Вы находитесь на странице: 1из 1

Permasalahan pertanian yang ada di lahan pasang surut adalah kekurangan tenaga kerja untuk

panen, sehingga sering terjadi keterlambatan panen. Ketidakseimbangan antara tenaga pemanen
dibandingkan dengan luas lahan yang di panen menjadi penyebabnya. Banyak fenomena yang
terjadi dengan mendatangkan tenaga kerja panen dari luar desa, kecamatan, bahkan pulau.
Tuntutan program mekanisasi pertanian dirasa sangat perlu diterapkan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Sehingga tercipta sebuah alat panen yang disebut dengan stripper
harvester. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan
mempersingkat waktu panen, mencegah kehilangan panen serta meningkatkan hasil pertanian.
Alat ini sesuai untuk tata letak persawahan pasang surut serta lahan tergenang. Stripper harvester
pertama kali dikembangkan oleh International Rice Research Institute (IRRI) pada tahun 1990.
Terdapat dua jenis Stripper yaitu Strippper Gathered SG-800 dan Stripper Tresher ST-600.
Keberadaan mesin ini merupakan upaya penyempurnaan dari mesin Combine Harvester yang
sudah ada sebelumnya, sehingga mesin ini bisa digunakan di lahan yang sempit. Prinsip kerja
mesin stripper tipe SG 800 adalah dengan menyisir tegakan tanaman padi, mengambil butiran padi
dari malainya dan meninggalkan tegakan jerami. Di belakang komponen drum rotor penyisir juga
terdapat boks container untuk menampung hasil. Sedangkan stripper thresher tipe ST 600
memiliki prinsip yang hampir sama dengan stripper SG 800. Akan tetapi, pada ST 600 dilengkapi
dengan tresher. Tresher merupakan alat perontok gabah, sehingga gabah yang dihasilkan dari ST
600 lebih bersih jika dibandingkan dengan SG 800. Akan tetapi, dalam hal kecepatan panen mesin
panen sg 800 lebih unggul dibanding ST 600. Pemanenan menggunakan ST 600 membutuhkan
waktu yang lama, bahkan bisa lebih lama dibanding sistem regu panen. Kedua mesin panen
stripper harverster ini penggunaannya juga mudah, seperti mengoperasikan traktor tangan.
Penggunaan mesin ini juga akan mengurangi biaya panen. Dengan berkurangnya biaya maka
jalannya suatu usaha akan efisien. Akses penggunaan mesin ini, untuk tipe ST 600 cocok dimiliki
oleh kelompok yang besar misalnya gabungan kelompok tani (gapoktan). Sedangkan untuk alat
dengan tipe SG 800 mudah untuk diakses secara perorangan ataupun kelompok. Dalam hal
perawatan, kelompok tani dinilai lebih mudah mengembangkan alat ini bila dibandingkan dengan
gapoktan atau perorangan.
Keberadaan alat ini disukai petani karena dapat meringankan pekerjaan petani. Apabila
dihubungkan dengan peningkatan indeks pertanaman untuk mendukung peningkatan hasil
produksi padi, maka alat ini memang mempercepat proses pemanenan. Keberadaan bengkel
merupakan hal yang cukup penting diperhatikan apabila terjadi kerusakan padi alat. Stripper
harvester ini dapat diperbaiki sendiri atau dibengkel. Suku cadang yang dibutuhkan juga tersedia
banyak di pasaran. Pengembangan inovasi alat ini harus terus dilakukan. Inovasi ide yang buat
harus mudah dipahami sehingga petani juga akan mudah menerapkannya. Akan tetapi, masih
banyak petani konvensional yang kurang melirik teknologi ini. Hal ini dikarenakan pegaruh dari
sosial budaya masyarakat.

Вам также может понравиться