Вы находитесь на странице: 1из 22

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Aw
Tanggal Lahir : 17 Februari 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : karyawan
Alamat : Jl. Ir. Sutami
Agama : Islam
No. RM : 07.11.10

ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri disertai bengkak pada lengan kanan bawah
Anamnesis Terpimpin:
Dialami sejak ± 1 minggu yang lalu. Nyeri dan bengkak dialami
setelah pasien jatuh dari tangga, saat sedang memperbaiki rumah. Posisi
pasien terjatuh kedepan dan menahan diri dengan tangan kanan, setelah
terjatuh tangan kanan pasien sulit digerakkan. Pasien sudah berobat ke
puskesmas sehari setelah jatuh, dan mendapatkan obat dari puskesmas, dan
diberika rujukan untuk ke rumah sakit, tetapi pasien baru dating kerumah
sakit 1 minggu setelah kejadian. Luka tidak ada. Demam tidak ada, nyeri
kepala tidak ada, batuk dan sesak tidak ada, mual dan muntah tidak ada,
kejang dan kesadaran menurun tidak ada, buang air beser biasa, buang air
kecil lancar.
 Riwayat tekanan darah tinggi (-)
 Riwayat penyakit jantung (-)
 Riwayat Diabetes Mellitus (-)
 Riwayat Alergi (-)
 Riwayat Pengobatan : sudah berobat di puskesmas dan mendapatkan obat
anti nyeri, antibiotic, dan anti radang.
 Riwayat Keluarga:
Pasien mengakatakan tidak memiliki keluarga dengan keluhan yang sama
 Riwayat pekerjaan:
Pasien bekerja sebagai seorang karyawan.

II. STATUS PRESENT


Sakit Sedang / Gizi baik / Composmentis
 BB = 60 kg,
 TB = 162 cm,
 IMT = 22,8 kg/m2 (Normal)
 VAS = 5/10
Tanda vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,7 oC

III.PEMERIKSAAN FISIS
• Kepala :
o Kepala normocephal
o Wajah simetris, tidak ada deformitas
o Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
o Mata : Eksoftalmus (-)

• Status Lokalis
Regio ekstremitas atas (lengan kanan bawah)
▪ Inspeksi (LOOK) : Swelling (+), Deformitas (+), penonjolan tulang
(-), kulit utuh, cedera terbuka (-), warna kulit sama
seperti warna kulit sekitarnya.
▪ Palpasi (FEEL) : Nyeri tekan (+), krepitasi (+), suhu sama dengan
bagian tubuh lainnya.
▪ MOVE : Range of movement terbatas pada wrist join dan jari-jari
tangan.
o Pronasi : Terbatas
o Supinasi : Terbatas
o Fleksi : Nyeri dan Terbatas
o Ekstensi : Nyeri dan Terbatas
▪ NVD : Sensibilitas baik, pulsasi A. Radialis teraba, CRT < 2
detik

gambar lengan kanan bawah

 PEMERIKSAAN PENUNJANG

▪ Foto antebrachi dextra (14-02-2019)


Kesan : - Fraktur 1/3 distal Os. Radius dextra
D. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis :
- Fraktur distal radius dextra

E. RENCANA TINDAKAN
 Farmakoterapi : meloxicam 7,5 mg 2x1

 Operatif : Open Reduction Internal Fixation

F. RESUME

Seorang laki-laki umur 39 tahun datang dengan keluhan nyeri


disertai swelling pada antebrachi dextra, dialami sejak ± 1 minggu yang
lalu. Nyeri dan swelling dialami setelah pasien jatuh dari tangga, saat
sedang memperbaiki rumah. Posisi pasien terjatuh kedepan dan menahan
diri dengan antebrachi dextra, setelah terjatuh antebrachi dextra pasien
sulit digerakkan. Pasien sudah berobat ke puskesmas sehari setelah jatuh,
dan mendapatkan obat dari puskesmas, dan diberika rujukan untuk ke
rumah sakit, tetapi pasien baru datang kerumah sakit 1 minggu setelah
kejadian.
Dari pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, pada
pemeriksaan fisik didapatkan look : swelling, deformitas. Feel : Arteri
Radialis teraba, nyeri tekan (+), krepitasi (+). Move : Range of movement
terbatas pada wrist join dan jari-jari tangan. NVD dalam batas normal.
BAB I
PENDAHULUAN

