Вы находитесь на странице: 1из 16

Pendidikan Seks ( artikel PPKN )

ABSTRAK

Anak adalah wujud dari kepolosan dunia. Ketidaktahuan anak tentang seks sering kali menjadi
alasan pelecehan oleh orang dewasa. Anak memandang seks sebagai sesuatu yang tabu atau
vulgar. Berdasar fakta kasus semakin meningkat karena anak tidak mendapat pendidikan seks
dengan jelas. Pendidikan seks pada anak usia dini mungkin merupakan solusi. Akan tetapi anak
mungkin belum bisa menerima secara mental. Tak jarang anak lebih condong ke pikira joroknya
dari pada efek yang dia dapat ketika dia mengerti apa itu seks. Dalam perkembangan bahasapun
kata seks malah disalah artikan menjadi hal yang tabu. Anak harus mendapatkan pendidikan seks
yang sesuai dengan umurnya. Secara psikologi anak sangat membutuhkan bimbingan orang
dewasa untuk mengerti definisi seks secara layak, karena anak masih belum bisa selektif kepada
setiap informasi yang didapat. Pengajar maupun orang tua mampu mengikuti langkah proses
konsuling ketika menerangkan kepada anak. Ada banyak hal yang harus dihindari ketikan
menerangkan kepada anak. Itu dikarenakan anak masih awam dalam hal itu. Keterbukaan orang
tua sangat penting demi kemajuan dan keselamatan anak dari gagap seks.Pendidikan seks adalah
upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Informasi
yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan
moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi "penyalahgunaan" organ reproduksi tersebut.
Pendidikan seks itu sangat penting diberikan sejak dini. Pengetahuan tentang seks pada anak-
anak dapat mencegah terjadinya penyimpangan seksual pada anak. Pendidikan seks pada anak
juga dapat mencegah agar anak tidak menjadi korban pelecehan seksual, dengan dibekali
pengetahuan tentang seks, mereka menjadi mengerti perilaku mana yang tergolong pelecehan
seksual. Selanjutnya, pengetahuan tentang seks juga dapat mencegah anak-anak mencoba-coba
hal-hal yang seharusnya belum boleh mereka lakukan karena ketidaktauannya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika kita mendengar kata seks apa yang terpikir di benak kita? Pornografi, vulgar,

menjijikkan dll. Memang sebagian besar masyarakat menganggap membicarakan seks itu adalah

sesuatu hal yang tabu dan tak layak dibicarakan. Ketika anak kita bertanya soal seksualitasnya

pasti kita dengan cepat akan mengalihkannya dan akan mengatakan “ehhhhh tidak baik ngomong

gitu, masih kecil nanti kalo sudah besar kan tau sendiri”. Sikap seperti itulah yang salah, karena

anak memiliki rasa ingin tahu tentang banyak hal, bila kita sebagai orang tua tidak bisa

mengarahkan dengan baik, tidak bisa memberikan informasi yang jelas cenderung mereka akan

mencari informasi dari orang lain dan teman-temannya, informasi tersebut belum tentulah

informasi yang baik.

Sedikit sekali masyarakat terutama orang tua yang peduli akan pendidikan seks dan

menempatkan bahwa seks adalah sesuatu yang penting. Bahkan banyak orang tua yang tidak

memberikan pendidikan seks pada anak, dengan alasan anak akan tabu dengan sendirinya.

Selama ini seks identik dengan orang dewasa saja.


Membahas masalah seks pada anak memang tidak mudah. Namun, mengajarkan

pendidikan seks pada anak harus diberikan agar anak tidak salah melangkah dalam hidupnya.

