Вы находитесь на странице: 1из 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320970027

PUSAT PERAWATAN KECANTIKAN HERBAL SEBAGAI WADAH RELAKSASI


DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR DI TAWANGMANGU JAWA
TENGAH

Article · November 2017


DOI: 10.20961/arst.v13i2.15606

CITATIONS READS

0 16

3 authors, including:

Yuni Iswati
Universitas Sebelas Maret
13 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Yuni Iswati on 19 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PUSAT PERAWATAN KECANTIKAN HERBAL SEBAGAI WADAH RELAKSASI
DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR DI TAWANGMANGU JAWA
TENGAH
Dayu Permata Suryana, MDE Purnomo, Tri Yuni Iswati
Program Studi Arsitektur
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: dayu_permatasuryana@yahoo.com

Abstract: Public demand toward a beauty treatments as a place of relaxation due to the circumstances
of an increasingly congested city activities. At the same time increasing the development of cosmetics,
but in fact there are still plenty of cosmetic with harmful chemicals. With the materials that will harm
them, has increased the awareness of public to choose cosmetics made from herbs. Tawangmangu
Herbs Beauty Center aims to embody beauty herbal based of activities, where the herbs is cultivated
and processed at the facility. The main problem of this design is how to comfortable atmosphere and
relaxation to the people in it by applying the principles of Ecological Architecture. The method is based
on the concept of Ecology Architecture with the cozy atmosphere is created by the climate-responsive
design and environmentally friendly. The result of the design is the beauty center that using herbs as a
based ingredients, with appropriate Ecological Architecture concept that can be convenient for the
visitors and the building can maintain harmony between architecture and surrounding environment.

Keywords: Beauty Treatment, Relaxation, Herbal, Ecological Architecture

1. PENDAHULUAN Pusat Perawatan Kecantikan Herbal di


Keadaan kegiatan kota yang semakin Tawangmangu menjadi salah satu wadah
padat menciptakan produktifitas kerja yang kegiatan perawatan kecantikan yang
dapat mengeksploitasi ketahanan fisik dan berbahan dasar herbal yang dapat
mental yang dapat mempengaruhi kondisi memberikan suasana nyaman dan relaksasi
tubuh menjadi tidak seimbang. kepada pengunjungnya. Di dalamnya berisi
Ketidakseimbangan tubuh yang dialami kegiatan seputar perawatan kecantikan
masyarakat kota menimbulkan berbagai yang bahan dasarnya dibudidayakan dan
keluhan fisik dan masalah seputar diolah di dalam fasilitas tersebut.
kecantikan. Kebutuhan masyarakat untuk Pemilihan Tawangmangu sebagai
menghilangkan kepenatan memunculkan lokasi didasarkan oleh potensi alam yang
minat masyarakat untuk melakukan sangat beragam dan potensi tempat
relaksasi sehingga perkembangan budidaya herbal yang baik.
perawatan kecantikan semakin pesat. Dalam perancangan pusat perawatan
Sejalan dengan fenomena ini, kecantikan herbal, salah satu hal paling
meningkatnya perkembangan kosmetik penting adalah aspek alam. Unsur-unsur
yang menjadi salah satu perawatan alam akan berpengaruh terhadap
estetika. Namun pada kenyataannya masih pembentukan ruang, sehingga antara
banyak produk kosmetik yang beredar di bangunan dan alam akan memiliki
pasaran yang mengandung bahan-bahan kesatuan agar potensi alam setempat dapat
kimia berbahaya yang dapat berdampak dimaksimalkan tanpa mengeksploitasi
pada kesehatan tubuh. secara berlebihan dan akan memberikan
Melihat dampak negatif yang rasa nyaman bagi penggunanya.
ditimbulkan dari penggunaan kosmetik Berdasarkan permasalahan tersebut,
berbahan dasar kimia berbahaya, pusat perawatan kecantikan herbal ini
meningkatkan kesadaran masyarakat diharapkan mampu mewujudkan bangunan
terhadap pemilihan bahan dasar kosmetik yang sesuai fungsi, memenuhi standar
herbal. kelayakan, dengan tetap memberikan
suasana nyaman dan relaksasi kepada
Arsitektura, Vol. 13, No. 2 , Oktober 2015