Ekstremitas (anggota gerak) mempunyai fungsi lokomotris. Dibedakan


antara ekstremitas atas dan bawah karena manusia sebagai insan yang berdiri
tegak memerlukan anggota gerak bawah yang kokoh dan; sedangkan anggota
gerak atas mempunyai fungsi yang halus, sehingga bentuk dan susunan anggota
gerak yang terdiri dari tulang/otot dan persendian mempunyai gerakan yang
berbeda pula sesuai dengan fungsi tiap bagian tersebut.1
Dengan meningkatnya mobilitas disektor lalu lintas dan faktor kelalaian
manusia sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang
dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena kecelakaan kerja,
olah raga dan rumah tangga. Patah tulang antebrachii sering terjadi pada bagian
distal yang umumnya disebabkan oleh gaya pematah langsung sewaktu jatuh
dengan posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena adanya
mekanisme refleks jatuh di mana lengan menahan badan dengan posisi siku agak
menekuk seperti gaya jatuhnya atlit atau penerjun payung. 2,3
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi
pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan
menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang
jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan
kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka
yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan
lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius.4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Cedera yang
digambarkan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur melintang pada
radius tepat di atas pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal.
Fragmen bagian distal radius dapat terjadi dislokasi ke arah dorsal maupun volar,
radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari
prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan
ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal. 4

2.2. EPIDEMIOLOGI
Fraktur distal radius lebih sering ditemukan pada wanita, dan jarang
ditemui sebelum umur 50 tahun. Secara umum insidennya kira-kira 8-15% dari
seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat. Dari suatu survey
epidemiologi yang dilakukan di swedia, didapatkan angka 74,5% dari seluruh
fraktur pada lengan bawah merupakan fraktur distal radius. Umur diatas 50 tahun
pria dan wanita 1 berbanding 5. Sebelum umur 50 tahun, insiden pada pria dan
wanita lebih kurang sama dimana fraktur colles lebih kurang 60% dari seluruh
fraktur radius. Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kejadian rata-rata
pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50-59 tahun.5

2.3. ANATOMI
2.3.1. Tulang
Os Radius adalah tulang lateral lengan bawah. Ujung atasnya bersendi
dengan humerus pada articulatio cubiti dengan ulna pada articulation radioulnaris
proximal. Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum pada
articulatio carpalis dan dengan ulna pada articulatio radioulnaris distal.
Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat kecil. 3,5
Permukaan atas caput kecil dan bersendi dengan capitulum humeri yang
cembung. Circumferentia articulare radii bersendi dengan incisura radialis ulnae.
Di bawah caput, tulang menyempit membentuk collum. Di bawah collum terdapat
tuberositas bicipitalis/tuberositas radii yang merupakan tempat insersio musculus
biceps. 3,5
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar dibawah
dibandingkan dengan bagian atas. Corpus radii di sebelah medial mempunyai
margo interossea yang tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea yang
menghubungkan radius dan ulna. Tuberculum pronator ,untuk tempat insersio
musculus pronator teres,terletak di pertengahan pinggir lateralnya. 3,5
Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus yang menonjol
kebawah dari pinggir lateralnya. Pada permukaan medial terdapat incisura ulnae,
yang bersendi dengan caput ulnae yang bulat. Permukaan bawah ujung radius
bersendi dengan os scaphoideum dan os lunatum.pada permukaan posterior ujung
distal radius terdapat tuberculum kecil, tuberculum dorsalis,yang pada pinggir
medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculi flexor pollicis longus.6

Gambar 1: Anatomi Os Radius


Radius distal terdiri dari atas tulang metaphysis (Cancellous), Scaphoid
facet dan Lunate Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar
kearah distal, dengan korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial. Tulang
radius kearah distal membentuk permukaan yang lebar sampai persendian dengan
tulang carpalia. Dan peralihan antara dense cortex dan cancellous bone pada
bagian distal merupakan bagian yang sangat lemah dan mudah terjadi fraktur. 6
Permukaan artikular memiliki permukaan cekung ganda untuk artikulasi
dengan baris karpal proksimal (skafoid dan fossa lunate), serta kedudukan untuk
artikulasi dengan ulna distal. 80 % dari beban aksial didukung oleh radius distal
dan 20% ulna dan kompleks fibrocartilage segitiga (TFCC). 5,6
Radius distal mengandung permukaan sendi yaitu : 5
1. Facet skafoid
2. Facet lunatum
3. Sigmoid notch
Skafoid merupakan sisi lateral dari distal radius, sisi medial dari distal
radius yaitu sigmoid notch dan facet lunatum. 5

