Вы находитесь на странице: 1из 15

MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1. Gambaran Permasalahan


Salah satu energi terbarukan yang berkembang saat ini adalah air. Hal tersebut
dikarenakan energi ini merupakan energi terbarukan yang fleksibel, dimana energi tersebut
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik. Pembangkit energi air skala mikro atau pembangkit tenaga mikrohidro
semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang terpencil.
Sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil dan tidak memerlukan
dam yang besar sehingga dampaknya terhadap lingkungan sangat kecil. Pembangkit tenaga
mikrohidro dapat digunakan langsung sebagai penggerak mesin atau digunakan untuk
menggerakan generator listrik. Daya yang dibangkitkan anatara 5 kW sampai dengan 100
kW.

Gambar 3.1 Ilustrasi Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Pembangkit Listik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Purbasari mulai dibangun


tahun 1994 namun pada tahun 2006 mengalami beberapa masalah. Keberadaan PLTMH di
desa tersebut telah merubah pola kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan sebelum
adanya PLTMH, penerangan yang digunakan masyarakat menggunakan energi konvensional
seperti minyak tanah dan acu.
Struktur fisik dari PLTMH ini sendiri terdiri dari bendungan, saluran air, penstock
yang dibuat dari besi dengan diameter 55cm dan panjang 19m, power house dan generator.

9
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Generator yang digunakan pembangunan PLTMH Desa Purbasari memiliki kapasitas 40


kilowatt. PLTMH Desa Purbasari ini merupakan proyek percontohan ( pilot project) desa
mandiri energi dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. Pembiayaannya melalui
Kantor Kelistrikan Desa (Kalisada) Jawa Tengah di Semarang.
Pengguna listrik dari PLTMH sebanyak 151 orang. Dari Tahun 1994 - 1998, setiap
konsumen listrik membayar Rp. 10.000,- sedangkan sejak tahun 1999 - 2006 setiap
konsumenmembayar Rp 15.000,-. Dari penerimaan tersebut 90% digunakan untuk biaya
pemeliharaandan 10% disetorkan ke kas Desa Purbasari.
Bagian hulu PLTMH Desa Purbasari adalah permukiman dan hutan rakyat yang
sebagian besar (±70%) ditanami sengon dan sebagian kecil (±30%) merupakan kawasan
hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan ditanami pinus. Masyarakat
kurang mengetahui fungsi hutan sebagai pengatur tata air. Untuk itu penyuluhan tentang
pentingnya hutan untuk mengatur tata air perlu diberikan kepada masyarakat agar
kelestarian air untuk memasok kebutuhan PLTMH dapat terpenuhi. Masyarakat didorong
tetap melestarikan hutan rakyatnya dan menanami lahan kosong sehingga kelestarian
sumber daya air tetap terjamin.
Pemanfaatan Mikrohidro mempunyai beberapa hambatan. Salah satunya adalah
kurangnya subsidi pemerintah untuk energi terbarukan. Salah satu contohnya adalah
penjualan listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik ramah lingkungan ini ke PLN masih
dihargai relatif murah sehingga tidak pernah menguntungkan bagi setiap pengelolanya,
sehingga masyarakat kurang berminat dalam mengembangkan PLTM tersebut. kurangnya
SDM yang dapat merawat dan mengelola mikrohidro juga merupakan salah satu hambatan
yang menyebabkan beberapa mikrohidro tidak dapat berfungsi dengan baik.

3.2. Komponen Biaya


Hal penting yang harus dilakukan adalah merumuskan komponen biaya untuk
menentukan severapa besar biaya yang harus dikeluarkan dalam pembangunan PLTB
tersebut. Suatu pembangunan yang menyuluruh memerlukan pembiayaan yang tidak hanya
sebatas pada biaya konstruksi fisik, melainkan memerlukan pembiayaan secara
komprehensif yang teridiri dari pekerjaan biaya persiapan, pembangunan, hingga
operasional dan pemeliharaan.