penggunanya dengan menggunakan Tabel 1. Kebutuhan Ruang


Ekologi Arsitektur sebagai pembentuk Pelaku Kegiatan Peruangan
ruang. Pengunjung Datang Hall
Informasi Resepsionis
2. METODE Konsultasi R.konsultasi
Untuk mendapatkan desain akhir ahli
berupa Pusat Perawatan Kecantikan Herbal Melakukan R. perawatan
di Tawangmangu, metode yang digunakan Perawatan
mengacu pada konsep Ekologi Arsitektur Melakukan R. spa &
yang diaplikasikan pada bangunan, di SPA sauna
antaranya : Melakukan R. kebugaran
1. Konsep Ruang Kebugaran Restoran
Ekologi Arsitektur yang diterapkan Makan
yaitu penataan ruang dan sirkulasi. Minum Lahan
Konsep Ekologis diaplikasikan Budidaya budidaya
kedalam penataan ruang untuk Hebal
menciptakan suasana nyaman dan Pengelola Bekerja R. pengelola
kesatuan dengan alam, serta sesuai Servis Bongkar muat Loading Dock
dengan fungsi ruang. Pada sirkulasi barang
ditunjukkan melalui kemudahan dan Semua Menitipkan Parkir
kenyamanan. Sirkulasi di dalam Pelaku kendaraan
bangunan memberi kejelasan dan Ibadah Mushola
kenyamanan dengan cara memisahkan MCK Toilet
jalur sirkulasi berdasarkan pelaku dan
tujuan kegiatan. 3.2 Analisa Tapak
2. Material Bangunan Tapak berada di Jalan Raya Lawu,
Ekologi Arsitektur yang diterapkan Kelurahan Kalisoro, Kecamatan
pada bangunan adalah konsep Tawangmangu, dengan luas tapak
bangunan yang responsif terhadap ±22.000 m2. Lokasi tapak strategis karena
iklim dan masalah seperti material tidak jauh dari pusat kota, fasilitas umum
bangunan yang digunakan sesuai serta prasarana transportasi lainnya.
dengan kaidah-kaidah Ekologi Memiliki potensi alam yang beragam dan
Arsitektur. potensi budidaya herbal yang besar.
3. Utilitas Memiliki utilitas dan infrastruktur yang
Ekologi Arsitektur yang diterapkan memadai. Orientasi tapak terekspos dari
pada utilitas bangunan adalah melalui Jalan Raya Lawu. Luasan tapak dapat
sistem penyediaan air bersih yang menampung seluruh kebutuhan ruang
ramah lingkungan, sistem pengolahan yang direncanakan.
air kotor dan limbah yang tidak
mencemari lingkungan serta sistem 3.3 Analisa Pencapaian
penyediaan listrik dari sumber energi Analisis pencapaian bertujuan untuk
alternatif. menentukan Main Entrance (ME) dan
Side Entrance (SE) yang ideal.
3. ANALISIS Akses pencapaian kendaraan
3.1 Analisa Peruangan pengunjung menuju lokasi adalah Jalan
Analisa kebutuhan ruang bertujuan Raya Lawu (selatan), Jalan Lingkungan I
untuk mengetahui jenis-jenis ruangan (timur) dan Jalan Lingkungan II (barat).
yang dibutuhkan oleh Pusat Perawatan Jalan Raya Lawu merupakan jalan selebar
Kecantikan Herbal di Tawangmangu. ±12 m, sedangkan Jalan Lingkungan I
Ruang-ruang ini (lihat Tabel 1) diperoleh selebar ±6 m dan Jalan Lingkungan II
melalui analisis kegiatan pelaku beserta selebar ±4 m. Oleh karena itu letak ME
kegiatan di dalam Pusat Perawatan direncanakan menghadap ke sisi selatan
Kecantikan Herbal. ke arah Jalan Raya Lawu dan SE
Dayu Permata Suryana, MDE Purnomo, Tri Yuni Iswati, Pusat Perawatan Kecantikan Herbal …

