Вы находитесь на странице: 1из 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu akibat eklampsia sebesar 63.000 jiwa/tahun di

seluruh dunia, sedangkan angka kematian di negara berkembang mencapai

14%. Eklampsia merupakan penyebab dengan peningkatan risiko

morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. kejadian eklampsia di

Negara berkembang berkisar 1 dari 100 hingga 1 dari 700 kelahiran. Di

Indonesia pre eklampsia dan eklampsia berkisar 1,5 % sampai 25 %.

Komplikasi signifikan yang mengancam jiwa ibu akibat eklampsia adalah

edema pulmonal, gagal hati dan ginjal, DIC, sindrom HELLP dan

perdarahan otak.

Eklampsia disebut dengan antepartum, intrapartum, atau

pascapartum. Bergantung pada apakah kejang muncul sebelum, selama

atau sesudah persalinan. Eklampsia paling sering terjadi pada trimester

terakhir dan menjadi semakin sering menjelang aterm.

Masalah utama dalam mencegah dan mengobati eklampsia adalah

penyebab kondisi yang tidak diketahui. Terdapat hubungan yang kuat

antara hipertensi dan penyakit serebral yang mengidentifikasi persamaan

klinis antara eklampsia dan ensefalopati hipertensif ( Vaughan & Delanty

2000 ). Namun demikian hasil signifikan yang diperoleh menunjukkan

1
bahwa hipertensi tidak selalu menjadi perkursor awitan eklampsia tetapi

hampir selalu terjadi setelah kejang.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Diharapkan Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan eklampsia post partum

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami pengertian tentang eklampsia post partum

b. Mampu mengetahui penyebab dari eklampsia post partum

c. Mampu mengenali Manifestasi Klinis dari eklampsia post partum

d. Mampu memahami patofisiologi dari eklampsia post partum

e. Mampu memahami Komplikasi dari eklampsia post partum

f. Mampu memahami Penatalaksanaan dari eklampsia post partum

g. Mampu memahami rencana perawatan pada pasien dengan

eklampsia post partum

2
BAB II

ISI

A. TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi

Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam

persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang

(bukan timbul akibat kelianan neurologik) dan atau koma dimana

sebelumnya sudah menunjukkan gejala – gejala pre eklamsi.(asuhan

patologi kebidanan, 2009).

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam

persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan

timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya

sudah menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 )

Eklampsia post partum adalah suatu keadaan dimana

didiagnosis ketika preeklampsia memburuk menjadi kejang yang

terjadi pada masa nifas (helen varney;2007).

Eklampsia postpartum ialah eklampsia yang terjadi setelah

persalinan.

Eklampsia adalah pre eklampsia yang disertai kejang atau

koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi Sedangkan Pre

eklampsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema

akibat kehamilan setelah persalinan. ( Mansjoer. 2000 ).

3
Eklampsia merupakan serangan konvulsi yang mendadak atau

suatu kondisi yang dirumuskan penyakit hipertensi yang terjadi oleh

kehamilan, menyebabkan kejang dan koma, (kamus istilah medis :

163,2001).

Eklampsia merupakan serangan kejang yang diikuti oleh koma,

yang terjadi pada wanita hamil dan nifas (Ilmu Kebidanan : 295, 2006)

Eklampsia dalam bahasa Yunani berarti “Halilintar” karena

serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. (Sinopsis

obstetric : 203,1998)

Eklampsia berasal dari bahasa yunani dan berarti “Halilintar”.

Kata tersebut dipakai karena seolah- olah gejala- gejala eklampsia

timbul dengan tiba – tiba tanpa didahului oleh tanda – tanda lain.

Sekarang kita ketahui bahwa eklampsia pada umumnya timbul pada

wanita hamil atau dalam nifas dengan tanda – tanda pre eklampsia.

Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejangan yang

diikuti oleh koma. Tergantumg dari saat timbulnya eklampsia

dibedakan eklampsia gravidarum, eklampsia parturientum dan

eklampsia puerperale. Perlu dikemukakan bahwa pada eklampsia

gravidarum sering kali persalinan mulai tidak lama kemudian.

4
2. Etiologi

Sebab eklampsia belum diketahui pasti, namun salah satu teori

mengemukakan bahwa eklampsia disebabkan ishaemia rahim dan

plasenta (Ischaemia Utera Placentoe). Selama kehamilan, uterus

memerlukan darah lebih banyak. Pada mola hidotidosa, hidramnian,

kehamilan ganda, nultipara, akhir kehamilan, persalinan, juga penyakit

pembuluh darah ibu, diabetes peredaran darah dalam dinding rahim

kurang, maka keluarlah zat-zat dari plasenta atau desiduc yang

menyebabkan vasospesmus dan hipertensi.

Etiologi dan patogenesis preeklampsia dan eklampsia sampai

saat ini masih belum sepenuhnya dipahami, masih banyak ditemukan

kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini sering disebut “the disease of

theories”. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk

menerangkan terjadinya preeklampsia adalah : faktor imunologi,

genetik, penyakit pembuluh darah dan keadaan dimana jumlah

trophoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan

ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri spiralis pada awal

trimester satu dan trimester dua. Hal ini akan menyebabkan arteri

spiralis tidak dapat berdilatasi dengan sempurna dan mengakibatkan

turunnya aliran darah di plasenta. Berikutnya akan terjadi stress

oksidasi, peningkatan radikal bebas, disfungsi endotel, agregasi dan

penumpukan trombosit yang dapat terjadi diberbagai organ.

5
Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum

diketahui, tetapi banyak teori yang menerangkan tentang sebab akibat

dari penyakit ini, antara lain:

a. Teori Genetik

Eklamsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang

lebih sering ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita pre

eklamsia.

b. Teori Imunologik

Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis.

Janin yang merupakan benda asing karena ada faktor dari suami

secara imunologik dapat diterima dan ditolak oleh ibu.Adaptasi

dapat diterima oleh ibu bila janin dianggap bukan benda asing,. dan

rahim tidak dipengaruhi oleh sistem imunologi normal sehingga

terjadi modifikasi respon imunologi dan terjadilah adaptasi.Pada

eklamsia terjadi penurunan atau kegagalan dalam adaptasi

imunologik yang tidak terlalu kuat sehingga konsepsi tetap

berjalan.

c. Teori Iskhemia Regio Utero Placental

Kejadian eklamsia pada kehamilan dimulai dengan

iskhemia utero placenta menimbulkan bahan vaso konstriktor yang

bila memakai sirkulasi, menimbulkan bahan vaso konstriksi ginjal.

Keadaan ini mengakibatkan peningkatan produksi renin

angiotensin dan aldosteron.Renin angiotensin menimbulkan

6
vasokonstriksi general, termasuk oedem pada arteriol. Perubahan

ini menimbulkan kekakuan anteriolar yang meningkatkan

sensitifitas terhadap angiotensin vasokonstriksi selanjutnya akan

mengakibatkan hipoksia kapiler dan peningkatan permeabilitas

pada membran glumerulus sehingga menyebabkan proteinuria dan

oedem lebih jauh.

d. Teori Radikal Bebas

Faktor yang dihasilkan oleh ishkemia placenta adalah

radikal bebas. Radikal bebas merupakan produk sampingan

metabolisme oksigen yang sangat labil, sangat reaktif dan berumur

pendek. Ciri radikal bebas ditandai dengan adanya satu atau dua

elektron dan berpasangan. Radikal bebas akan timbul bila ikatan

pasangan elektron rusak. Sehingga elektron yang tidak

berpasangan akan mencari elektron lain dari atom lain dengan

menimbulkan kerusakan sel.Pada eklamsia sumber radikal bebas

yang utama adalah placenta, karena placenta dalam pre eklamsia

mengalami iskhemia. Radikal bebas akan bekerja pada asam

lemak tak jenuh yang banyak dijumpai pada membran sel,

sehingga radikal bebas merusak sel Pada eklamsia kadar lemak

lebih tinggi daripada kehamilan normal, dan produksi radikal

bebas menjadi tidak terkendali karena kadar anti oksidan juga

menurun.