Gambar 2: Anatomi radius distal

2.3.2. Distal Radioulnar Joint (DRUJ)


Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan radius distal dan merupakan
tempat melekatnya kompleks ligamentum triangular fibrocartilage. 6
Radius distal terbagi menjadi 3 kolum, yaitu : 6
1. Kolum lateral
2. Kolum medial : terbagi menjadi sisi dorsal dan sisi medial
Kedua kolum ini berkorelasi secara anatomis dengan facet dari tulang
schapoid dan facet dari tulang lunatum. 6

2.3.3. Saraf
Secara garis besar, persarafan pada lengan bawah terbagi menjadi tiga,
yaitu: 3,6
a. Nervus Radialis
Di dalam fossa cubiti nervus radialis bercabang menjadi dua superfisial
(sensorik) dan dalam (motorik). Nervus radialis superfisial menginervasi
sensorik pada punggung pergelangan tangan dan tangan. Cabang yang dalam
menginervasi otot-otot ekstensor pada lengan bawah. Berjalan ke dalam
menginervasi m. supinator dan keluar sebagai n. interosseus posterior.
b. Nervus ulnaris
Saraf ulnar memanjang di belakang epikondilus medial. Saraf ini
menginervasi m. flexor carpi ulnaris, bagian medial m. flexor digitorum
profundus dan otot-otot intrinsic tangan.
c. Nervus Medianus
Nervus medianus masuk ke lengan bawah melalui celah antara caput ulna
dan radius. Berjalan turun ke m. flexor digitorum superficialis. Cabangnya
nervus interosseus anterior menginervasi index, dan juga m. flexor digitorum
profundus, m. flexor pollicis longus dan m. pronator quadratus.

Gambar 3: a. N. Radialis; b. N. Radialis; c. N. Medianus

2.3.4. Pembuluh Darah


Tedapat dua arteri utama pada daerah lengan bawah yaitu a. radialis dan
a. ulnaris. 6
Gambar 4. Pembuluh darah daerah antebrachii

2.4. PATOFISIOLOGI
Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius distal cenderung
mengalami tension, sisi volar dari radius distal cenderung mengalami kompresi,
hal ini disebabkan oleh bentuk integritas dari korteks pada sisi distal dari radius,
dimana sisi dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi volar lebih tebal dan
kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma yang terjadi pada
pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang akan terjadi.2,4
Lebih dari 68 persen dari fraktur pada radius distal dan ulna memiliki
korelasi dengan cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan total dari
TFCC, ligament schapolunatum, dan ligament lunotriquetral. 2,3

2.5. KLASIFIKASI
1) Fraktur Colles
Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang. Fraktur radius terjadi
di korpus distal, biasanya sekitar 2 cm dari permukaan artikular. Fragmen
distal bergeser ke arah dorsal dan proksimal, memperlihatkan gambaran
deformitas “garpu-makan malam” (dinner-fork). Kemungkinan dapat disertai
dengan fraktur pada prosesus styloideus ulna. 4
Fraktur radius bagian distal (sampai 1 inci dari ujung distal) dengan
angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi pragmen distal ke
radial. Dapat bersifat kominutiva. Dapat disertai fraktur prosesus stiloid ulna.
Fraktur collees dapat terjadi setelah terjatuh, sehingga dapat menyebabkan
fraktur pada ujung bawah radius dengan pergeseran posterior dari fragmen
distal. 4

Gambar 5. Gambaran radiologi fraktur Colles


2) Fraktur Smith
Fraktur ini akibat jatuh pada punggung tangan atau pukulan keras secara
langsung pada punggung tangan. Pasien mengalami cedera pergelangan
tangan, tetapi tidak terdapat deformitas. Fraktur radius bagian distal dengan
angulasi atau dislokasi fragmen distal ke arah ventral dengan diviasi radius
tangan yang memberikan gambaran deformitas “sekop kebun” (garden
spade). 4,5