Pendidikan seks wajib diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat

anak usia 3-4 tahun, karena pada usia ini anak sudah bisa melakukan komunikasi dua arah dan

dapat mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan pengenalan organ

tubuh internal. Pendidikan seks untuk anak usia dini berbeda dengan pendidikan seks untuk

remaja. Pendidikan seks untuk remaja lebih pada seputar gambaran biologi mengenai seks dan

organ reproduksi, masalah hubungan, seksualitas, kesehatan reproduksi serta penyakit menular

seksual, sedangkan pada anak usia dini lebih pada pengenalan peran jenis kelamin dan

pengenalan anatomi tubuh secara sederhana.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Seks

Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,

proses, perbuatan dan cara mendidik.[1] Sedangkan istilah seks dalam pengertian sempit berarti

kelamin. Adapun menurut para ahli adalah sebagai berikut :

Mugi Kasim mengartikan seks sebagai sumber rangsangan baik dari dalam maupun luar

yang mempengaruhi tingah laku syahwat yang bersifat kodrati.[2]

Syamsudin mendefinisikan pendidikan seks sebagai usaha untuk membimbing seseorang

agar dapat mengerti benar-benar tentang arti kehidupan seksnya, sehingga dapat

mempergunakannya dengan baik selama hidupnya.[3]

Dr. A.Nasih Ulwan menyebutkan bahwa pendidikan seks adalah upaya pengajaran

penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seks yang diberikan kepada anak agar ia

mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri dan pekawinan, sehingga jika

anak telah dewasa dan dapat memahami unsur-unsur kehidupan ia telah mengetahui masalah-
masalah yang dihalalkan dan diharamkan bahkan mampu menerapkan tingkah laku islami sebagi

akhlak, kebiasaan, dan tidak mengikuti syahwat maupun cara-cara hedonistic.[4]

B. Mengapa Pendidikan Seks Penting Pada Anak?

Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi belakangan ini tidak lagi hanya

mengancam para anak-anak dan remaja yang rentan terhadap informasi yang salah mengenai

seks. Meningkatnya kasus kekerasan merupakan bukti nyata kurangnya pengetahuan anak

mengenai pendidikan seks yang seharusnya sudah mereka peroleh dari tahun pertama oleh orang

tuanya. Pendidikan seks menjadi penting mengingat banyaknya kasus-kasus yang terjadi

mengenai tindak kekerasan seksual terhadap anak dan remaja.

Hasil penelitian yang dikutip dari sebuah Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan

mengenai Pendidikan Seks pada Usia Dini oleh Moh. Roqib menunjukkan bahwa 97,05%

mahasiswa di Yogyakarta telah kehilangan keperawanannya.[5] Nyaris 100% atau secara

matematis bisa disepadankan dengan 10 gadis dari 11 gadis sudah tidak perawan yang

diakibatkan oleh hubungan seksual. Fakta yang sangat memprihatinkan melihat kondisi remaja

saat ini yang tengah terancam dalam mempertahankan kesucian dirinya baik karena paksaan atau

karena sama-sama suka saat melakukannya (free sex). Hal ini menunjukkan bahwa perlunya
pendidikan seks untuk diberikan sejak usia dini guna memberikan informasi dan mengenalkan

kepada anak bagaimana ia harus menjaga dan melindungi organ tubuhnya dari orang yang

berniat jahat terhadap dirinya.

C. Tujuan Pendidikan Seks Pada Anak

Tujuan pendidikan seks sesuai usia perkembangan pun berbeda-beda. Seperti pada usia

balita, tujuannya adalah untuk memperkenalkan organ seks yang dimiliki, seperti menjelaskan

anggota tubuh lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya. Jika tidak

dilakukan lebih awal maka ada kemungkinan anak akan mendapatkan banyak masalah seperti

memiliki kebiasaan suka memegang alat kemaluan sebelum tidur, suka memegang payudara

orang lain atau masalah lainnya.

Untuk usia sekolah mulai 12 tahun bertujuan memahami perbedaan jenis kelamin (laki-

laki dan perernpuan), menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan

benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.

Sedangkan usia menjelang remaja, pendidikan seks bertujuan untuk menerangkan masa

pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuh.


Jadi secara garis besarnya pendidikan seks diberikan sejak usia dini (dan pada usia

remaja) dengan tujuan sebagai berikut:[6]

1. Membantu anak mengetahui topik-topik biologis seperti pertumbuhan, masa puber, dan

kehamilan

2. Mencegah anak-anak dari tindak kekerasan.

3. Mengurangi rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan akibat tindakan seksual.

4. Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan.

5. Mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam hubungan seksual Mengurangi kasus infeksi

melalui seks.

6. Membantu anak muda yang bertanya tentang peran laki-laki dan perempuan di masyarakat.

D. Pendidikan Seks Berdasarkan Usia

1. Umur 3-5 tahun

Pada rentang umur ini, mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsi masing-masing organ

tubuh, jangan ragu juga untuk memperkenalkan alat kelamin si kecil. Saat yang paling tepat

untuk mengajarkannya adalah di saat sedang memandikannya. Diharapkan untuk hindari


penyebutan yang dianggap tidak sopan di masyarakat untuk menyebut alat kelamin yang

dimilikinya. Misalkan seperti vagina atau penis, jangan diistilahkan dengan kata lain seperti

“apem” atau “burung”. Anda tidak perlu membahas terlalu detail mengenai jenis kelamin anak

Anda atau mengajarkannya dalam kondisi belajar yang serius.

Ajarkan juga kepada anak bahwa seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya, adalah milik

pribadinya yang harus dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus diajarkan untuk tidak

menunjukkan kelaminnya secara sembarangan. Tekankan kepada mereka bahwa mereka

memiliki hak dan bisa saja menolak pelukan atau ciuman dan segala macam bentuk kasih sayang

yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini menjadi penting, karena disukai atau tidak,

banyak pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang dekat dengan kehidupan si anak.

Orang tua juga diharapkan untuk tidak memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium

orang lain jika dia tidak menginginkannya agar si anak bisa belajar untuk menyatakan

penolakannya.

2. Umur 6 - 9 tahun

Di rentang umur ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk melindungi

dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk membuka pakaian bahkan jika

ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat kelaminnya oleh temannya. Selain itu, di rentang

umur ini, Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang tumbuh dengan cepat dan terlihat jelas

perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak ayam) di saat bertumbuh dewasa untuk mengajarkan
mengenai perkembangan alat reproduksi. Ajaklah anak anda untuk turut mengamati

perkembangannya. Jika mereka tidak terlalu memperhatikan hingga detail terkecil, Anda bisa

berikan informasi lebih lanjut nanti sembari menekankan bahwa alat kelamin mereka juga akan

berubah seiring mereka bertumbuh dewasa nanti. Orang tua harus memperhatikan suasana hati

anak agar saat menyampaikan materi seksualitas, si anak tidak merasa terpojokkan, malu, bodoh,

ataupun menjadi terlalu liar dalam menyikapi seks.

3. Umur 9 - 12 tahun

Berikan informasi lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si anak saat menjelang

masa puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap individu. Ajarkan kepada anak

bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah yang akan mereka alami nanti sebagai

bagian normal dari tahap perkembangan individu. Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa

puber, Anda sudah bisa memulai topik mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga pada

anak Anda, jika dia mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak

khawatir.

4. Umur 12 - 14 tahun

Dorongan seksual di masa puber memang sangat meningkat, oleh karena itu, orang tua sebaiknya

mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya bekerja. Penekanan terhadap

perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk hubungan seksual juga sangat penting

untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak segala macam konsekuensi yang ada dari segi
biologis, psikologis, dan sosial jika mereka melakukan hubungan seksual. Orang tua selain

mengajarkan keterbukaan komunikasi dengan anak terutama dalam membicarakan seksualitas,

juga perlu menambahkan keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum

mencapai masa dewasa.

Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak merasa ragu, takut,

enggan ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual mereka. Jika orang tua merasa

agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual dengan anak, orang tua bisa meminta

bantuan psikolog atau konselor untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak dan

membantu orang tua merasa nyaman membicarakan topik ini.[7]

E. Pendidikan Seks pada Anak dalam Pendidikan Agama Islam

Pokok-pokok pendidikan seks pada anak dalam Pendidikan Agama Islam meliputi beberapa hal

:[8]

1. Menanamkan jiwa maskulin dan feminim

Kesadaran tentang perbedaan hakiki dalam penciptaan manusia secara berpasangan laki-laki dan

perempuan karena hal tersebut akan sangat berguna bagi pergaulannya. Pembentukan jiwa
feminism pada wanita dan maskulin pada laki-laki dapat dilakukan dengan pemberian peran

kepada anak sesuai dengan jenis kelaminnya. Dengan memberikan tugas sesuai dengan jenis

kelaminnya, seseorang akan menjadi laki-laki atau wanita sejati.[9]

2. Mendidik menjaga pandangan mata

Di samping penerapan etika memandang, hendaknya kepada anak dijelaskan pula mengenai

batasan aurat dan muhrim bagi dirinya. Aurat merupakan anggota tubuh yang yang harus ditutupi

dan tidak boleh dilihat atau diperlihatkan kepada orang lain.[10]

3. Mengenalkan mahrom-mahromnya

Mencegah anak bergaul secara bebas dengan teman-teman yang berlawanan jenis denga

memberikan batasan-batasan tertentu bertujuan agar anak mampu memahami etika bergaul

dalam islam mampu membedakan antara muhrim dengan yang bukan muhrim sehingga

pemahaman tersebut akan selalu melekat di hati dan menjadi self control pada waktu anak

memasuki usia remaja.[11]

4. Mendidik cara berpakaian dan berhias

Hendaknya anak dibiasakan untuk senantiasa mengenakan pakaian islami, model-model pakaian

yang baik, serta meluruskan konsep-konsep mengenai model pakaian pada diri anak, agar

mereka tidak terjerumus pada konsep model pakaian barat yang lebih menonjolkan erotikannya.
5. Mendidik cara menjaga kebersihan kelamin

Bimbingan praktis mengenai adab istinja’, adab mandi, dan adab wudhu dimaksudkan agar anak

secaran langsung belajar membersihkan diri, belajar membersihkan alat kelaminya, dan belajar

mengenali dirinya.

6. Memberikan pengertian tentang ikhtilam dan haidh

Pengertian tentang ikhtilam dan haid sebaiknya diberikan dan difahami oleh anak sebelum ia

benar-benar mengalaminya, agar dalam perkembangan seksualnya dapat berjalan secara wajar

dan tidak ada beban-beban kejiwaan. Lebih dari itu agar anak dapat menjalankan ketentuan

syar’i yang telah mulai berlaku bagi dirinya.

7. Pemisahan tempat tidur

Memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan bertujuan agar mereka mampu

memahami dan menyadari tentang eksistensi perbedaan antara laki-laki dan perempuan, terbiasa

menghindari pergaulan bebas antar jenis kelamin yang berbeda.

F. Metode Pendidikan Seks pada Anak dalam Pendidikan Agama Islam

Metode yang efektif dalam menyampaikan pendidikan seksual kepada anak antara lain

sebagai berikut:

1. Metode pembiasaan
Metode pembiasaan bisa diterapkan dalam pendidikan seks melalui cara membiasakan anak agar

menjaga pandangan mata dari hal-hal yang berbau porno, membiasakan anak tidur terpisah

dengan orang tuanya, membiasakan anak menjaga kebersihan alat kelaminnya, membiasakan

anak untuk tidak berkhalwat dengan lawan jenisnya tanpa didampingi muhrimnya dimulai

dengan hal kecil misalnya, pemisahan tempat duduk di kelas, serta membiasakan anak

berpakaian dan berhias sesuai dengan ajaran islam.[12]

2. Metode keteladanan

Metode pemberian contoh yang baik (Uswatun khasanah) terhadap anak-anak yang belum begitu

kritis akan banyak mempengaruhi tingkah laku sehari-harinya. Dalam pendidikan seks anak

harus diberikan keteladanan dalam pergaulan, berpakaian, serta dalam peribadatan. Apa yang

disampaikan guru akan lebih mudah diserap oleh peserta didik jika dibarengi dengan upaya

pemberian keteladanan dan contoh yang nyata terhadap siswa.