7
e. Teori Kerusakan Endotel

Fungsi sel endotel adalah melancarkan sirkulasi darah,

melindungi pembuluh darah agar tidak banyak terjadi timbunan

trombosit dan menghindari pengaruh vasokonstriktor. Kerusakan

endotel merupakan kelanjutan dari terbentuknya radikal bebas

yaitu peroksidase lemak atau proses oksidase asam lemak tidak

jenuh yang menghasilkan peroksidase lemak asam jenuh.

Pada eklamsia diduga bahwa sel tubuh yang rusak akibat

adanya peroksidase lemak adalah sel endotel pembuluh

darah.Kerusakan endotel ini sangat spesifik dijumpai pada

glumerulus ginjal yaitu berupa “ glumerulus endotheliosis “.

Gambaran kerusakan endotel pada ginjal yang sekarang dijadikan

diagnosa pasti adanya pre eklamsia.

f. Teori Trombosit

Placenta pada kehamilan normal membentuk derivat

prostaglandin dari asam arakidonik secara seimbang yang aliran

darah menuju janin. Ishkemi regio utero placenta menimbulkan

gangguan metabolisme yang menghasilkan radikal bebas asam

lemak tak jenuh dan jenuh. Keadaan ishkemi regio utero placenta

yang terjadi menurunkan pembentukan derivat prostaglandin

(tromboksan dan prostasiklin), tetapi kerusakan trombosit

meningkatkan pengeluaran tromboksan sehingga berbanding 7 : 1

8
dengan prostasiklin yang menyebabkan tekanan darah meningkat

dan terjadi kerusakan pembuluh darah karena gangguan sirkulasi.

g. Teori Diet Ibu Hamil

2- 2½ gram per hari. Bila terjadiKebutuhan kalsium ibu

hamil kekurangan-kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan janin, kekurangan kalsium

yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium otot

sehingga menimbulkan sebagai berikut : dengan dikeluarkannya

kalsium dari otot dalam waktu yang lama, maka akan

menimbulkan kelemahan konstruksi otot jantung yang

mengakibatkan menurunnya strike volume sehingga aliran darah

menurun. Apabila kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah

akan menyebabkan konstriksi sehingga terjadi vasokonstriksi dan

meningkatkan tekanan darah.

h. Faktor Predisposisi Terjadinya Preeklampsia dan Eklampsia

diantaranya : Primigravida, kehamilan ganda, diabetes melitus,

hipertensi essensial kronik, mola hidatidosa, hidrops fetalis, bayi

besar, obesitas, riwayat pernah menderita preeklampsia atau

eklamsia, riwayat keluarga pernah menderita preeklampsia atau

eklamsia, lebih sering dijumpai pada penderita preeklampsia dan

eklampsia.

9
3. Patofisiologi

Eklampsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang di duga

berhubungan dengan berbagai faktor. Satu diantaranya adalah

peningkatan resisitensi intra mural pada pembuluh miometrium yang

berkaitan dengan peninggian tegangan miometrium yang ditimbulkan

oleh janin yang besar pada primipara, anak kembar atau hidraminion.

Iskemia utero plasenta mengakibatkan timbulnya vasokonstriksor yang

bila memasuki sirkulasi menimbulkan ginjal, keadaan yang belakangan

ini mengakibatkan peningkatan produksi rennin, angiostensin dan

aldosteron. Rennin angiostensin menimbulkan vasokontriksi

generalisata dan semakin memperburuk iskemia uteroplasenta.

Aldosteron mengakibatkan retensi air dan elektrolit dan udema

generalisator termasuk udema intima pada arterior.

Pada eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan

terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan

penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit.

Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses eklampsia.

Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan

timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena

adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Eklamsi yang

berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain.

Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan

10
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin

Growth Retardation.

Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan

penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum

diketahui sebabnya, mungkin disebabkan oleh retensi air dan

garam,proteinuria mungkin disebabkan oleh spasmus Arteriola

sehingga terjadi perubahan glomerulus.

Perubahan pada organ-organ:

a. Perubahan pada otak

Pada eklampsi, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi

pula pada pembuluh darah otak. Edema terjadi pada otak yang

dapat menimbulkan kelainan serebral dan kelainan pada visus.

Bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.

b. Perubahan pada rahim

Aliran darah menurun ke plasenta menyebabkan gangguan

plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena

kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsi dan

eklampsi sering terjadi bahwa tonus rahim dan kepekaan terhadap

rangsangan meningkat maka terjadilah partus prematurus.

c. Perubahan ada ginjal

Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal

kurang. Hal ini menyebabkan filfrasi natrium melalui glomerulus

menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air.

11
Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga

pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.

d. Perubahan pada paru-paru

Kematian wanita pada pre-eklampsi dan eklampsi biasanya

disebabkan oleh edema paru. Ini disebabkan oleh adanya

dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspires

pnemonia. Kadang-kadang ditemukan abses paru.

e. Perubahan pada mata

Dapat ditemukan adanya edema retina spasmus pembuluh

darah. Pada eklampsi dapat terjadi ablasio retina disebabkan

edema intra-okuler dan hal ini adalah penderita berat yang

merupakan salah satu indikasi untuk terminasi kehamilan. Suatu

gejala lain yang dapat menunjukkan arah atau tanda dari pre-

eklampsi berat akan terjadi eklampsi adalah adanya: skotoma,

diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan perubahan peredaran

darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.

f. Perubahan pada keseimbangan air dan elektrolit

Pada pre-eklampsi berat dan pada eklampsi : kadar gula

darah naik sementara asam laktat dan asam organik lainnya naik

sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya

disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat

organik dioksidasi sehingga natrium dilepas lalu bereaksi dengan

12
karbonik sehingga terbentuk bikarbonat natrikus. Dengan begitu

cadangan alkali dapat kembali pulih normal.

4. Pathway

Faktor genetik,faktor imunologis ,faktor predisposisi

Iskemia uterus plasenta (peredaran darah dinding rahim berlangsung)

Plasenta atau decidiva mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan


spasme(iskemia uteri plasenta)

Eklamsia post partum

Mata terpaku dan Vasokontrisi ginjal Penurunan plasma


kepala dipalingkan dalam sirkulasi
kesatu sisi

Peningkatan renin
angiotensin dan Peningkatan hematokrit
Kejang-kejang terlihat Aldosteron
pada wajah

Nafas tersengal- Lidah Retensi air dan Penurunan perfusi


sengal berbuih elektrolit organ

Resti Asidosis Ketidak efektifan Resiko ti nggi


respiratori jalan nafas Edema Kejang

Kelebihan
Resiko cidera volume cairan
13 dalam tubuh
Koma

5. Manifestasi Klinis

Eklamsi selalu didahului oleh gejala-gejala preeklamsi. Gejala-

gejala preeklamsi yang berat seperti :

a. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih / saat masa nifas

b. Terjadi tanda-tanda pre eklamsia ( hipertensi, edema, proteinuria ,

sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, Nyeri

pada epigastrium, Sesak nafas , kegelisahan atau hiperfleksi).

c. Menurunnya kesadaran

d. Kejang- kejang atau koma

Kejang dalam eklamsia ada 4 tingkatan meliputi:

1) Tingkat awal atau aura ( invasi )

Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka

tanpa melihat ( pandangan kosong ), kelopak mata dan tangan

bergetar kepala diputar kekanan dan kekiri.

2) Stadium kejang tonik

Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku, tangan

menggenggam dan kaki membengkok ke dalam, pernafasan

berhenti. Muka mulai kelihatan sianosis lidah dapat tergigit

berlangsung kira-kira 20-30 detik.