Gambar 6. Gambaran radiologi fraktur Smith


Beberapa referensi menyatakan bahwa fraktur Barton merupakan bagian
dari fraktur Smith. Fraktur Barton adalah fraktur pada radius distal dengan
fragmen distal melalui wrist joint dan terjadi pergeseran fraktur serta seluruh
komponen sendi ke arah volar.
3) Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi yaitu Fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi
sendi radio-ulna distal. Fragmen distal mengalami pergeseran dan angulasi ke
arah dorsal. Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan medial. Fraktur ini
akibat terjatuh dengan tangan terentang dan lengan bawah dalam keadaan
pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung pada pergelangan tangan bagian
dorsolateral. Fraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada fraktur
Monteggia. Ujung bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang
mencolok. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris, yang sering
terjadi. 4,5

Gambar 7. Fraktur Galeazzi


4) Fraktur Lempeng Epifisis
Fraktur Lempeng Epifisis merupakan fraktur pada tulang panjang di
daerah ujung tulang pada dislokasi sendi serta robekan ligamen. Klasifikasi
menurut Salter-Harris merupakan klasifikasi yang dianut dan dibagi dalam 5
tipe: 4
- Tipe I
Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya fraktur pada
tulang, sel-sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis.
Fraktur ini terjadi oleh karena adanya shearing force dan sering terjadi
pada bayi baru lahir dan pada anak-anak yang lebih muda. Pengobatan
dengan reduksi tertutup mudah oleh karena masih ada perlekatan
periosteum yang utuh dan intak. Prognosis biasanya baik bila
direposisisdengan cepat
- Tipe II
Merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. Garis fraktur melalui
sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan
membentuk suatu fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang disebut
tanda Thurson-Holland. Sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga
masih melekat. Trauma yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya
terjadi pada anak-anak yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan
pada daerah konveks tetapi tetap utuh pada daerah konkaf. Pengobatan
dengan reposisi secepatnya tidak begitu sulit kecuali bila reposisi
terlambat harus dilakukan tindakan operasi. Prognosis biasanya baik,
tergantung kerusakan pembuluh darah
- Tipe III
Fraktur lempeng epifisis tipe III merupakan fraktur intra-artikuler. Garis
fraktur mulai permukaan sendi melewati lempeng epifisis kemudian
sepanjang garis lempeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-artikuler
dan biasanya ditemukan pada epifisis tibia distal. Oleh karena fraktur ini
bersifat intra-artikuler dan diperlukan reduksi yang akurat maka sebaiknya
dilakukan operasi terbuka dan fiksasi interna dengan mempergunakan pin
yang halus.
- Tipe IV
Fraktur tipe ini juga merupakan fraktur intra-artikuler yang melalui
permukaan sendi memotong epifisis serta seluruh lapisan epifisis dan
berlanjut pada sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur
kondilus lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatan dengan operasi
terbuka dan fiksasi interna dilakukan karena fraktur tidak stabil akibat
tarikan otot. Prognosis jelek bila reduksi tidak dilakuakn.
- Tipe V
Fraktur tipe V merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang
diteruskan pada lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada daerah sendi
penopang badan yaitu sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosa
sulit karena secara radiologik tidak dapat dilihat. Prognosis jelek karena
dapat terjadi kerusakan sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.

Gambar 8. Klasifikasi Salter Harris

Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari
radius distal. Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh
Frykman. Berdasarkan sistem ini maka dibedakan menjadi 4 tipe berikut : 4,5
- Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler
- Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler
- Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal
- Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi
radiokarpal
- Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar
- Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi
radioulnar
- Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan
sendi radioulnar
- Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi
radiokarpal dan sendi radioulnar
Gambar 9. Klasifikasi Frykman

