Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Penukar Panas


Alat penukar panas (heat exchanger) adalah suatu alat yang digunakan
untuk memindahkan panas antara dua buah fluida atau lebih yang memiliki
perbedaan temperatur yaitu fluida yang bertemperatur tinggi kefluida yang
bertemperatur rendah. Alat penukar kalor berfungsi untuk mengontrol kenaikan
temperatur sistem dengan menambahkan atau menghilangkan energi termal dari
suatu fluida ke fluida lainnya. walaupun ada banyak perbedaan jenis alat penukar
kalor, semua alat penukar kalor menggunakan elemen-elemen konduksi termal
yang pada umumnya berupa tabung tube atau plat untuk memisahkan dua fluida
tersebut. salah satu dari elemen tersebut, memindahkan energi kalor ke elemen
lainnya.
Faktor perhitungan pada alat penukar kalor adalah masalah perpindahan
panasnya. Apabila panas yang dilepaskan besarnya sama dengan Q persatuan
waktu, maka panas itu diterima fluida yang dingin sebesar Q tersebut dengan
persamaaan :
Q = U. A . 6T ........................................................(2.1)

di mana :

Q = Kalor yang dilepaskan/diterima ( W )

U = Koefisien perpindahan panas


menyeluruh ( W/m2 .oC ) A = Luas
perpindahan panas ( m2 )

O Tm = Selisih temperatur rata-rata (oC)

Sebelum menentukan luas permukaan kalor (A), maka terlebih dahulu


ditentukan nilai dari LMTD. Hal ini berdasarkan selisih temperature dari fluida
yang masuk dan keluar dari kalor.
LMTD = …..................(2.2)
Untuk aliran fluida paralel, OTmax = (T1 – t1) dan OTmin = (T2 – t2)
Untuk aliran fluida silang, OTmax = (T1 – t2) dan OTmin = (T2 – t1) di mana :
LMTD = Selisih temperatur rata – rata logaritma (oC)
T1 = Temperatur fluida masuk ke dalam shell (oC)
T2 = Temperatur fluida keluar shell (oC)
t1 = Temperatur fluida masuk ke dalam tube (oC)
t2 = Temperatur fluida ke luar tube (oC)
Efektifitas suatu alat penukar kalor didapat dengan membandingkan antara
laju perpindahan kalor aktual dengan laju perpindahan kalor maksimum yang
mungkin terjadi.
Pendekatan LMTD dengan penukar kalor berguna bila suhu masuk dan
suhu kelua dapat ditentukan dengan mudah, sehingga LMTD dapat dengan mudah
dihitung. Selanjutnya aliran kalor, luas permukaan, dan koefisien perpindahan
kalor menyeluruh dapat ditentukan. Bila kita menentukan temperatur masuk atau
temperatur keluar, analisis akan melibatkan prosedur iterasi karena LMTD itu
sesuai dengan fungsi logaritma. Analisis akan lebih mudah dilaksanakan dengan
dengan menggunakan metode yang berdasarkan atas efektifitas penukar kalor
dalam rnemindahkon kalor tertentu.
Untuk mendefenisikan efektifitas suatu penukar kalor, laju perpindahan
kalor maksimum yang mungkin terjadi, qmax untuk penukar kalor itu harus
ditentukan terlebih dahulu.

Untuk menentukan laju perpindahan kalor maksimum pada suatu penukar


kalor, pertama-tama harus dipahami terlebih dahulu bahwa nilai maksimum akan
didapat bila salah satu fluida mengalami perubahan temperatur sebesar beda
temperatur maksimum yang terdapat dalam penukar kalor itu, yaitu selisih antara
temperature masuk fluida panas Th,i dan fluida dingin Tc,i. Fluida yang mengalami
beda temperatur maksimum adalah fluida yang kapasitas kalornya minimum,
karena kesetimbangan energi menyaratkan bahwa energi yang diterima oleh fluida
satu harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh fluida yang satu lagi. Jika
fluida yang mempunyai nilai kapasitas yang lebih besar mengalami beda beda
temperature maksimum, maka fluida yang satu lagi akan mengalami perubahan
temperatur yang lebih besar dari maksimum, dan ini tentu saja tidak mungkin.
Jadi laju perpindahan kalor maksimum dinyatakan sebagai berikut:

