Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
membran sel. Orang dengan riwayat orang tua hipertensi memiliki risiko
lebih tinggi mengalami hipertensi dibanding yang tidak.21 Riwayat hipertensi
pada orang tua terutama ibu dilaporkan memiliki hubungan dengan kejadian
hipertensi pada saat dewasa.23
b. Usia
Prevalensi hipertensi pada kelompok usia 35-44 tahun dengan 24,8%
meningkat pada usia lebih dari 65 tahun menjadi 57,6%.10 Prevalensi
hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kelompok usia 45
tahun atau lebih mempunyai peluang mendapatkan hipertensi 2,4 kali
dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari 45 tahun.24 Satu dari dua
orang diatas 60 tahun mengalami hipertensi. Hal yang melandasi ini adalah
proses penuaan yang terjadi berdampak pada disfungsi endotel sehingga arteri
kekurangan elastisitasnya.19
c. Jenis kelamin
Menurut data WHO, dari seluruh region wilayah, prevalensi hipertensi
pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada wanita. Namun perbedaan ini
hanya signifikan secara stastistik pada regional wilayah Amerika dan Eropa. 11
Di indonesia, prevalensi hipertensi pada laki-laki sebanyak 22,8%, tidak
berbeda jauh dengan perempuan dengan prevalensi sebesar 28,8%.10
d. Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi kelebihan simpanan lemak di
jaringan adipose sehingga dampaknya adalah peningkatan indeks massa
tubuh dan lingkar pinggang. Kelebihan simpanan lemak pada bagian perut
disebut obesitas sentral. Obesitas sentral dapat dinilai salah satunya dengan
mengukur lingkar perut. Lingkar perut >90 cm pada laki-laki dan > 80 pada
wanita berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas dan sindrom
metabolik. Obesitas sentral dapat terjadi pada individu walaupun individu
tersebut memiliki IMT < 25 kg/m2. Berikut klasifikasi keadaan berdasarkan
berat badan:
Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih
berdasarkan The Eight Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII) tanpa
mengelompokkan seseorang hipertensi dengan ada atau tidaknya faktor risiko atau
kerusakan organ, yaitu:
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII20
Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah
sistolik diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Hipertensi derajat 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Hipertensi derajat 2 160 mmHg 100 mmHg
Target indeks massa tubuh yang normal pada orang Asia-Pasifik 18,5-22,9
Kg/m2. Penurunan berat badan sebanyak 4,4 kg atau lebih dapat
mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 5 hingga 7 mmHg
secara pasti.19
2. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).
DASH mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, makanan tinggi
serat dan rendah lemak termasuk produk susu rendah lemak jenuh/lemak
total. Penelitian yang dilakukan pada 326 responden dengan normotensi
yang melakukan diet DASH dilaporkan bahwa tekanan darah sistolik
berkurang sebesar 3,5 mmHg.19
3. Mengurangi asupan garam.
Menggurangi asupan garam sehari-hari dapat mereduksi risiko penyakit
kardovaskuler, terutama mereka yang memiliki berat badan berlebih.
Konsumsi NaCl yang disarankan adalah <6 g/hari.19
4. Aktivitas fisik
Target aktivitas fisik yang disarankan adalah 30 menit dalan sehari dan
dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu. Tekanan darah sistolik dapat
berkurang sekitar 4 mmHg pada responden yang melakukan aerobik secara
rutin.19
5. Berhenti atau mulai mengurangi konsumsi rokok.
Berhenti merokok dapat mencegah disfungsi endotel dinding vaskuler
lebih jauh lagi, sehingga dapat mencegah hipertensi.24
6. Pembatasan konsumsi alkohol.
Pada peminum ≥500 ml alkohol/minggu memiliki tekanan darah 4.6/3.0
mmHg lebih tinggi dibandingkan bukan peminum. Oleh sebab itu
konsumsi alkohol harus dihindari.24
Hasil dari penilaian risiko pada pasien di komunitas adalah pasien yang
memiliki risiko rendah, risiko tinggi dan pasien pengidap penyakit kronik. Pasien
yang memiliki risiko tinggi adalah fokus utama yang nantinya akan dilakukan
perencanaan kesehatan pribadi seperti modifikasi risiko yang dimilikinya.
Sedangkan pada pasien hipertensi, akan dberikan tatalaksana sesuai dengan
penyakit dan komorbiditas yang dimilikinya.14
Diagram 2.3. Hubungan Pasien dan Dokter dalam Konteks Prospective Medicine14
Dilakukan pengukuran:
Tekanan darah
BB/TB
Lingkar
pinggang