2.6. MANIFESTASI KLINIS


Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork
deformity yang biasa terjadi pada colles fracture, dengan gambaran seperti garpu
makan, dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah dorsal. Dapat juga
berupa garden spade biasa terjadi pada smith fracture dimana distal dari radius
displaced (bergeser) kearah volar. Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan
yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena. 4,6
Pergelangan tangan biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri
tekan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Hematom menyebabkan
dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, lalu menstimulasi
histamine pada otot yang iskemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan
masuk ke interstitial. Hal tersebut menyebabkan terjadinya edema. Edema yang
terbentuk akan menekan ujung saraf nyeri, sehingga terjadilah nyeri tekan. 4,6
Siku ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait.
Penilaian terhadap neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus
pada fungsi saraf median. Gejala sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi (13
% sampai 23 %) karena posisi paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan,
trauma langsung dari fragmen fraktur, pembentukan hematoma, atau peningkatan
tekanan kompartemen. 4,6
2.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dalam menegakkan diagnosis fraktur distal radius, diperlukan
pemeriksaan radiologis berupa foto polos X-Ray. Proyeksi AP dan lateral biasanya
sudah cukup untuk memperlihatkan fragmen fraktur. Proyeksi lateral perlu
dievaluasi untuk konfirmasi adanya subluksasi radioulnar distal. Selain itu,
evaluasi sudut radiokarpal dan sudut radioulnar juga diperlukan untuk
memastikan perbaikan fungsi telah lengkap. 7
Fraktur yang mencapai ke persendian, disebut fraktur intra-artikular
sedangkan fraktur yang tidak mencapai persendian disebut fraktur ekstra-artikular.
Computed tomography scan dapat membantu untuk menunjukkan tingkat
keterlibatan intraartikular. 4,7

2.8. TATALAKSANA
Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani
dengan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan
open fraktur ataupun kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria
acceptable. 4
Secara radiologi, posisi radius dikatakan acceptable/dapat diterima, jika:7
1. Panjang Radial : 2 sampai 3 mm dari pergelangan tangan kontralateral .
2. Palmar tilt : tilt netral (0 derajat).
3. Intraartikular step - off : < 2 mm.
4. Radial Inclination : < kehilangan 5 derajat.
Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan
operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran (displaced)
dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat
dipertimbangkan tindakan operatif. 4,5

2.8.1. Tindakan Non Operasi


Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga.
Reduksi fraktur membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur,
memberikan penghilang rasa sakit, dan mengurangi kompresi pada saraf median.4
a. Imobilisasi cast/gyps, diindikasikan untuk : 4,6
- Nondisplaced atau patah tulang radius dengan pergeseran minimal.
- Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat
sembuh dalam posisi radiologi yg acceptable/dapat diterima.
- Dapat juga digunakan blok hematom dengan menggunakan analgetik,
berupa lidocain, ataupun juga berupa sedasi.
b. Teknik reduksi tertutup : 5
- Fragmen distal pada posisi hyperekstensi.
- Traksi dilakukan untuk mengurangi pergeseran pada bagian distal terhadap
proksimal fragmen, dengan melakukan penekanan pada distal radius.
- Kemudian dilakukan pemasangan gyps (cast), dengan pergelangan tangan
dalam posisi netral dan sedikit fleksi.
- Posisi ideal lengan, durasi imobilisasi, dan cast yang digunakan, apakah
long arm cast, ataupun short arm cast, masih kontroversial, tidak ada studi
prospektif yang telah menunjukkan keunggulan satu metode di atas yang
lain.
- Fleksi pergelangan tangan yang ekstrim harus dihindari, karena
meningkatkan tekanan karpal kanal (dan kompresi saraf median) serta
kekakuan jari tangan. Fraktur yang membutuhkan pergelangan tangan
fleksi ekstrim untuk mempertahankan reduksi mungkin memerlukan
fiksasi operatif.
- Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah
terlihat proses penyembuhan dari radiologi. Pemeriksaan radiologi juga
Sering diperlukan untuk mendeteksi hilangnya reduksi.

2.8.2. Tindakan Operasi


Indikasi : 5,6
- Cedera energi tinggi
- Kehilangan reduksi
- Artikular kominutif, step-off, atau gap
- Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang yang
hilang)
- Kehilangan dinding penopang bagian volar disertai pergeseran (displaced)
- Terganggunya posisi DRUJ (Distal Radial Ulnar Joint).

a. ORIF (Fiksasi Interna dgn plate & Screw)


Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak
stabil dari volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate
dikategorikan berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal
medial, volar medial dan radial styloid. 5
Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari
sendi pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat
digunakan buttress ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw
juga kini sering digunakan, umumnya untuk tulang yang sudah mengalami
pengeroposan (osteoporosis). 4,5

b. Pinning Perkutaneus
Pinning secara perkutan : ini terutama digunakan untuk fraktur
ekstraartikular atau dua bagian fraktur intraartikular. Ini dapat dicapai dengan
menggunakan dua atau tiga buah Kirschner wire ditempatkan pada lokasi
fraktur, umumnya dari styloid radial, diarahkan proksimal dan dari sisi
dorsoulnar dari fragmen radial distal diarahkan proksimal. 4,5
Pinning perkutan umumnya digunakan untuk melengkapi short arm cast
atau fiksasi eksternal. Pin dapat dicabut 3 sampai 4 minggu setelah operasi,
dengan tambahan gyps dipertahankan 2 sampai 3 minggu. 4

c. Fiksasi Eksternal
-
Penggunaannya telah berkembang dalam popularitas didasarkan pada
studi yang menghasilkan tingkat komplikasi yang relatif rendah. 4,5
-
Spanning fiksasi eksternal 4
Ligamentotaxis digunakan untuk mengembalikan panjang radial dan
kecenderungan radial, tapi jarang mengembalikan palmar tilt.
-
Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah
beberapa derajat kolaps dan hilangnya palmar tilt selama penyembuhan. 4
-
Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan
dapat diakui oleh peningkatan jarak interkarpal pada fluoroskopi
intraoperatif. 2,4
-
Pin dapat di remove pada 3 sampai 4 minggu, meskipun sebagian besar
merekomendasikan 6 sampai 8 minggu fiksasi eksternal. 6

d. Fiksasi Ajuvan
-
Tambahan graft mungkin autograft, allograft, ataupun synthetic graft. 4
-
Ajuvan kawat fiksasi Kirschner dapat membantu untuk fragmen yang
lebih kecil. 4

2.9. KOMPLIKASI
Penting karena komplikasi ini akan mempengaruhi hasil akhir fungsi
yang tidak memuaskan. Umumnya akan selalu ada komplikasi. Adapun
komplikasi yang mungkin terjadi : 5,6
a. Komplikasi Dini
1. Edema paska reposisi
2. Redislokasi

b. Komplikasi Lanjut
1. Arthrosis dan nyeri kronis
2. Shoulder hand syndrome
3. Defek kosmetik (penonjolan styloideus radius)
4. Rupture tendon
5. Malunion/non union
6. Stiff hand (perlengketan antar tendon)
7. Volksman ischemic contracture
8. Kompressif neuropathy
9. Redislokasi
10. Gangguan gerakan dan fungsi
11. Kontraktur Bone

DAFTAR PUSTAKA

1. Louis DS, Jebson PJ. The evolution of the distal radio-ulnar joint. Hand Clin.
1998;14:155–9. [PubMed]
2. Shaaban H, Giakas G, Bolton M, Williams R, Scheker LR, Lees VC. The
distal radioulnar joint as a load-bearing mechanism–a biomechanical study. J
Hand Surg Am. 2004;29:85–95. [PubMed]
3. Hagert E, Hagert CG. Understanding stability of the distal radioulnar joint
through an understanding of its anatomy. Hand Clin. 2010;26:459–66.
[PubMed]
4. Apley. Alan Graham, Solomon. Louis. Apley’s System of Orthopedics and
Fractures. London: Hodder Arnold. 2010
5. Rasjad Chairuddin, Struktur dan Fungsi Tulang dalam: Rasjad Chairuddin.
Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Cetakan keenam. Penerbit PT. Yarsif
Watampone. Jakarta. 2009.Mansjoer,A,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III.
Jilid II. Media Aesculapius. Jakarta : 2000
6. Sjamsuhidajat. R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah ed 2. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.2005
7. Iida A, Omokawa S, Akahane M, Kawamura K, Takayama K, Tanaka Y.
Distal radioulnar joint stress radiography for detecting radioulnar ligament
injury. J Hand Surg Am. 2012;37:968–74. [PubMed]