10
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Tabel 3.1 Anggaran Biaya PLTMH Desa Purbasari


No. Uraian Kegiatan Volume Satuan Nilai (RP)
Penerimaan
1 Biaya tetap 151 Orang 147.980.000
2 Iuran Pemakaian 262,8 Kwh 202.881.600
TOTAL 350.861.600
Pengeluaran
1 Turbin 1 Buah 75.000.000
2 Pembangunan Bendungan 1 Buah 300.000.000
3 Bearing Turbin 1 Buah/thn 450
4 Bearing Generator 2 Buah/thn 370
5 Veltbelt 1 Buah/5thn 3.500.000
6 Oil 1 Kaleng/bln 444
7 Operator 5 Orang/bln 12.000.000
8 Koordinator 1 Orang/bln 3.600.000
9 Begenser 151 Buah 135.900.000
10 Biaya Pembangunan Begenser 151 Buah 12.080.000
11 Pembangunan Jaringan 6 Km 120.000.000
12 Biaya lain-lain 1 Mm 20.000.000
TOTAL 683.344.000

Berdasarkan komponen biaya pada tabel di atas, maka total biaya investasi dalam
membangun Pembangkit Listrik Tenaga secara langsung sebesar Rp. 683.344.000,00.

3.3 Sumber Pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)


Sumber pembiayaan pembangunan terdiri dari dua jenis, yakni sumber pembiayaan
konvensional dan non-konvensional. Secara teoritis, modal bagi pembiayaan pembangunan
perkotaan dapat diperoleh dari 3 sumber dasar:
a. Pemerintah/publik;
b. Swasta/private; dan
c. Gabungan antara pemerintah dengan swasta.
Berikut adalah diagram sumber pembiayaan pembangunan.

11
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Gambar 3.2 Diagram Sumber Pembiayaan Pembangunan

3.3.1 Pembiayaan konvensional


Sumber pembiayaan konvensional merupakan sumber penerimaan dana yang
yang diperoleh dari Pemerintah. Secara umum sumber penerimaan dana dari pemerintah
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
- Dana yang berasal dari non-pajak, seperti penerimaan pemerintah yang berasal
dari retribusi daerah, dana perimbangan, DAU, DAK, pinjaman daerah dll.
- Sumber penerimaan dana yang barasal dari Pajak, misalnya Pajak daerah, Pajak
Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, dll.
Setelah digolongkan menurut jenisnya, maka dapat diketahui bahwa
pembangunan PLTMH di Desa Purbasari menggunakan satu sumber penerimaan
Pembiayaan Konvensional yang berasal dari pemerintah yaitu Perusahaan Listrik Negara
(PLN).

3.3.2 Pembiayaan non-konvensional


Sumber pembiayaan non-konvesional merupakan sumber-sumber pembiayaan
yang diperoleh dari kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Strategi
Pembiayaan Non-Konvensional adalah sebagai berikut:
a. Kemitraan pemerintah-swasta;
b. Kewajiban Paksa;
c. Peningkatan invenstasi swasta murni; dan
d. Peningkatan pembiayaan dari masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut selain menggunakan dana pemerintah, pembiayaan
pembangunan PLTMH juga dibantu oleh biaya tetap pelanggan dan iuran dari masyarakat
Desa Purbasari.

12
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

BAB IV

ANALISA

4.1 Analisis Finansial PLTMH Purbasari


Analisis kelayakan finansial PLMTH Purbasari merupakan hasil dari analisa
perhitungan kriteria investasi yang merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan,
yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan
dalam bentuk present value selama umur ekonomis. Analisis yang dilakukan akan
menghasilkan keputusan akan keberlanjutan dari proyek pembangunan PLMTH Purbasari.
Kriteria investasi yang dapat digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP).

Analisis finansial dan ekonomi disusun berdasarkan biaya pengelolaan PLTMH


sedangkan benefitnya dihitung dari jumlah listrik yang dihasilkan dari PLTMH yang mereka
kelola dan nilai akuntansinya dihasilkan dari kilowatt listrik yang dihasilkan dari 1 unit
PLTMH dikalikan dengan harga listrik apabila mereka harus membayar ke Perusahaan Listrik
Negara (PLN). Periode penghitungan kelayakan finansial pembangkit listrik tenaga mikro
hidro (PLTMH) di Desa Purbasari selama 15 tahun (2008 - 2023) yang diperkirakan sebagai
umur ekonomis untuk PLTMH Purbasari.