direncanakan menghadap ke sisi timur ke hari dari utara ke selatan semakin lemah.
arah Jalan Lingkungan II. Arah angin masih dapat dibelokkan
Letak pintu masuk ME dan SE (Lippsmeier, 1994), maka angin kencang
direncanakan sejauh mungkin dari titik- dibelokkan dengan sudut bangunan
titik kepadatan guna meminimalisir sedangkan angin yang membawa debu
terjadinya kemacetan (lihat Gambar 1). dinetralisir menggunakan pepohonan.
Mengacu pada pendapat Karyono
(2010), “Pengurangan radiasi matahari
pada bangunan dapat dilakukan dengan
menciptakan ‘pembayangan’ melalui
pohon besar di sekitar bangunan. Jika
perolehan panas matahari dapat
diminimalkan, maka suhu udara di dalam
bangunan akan rendah”.
Berdasarkan analisis, orientasi
bangunan menghadap ke utara-selatan
Gambar 1. Analisis Pencapaian untuk mendapatkan penghawaan dan
pencahayaan alami yang baik, serta untuk
3.4 Analisa Sirkulasi menyiasati matahari sore yang bersifat
Bertujuan untuk mengatur jalannya panas maka diberi pelindung berupa
sirkulasi di dalam tapak pada bangunan vegetasi dan area budidaya herbal (lihat
yang memberi kemudahan serta Gambar 3).
kenyamanan bagi pengguna Pusat
Perawatan Kecantikan Herbal.
Jalur Sirkulasi pejalan kaki terhubung
antara Main Entrance dengan bangunan
dengan area parkir.
Untuk menghindari keruwetan dalam
tapak, maka sirkulasi keluar dan masuk
kendaraan dipisah. Main Entrance (ME)
diletakkan terpisah dengan Side Entrance
(SE) sebagai akses keluar masuk
kendaraan pengunjung (lihat Gambar 2). Gambar 3. Analisis Klimatologis

3.6 Analisa Pemintakatan (Zoning)


Pemitakan berdasar pada beberapa
pertimbangan. Bertujuan untuk
menentukan mintakat (zoning)
berdasarkan jenis kegiatan dan keadaan
tapak. Dengan dasar pertimbangan arah
matahari, kebisingan, jenis dan sifat
kegiatan.
Analisis arah matahari digunakan
Gambar 2. Analisis Sirkulasi untuk menempatkan area yang
membutuhkan cahaya matahari secara
3.5 Analisa Klimatologi langsung atau tidak langsung. Analisis
Angin di Indonesia rata-rata kebisingan untuk menentukan area mana
berhembus dari tenggara ke barat laut dan yang membutuhkan ketenangan dan
sebaliknya. Angin tenggara bersifat panas terhindar dari kebisingan.
dan membawa polusi. Angin barat laut Sehingga nantinya setiap ruangan
bersifat sejuk. mendapatkan peletakan yang sesuai.
Angin darat bergerak di siang hari Berikut ini adalah tabel jenis dan
dari selatan ke utara semakin kencang sifat kegiatan.
sedangkan angin laut bergerak di malam
Arsitektura, Vol. 13, No. 2 , Oktober 2015