Qm = Cm ( Thi - Tci ) …………………………………….. (2.3 )

dimana Cmin adalah harga yang paling kecil diantara besaran Ch atau Cc.
jika Cc < Ch maka q maks = Cc (Th,i – Tc,i)
jika Cc > Ch, maka q maks = Ch (T h,i – Tc,i) dimana C = m cp.
Efektifitas suatu penukar kalor didifinisikan sebagai rasio antara laju
perpindahan kalor sebenarnya untuk suatu penukar kalor terhadap laju
perpindahan kalor maksimum yang mungkin. Secara umum efektifitas dapat
dinyatakan sebagai berikut.
£= ……...............(2.4)
Sedangkan NTU (Number Of Transfer Units) merupakan parameter yang
tidak berdimensi yang secara luas digunakan dalam analisis suatu penukar kalor.
Bilangan ini didefinisikan sebagai berikut :
………...........(2.5)

Secara umum CFD terdiri dari dua kata yaitu, Computational yang berarti
segala sesuatu yang berhubungan dengan matematika dan metode numerik atau
komputasi dan Fluid Dynamic yang artinya dinamika dari segala sesuatu yang
mengalir. Ditinjau dari istilah di atas, CFD bisa berarti suatu teknologi komputasi
yang memungkinkan untuk mempelajari dinamika dari benda-benda atau zat yang
mengalir. Maka secara definisi, CFD adalah ilmu yang mempelajari cara
memprediksi aliran fluida, perpindahan panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya
dengan menyelesaikan persamaan-persamaan matematika atau model matematika
(Tuakia,2008).

2.3. Tipe-tipe Heat Exchanger

1) Double pipe heat exchanger (penukar panas pipa rangkap)


Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam
jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau searah, baik
dengan cairan panas atau dingin.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standar yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di
dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis
ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang
tinggi. (Septiani, 2012)

Gambar 2. Double pipe heat


exchanger (Septiani, 2012)
2) Shell and tube heat exchanger (penukar panas cangkang dan
buluh)

Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana di
dalamnya terdapat suatu bundle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil.
Satu jenis fluida mengalir di dalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir
di bagian luar pipa tetapi masih di dalam shell. Alat penukar panas shell and tube
terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan
Dalam sebuah pipa mantel (cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam
bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang
sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada
penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas shell and tube dipasang sekat
(buffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah
waktu tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan memperbesar
pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir
fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. (Septiani, 2012)

Gambar 3. Shell and tube heat exchanger


(Septiani, 2012)

3) Plate and frame heat exchanger


Alat penukar panas plate and frame terdiri dari paket pelat – pelat tegak
lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak (biasanya terbuat dari karet). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh
suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat terdapat lubang pengalir
fluida. Melalui lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yanglain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi
sebelahnya karena ada sekat. (Septiani, 2012)
Gambar 4. Plate and frame heat
exchanger ( Septiani, 2012 )

2.4 Komponen-komponen Heat Exchanger


Dalam penguraian komponen-komponen heat exchanger jenis shell and
tube akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada konstruksi
heat exchanger. Beberapa komponen dari heat exchanger jenis shell and tube,
yaitu:
a. Shell
Kontruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tubes yang akan
ditempatkan didalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar
atau pelat logam yang dirol. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana
didapat tube bundle. Untuk temperatur yang sangat tinggi kadang-kadang shell
dibagi dua disambungkan dengan sambungan ekspansi. Bentuk-bentuk shell yang
lazim digunakan ditunjukkan padagambarberikut:
Gambar 5. Jenis shell berdasarkan
TEMA

(Carl
Branan,
2002)

b. Tube (Pipa)
Diameter dalam tube merupakan diameter dalam aktual dalam ukuran inch
dengan toleransi yang sangat cepat. Tube dapat dibuat dari berbagai jenis logam,
seperti besi, tembaga, perunggu, tembaga-nikel, aluminium perunggu, aluminium
dan stainless steel. Ukuran ketebalan pipa berbeda-beda dan dinyatakan dalam
bilangan yang disebut Birmingham Wire Gage (BWG). Ukuran pipa yang
secaraumum digunakan biasanya mengikuti ukuran-ukuran yang telah baku,
semakin besar bilangan BWG, maka semakin tipis pipanya.
Jenis-jenis tube pitch yang utama adalah:
1. Square pitch
2. Triangular pitch
3. Square pitch rotated
4. Triangular pitch with cleaning lanes (Kern, 1950)

Gambar 6. Jenis-jenis tube pitch (Kern, 1950)

c. Sekat (Baffle)
Adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat exchanger ini
antara lain adalah untuk:
Sebagai penahan dari tube bundle.
Untuk mengurangi atau menambah terjadinya getaran.
Sebagai alat untuk mengarahkan aliran fluida yang berada di dalam tube.

Вам также может понравиться