3. Metode pemberian hadiah dan hukuman

Dalam pendidikan seks, metode pemberian hadiah dan hukuman dapat diterapkan dalam rangka

menanamkan aturan-aturan islami menyangkut masalah ibadah dan etika, khususnya etika

seksual. Bagi anak yang telah mematuhi aturan yang dicanangkan kepada mereka, mereka
berhak mendapat hadiah meskipun hanya sanjungan dan pujian. Namun apabila melanggar,

mereka harus diberi hukuman meskipun hanya berupa teguran.

4. Metode Tanya jawab dan dialog

Metode Tanya jawab dan dialog sangat bermanfaat dalam menanamkan dasar-dasar pendidikan

seks pada anak, sebab salah satu naluri anak yang paling umum adalah selalu ingin tahu terutama

dalam hal-hal yang menarik perhatiannya. Metode tanya jawab tidak hanya dilakukan di kelas,

tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas. Guru sebaiknya memberi kesempatan kepada siswa

untuk berinteraksi dansharing tentang hal-hal yang diluar akademis, tentang permasalahan aktual

seputar permasalahan remaja dan pendidikan seks.


5. Metode pengawasan

Anak hendaknya diberikan pengawasan agar senantiasa menutup aurat dan memberikan

pengertian mengenai bahaya yang timbul akibat aurat terlihat orang lain. Anak juga perlu

diawasi dalam pergaulannya agar terhindar dari pergaulan bebas dengan tujuan agar anak mampu

memahami etika bergaul dalam islam.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan seks diartikan sebagai usaha untuk membimbing seseorang agar dapat

mengerti benar tentang arti kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakannya dengan baik

selama hidupnya. Pokok-pokok pendidikan seks pada anak dalam Pendidikan Agama Islam

meliputi beberapa hal, yaitu menanamkan jiwa maskulin dan feminism, mendidik menjaga

pandangan mata, mengenalkan mahrom-mahromnya, memberikan pengertian tentang ikhtilam

dan haidh, serta mendidik cara menjaga kebersihan kelamin. Adapun metode yang dapat

digunakan adalah metode pembiasaan, metode keteladanan, metode pemberian hadiah dan

hukuman, metode tanya jawab dan dialog, serta metode pengawasan.

B. Saran

Pendidikan seks sangat penting untuk diberikan sedini mungkin kepada anak. Namun hal

ini tidak semata-mata menjadi beban dan tanggung jawab bagi orang tua saja, namun juga

menjadi tanggung jawab guru sebagai orang tua kedua bagi anak. Pandidikan seks ini dapat
diberikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak, mulai dari hal yang sifatnya sederhana

hingga pada hal yang sifatnya kompleks. Orang tua, guru, dan masyarakat memikul tanggung

jawab bersama dalam mendidik generasi muda agar mereka dapat memperoleh penjelasan dan

informasi tentang seks serta menegakannilai-nilai manusiawi terhadap seks tersebut dan dapat

dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Madani, Yusuf. Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam : Panduan bagi Orang Tua, Guru,

Ulama, dan Kalangan Lainnya. Penerjemah: Irwan Kurniawan. 2003. Jakarta: Pustaka Zahra

M. Kasim Mugi Amin. Kiat Selamatkan Cinta. 1997. Yogyakarta: Titian Ilahi Press

Syamsudin, Pendidikan Kelamin dalam Islam, 1985. Solo: Ramadhani.

Nasikh ulwan, Pendidikan Seks, 1996. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Suraji, Pendidikan Seks bagi Anak, 2008. Yogyakarta: Pustaka Fahima.