4.1.1 Net Present Value

Net Present Value (NVP) merupakan manfaat bersih tambahan yang diterima
proyek selama umur proyek pada tingkat discount rate tertentu. Dengan kata lain NPV
merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang, tingkat bunga yang
relevan juga perlu ditentukan untuk menghitung nilai sekarang. Data yang digunakan
adalah keuntungan kotor atau benefit (Bt), biaya operasional (Ct) dari pengelolaan
PLTMH Purbasari dan discount rate (i) yang berlaku. Tingkat discount rate yang
digunakan adalah sebesar 11%. Sedangkan umur ekonomis proyek adalah selama 15
tahun, atau dihitung dari tahun ke-0 hingga tahun ke-15. Berikut adalah hasil
perhitungan NPV dari pembangunan PLTMH Purbasari.

Bt 
n

NPV   Ct
t 1 (1 
i)t
13
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, didapatkan nilai NPV sebesar Rp
895.403.261,8 . Hasil ini menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH Purbasari
dapat dilakukan, mengingat kriteria ketercapaian suatu proyek dalam NPV adalah jika
NPV > 0.

4.1.2 Internal Rate of Return

Internal rate of return (IRR) atau sering juga disebut secara singkat sebagai rate
of return merupakan suatu indeks keuntungan (profitability index) yang telah
dipergunakan secara luas dalam analisis investasi proyek industri. IRR juga dapat
didefinisikan sebagai suatu interest rate yang membuat nilai sekarang dari aliran kas
proyek industri menuju nol. Dengan demikian IRR merupakan suatu interest rate yang
membuat nilai NPV sama dengan nol. Krn pada Tk DF 17% NPV bernilai negatif, maka
mulai masuk ke rumus IRR. Berikut adalah hasil perhitungan IRR dari pembangunan
PLTMH Purbasari.

IRR  i1  NPV1 (i2  i1)


NPV1  NPV 2
IRR  11%  212059261,8 (17% 11%)
212059261,8  (-12265776,21)
IRR  16,67%
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan angka IRR sebesar 16,67%.
Jika IRR > DF maka proyek layak untuk dilaksanakan, namun jika IRR < DF maka proyek
tidak layak untuk dilaksanakan . Hal ini menunjukkan bahwa proyek pembangunan
PLMTH Purbasari dapat dilanjutkan, dikarenakan IRR yang didapatkan lebih besar dari DF
(16,67% > 10%).

14
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

4.1.3 Net Benefit Cost Ratio

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV
negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang kita
peroleh dari biaya (cost) yang kita keluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau
gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya,
apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak
untuk dilaksanakan. Berikut merupakan hasil perhitungan Net B/C dari pembangunan
PLTMH Purbasari.

å BtCt

n

(1 i)t
NETB/C t1
n
å CtBt
t1 (1i)t
745837856,4
NETB / C  529182839,2

NETB / C 1,409414292

Dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan angka Net B/C sebesar
1,4. Jika Net B/C > 1 maka proyek layak untuk dilaksanakan, namun jika B/C < 1
maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

4.1.4 Payback Period

Payback period adalah meode perhtiungan yang berguna unuk melihat seberapa
lama investasi bisa kembali. Semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam waktu
kembalinya sebuah investasi, maka semakin baik investasi tersebut untuk dijalankan.
Kelemahan dari metode payback period adalah tidak memperhitungkannya nilai waktu
uang dan tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback. Berikut
merupakan hasil perhitungan payback period dalam proyek PLTMH Purbasari.