3) Stadium kejang klonik

14
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam

waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah

berbusa dan lidah dapat tergigit, mata melotot, muka kelihatan

kongesti dan sianosis, setelah berlangsung 1-2 menit kejang

klonik berhenti dan penderita tidak sadar menarik nafas

sdeperti mendenggur.

4) Stadium koma

Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai

berjam- jam kadang antara kesadaran timbul serangan baru

dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma.

e. Kadang- kadang disertai dengan gangguan fungsi organ.

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Pemeriksaan darah lengkap

2) Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal

hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )

3) Hematoktit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )

4) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )

b. Urinalisis

Ditemukan protein dalam urine.

c. Pemeriksaan Fungsi hati

1) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

15
2) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat

3) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

4) Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-

45 u/ml )

5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat

( N= <31 u/l )

6) Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )

d. Tes kimia darah

Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis

Prinsip pengobatan eklamsia pada ibu nifas adalah

menghentikan kejang kejang yang terjadi dan mencegah kejang

ulang.

1) Konsep pengobatan

Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma,

meningkatkan jumlah diuresis.

2) Obat untuk anti kejang :

a) MgSO4 (Magnesium Sulfat)

(1) Dosis awal: 4gr 20 % I.V. pelen-pelan selama 3 menit

atau lebih disusul 10gr 40% I.M. terbagi pada bokong

kanan dan kiri.

16
(2) Dosis ulangan : tiap 6 jam diberikan 5 gr 50 % I.M.

diteruskan sampai 6 jam pasca persalinan atau 6 jam

bebas kejang.

b) Syarat : reflek patela harus positif, tidak ada tanda-tanda

depresi pernafasan (respirasi >16 kali/menit), produksi

urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 150 cc per 6 jam

atau 600 cc per hari.

2) Apabila ada kejang lagi, diberikan Mg SO 4 20 %, 2gr I.V.

pelan-pelan. Pemberian I.V. ulangan ini hanya sekali saja,

apabila masih timbul kejang lagi maka diberikan pentotal 5

mg/kg BB/I.V. pelan-pelan. Bila ada tanda-tanda keracunan

Mg SO 4 diberikan antidotum glukonas kalsikus 10 gr % 10

cc / I.V pelan-pelan selama 3 menit atau lebih. Apabila diluar

sudah diberi pengobatan diazepam, maka dilanjutkan

pengobatan dengan MgSO 4 .

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Secara prinsip kehamilan dengan eklamsia harus segera

dilakukan terminasi (diakhiri), sedangkan perawatan/pengobatan

yang dilakukan adalab untuk stabilisasi kondisi pasien dalam

rangka terminasi kehamilan tersebut.

1) Tirah baring, diet preeklamsia atau per sonde (bila pasien

dalam keadaan koma).

2) Pasang kateter tetap.

17
3) Kepala direndahkan, isap lendir orofaring.

4) Pasang sudip lidah untuk mencegah lidah tergigit bila pasien

kejang

5) Bila pasien sadar dan keadaan membaik, kehamilan segera

diakhiri, sebisa mungkin mengusahakan partus per vaginam

dengan mempercepat kala II. Bila dalam 6 jam keadaan tidak

membaik (klinis maupun laboratorik) dan pasien belum

sadar, maka kehamilan harus segera diakhiri juga.

8. Komplikasi

a. Hiprofibrinogenemia

Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah,

biasanya dibawah 100mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar

fibrinogen harus secara berkala.

b. Perdarahan otak

Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian

maternal pada penderita eklampsia.

c. Kelainan mata

Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung

sampai seminggu. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina

yang merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.

18
d. Edema paru – paru

e. Nekrosis hati

Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat

vasopasmus arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui

dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-

enzimnya.

f. Sindroma HELLP

Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-

tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia

yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP

dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai

beberapa hari setelah melahirkan.

g. Kelainan ginjal

Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu

pembengkakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa

kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah

anuria sampai gagal ginjal.

h. Komplikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena

jatuh akibat kejang - kejang pneumonia aspirasi, dan DIC

(Disseminated Intravascular Coogulation)

i. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin

19
9. Diagnosis

Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia. Perawatan

prenatal untuk kehamilan dengan predisposisi pre eklampsia perlu

ketat dilakukan agar dapat dideteksi sedini mungkin gejala – gejala

eklampsia. Sering di jumpai perempuan hamil yang tampak sehat

mendadak menjadi kejang – kejang eklampsia karena tidak terdeteksi

adanya pre eklampsia sebelumnya.Eklampsia harus dibedakan

a. Epilepsi

Dalam anamnesia diketahui adanya serangan sebelum

hamil atau pada hamil muda dan tanda preeklampsia tidak ada.

b. Kejang akibat obat anesthesis

Apabila obat anesthesia locak tersuntikkan ke dalam vena,

dapat timbul kejang.

c. Koma karena sebab lain, seperti

Diabetes, perdarahan otak, meningitis dan lain-lain

Diagnosis eklampsia lebih dari 24 jam harus diwaspadai.

20
B. TINJAUAN ASKEP TEORITIS

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Meliputi nama , umur , agama , pendidikan , pekerjaan ,

status pernikahan, alamat, ditambah dengan diagnose medis serta

identitas penanggung jwab

b. Keluhan utama

Merupakan hal yang diungkapkan ibu yang berhubungan

dengan keadaan dan masalah yang timbul. Keluhan yang timbul

biasanya klien kejang dengan mata terpaku , Kepala dipalingkan

ke satu sisi , Mata membuka dan menutup, Kejang kuat terjadi

dan kadang lidah tergigit Ludah berbuih bercampur darah keluar

dari mulut Mata merah, muka biru disertai sakit kepala, mata

berkunang – kunang, bengkak pada kaki dan tangan.

c. Riwayat penyakit ibu

Untuk megetahui kemungkinan penyakit – penyakit yang

menyertai dan mempengaruhi keadaan ibu yang lemah pada

waktu melahirkan, seperti :

1) Penyakit kronis : jantung, hypertensi, dll

2) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV / AIDS

3) Penyakit keturunan : DM, asma, hipertensi

21
d. Riwayat penyakit keluarga

Ditanyakan untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi

pada ibu bersalin serta mengupayakan pencegahan dan

penanganannya, terutama pihak keluarga yang tinggal bersama

klien. Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan

eklampsia dalam keluarga. ( Pusdiknakes, 1993 )

e. Riwayat meanstruasi

Untuk mengetahui tentang faal alat kandungan yang perlu

diketahui adalah menarche, siklus haid, lama haid, warna /

jumlah darah, sifat darah ( cair / beku ), dysminorhoe, flour

albus, HPHT ( Obstetri Fisiologi, 1998)

f. Riwayat perkawinan

Yang dikaji yaitu kawin berapa kali, lama kawin dan usia

saat kawin. ( Hanifa, W, 133 ). Biasanya terjadi pada wanita yang

menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.

g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Untuk mengetahui riwayat tiap – tiap kehamilannya,

seperti: riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya

serta keadaan anaknya( Hanifa W, 133 ) .

22
h. Riwayat Ginekologi

1) Reproduksi : G . . . .P . . . .A . . . .

2) Riwayat obstetric

Yang dikaji yaitu adakah gangguan saat kehamilan,

bagaimana proses persalinan, lamanyanya persalianan ,

masalah / komplikasi saat persalinan , adakah masalah pada

bayi serta tanyakan tentang penyakit reproduksi yang diderita

oleh ibu .

i. Riwayat KB

Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti

KB jika ibu pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis

kontrasepsi, efek samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi

(bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan

kontrasepsi ( Depkes RI, 1994 : 16)

j. Pemenuhan kebutuhan sehari –hari

1) Nutrisi

Kaji nutrisi ibu. Kekurangan / kelebihan nutrisi dapat

menyebabkan kelainan. Pada ibu masa nifas dikhawatirkan

menjadi penyulit bagi ibu.

