi diet dan fisioterapi.
P Intervensi dilanjutkan
21
3.6 Catatan Perkembangan II
Nama Pasien : Ny “K” Register : 00011
Umur : 63th Dx. Medis : Hipertensi
Tgl TT
Data Subjektif Data Objektif Asessment Masalah Planning Tindakan
NoDx D
1. Ny. K sering mengeluh - KU : Lemah S Klien mengatakan tidak ada Persiapan Pulang
Rabu pusing, pusing dirasakan - Skala nyeri 4 Keluhan lagi
13 setiap hari saat bangun tidur, - 170/110 mmHg O  KU : lemah
Feb pusing di rasakan seperti - ekspresi wajah ketika  Skala nyeri 0
2019 nyut-nyutan dan hilang berjalan agak tegang  TD : 130/90 mmHg
timbul. Selain pusing Ny. K menahan sakit  ekspresi wajah agak tenang
08.00 juga mengatakan terkadang A Masalah teratasi
WIB mengalami nyeri pada P Intervensi dihentikan
persendiannya, yang akan
terasa berat jika melakukan
aktivitas dan akan
menghilang apabila Ny.K
beristirahat.
2. Ny. K juga mengatakan - KU : Lemah S Klien mengatakan tidak ada Persiapan Pulang
Rabu terkadang mengalami nyeri - TD : 170/100 mmHg Keluhan lagi
13 pada persendiannya, yang - Nadi : 84 x / menit O  KU : lemah
Feb akan terasa berat jika - Terpasang IVFD RL Gtt  Skala nyeri 0
2019 melakukan aktivitas dan akan 20 X menit  TD : 130/90 mmHg
menghilang apabila Ny.K  ekspresi wajah agak tenang
08.00 beristirahat.
WIB A Masalah teratasi
P Intervensi dihentikan
22
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan masalah kesehatan


yang muncul antara teori dengan kenyataan yang penulis dapatkan. Asuhan pada
Ny “K” dengan Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga
DesaTahun 2019keparawatan yang dilakukan terdiri dari lima tahap yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1.1 Pengkajian
Pada kasus diatas yang mejadi alasan masuk Puskesmas adalah Ny. K
sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat bangun tidur,
pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K
juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan
terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K
beristirahat.
Dalam pengumpulan data penulis mengunakan metode wawancara dengan
klien dan medical record. Dalam pengkajain keperawatan ini dikumpulkan
data tentang identitas klien, diagnosa medis, identitas penanggung jawab,
catatan masuk, alasan masuk, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
terapi medis, analisa data, prioritas diagnosa keperawatan.

1.2 Diagnosa Keperawatan


Ada beberapa diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada klien
dengan Hipertensi yaitu:
1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah
2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh
terhadap aktivitas.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, perawatan, tehabilitasi,
pencegahan kekambuhan, tanda dan gejala, kompikasi.
yang penulis temukan pada klien Ny.”K” dengan Hipertensi :
1. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah
2. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh
terhadap aktivitas.
23
1.3 Intervensi keperawatan
penulis membuat rencana asuhan keprawatan berdasarkan prioritas masalah
dari semua diagnosa keperawatan yang menurut prioritas yaitu Nyeri b.d
peningkatan tahanan pembuluh darah, ntoleransi aktivitas b.d gangguan
transportasi oksigen, respon tubuh terhadap aktivitas.
Tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah (P). Tujuan ini dapat
dicapai jika tujuan khusus yang ditetapkan telah tercapai. Tujuan khusus
berfokus pada penyelesaian etiologi (E). T ujuan ini merupakan rumusan
kemampuan pasien yang harus dicapai.