Tabel 2. Jenis dan Sifat Kegiatan Ruang di dalam pusat perawatan


Mintakat Sifat Kegiatan kecantikan herbal di bagi menjadi
(zoning) beberapa massa atau massa jamak
Zona  Mudah dijangkau. sehingga lebih memenuhi tuntutan yang
Kegiatan  Dekat dengan diperlukan, karena di samping tiap
Penerimaan pencapaian utama kelompok mewakili karakter tiap massa
(ME).
bangunan dan pembagian sesuai
 Mendapat
pengguna juga dapat tercapai.
pencahayaan dan
penghawaan alami
yang baik. 3.8 Analisa Material Bangunan
 Memerlukan Bertujuan untuk menentukan bahan
ketenangan. bangunan yang memenuhi aspek
Zona  Bersifat umum. fungsional, estetika serta tidak berdampak
Kegiatan  Memerlukan buruk bagi pengguna dan lingkungannya.
Perawatan, ketenangan. 1. Atap
SPA dan Menggunakan galvalum karena
Kebugaran mudah didapat, harga murah dan
(utama) cocok digunakan di daerah bersuhu
Zona  Bersifat umum. rendah karena dapat menyimpan
Kegiatan  Tidak memerlukan panas dengan baik.
Penunjang ketenangan.
2. Dinding
Zona  Bersifat terbatas.
Perpaduan batu bata merah, batu
Kegiatan  Tidak dapat diakses
Pengelolaan pengunjung secara alam, dan kayu. Penggunaan sesuai
bebas. dengan kebutuhan ruang.
Zona  Bersifat pelayanan. 3. Lantai
Kegiatan  Tidak memerlukan Perpaduan grass block, batu alam,
Servis ketenangan dan kayu. Penggunaan sesuai dengan
 Peletakan zona ini kebutuhan ruang.
berada di bagian
yang tidak terlihat 3.9 Analisa Sistem Struktur
dari pintu utama. 1. Analisis Sub Structure
Berdasarkan analisis di atas (lihat Menggunakan pondasi footplate dan
Tabel 2), diperoleh permintakatan pondasi batu kali, pondasi footplate
zona ruang sebagai berikut (lihat digunakan untuk bangunan dua lantai
Gambar 4). dan pondasi batu kali untuk bangunan
satu lantai.
Tipologi bangunan yang bernuansa
alam menggunakan material alami
yang tidak terlalu berat, serta
ketinggian yang direncanakan cukup
hanya dengan menggunakan kedua
pondasi tersebut.
2. Analisis Super Structure
Penggunaan struktur rangka sebagai
jenis struktur dinding bangunan
Gambar 4. Pemitakatan Ruang dengan pertimbangan pembuatan
mudah dilakukan oleh tukang
3.7 Analisa Konsep Ruang setempat tanpa memerlukan keahlian
Bertujuan untuk mengetahui jumlah khusus.
massa bangunan yang akan digunakan Pemilihan bahan dinding dapat tahan
untuk menjamin kelancaran dan terhadap cuaca, mudah didapat dan
keefektifan kegiatan sesuai dengan mudah dalam pengerjaan konstruksi.
karakter bangunan dan pembagian fungsi 3. Analisis Upper Structur
kelompok ruang.
Dayu Permata Suryana, MDE Purnomo, Tri Yuni Iswati, Pusat Perawatan Kecantikan Herbal …