Вам также может понравиться

  • ASAM URAT
    ASAM URAT
    Документ3 страницы
    ASAM URAT
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • AsamUrat
    AsamUrat
    Документ3 страницы
    AsamUrat
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Pengantar Evidence Based Practice-Critical Care Nursing: Biantoro
    Pengantar Evidence Based Practice-Critical Care Nursing: Biantoro
    Документ21 страница
    Pengantar Evidence Based Practice-Critical Care Nursing: Biantoro
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Makalah HHNK
    Makalah HHNK
    Документ10 страниц
    Makalah HHNK
    Khalimah Ganies
    Оценок пока нет
  • LP Lokmin 1
    LP Lokmin 1
    Документ6 страниц
    LP Lokmin 1
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Jiptummb Murdiono08 27822 1 Pendahul N
    Jiptummb Murdiono08 27822 1 Pendahul N
    Документ13 страниц
    Jiptummb Murdiono08 27822 1 Pendahul N
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • 25495992
    25495992
    Документ32 страницы
    25495992
    Ikramuna AF
    Оценок пока нет
  • LOKMIN II
    LOKMIN II
    Документ9 страниц
    LOKMIN II
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Askep Keluarga Kelolaan Utama
    Askep Keluarga Kelolaan Utama
    Документ102 страницы
    Askep Keluarga Kelolaan Utama
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ4 страницы
    Daftar Pustaka
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • SAP Dan Lembar Balik ASMA (Tugas Keluarga) - Dikonversi PDF
    SAP Dan Lembar Balik ASMA (Tugas Keluarga) - Dikonversi PDF
    Документ21 страница
    SAP Dan Lembar Balik ASMA (Tugas Keluarga) - Dikonversi PDF
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Kegawatdaruratan Syok Hipovolemik
    Kegawatdaruratan Syok Hipovolemik
    Документ4 страницы
    Kegawatdaruratan Syok Hipovolemik
    Ratih Kusuma
    Оценок пока нет
  • MAKALAH ANALISA JURNAL PEMBERIAN OBAT Done
    MAKALAH ANALISA JURNAL PEMBERIAN OBAT Done
    Документ62 страницы
    MAKALAH ANALISA JURNAL PEMBERIAN OBAT Done
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Makalah Analisa Jurnal Pemberian Obat Done
    Makalah Analisa Jurnal Pemberian Obat Done
    Документ30 страниц
    Makalah Analisa Jurnal Pemberian Obat Done
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Leaflet Ansietas
    Leaflet Ansietas
    Документ1 страница
    Leaflet Ansietas
    dini
    Оценок пока нет
  • Discharge Planning
    Discharge Planning
    Документ93 страницы
    Discharge Planning
    Rizal Ahmad
    Оценок пока нет
  • LP Keluarga SP
    LP Keluarga SP
    Документ31 страница
    LP Keluarga SP
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Opthalmologi PDF
    Opthalmologi PDF
    Документ128 страниц
    Opthalmologi PDF
    rejotangan
    Оценок пока нет
  • Format Pengkajian Askep Gerontik
    Format Pengkajian Askep Gerontik
    Документ17 страниц
    Format Pengkajian Askep Gerontik
    NurainiManda-Minoz
    Оценок пока нет
  • Sap Asam Urat
    Sap Asam Urat
    Документ10 страниц
    Sap Asam Urat
    NurainiManda-Minoz
    Оценок пока нет
  • Makalah GBS
    Makalah GBS
    Документ38 страниц
    Makalah GBS
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • LP Keluarga SP
    LP Keluarga SP
    Документ31 страница
    LP Keluarga SP
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • 14 Point Deming
    14 Point Deming
    Документ3 страницы
    14 Point Deming
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • LP KELUARGA SP
    LP KELUARGA SP
    Документ13 страниц
    LP KELUARGA SP
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Analisa Gas Darah
    Analisa Gas Darah
    Документ1 страница
    Analisa Gas Darah
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Makalah GBS
    Makalah GBS
    Документ25 страниц
    Makalah GBS
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Makalah GBS
    Makalah GBS
    Документ24 страницы
    Makalah GBS
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет
  • Askep Kekerasan Pada Anak Child Abuse
    Askep Kekerasan Pada Anak Child Abuse
    Документ12 страниц
    Askep Kekerasan Pada Anak Child Abuse
    Richa Edwardi
    75% (4)
  • 14 Point Deming
    14 Point Deming
    Документ3 страницы
    14 Point Deming
    Arini Dwi Astuti
    Оценок пока нет