2) Eliminasi

Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah

inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin),

hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak

23
atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah

perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,

rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan

toilet.

3) Aktivitas

Untuk mengetahui aktivitas yang telah dilakukan ibu

selama masa nifas. Kemampuan mobilisasi beberapa saat

setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan

eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.

4) Istirahat

Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman

yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau

remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan

suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).

5) Personal hygiene

Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan

pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias

rambut dan wajah selama masa nifas dan menyusui.

6) Riwayat psikososial spiritual dan cultural

Ditanyakan kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakat

dan keluarga serta pandangan dan penerimaan keluarga

serta materiil dan moril yang diperoleh dari keluarganya

( Depkes RI, 1995 )

24
d. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : baik, cukup, lemah

2) Kesadaran : composmentis, apatis , delirium ,samnolen, koma

3) Tanda – Tanda Vital : TD , Nadi , suhu, Respirasi

4) Pemeriksaan khusus

a) Kepala

Kaji Struktur simetris, tidak/ ada nyeri kepala, trauma

kepala tidak /ada, gerak kepala dan leher normal ( dapat

menunduk, dan menoleh / samping ), tidak / ada

pembesaran kelenjar tiroid, ada / tidak benjolan, kaji

warna rambut hitam, dan kulit kepala bersih.

b) Mata

Kaji Mata kiri dan kanan simetris, ada / tidak strabismus,

edeme retina ada / tidak , mata terpaku / tidak, sklera

ikterik / tidak, konjungtiva anemis/ tidak, mata cekung/

tidak, pergerakan mata baik/tidak, mata tampak bersih

(tidak ada kotoran pada mata)

c) Hidung

Apakah Bentuk simetris / tidak ,secret maupun kelainan

polip aada / tidak , apa memakai alat bantu pernafasang

atau tidak memakai alat bantu pernapasan.

d) Telinga

Apakah Bentuk simetris, telinga apa cukup bersih/ tidak ,

25
apa ada serumen , fungsi pendengaran baik atau tidak ,

apakah menggunakan alat bantu pendengaran.

e) Mulut dan tenggorokan

Apakah Bentuk bibir simetris, apakah tampak caries atau

tidak apakah terlihat ludah berbusa pada mulut klien.

f) Dada dan axilla

Apakah Bentuk payudara simetris /tidak , apakah papila

tampak menonjol, apakah tampak hiper agmentasi pada

areola mamae dan belum ada pengeluaran colustrum.

g) Pernafasan

Kaji frekuensi penafasan , apakah pernafasan cepat dan

dangkal, apakah menggunakan menggunakan alat bantu

pernafasan.

h) Sirkulasi jantung

Apakah Kecepatan denyut nadi dengan irama tertatur,

Apakah ada kelinan bunyi jantung, apakah ada kelainan

bentuk dada dan apakah ada keluhan nyeri dada

i) Abdomen

Apakah Perut mengecil dan tampak linea dan striea,

adakah distensi abdomen

j) Genetalia

Apakah Klien terpasang kateter atau tidak , apakah ada

dilakukan episiotomy

26
k) Ekstremitas (integumen / Muskuloskleta)

Ekstremitas atas dan bawah apakah struktur simetris,

apakah ada edema, kaji turgor kulit , kelembaban kulit.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat

hipertensi

b. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan dan

edema berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan

c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan

hipovolemi/penurunan aliran balik vena.

d. Gangguan Penglihatan b.d peningkatan tekanan vaskular cerebral

akibat hipertensi

e. Resti Kejang pada ibu b.d penurunan fungsi organ

f. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang

g. Resiko tinggi terjadi Asidosis respirasi b/d Kejang – kejang

berulang

h. Resiko tinggi terjadi oliguri sampai anuri b/d hipovolaemi karena

oedema meningkat

i. Resiko tinggi terjadi gangguan vasospasme pembuluh darah b/d

hipotensi mendadak karena usaha penurunan tensi.

27
3. Intervensi

28
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri klien 1. Untuk mengetahui

peningkatan tekanan keperawatan selama 3 x 24 dengan menggunakan tingkat nyeri yang

vaskuler cerebral akibat jam diharapkan nyeri PQRST dialami


2. Pertahankan tirah baring 2. Meminimalkan
hipertensi berkurang / terkontrol
Dengan criteria hasil : selama fase akut stimulasi dan
1. Nyeri hilang atau 3. Anjurkan kompres
meningkatkan relaksasi
terkontrol dingin dan pijat 3. Menurunkan tekanan

punggung vaskuler
2. Ekspresi wajah tenang 4. Bantu pasien dalam 4. Dapat Mengurangi

aktivitas sesuai nyeri

kebutuhan
2. Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau dan catat intake 1. Dengan memantau

cairan b.d peningkatan keperawatan selama 3 x 24 dan output setiap hari. intake dan output
2. Pantau tanda-tanda vital,
retensi urine dan edema jam diharapkan volume diharapkan dapat
catat waktu pengisapan
berkaitan dengan cairan seimbang diketahui adanya
Dengan criteria hasil : kapiler (capilery refill
hipertensi pada 1. Volume cairan sesuai keseimbanagan cairan
time-CRT).
kehamilan kebutuhan 3. Memantau atau dan dapat diramalkan

menimbang berat badan keadaan dan kerusakan


2. Edema minimal
ibu. glomerulus.
4. Observasi keadaan 2. Dengan memantau
3. Capilarry refill ( <2 detik)
29 edema. anda-tanda vital dan
5. Berikan diet rendah
pengisian kapiler dapat
garam sesuai hasil
C. Stimulasi Kasus

1. Kasus Terakait
Seorang ibu ( Ny.N ) Masuk Rumah sakit monompia

kotamobagu dikirim oleh bidan dengan keluhan kejang dengan nafas

tersengal – sengal 10 menit yang lalu yang berlangsung 35 detik .

sehari yang lalu klien partus spontan dengan janin kembar diklinik

kasih ibu dengan TD 150/140 mmHg, perdarahan ± 50 cc . ini adalah

pertama kali ny.N melahirkan. Selama diklinik klien mengalami

kejang 2 x . saat diRS tampak mata yang terbuka dan terpaku , keluar

ludah berbuih dari mulut, pandangan kosong , kelopak mata dan

tangan bergemetar serta kepala diputar kekanan dan kekiri dan Tn.A

mengatakan terkadang lidah tergigit . Tn.A juga mengatakan

badannya teraba panas. Klien terlihat sesak saat bernafas . Tn.A

suami klien mengatakan 30 menit sebelum kejang istrinya

mengatakan kepalanya terasa nyeri hebat. Nyeri datang tiba –tiba ,

nyeri seperti diremas – remas pada daerah kepala dan terasa terus

menerus dan penglihatannya berkunang – kunang dan kabur serta

klien terasa sesak saat bernafas. Tn.A juga mengatakan Ny.N dari

kemarin hanya BAK sedikit –sedikit serta tangan dan kaki istrinya

tampak bengkak sejak kemarin. Tampak edema pada kaki dan

tangan .
Saat Dilakukan Pemeriksaan TTV : TD : 190/150 mmhg, N :

120 x/menit , RR : 30 x/menit, S : 39,5 ºC.


Terpasang IVFD RL drip MgSO4 40 % 28 tetes per menit.

Terpasang kateter. Dan terpasang O2 4 liter/menit nasal kanul.