Dalam menyikapi kenyamanan ruang  Membantu upaya pelestarian


untuk iklim tropis, menggunakan atap lingkungan.
bentuk miring dengan sudut 3. Penyediaan Sumber Energi Listrik
kemiringan minimal 300 agar air Sumber energi menggunakan
hujan dapat mengalir lancar. perpaduan yaitu PLN dan mandiri
menggunakan genset. Listrik
3.10 Analisa Sistem Utilitas digunkaan untuk pompa, penerangan
1. Sistem Pengolahan Air Bersih dalam bangunan dan penerangan dia
Sumber air bersih berasal dari kawasan di malam hari. Sumber
PDAM dan sumur yang ditampung utama adalah dari PLN. Genset
pada bak penampungan dan digunakan sebagai persediaan
didistribusikan melalui pipa-pipa cadangan jika terjadi gangguan pada
saluran. PLN. Dengan instlasi yang dibedakan
2. Sistem Pengolahan Air Kotor menjadi dua, yaitu instlasi untuk
Menurut Alison G, Kwok dan Walter penerangan dan intalasi untuk power.
T Grondzik (2007), “Greywater 4. Pengelolaan Sampah
consists of wastewater (from Pengelolaan sampah dilakukan
lavatories, showers, washing dengan memisahkan sampah yang
machine, and other plumbing masih bisa di daur ulang. Sistem
fixtures) that does not include food pembuangan sampah dengan cara
wastes or human waste”. mengumpulkan sampah di bak
Penanganan limbah greywater pada penampungan sampah sementara.
fasilitas ini direncanakan akan Pemisahan sampah pada bangunan
menerapkan sistem waste water dilakukan oleh petugas servis yang
garden atau pengolahan air limbah kemudian diangkut menuju TPA.
dengan sanita. Sistem waste water
garden ini merupakan sebuah sistem 4. KESIMPULAN (KONSEP DESAIN)
memurnikan greywater dari saluran Dari hasil analisis serta hasil korelasi dari
pembuangan air yang kemudian beberapa data di atas, maka diperoleh hasil
dapat digunakan kembali untuk berupa:
keperluan menyiram tanaman, Nama : Pusat Perawatan
menyiram kloset, dll. Dengan Kecantikan Herbal di Tawangmangu
menerapkan sistem waste water Lokasi : Jalan Raya Lawu
garden ini maka dapat menggunakan Luas Lahan : ± 22.000 m2
kembali air yang sebelumnya telah Luas Bangunan : ± 10.000 m2
digunakan untuk digunakan kembali Konsep Arsitektur Ekologis yang
dan sistem ini merupakan salah satu diterapkan pada tapak dan bangunan Pusat
penerapan konsep Arsitektur Perawatan Kecantikan Herbal di
Ekologi pada bangunan (lihat Tawangmangu, antara lain :
Gambar 5).  Menggunakan jenis massa jamak
dengan bentuk sirkulasi memusat
untuk memudahkan jalur sirkulasi dan
pengawasan (lihat Gambar 6).

Gambar 5. Water Waste Garden

Kelebihan dari penggunaan pengelolaan


air limbah dengan sanita :
 Mencegah pencemaran air tanah dan
lingkungan.
Gambar 6. Fasad Bangunan
 Menciptakan keasrian lingkuan dan
pemukiman.
Arsitektura, Vol. 13, No. 2 , Oktober 2015

 Mengatur jarak dan ketinggian massa


bangunan untuk memaksimalkan
potensi alami (matahari, angin dan
lingkungan) ke dalam bangunan.
 Memperbanyak bukaan pada sisi timur
dan meminimalisir bukaan pada sisi
bagian barat (lihat Gambar 7).

Gambar 7. Perspektif Eksterior


 Atap dengan kemiringan yang cukup
untuk mengalirkan air hujan dengan
cepat dan tritisan panjang agar air
hujan tidak tampias (lihat Gambar 8).

Gambar 8. Eksterior Bangunan


 Penggunaan material yang ramah
lingkungan, mudah didapat serta
sesuai dengan kondisi lingkungan
setempat.
 Pengolahan air limbah grey water yang
menggunakan sistem waste water
garden sehingga air limbah dapat
dimanfaatkan kembali untuk
penyiraman tanaman herbal.

REFERENSI
Karyono, Tri Harso, 2010. Pengantar
Pemahaman Arsitektur Hijau di
Indonesia : Rajawali Pers.
Lippsmeier, Georg, 1994. Bangunan Tropis.
Jakarta : Erlangga.
Kwok, Alison G & Grondzik, Walter T
(2007). The Green Studio
Handbook : Elsevier.

View publication stats

Вам также может понравиться