I
PPAb
PP  683.344.000
165.303.314,3

15
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

PP  4,133

Dari hasil perhitungan payback period yang dilakukan, didapatkan angka 4,133.
Angka ini menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan pada proyek pembangunan
PLMTH Purbasari akan kembali dalam waktu 4 tahun 2 bulan. Hasil perhitungan akan
NPV, IRR, Ne B/C dan PP dalam kurun waktu 15 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini

16
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Tabel 4.1 Analisis Finansial Sederhana Potensi Investasi PLTMH Purbasari

Tahun Investasi Cost Benefit Net DF 11% Present DF 17% Present


Benefit Value Value
0 683344000
1 36864000 166017600 129153600 0.9009009 116354594.6 0.854700855 110387692.3
2 36864000 166017600 129153600 0.8116224 104823959.1 0.730513551 94348454.96
3 36864000 166017600 129153600 0.7311914 94435999.18 0.624370556 80639705.1
4 36864000 166017600 129153600 0.658731 85077476.74 0.533650048 68922824.87
5 36864000 162517600 125653600 0.5934513 74569295.8 0.456111152 57312008.29
6 36864000 165017600 128153600 0.5346408 68516147.85 0.389838592 49959218.95
7 36864000 166017600 129153600 0.4816584 62207917.74 0.333195378 43033382.51
8 36864000 165017600 128153600 0.4339265 55609242.64 0.284782374 36495886.44
9 40864000 162517600 121653600 0.3909248 47557405.77 0.243403738 29610941.04
10 36864000 165017600 128153600 0.3521845 45133708.82 0.208037383 26660739.6
11 36864000 166017600 129153600 0.3172833 40978282.25 0.177809729 22964766.65
12 36864000 166017600 129153600 0.2858408 36917371.4 0.151974128 19628005.69
13 36864000 166017600 129153600 0.2575143 33258893.15 0.129892417 16776073.24
14 36864000 166017600 129153600 0.2319948 29962966.8 0.11101916 14338524.13
Total 895403261.8 671078223.8
NPV 212059261.8 -12265776.21
Net B/C 1.409414292
IRR 16.67%
Payback Period 4.133879608

17
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Dalam tabel diatas, kita dapat meliat masing-masing nilai besaran investasi, biaya
operasional maupun keuntungan pada setiap tahunnya. Pengeluaran yang terjadi pada
setiap tahunnya merupakan biaya operasional dari PLTMH Purbasari yang ditunjukkan pada
kolom cost (Ct). Pengeluaran dalam investasi dimasukkan pada tahun ke 0, karena investasi
adalah pembiayaan awal sebelum proyek dimulai. Kolom benefit menunjukkan keuntungan
kotor yang didapatkan setiap tahunnya. Untuk keuntungan bersih setiap tahunnya
ditunjukkan pada kolom net benefit. Net benefit merupakan selisih dari benefit dan cost.

Untuk mendapatkan NPV, harus didapatkan nilai keuntungan bersih pada masing-
masing tahun dari umur ekonomis proyek. Cara mendapatkan nilai keuntungan bersih dari
masing-masing tahun adalah dengan mengalikan net benefit dengan DF. DF merupakan
dicount factor, atau biasa disebut nilai suku bunga. Nilai keuntungan bersih pada masing-
masing tahun, ditunjukkan pada kolom present value.

Berdasarkan analisis finansial PLTMH Desa Purbasasri dengan kurun waktu 15 tahun,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: NPV = Rp 895.403.261,8 , Net B/C = 1.4, dan
IRR = 16,67% dengan payback period selama 4 tahun 2 bulan. Dari hasil analsis finansial
tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi PLTMH di Desa Purbasari dengan nilai investasi
Rp 683.344.000,- layak untuk dilaksanakan.

4.2 Analisa Pembiayaan oleh Stakeholder

Pembangunan PLTMH Purbasari menggunakan sumber biaya konvensional maupun


non-konvensional. Sumber pembiayaan konvensional berasal dari pemerintah yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sedangkan dari sumber pembiayaan non-konvesional
berasal dari iuran tetap pelanggan. Dalam pembangunan PLTMH Purbasari membutuhkan
biaya sekitar Rp 15 juta per 1.000 watt. Dalam menutupi biaya pembangunan proyek ini,
sektor pemerintah dan swasta diharapkan menjadi sumber pembiayaan utama. Sektor
swasta dapat lebih dimaksimalkan dalam rangka mengurangi beban pembiayaan dari
pemerintah.