30
2. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 16 april 2014
Jam : 08.00
a. Identitas
Klien
Nama : Ny. N (28 thn)
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswata
Status Pernikahan : menikah
Alamat : Mogolaing
Diagnosa Medis : Eklampsia post Partum
Penanggung Jawab
Nama : Tn . A
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Swata
Pendidkan : SMA
Hub dengan klien : Suami

b. Keluhan Utama saat ini


Klien dikirim oleh bidan keluhan kejang dengan nafas

tersengal – sengal 10 menit yang lalu yang berlangsung 35 detik .

c. Riwayat Kesehatan sekarang


Klien dikirim oleh bidan dengan keluhan kejang dengan

nafas tersengal – sengal 10 menit yang lalu yang berlangsung 35

detik . Tn.A suami klien mengatakan 30 menit sebelum kejang

istrinya mengatakan kepalanya terasa nyeri hebat.


P = Nyeri datang tiba –tiba
Q = nyeri seerti diremas – remas
R= pada daerah kepala
S = skala nyeri 8
T = terasa terus menerus

d. Riwayat penyakit dahulu


3 bulan yang lalu saat usia kehamilan 6 bulan klien pernah

mengalami preklamsia dengan tekanan darah 180/90 dan klien

31
sempat dibawah dan dirawat dirumah sakit selama 1 minggu dan

klien sembuh TD kembali normal.

e. Riwayat Persalinan saat ini


Lamanya persalinan : 10 jam
Posisi fetus : Normal
Tipe kelahiran : Normal
Perineum : Adanya Robekan
Penggunaan analgesic dan anastesi : Meperidin dan prokain
Masalah selama persalinan : Adanya Robekan pada

perineum karena besarnya

kepala janin
Data Bayi Saat ini : sehat

f. Keadaan Psikologis Ibu


Ibu merasa senang dengan kehadiran bayinya, karena

bayinya selamat dan sehat.

g. Riwayat Penyakit Keluarga


Terdapat penyakit keturunan dalam keluarga ny.N. Ibu

Ny.N pernah mengalami preklamsia sewaktu melahirkan ny.N.

Genogram :

Ket:
: laki-laki
: perempuan

: pasien

32
: tinggal serumah
: Hubungan perkawinan

h. Riwayat Ginekologi
i. Riwayat Obstetri
Ny. N pernah mengalami preklamsia pada saat usia

kehamilan 6 bulan.
ii. Reproduksi : Kehamilan G1 P1 A0

No Gg Proses Lama Tempat Masalah Masalah Keadaan


anak
kehamilan persalinan persalinan persalinan persalinan bayi anak saat
/penolong
ini
dua Trimester Normal 10 jam Klinik Kepala Tidak sehat

I : mual- Bidan Janin ada

muntah besar
Trimester
sehingga
II : sering
harus
pusing
Trimester dilakukan

III: episiotom
Preklamsi
y pada
a
perineum

i. Review of system dan pemeriksaan fisik


1) Keadaan umum : Lemah
2) Kesadaran : Delirium ( GCS : 12 )
3) BB : 65 kg
4) TB : 152 cm
5) TTV :
TD : 190/150 mmhg
N : 120x/mnt
RR : 30 x/mnt
S : 39,5 ºC

33
6) Head to toes

Komponen Review of system Pemeriksaan fisik


Kulit,rambut,kuku Tn.A mengatakan dari Kulit bersih, turgor kulit

melahirkan sampai tadi jelek, lembab, rambut

pagi Ny.N dimandikan bersih tidak rontok, kuku

oleh bidan, kuku sudah rapi dan pendek, kuku

dipotong sejak sebelum tampak pucat , sianosis,

partus akral teraba hanagat

Sejak kemarin badannya

teraba hangat
Kepala dan leher Tn. A mengatakan tadi Ekspresi wajah kaku,

pagi ny.N sakit kepala kepala diputar kekanan

dan kiri , klien tampak

lemah

konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak

ikterik, penglihatan

kabur, edema retina,

mata terbuka, tiroid

tidak membesar,
Telinga Tidak ada keluhan Bersih, Simetris tidak

ada lesi

Mulut,tenggorokan,hidun Tidak ada keluhan. Bibir simetris, Keluar

34
g buih dari mulut, lidah

terkadang tergigit,
Thoraks & paru-paru Tn.A mengatakan sejak Pergerakan dinding dada

kemarin istrinya sering simetris , Nafas tesengal

sesak nafas – sengal, nafas cepat dan

dangkal, edema paru, ada

nyeri tekan, frekuensi 30

x/menit
Payudara Tn A mengatakan ASILunak, puting susu

istrinya keluar sedikit menonjol keluar,

ASI sudah keluar.

Adanya

hiperpigmentasi

areola mamae,

sudah ada

pengeluaran

kolostrum

Jantung Tidak ada keluhan. Kecepatan denyut nadi

120x/menit dengan irama

tidak tertatur, tidak ada

kelinan bunyi jantung,

tidak ada kelainan bentuk

dada dan tidak ada

keluhan nyeri dada

35
Abdomen Tn.A mengatakan tadi Perut mengecil tampak

pagi linea dan striea, distensi

(+) , Nyeri tekan (+),


Genetalia Tidak ada keluhan bersih, tidak ada

pembesaran kelenjar

bartholini, tidak ada

varises, tidak ada tanda

infeksi,adanya

episiotomy
Anus dan rectum Ny. N BAB sudah Tidak ada kelainan, tidak

1x/hari sebelum ke RS ada haemmoroid.

dengan feses ± 200 cc


Musculoskeletal Ibu mengatakan Refleks positif, tidak ada

badannya terasa lemah varises, terdapat oedema,

kekuatan otot 4
Ekstermitas Tn.A mengatakan Sejak terdapat oedema pada

kemarin tangan dan kaki daerah tangan dan kaki,

ny.N mulai bengkak

36
j. Riwayat Kesehatan

Komponen Hasil
Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan Klien selalu rutin memeriksakan

kesehatan kehamilan pada waktu itu.


Pola nutrisi-metabolik - Sebelum sakit : Klien makan 3x

sehari dengan menu nasi, sayur dan

lauk. Dan minum 7-8 gelas sehari .

Klien menyukai semua makanan

dan minuman , tidak mempunyai

riwayat alergi serta tidak ada

makanan pantangan
- DiRS : Belum makan dan minum

apa-apa, karena kondisi klien yang

tidak mendukung
Pola eliminasi - Sebelum sakit : Klien BAK 2-

3x/sehari berwarna kuning jernih

dan berbau dan berbau khas,

kemudian klien BAB 1-2x/hari

dengan konsistensi lunak.

Di RS : Klien BAK dengan

menggunakan kateter sebanyak ±

100 cc/24jam, belum pernah BAB

selama masuk RS.


Pola aktivitas-latihan - Sebelum sakit : Klien melakukan

aktivitas dengan mandiri, klien

37
sehari –hari bekerja sebagai

wiraswata
- Di RS : Klien tidak dapat

melakukan aktivitas , aktivitas

dibantu orang dan alat ( sakala

aktivitas )
Pola istirahat-tidur - Sebelum sakit : Klien beristirahat

setiap selesai beraktivitas ± 1-2

jam, klien tidur malam mulai dari

jam 20.00-05.00 wita, dan tidur

siang dari jam 13.00-14.00 wita.


- Di RS : Pada saat pengkajian klien

tidak sadarkan diri.


Pola persepsi-kognitif Ny. N sangant senang dengan kelahiran

bayinya karena bayinya kembar.


Pola persepsi terhadap diri Klien berharap cepat sembuh dengan

penyakitnya agar dapat merawat dan

menyusui bayinya
Pola seksualitas-reproduksi Klien baru pertama kali melahirkan

dengan persalinan normal . Klien

mengalami haid umur 12 tahun dengan

siklus haid 28 hari. ASI Ny.N keluar

sedikit.
Pola sters-koping Klien senang dan bangga Karena bayi

klien lahir sehat dan selamat.