1.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan diagnosa pertama yaitu dilakukan pada Senin,
10 Feb 2019 jam 13.00 WIB yaitu : Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai pengertian, penyebab, gejala dan pencegahan, Mengajarkan kepada
pasien makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan, Mengkaji
keluhan nyeri yang dirasakan klien, Mengkaji respon nyeri verbal yang
dirasakan klien, Mengkaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien,
Memposisikan klien pada posisi nyaman, Mendekatkan alat-alat keperluan
pasien di sekitar tempat tidur, Mengajakan terapi nafas dalam dan
Mengajarkan terapi non farmakologi seperti memberikan kompres hangat.
Implementasi keperawatan diagnosa pertama yaitu dilakukan pada Senin,
10 Feb 2019 jam 13.00 WIB yaitu : Menjelaskan batasan-batasan aktivitas
klien sesuai kondisi, Mengkaji dan monitor respon klien terhadap aktivitas,
Untuk klien yang sedang/pernah berbaring lama, mulai dengan rentang gerak
sedikitnya 2x sehari, Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari hari,
Memotivasi peningakatan aktivitas dan beri penghargaan pada kemaujan yang
dicapai, Secara bertahap tingkatan toleransi latihan dengan meningkatkan
waktu di luar tempat tidur s.d 15 menit setiap hari, 3 x sehari dan seterusnya
1.5 Evaluasi
Pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2019, jam 08.00 WIB. penulis melakukan
Evaluasi kedua pada daignosa Pertama, Adapun hasil yang penulis dapatkan
pada klien yaitu : data subjektif: Klien mengatakan tidak keluhan lagi. Data
objektif : KU : lemah, Skala nyeri 0, TD : 130/90 mmHg ekspresi wajah
24
tenang, Analisis : masalah teratasi, adapun Planning : intervensi dihentikan,
rencana pasien boleh pulang.
Pada hari Kamis tanggal 12 Februari 2019, jam 09.00 WIB. penulis
melakukan Evaluasi kedua pada daignosa Kedua, Adapun hasil yang penulis
dapatkan pada klien yaitu : data subjektif: Klien mengatakan tidak keluhan
lagi. Data objektif : KU : lemah, Skala nyeri 0, TD : 130/90 mmHg ekspresi
wajah tenang, Analisis : masalah teratasi, adapun Planning : intervensi
dihentikan, rencana pasien boleh pulang.
25
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan
Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pada Ny “K” dengan
Hipertensi Posyandu Lansia Kelurahan Ngulak Kecamatan Sanga DesaTahun
2019. maka penulis menarik kesimpulan berdasarkan tahap proses
keperawatan.
1. Pengkajian di peroleh data Ny. K sering mengeluh pusing, pusing
dirasakan setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-
nyutan dan hilang timbul. Selain pusing Ny. K juga mengatakan terkadang
mengalami nyeri pada persendiannya, yang akan terasa berat jika
melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K beristirahat.
2. Perumusan diagnosa keperawatan saat dilakukan pengkajian yaitu :
a. Nyeri b.d peningkatan tahanan pembuluh darah
b. Intoleransi aktivitas b.d gangguan transportasi oksigen, respon tubuh
terhadap aktivitas.
3. Perencanaan keperawatan pada Ny “K” untuk diagnosa pertama yaitu
dilakukan yaitu : berikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian,
penyebab, gejala dan pencegahan, Mengajarkan kepada pasien makanan
yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan, kaji keluhan nyeri
yang dirasakan klien, kaji respon nyeri verbal yang dirasakan klien,
Mengkaji respon nyeri non verbal yang dirasakan klien, posisikan klien
pada posisi nyaman, Mendekatkan alat-alat keperluan pasien di sekitar
tempat tidur, Mengajakan terapi nafas dalam dan Mengajarkan terapi non
farmakologi seperti memberikan kompres hangat.
4. Implementasi keperawatan dilaksankan sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah di susun. Sebelumnya penulis terlebih dahulu
membekali dengan penyusunan terlebih dahulu.
5. Evaluasi keperawatan terakhir yang dilakukan penulis pada hari hari
Selasa 24 Mei 2016, jam 10.30 WIB. Adapun hasil evaluasi yang penulis
dapatkan pada klien yaitu : data subjektif: Klien mengatakan tidak
keluhan lagi. Data objektif : KU : lemah, Skala nyeri 0, TD : 130/90
26
mmHg ekspresi wajah tenang, Analisis : masalah teratasi, adapun Planning
: intervensi dihentikan, rencana pasien boleh pulang.
1.2 Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran saran
sebagai berikut :
a. Bagi Puskesmas
Manfaat praktis penulisan Makalah bagi Puskesmas yaitu dapat digunakan
sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan bagi pasien
khususnya dengan Hipertensi dan melakukan pencegahan dengan
memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien hipertensi.
b. Bagi Instansi Akademik
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai
referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang
asuhan keperawatan dengan Hipertensi.
c. Bagi Pasien dan Keluarga
Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu
supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang
Hipertensi. beserta perawatan yang benar bagi klien agar penderita
mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya.
27
Daftar pustaka

Price, S.A.,dkk,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,


Volume 2, 2006, EGC, Jakarta
Nurjannah. I., Fast Methods of Formulating, English version, 2012,
Mocomedia, Yogyakarta
Nurjannah I., Proses Keperawatan Nanda, Noc & Nic, 2012, Mocomedia,

Wilkinson J .M,. Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria


Hasil NOC Edisi Bahasa Indonesia, 2017, EGC, Jakarta

Вам также может понравиться