4.2.1 Pemerintah

Perusahaan Lisrik Negara (PLN) berkewajiban memasok kebutuhan listrik di


seluruh Indonesia. Kemampuan PLN dalam memasok kebutuhan listrik saat ini masih
dibawah angka permintaan listrik dengan margin kapasitas hanya mencapai 26-27%,
sedangkan margin kapasitas ideal adalah mencapai 30%. Kekurangan pasokan listrik
dipengaruhi oleh faktor ketidakmampuan dalam membiayai produksi listrik bagi seluruh

18
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Indonesia. Berdasarkan data Kebutuhan Listrik Jawa-Bali tahun 2008, rasio elektrifikasi
yang merupakan perbandingan antara jumlah rakyat Indonesia yang telah menerima
pasokan listrik terhadap jumlah rakyat seluruh Indonesia baru mencapai angka 57%. Hal
ini menunjukkan bahwa PLN belum mampu mengadakan listrik bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Dalam rincian sumber pembiayaan pembangunan PLTMH Purbasari, seluruh


biaya investasi dilimpahkan kepada PLN. Dalam hal ini, PLN sebagai instansi pemerintah
dan merupakan sumber pembiayaan konvensional dari proyek pembangunan. Untuk
menutupi seluruh biaya investasi dengan hanya mengandalkan PLN dirasa kurang efektif,
melihat kemampuan PLN dalam memasok listrik ke seluruh wilayah Indonesia masih
kurang.

Selain dari PLN, sumber pembiayaan konvesional lainnya yang dapat digunakan
adalah dana non-pajak seperti retribusi daerah atau pinjaman daerah, dan juga alokasi
dana pajak seperti pajak daerah, pajak penghasilan, dll.

4.2.2 Swasta

Sumber pembiayaan non-konvesional merupakan sumber-sumber pembiayaan


yang diperoleh dari kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sektor swasta
merupakan salah satu sektor potensial dalam mengembangakan sumber daya non-
konvensional. Dalam rincian pembiayaan proyek pembangunan PLTMH Purbasari, sumber
biaya utama hanya PLN. Proyek ini seharusnya dapat didukung dengan sumber-sumber
lain yang berasal dari sektor swasta.

Sektor pembiayaan swasta pertama yang dapat dimaksimalkan adalah dengan


meningkatkan pembiayaan dari masyarakat. Pembangunan PLTMH Purbasari adalah
untuk kepentingan warga Desa Purbasari, oleh karena itu pembiayaan dari masyarakat
seharusnya dapat dimaksimalkan. Selain itu dapat juga dilakukan kerjasama antara
pemerintah dan swasta dengan bentuk kemitraan. Dengan kerjasama ini, beban
pembiayaan pembangunan PLTMH Purbasari dapat dibagi antara PLN dengan sektor
swasta yang tertarik.

Kasus pembangunan PLTMH tidak hanya dilakukan di Desa Purbasari, namun


juga di Desa Wanganaji dan Karangtengah. Pembangunan PLTMH di Desa Wanganaji
banyak didukung oleh sektor swasta. Prakarsa pembangunan PLTMH adalah Koperasi
Energi Indonesia (KOPENINDO) dengan bantuan bergulir dari Asian Development Bank

19
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

(ADB). Lembaga yang terlibat dalam pembangunan PLTMH Wangan Aji adalah Asian
Development Bank, Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) dan Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertambangan Kabupaten
Wonosobo, Kopenindo Jakarta, Koperasi Asrama Perguruan Islam (Koperasi API) Pondok
Pesantren Roudlotuth Tholibin. Desain teknis mekanis pembangunan bendungan,
panstock, dan turbin dilakukan oleh PT. ENTEC Bandung dan CV. Cihanjuang Inti Teknik
Bandung dan pekerjaan Elektrik dilakukan oleh PT. Heksa Prakarsa Teknik dan
Renerconcys Bandung. Pemanfaat listrik dari PLTMH Wanganaji adalah Interkoneksi PT.
PLN distribusi Jawa Tengah dan DIY. Untuk selanjutnya pengelola Proyek Pembangunan
PLTMH Wanganaji telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat dan Daerah adalah Koperasi API
Rodlothuth Tholibin.