Pola kepercayaan-nilai nilai Klien beragama islam . Klien bersyukur

diberikan seorang anak yang selamat

38
dan sehat. Klien selalu berdoa dan

selalu menjalankan solat 5 waktu.

k. Profil keluarga
1) Pendukung keluarga : Ny.N tinggal dengan suaminya dan

masih tinggal serumah dengan dengan orang tuanya .Jika

ada apa-apa biasa minta tolong kepada orang tuanya.

Hubungan dengan masyarakat sekitar juga baik.


2) Jumlah anak : klien baru memiliki 2 anak
3) Tipe rumah dan komunitas : Rumah milik orang tua

dengan bangunan permanen, lantai semen dengan ventilasi

dan cahaya yang cukup. Sumber air sumur dan memiliki WC

sendiri. Jarak dengan tetangga dekat dan tipe komunitas

masyarakat desa dengan budaya gotong royong.


4) Pekerjaan : Ny. N seorang wiraswasta,

,sedangkan suaminya adalah seorang Wiraswata


5) Tingkat pendidikan : Ibu berpendidikan terakhir SMA

sedangkan suaminya SMA


6) Tingkat sosial ekonomi: Menengah dengan penghasilan

perbulan  Rp 1000.000

l. Riwayat dan rencana keluarga berencana


Ny.N belum pernah menggunakan KB karena setelah

menikah Ny. N dan Suaminya langsung program untuk

mempunyai anak. Ibu mengatakan berencana akan memakai Pil

KB.

m. Pemeriksaan laboratorium

Tanggal dan jenis Hasil pemeriksaan dan nilai Interpretasi

39
pemeriksaan normal
HB 9 gr/dl HB Menurun

Normal: 11,5-16,5 gr/dl


HT 41,1% Normal

Normal: 37-43 %
Leukosit 13.000/mm3 Leukositosis

Normal:4.000-11.000

/mm3
Trombosit 86.000/mm3 Trombositopenia

Normal: 150.000-400.000/mm3
GDS 142 Normal

<160
Kreatinin 0,4 /100ml Abnormal

(0,5 – 1,0 ) /100 ml


Golongan darah AB

n. Pemeriksaana Urinalisis

10 g/dl
Proteinuria ( 0.3 g/dl dalam urine 24 jam )
Pemeriksaan kualitatif (+1 - +2)

o. Terapi medis yang diberikan

Tanggal Jenis terapi Rute terapi Dosis Indikasi terapi


18 April 2014 Magnesium Tahap awal Pencegahan

sulfat (MgSO4) IV 4 g 20 % terhadap kejang

berulang

Nifedipin Oral 3 x1 10mg Anti Hipertensi

Paracetamol oral 3 x 1 500 mg Untuk

40
Antipiretik

Meperidin 0ral 3 x 1 50 mg analgetik

Lasik IV 3 x 1 amp penglihatan

kabur

Dyazide Oral 2 x 12,5 mg anti diuretic

p. Rencana pendidikan kesehatan

No Area Rencana tindakan


1) Kerja Memberikan informasi bahwa selama tiga minggu

post partum belum diperbolehkan bekerja keras,

seperti mengangkat ember, barang-barang yang berat,

dan memperbolehkan bekerja ringan seperti menyapu,

menyetrika, dan memasak.


2) Istirahat Mengajarkan kepada ibu agar istirahat dengan cukup

saat bayi tertidur, hal ini sangat baik untuk

memulihkan kondisi ibu walaupun ibu tidak punya

masalah dengan keadaan tidur.


3) Latihan Mengajarkan kepada ibu bahwa latihan pada awal

minggu pertama post partum seperti menaiki tangga,

senam nifas
4) Hygine Mengajarkan pada ibu untuk selalu membersihkan

daerah vagina dan perineum setelah BAK atau BAB

dengan air sabun.


5) Koitus Menjelaskan pada ibu bahwa koitus bisa dimulai

kurang lebih 1 stengah bulan dan sudah berakhirnya

41
masa nifas dan ibu nyaman
6) Kontrasepsi Menjelaskan kepada ibu bisa menggunakan

kontrasepsi setelah tiga minggu post partum dan

apabila ibu menyusui secara penuh dan tidak

memberikan makanan tambahan pada bayi bisa

dipergunakan untuk kontrasepsi selama enam bulan

post partum.
7) Follow-up Ny.N dapat mengontrolkan diri seminggu setelah

masalah komplikasi eklampsia teratasi ,kontrol sampai

42 hari post partum

3. Analisa Data

No
Data Fokus Etiologi Problem
.
1. DS : Kejang – Kejang Pola nafas tidak

- Bidan Mengatakan Yang berulang efektif

Ny. N kejang –

kejang dengan nafas

tersengal –sengal 10

menit yang lalu yang

42
berlangsung 2 detik

DO :

- Mata Terpaku dan

Terbuka
- Lidah berbuih keluar

dari mulut
- Klien terlihat sesak

bernfas
- Pernafasan cepat dan

dangkal
- Tampak sianosis
- Terpasang O2 4

liter/menit )

- TTV :
TD : 190/150 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 30 x/menit
S : 39, 5 ºC
2. DS : Peningkatan Nyeri Akut

- (Tn.A) suami klien Tekanan

mengatakan 30 Vaskuler cerebral

menit sebelum akibat hipertensi

kejang istrinya

mengatakan

kepalanya nyeri

hebat

DO :

- P = Nyeri hebat

43
dating dengan tiba-

tiba
Q = Nyeri seperti

diremas –remas
R = Didaerah kepala
S = skala nyeri 8
T = Terasa terus

menerus
- TTV :
TD : 190/150 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 30 x/menit
S : 39, 5 ºC
3. DS : Proses Penyakit Hipertermi

- Tn.A mengatakan

badan istrinya teraba

panas

DO :

- Akral teraba hangat


- TTV :
TD : 190/150 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 30 x/menit
S : 39, 5 ºC
- Lekositosis
13.000 /mm³

- Trombositopenia

86.000 /mm³
4. DS : Peningkatan Gangguan

- Tn.A juga Tekanan vaskuler penglihatan

mengatakan cerebral

penglihatan istrinya

44
berkunang – kunang

dan kabur

DO :

- Pandangan kosong
- Kelopak mata

bergemetar
- Tampak Edema

Retina
- TTV :
TD : 190/150 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 30 x/menit
S : 39, 5 ºC
5. DS : Retensi cairan Kelebihan

- Tn.A juga dan edema akibat Volume Cairan

mengatakan tangan hipertensi tubuh

dan kaki istrinya

tampak bengkak

sejak kemarin

DO :

- Tampak edema pada

kaki dan tangan


- Edema paru
- Edema Retina
- BB : sebelum setelah

partus 55
Sejak sakit : 65

45
6. DS : oliguria Gangguan

- Tn.A juga Eliminasi Urine

mengatakan sejak

kemarin istrinya

BAK sedikit –sedikit

DO :

- Produksi Urine 100

cc/24 jam
- Terpasang Kateter
- Klien tidak sadarkan

diri
- Proteinurine 10

g/dl / 24 jam
- Kreatinin 0,4 /100ml

7. DS : Kejang – Kejang Resiko cedera

- Tn A mengatakan Yang berulang

kadang lidah ny.N

tergigit saat kejang –

kejang

DO :

- Klien Terlihat kejang


- Kepala diputar

kekanan dan kekiri


- Ludah berbusa

keluar dari mulut

46
4. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas Tidak efektif b/d Kejang – kejang berulang
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat

hipertensi
c. Hipertermi b.d Proses Penyakit
d. Gangguan Penglihatan b.d peningkatan tekanan vaskular cerebral

akibat hipertensi
e. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan dan

edema berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan


f. Gangguan eliminasi urine b.d oliguria
g. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang

47
5. Rencana Perawatan

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Implementasi
Keperawatan
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui dan Menilai
2. kaji Pernafasan meliputi
efektif b/d Kejang – tindakan keperawatan pola nafas dan kerja
kecepatan , frekuensi
kejang berulang selama 3 x 24 jam jantung
dan kedalamn 2. Dengan mengkaji
diharapkan Asidosis 3. Jelaskan Pemberian O2
4. Berikan Oksigen 2-6 pernafasan klien maka
respirasi tidak terjadi
Dengan criteria hasil : liter/ menit dapat ditentukan
1. Kejang berkurang 5. Kolaborasi Obat anti
2. sianosis tidak ad tindakan keperawatan
3. nafas 20 x/menit kejang sesuai terapi
selanjutnya
Medis (MgSO4 4g 20 3. Agar klien mengerti dan

%) memahami terutama

keluarga klien
4. Membantu suplai

oksigen sel jaringan

48
tubuh
5. Memberikan ruang

gerak bagi paru

u/mengembang

2 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri klien 1. Untuk mengetahui

peningkatan tekanan tindakan keperawatan dengan menggunakan tingkat nyeri yang

vaskuler cerebral selama 3 x 24 jam PQRST dialami


2. Pertahankan tirah baring 2. Meminimalkan
akibat hipertensi diharapkan nyeri
selama fase akut stimulasi dan
berkurang / terkontrol 3. Anjurkan kompres
Dengan criteria hasil : meningkatkan relaksasi
1. Nyeri hilang atau dingin dan pijat 3. Menurunkan tekanan

terkontrol punggung vaskuler


2. Ekspresi wajah tenang 4. Kolaborasi pemberian 4. Analgetik dapat Dapat

anlgetik ( Meperidin ) Mengurangi nyeri


3 Hipertermi b.d Proses Setelah Dilakukan 1. Observasi KU
2. Kaji TTV 1. Mengetahui keadaan
Penyakit tindakan Keperawatan
( S,N,TD,RR ) Umum klien.
selama 3 x 24 jam Terutama suhu setiap 3 2. Mengetahui TTV.

49
diharapkan suhu badan jam .
3. Berikan Kompres 3. dapat mengurangi
klien kembali normal
Dengan Kriteria Hasil hangat demam
1. Akral teraba dingin 4. Kolaborasi Pemeriksaan 4. Untuk mengetahi kadar
2. Suhu kembali normal
Laboratorium terutama leukosit dan trombosit.
(36ºC-37 ºC)
3. Trombosit normal leukosit dan trombosit Kadar leukosit dan
5. Kolaborasi Pemberian
( 150.000 – trombosit yang normal
antipiretik
400.000/mm3 dan (Paracetamol 500 gr) dapat menurunkan
4. Leukosit normal 5.000
demam
- 10.000 mm3) 5. mengurangi demam

dengan aksi sentralnya

pada hipotalamus
4 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kekaburan 1. Untuk mengetahui batas

Penglihatan b.d tindakan keperawatan penglihatan kekaburan yang dialami


2. Lakukan pengetesan
peningkatan tekanan selama 3 x 24 jam pasien
dengan menyuruh 2. Mengetahui batas
vaskular cerebral diharapkan Penglihatan
pasien untuk kemampuan dan melatih

50
akibat hipertensi tidak kabur lagi dan menginterpretasikan pasien untuk mengenal

kembali normal benda di sekitar orang dan benda sekitar


3. Anjurkan tirah baring 3. Meminimalkan
Dengan criteria hasil : 4. Jelaskan Mengenai
1. Pasien dapat stimulasi dan
penyakit
menunjukkan fungsi 5. Kolaborasi dengan meningkatkan relaksasi
4. Agar klien mengerti dan
penglihatannya baik dokter dalam pemberian
2. Dapat memahami sehingga
obat mata ( Lasik 3 x 1
menginterpretasikan dapat menentukan
amp , IV )
benda yang dilihat intervensi selanjutnya

dengan benar
3. Tingkat kekaburan

menurun bahkan

hilang
5 Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Pantau dan catat intake 1. Dengan memantau

cairan b.d tindakan keperawatan dan output setiap hari. intake dan output
2. Pantau tanda-tanda vital,
peningkatan retensi selama 3 x 24 jam diharapkan dapat
catat waktu pengisapan

51
cairan dan edema diharapkan volume cairan kapiler (capilery refill diketahui adanya

berkaitan dengan seimbang time-CRT). keseimbanagan cairan


Dengan criteria hasil : 3. Memantau atau
hipertensi pada 1. Volume cairan sesuai dan dapat diramalkan
menimbang berat badan
kehamilan kebutuhan keadaan dan kerusakan
2. Edema minimal ibu.
4. Observasi keadaan glomerulus.
2. Dengan memantau
edema.
5. Berikan diet rendah anda-tanda vital dan

garam sesuai hasil pengisian kapiler dapat

kolaborasi dengan ahli dijadikan pedoman

gizi. untuk penggantian


6. Kaji distensi vena
cairan atau menilai
jugularis dan perifer.
7. Kolaborasi dengan repon dari

dokter dalam pemberian kardiovaskuler.


3. Dengan memantau berat
diuretik.
(Dyazide 2 x 12,5 mg badan ibu dapat

52
oral ) diketahui berat badan

yang merupakan

indikator yang tepat

untuk menentukan

keseimbangan cairan.
4. keadaan edema

merupakan indikator

keadaan cairan dalam

tubuh.
5. diet rendah garam akan

mengurangi terjadinya

kelebihan cairan.
6. retensi cairan yang

berlebihan bisa

dimanifestasikan dengna

pelebaran vena jugularis

53
dan edema perifer.
7. diuretik dapat

meningkatkan filtrasi

glumerulus dan

menghambat

penyerapan sodium dan

air dalam tubulus ginjal.


6 Gangguan eliminasi Setelah dilakukan 1) Kaji Pola Berkemih. 1) Mengetahui fungsi
2) Kaji intake dan output
urine b.d oliguria tindakan keperawatan ginjal.
cairan. 2) Mengetahui
selama 3 x 24 jam 3) Jelaskan tentang
adekuatnya gunsi gnjal
diharapkan Resiko oliguri pentingnya pemasangan
dan efektifnya blodder.
sampai anuri tidak terjadi kateter 3) Agar klien mengerti
Dengan criteria hasil : 4) Lakukan Pemeriksaan
1. Urine ± 50 cc/jam dan memahaami
2. keadaan urine jernih, Urine setiap hari 4) Untuk mengetahui
5) Kolaborasi pemberian
kultur urine negatif, proteinuria
3. intake dan output terapi IVFD sesuai 5) Mempertahankan

54
cairan seimbang program volume sirkulasi dan
4. Proteinuria 0,3 g/dl
5. Kreatinin 0,5 – 1,0 / memperbaiki

100ml ketidakseimbangan

7 Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Monitor Tanda – tanda 1. Antisipasi terjadinya

terjadinya cedera b/d tindakan keperawatan kejang kejang


2. Fiksasi tidak terlalu 2. Memberikan ruang
kejang-kejang selama 3 x 24 jam
kencang gerak waktu kejang
berulang diharapkan resiko tinggi 3. Pemasangan sudip lidah 3. Menghalangi supaya
4. Jelaskan Pada keluarga
terjadinya cedera tidak lidah tidak tergigit
untuk Dampingi dan 4. Mencegah kejang yang
terjadi
Dengan criteria hasil awasi klien berulang – ulang
1. tidak terjadi fraktur
2. pasien tidak jatuh,
3. lidah tidak tergigit