Вам также может понравиться

  • Vulnus Amputatum
    Vulnus Amputatum
    Документ20 страниц
    Vulnus Amputatum
    sasa
    Оценок пока нет
  • REFERAT Batu Saluran Kemih
    REFERAT Batu Saluran Kemih
    Документ26 страниц
    REFERAT Batu Saluran Kemih
    sasa
    Оценок пока нет
  • Kulit 1
    Kulit 1
    Документ29 страниц
    Kulit 1
    sasa
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Pterigium 2019
    Laporan Kasus Pterigium 2019
    Документ28 страниц
    Laporan Kasus Pterigium 2019
    sasa
    100% (1)
  • HERNIA
    HERNIA
    Документ31 страница
    HERNIA
    sasa
    Оценок пока нет
  • Laporan Modul Repro Kel. 5
    Laporan Modul Repro Kel. 5
    Документ38 страниц
    Laporan Modul Repro Kel. 5
    sasa
    Оценок пока нет
  • HERNIA
    HERNIA
    Документ31 страница
    HERNIA
    sasa
    Оценок пока нет
  • PORTOFOLIO Anastesi
    PORTOFOLIO Anastesi
    Документ14 страниц
    PORTOFOLIO Anastesi
    irsyadmb
    Оценок пока нет
  • Refarat Abses Paru
    Refarat Abses Paru
    Документ24 страницы
    Refarat Abses Paru
    sasa
    Оценок пока нет
  • Kedokteran Forensik
    Kedokteran Forensik
    Документ7 страниц
    Kedokteran Forensik
    sasa
    Оценок пока нет
  • HERNIA
    HERNIA
    Документ31 страница
    HERNIA
    sasa
    Оценок пока нет
  • Teori Penuaan
    Teori Penuaan
    Документ7 страниц
    Teori Penuaan
    sasa
    Оценок пока нет
  • CSL Radiologi Emergency & Traumatologi
    CSL Radiologi Emergency & Traumatologi
    Документ71 страница
    CSL Radiologi Emergency & Traumatologi
    sasa
    Оценок пока нет
  • Laporan Modul Repro Kel. 5
    Laporan Modul Repro Kel. 5
    Документ38 страниц
    Laporan Modul Repro Kel. 5
    sasa
    Оценок пока нет
  • Lecture Luka Bakar 280915
    Lecture Luka Bakar 280915
    Документ42 страницы
    Lecture Luka Bakar 280915
    sasa
    100% (1)
  • Makalah Kekom
    Makalah Kekom
    Документ3 страницы
    Makalah Kekom
    sasa
    Оценок пока нет
  • Teori Penuaan
    Teori Penuaan
    Документ7 страниц
    Teori Penuaan
    sasa
    Оценок пока нет
  • Referat Forensik
    Referat Forensik
    Документ11 страниц
    Referat Forensik
    sasa
    Оценок пока нет
  • Selulitis
    Selulitis
    Документ19 страниц
    Selulitis
    sasa
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi
    Epidemiologi
    Документ8 страниц
    Epidemiologi
    sasa
    Оценок пока нет
  • CSL Radiologi Emergency & Traumatologi
    CSL Radiologi Emergency & Traumatologi
    Документ71 страница
    CSL Radiologi Emergency & Traumatologi
    sasa
    Оценок пока нет
  • HIPERTENSI PULMONAL
    HIPERTENSI PULMONAL
    Документ32 страницы
    HIPERTENSI PULMONAL
    sasa
    Оценок пока нет
  • PORTOFOLIO Anastesi
    PORTOFOLIO Anastesi
    Документ14 страниц
    PORTOFOLIO Anastesi
    irsyadmb
    Оценок пока нет
  • Ortopedi Trauma UMI
    Ortopedi Trauma UMI
    Документ14 страниц
    Ortopedi Trauma UMI
    L M Akhiruddin
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi
    Epidemiologi
    Документ8 страниц
    Epidemiologi
    sasa
    Оценок пока нет
  • Hipertensi Pulmonal
    Hipertensi Pulmonal
    Документ37 страниц
    Hipertensi Pulmonal
    sasa
    Оценок пока нет
  • 14 Rekomendasi Lupus
    14 Rekomendasi Lupus
    Документ54 страницы
    14 Rekomendasi Lupus
    Andriano Arie Wibowo
    Оценок пока нет
  • Ortopedi Trauma UMI
    Ortopedi Trauma UMI
    Документ14 страниц
    Ortopedi Trauma UMI
    L M Akhiruddin
    Оценок пока нет
  • Afiyati Abdullah (111 2016 2061) - Hipokondriasis
    Afiyati Abdullah (111 2016 2061) - Hipokondriasis
    Документ13 страниц
    Afiyati Abdullah (111 2016 2061) - Hipokondriasis
    sasa
    Оценок пока нет