Jika melihat banyaknya sektor swasta yang berpartisipasi dalam pengelolaan


PLTMH di Desa Wanganaji, seharusnya pembangunan PLTMH di Desa Purbasari juga
dapat di dukung oleh sektor swasta. Keuntungan dari pelibatan swasta tidak hanya akan
dirasakan pada sektor pembiayaannya, namun juga pada penerapan teknologi dari
masing-masing investor. Pada Kasus pembangunan PLTMH Wanganaji, berberapa bagian
pengembangan dilimpahkan kepada investor, seperti bagian desain teknis mekanis
pembangunan bendungan, panstock, dan turbin. Bagian ini dilakukan oleh PT. ENTEC
Bandung dan CV. Cihanjuang Inti Teknik Bandung dengan pemanfatan teknologi dari
masing-masing pihak.

4.3 Strategi Implementasi Pembiayaan Pembangunan PLTMH Purbasari

Penentuan strategi implementasi pembiayaan pembangunan PLTMH Purbasari


merupakan bentuk luaran (output) dari analisa yang sudah dilakukan pada sub-pokok
bahasan sebelumnya. Strategi Implementasi Pembiayaan Pembangunan PLTMH Purbasari
berguna sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada. Secara diagramatik,
Strategi Implementasi Pembiayaan Pembangunan PLTMH Purbasari dapat dilihat pada
gambar 4.1 dibawah ini.

20
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

PLTMH PURBASARI

ANALISIS ANALISIS SUMBER


FINANSIAL PEMBIAYAAN

NPV PEMERINTAH
NET B/C SWASTA
IRR MASYARAKAT
PP

IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN

POTENSI YANG
MUNGKIN
DIKEMBANGKAN

STRATEGI
Gambar 4.1 Kerangka Berfikir Perumusan Strategi PLTMH Purbasari
Sumber : Hasil Analisis, 2013

Dari kerangka berfikir yang digambarkan pada diagram diatas sehingga strategi-startegi
yang dapat dirumuskan dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan terkait
dengan pembiayaan PLTMH Desa Purbasari dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Strategi Terkait Pembiayaan PLTMH Purbasari

Permasalahan Strategi/Kebijakan Deskripsi

Dominasi pembiayaan pengadaan Pengikutsertaan stakeholder Kebijakan ini akan mengurangi


komponen-komponen PLTMH ketenagalistrikan khususnya pada beban PLN dalam membiayai
Purbasari oleh PLN sektor swasta melalui konsep proyek pembangunan PLTMH
PPPs (Public Private Partnership) dalam rangka memenuhi
kebutuhan listrik yang lain.

PLTMH merupakan Pembangkit Strategi penyediaan PLTMH Kebijakan ini berguna dalam
Listrik yang cenderung baru dan Jangka Pendek dan jangka mendukung konsep PPPs dalam
belum dioptimalkan sehingga menengah/panjang sesuai meningkatkan minat investasi.
minat investasi kecil dengan Masterplan Strategi Jangka pendek sekitar 1-

21
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari
MATA KULIAH PEMBIAYAAN DAN PEMBANGUNAN

Permasalahan Strategi/Kebijakan Deskripsi

Ketanagalistrikan nasional yang 2 tahun digunakan sebagai


disertai dengan sosialisasi proyek waktu pengadaan komponen dan
guna meningkatkan minat sosialisasi pada stakeholder
investasi kelistrikan. Strategi jangka
menengah dan panjang lebih
difokuskan pada penguatan
PLTMH dalam segi keberlanjutan
(fisik atau ekonomi)

Pembiayaan pengelolaan Pembukaan peluang investasi Kebijakan ini akan memperbesar


(perawatan/perbaikan) hanya pada pengadaan teknologi peluang investor untuk
mengandalkan iuran dari penunjang PLTMH. berpartisipasi. Makin tinggi
masyarakat, sehingga tarif listrik teknologi yang diterapkan, maka
tinggi. daya tarik bagi investor akan
semakin besar.

Sumber : Hasil Analisis, 2013

22
Analisis Strategi Pembiayaan PLTMH Desa Purbasari

Вам также может понравиться