55
5. Implementasi Dan Evaluasi

56
No Dx Implementasi Evaluasi Par
No Dx Par
Implementasi Evaluasi
Keperawatan af
Keperawatan af
1 Pola nafas Tanggal : 19
18 april 2014 Jam : 14.00 susa

tidak efektif n

b/d Kejang – Jam : 08.00


09.00 S:

kejang 1. Mengobservasi TTV - Ny. N Mengatakan


Hasil :
berulang TD : 160
180 / 110
150 mmHg Masih sedikit sesak
N : 100
118x/menit
x/menit
RR : 26
29 x/menit bernafas
S : 38,5
39 ºCºC - Tn.A mengatakan

terkadang
Ny. N sudah masih
tidak
Jam : 09.10
sering - kejang
kejang kejang tapi
2. Mengkaji
Jam : 08.10 Pernafasan
hanya berlangsung
2. Mengkaji Pernafasan
meliputi kecepatan ,
10 detik
frekuensikecepatan
meliputi dan ,
O:
frekuensi dan
kedalaman
Hasil : -DO Klien
: terlihat sedikit
Nafas Klien cepat dan
kedalaman
Hasil : - sesak bernafas
Klien terlihat sesak
dangkal
Nafas Klien
, frekuensi
cepat tapi - Pernafasan cepat
bernfas
29/menit
tidak dangkal , - tapi
Pernafasan
tidak dangkalcepat
- Terpasang O2 3
Jamfrekuensi
: 09.20 26x/menit dan dangkal
- liter/menit
Tampak sianosis)
3. Menjelaskan Pemberian - TTV
Terpasang
: O2 4
Jam : 08.20 TD : 160/110
O2 liter/menit )
3. Menjelaskan
Hasil : Pemberian - mmHg
TTV :
Klien Memahami TD: 100:x/menit
N 170/140
O2 RR : 28 x/menit
namun: klien masih
Hasil mmHg
S : 39ºC
Klien Memahami dan N : 118 x/menit
kondisi lemah RR : 28 x/menit
mengerti A :S :masalah
39ºC Teratasi

Jam :09.30 sebagian


Jam :08.30 A : masalah belum
1. Memberikan Oksigen 2-
4. Memantau Oksigen Teratasi
6 liter/ menit P : Intervensi
Hasil :
Klien terpasang Oksigen dilanjutkan 1,2,4
P : Intervensi
34 liter/menit
57 dilanjutkan 1,2,3,4,5

Jam : 09.45
Jam : 08.40
2. Memberikan Obat anti
BAB III

PEMBAHASAN

Seorang ibu ( Ny.N ) Masuk Rumah sakit monompia

kotamobagu dikirim oleh bidan dengan keluhan kejang dengan nafas

tersengal – sengal 10 menit yang lalu yang berlangsung 35 detik .

sehari yang lalu klien partus spontan dengan janin kembar diklinik

kasih ibu dengan TD 150/140 mmHg, perdarahan ± 50 cc . ini adalah

pertama kali ny.N melahirkan. Selama diklinik klien mengalami

kejang 2 x . saat diRS tampak mata yang terbuka dan terpaku , keluar

ludah berbuih dari mulut, pandangan kosong , kelopak mata dan

tangan bergemetar serta kepala diputar kekanan dan kekiri dan Tn.A

mengatakan terkadang lidah tergigit . Tn.A juga mengatakan

badannya teraba panas. Klien terlihat sesak saat bernafas . Tn.A

suami klien mengatakan 30 menit sebelum kejang istrinya

mengatakan kepalanya terasa nyeri hebat. Nyeri datang tiba –tiba ,

nyeri seperti diremas – remas pada daerah kepala dan terasa terus

menerus dan penglihatannya berkunang – kunang dan kabur serta

klien terasa sesak saat bernafas. Tn.A juga mengatakan Ny.N dari

kemarin hanya BAK sedikit –sedikit serta tangan dan kaki istrinya

tampak bengkak sejak kemarin. Tampak edema pada kaki dan

tangan .

58
Saat Dilakukan Pemeriksaan TTV : TD : 190/150 mmhg, N :

120 x/menit , RR : 30 x/menit, S : 39,5 ºC.

Terpasang IVFD RL drip MgSO4 40 % 28 tetes per menit.

Terpasang kateter. Dan terpasang O2 4 liter/menit nasal kanul.

Dari Kasus diatas muncul diagnose Keperawatan :

1. Asidosis respirasi b/d Kejang – kejang berulang

2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat

hipertensi

3. Hipertermi b.d Proses Penyakit

4. Gangguan Penglihatan b.d peningkatan tekanan vaskular cerebral

akibat hipertensi

5. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan dan

edema berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan

6. Gangguan eliminasi urine b.d oliguria

7. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang

Dari Semua diagnose yang muncul terdapat satu diagnose

keperawatan yang belum teratasi yaitu Kelebihan volume cairan b.d

peningkatan retensi cairan dan edema berkaitan dengan hipertensi

pada kehamilan karena edema pada kaki dan tangan yang masih

sedikit edema dan IWL nya masih 1545 cc.

59
Dan yang teratasi adalah :

1. Asidosis respirasi b/d Kejang – kejang berulang

2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat

hipertensi

3. Hipertermi b.d Proses Penyakit

4. Gangguan Penglihatan b.d peningkatan tekanan vaskular cerebral

akibat hipertensi

5. Gangguan eliminasi urine b.d oliguria

6. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang

Dimulai dari kejang yang sudah tidak kembali, pernafasan

baik, nyeri berkurang , Demam menurun, penglihatan jelas, pola

eliminasi kembali normal dan resiko tterjadinya cedera tidak nada.

Perbandingan Teori dan kasus :

Dalam Teori diatas dijelaskan manifestasi klinis dari eklampsia

pos partum adalah nyeri pada epigastrium tetapi dikasus klien tidak

mengalami nyeri epigastrium . Hal ini berarti terdapat kesenjangan

antara teori dan realita diklinik.

60
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa eklampsia post partum adalah Suatu

kelaianan yang terjadi pada wanita masa nifas yang berupa kejang sampai

koma , yang bermula dari gejala – gaejala preklampsia .

Penyebab Belum diketahui secara Pasti , namun ada beberapa factor

yang menduga eklampsia terjadi yaitu factor genetic , factor imunologi ,

factor predispodisi , serta teori kerusakan sel endotel . Gejalanya adalah

kejang – kejang , keluar ludah bebiuh, mata kaku dan terbuka serta disertai

gejala preklampsia

Dari Kasus yang dibahas Didapat didiagnosa :

1. Asidosis respirasi b/d Kejang – kejang berulang

2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat hipertensi

3. Hipertermi b.d Proses Penyakit

4. Gangguan Penglihatan b.d peningkatan tekanan vaskular cerebral akibat

hipertensi

5. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan dan edema

berkaitan dengan hipertensi pada kehamilan

6. Gangguan eliminasi urine b.d oliguria Resiko tinggi terjadinya cedera

b/d kejang-kejang berulang

61
B. Saran

Di harapkan kepada ibu – ibu yang post partum agar dapat mewaspadai

komplikasi – komplikasi yang terjadi seperti pada kasus diatas yaitu

komplikasi post partum. Semoga makalah ini bermanfaat .

62
DAFTAR PUSTAKA

http://andririni.blogspot.com/2013/04/asuhan-kebidanan-patologi-pada-ny-s.html

http://icoel.wordpress.com/kebidanan/asuhan-kebidanan-pada-ny-r-dengan-post-

partum-eklampsia-di-rsud-majalengka-tahun-2009/

http://njssjsixz.blogspot.com/

http://sherlymargaretta.blogspot.com/2012/04/asuhan-manajemen-kebidanan-

dengan.html

http://anidiafdh.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-eklamsia.html

http://www.scribd.com/doc/9322270/Laporan-Kasus-Postpartum-Eklampsia

http://hartokambaton.blogspot.com/2012/04/keperawatan-maternitas-askep-pada-

bumil.html

63

Вам также может понравиться