Вы находитесь на странице: 1из 9

[2/11, 20:23] Bint Ahmad Almusawa: *DENGARKAN ALQURAN MENJAWAB FITNAH ZAMAN !

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, dengan perintah dan kemurahanNya jualah, Ia berkenan
membimbing langkah hati kita menuju majlis yang penuh keberkahan ini. Seraya penuh harap akan
anugerah dan limpahan karunia, kembali bertaubat kepadaNya dan bersimpuh dihadapanNya.

Kita memiliki keteladanan yang bersambung rantaian emasnya, hingga kepada *Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam*,

❣Keteladanan dalam bertawajjuh kepada Allah,

❣Keteladanan dalam bersimpuh dihadapanNya,

❣Keteladanan dalam mendengarkan wahyu yang Allah turunkan kepada *Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam.*

[2/11, 20:24] Bint Ahmad Almusawa: Jika keteladanan itu disimak oleh seorang mukmin yang
bertekad mengikutinya, lalu ia laksanakan tekadnya tersebut, maka ia pasti akan mendapatkan
kebaikan dunia dan akhirat serta kabar gembira berupa firman Allah jalla jalaalu, (artinya) :

_"Sampaikan kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku mereka yang mendengarkan perkataan lalu
mengikuti apa yang paling baik diantaranya, mereka itu lah orang-orang yang diberi Allah petunjuk."
Dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal._

Wahai Allah yang Maha Pengasih, jadikanlah kami dari golongan mereka dari kasih sayangMu.

[2/11, 20:29] Bint Ahmad Almusawa: Adalah merupakan bagian tugas *Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa alihi wa sallam* untuk mengumandangkan dan menerangkan kepada kita wahyu yang
Beliau terima dari Allah.

Allah berfirman (artinya) :

_"Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman. Ketika Allah
mengutus seorang Rosul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Alkitab dan Alhikmah, dan
sesungguhnya sebelum itu, mereka adalah benar-benar dalam keadaan kesesatan yang nyata."_

Kesucian jiwa, ilmu kitab dan hikmah diperoleh setelah kita sebelumnya membaca atau
mendengarkan dengan penuh perhatian lantunan firman Allah yang dikumandangkan oleh
*Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam*
Allah berfirman (artinya) :

_"Ia mengumandangkan ayat-ayat-Nya."_

[2/11, 20:37] Bint Ahmad Almusawa: Dalam ayat lain Allah berfirman yang artinya :

_"Sebagaimana Kami telah utus pada kalian seorang Rosul dari kalangan kalian yang membacakan
ayat-ayat Kami, mensucikan kalian, mengajarkan pada kalian Alkitab dan Alhikmah dan mengajarkan
kepada kalian yang kalian tidak ketahui sebelumnya. Ingatlah kalian kepadaKu, niscaya Aku pasti
mengingat kalian. Bersyukurlah kepadaKu dan jangan jadi orang-orang yang ingkar."_

Adapun pintu masuk menuju medan ma'rifah dan kedekatan pada Allah adalah kesungguhan hati
untuk menerima dan siap mendengar apa yang dibawa Sang Nabi terkasih, *Muhammad shallallahu
'alaihi wa alihi wa sallam*, yang merupakan ajaran dan bimbingan untuk kita.

[2/12, 20:12] Bint Ahmad Almusawa: Tingkatan martabat para sahabat dalam derajat iman, yaqin
dan ma'rifah tergantung dari apa yang diserap dan diterima oleh sanubari mereka terhadap ajaran
Allah yang diuraikan oleh Nabi Muhammad bin Abdillah Shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam. Karena
itu saat mendengarkan ayat Al-Qur'an mereka merasakan cita rasa sentuhan cinta, kesedihan,
kerinduan, rasa takut hingga peningkatan kualitas iman dan juga memperoleh pemahaman yang luas
diiringi penghayatan jiwa akan kehadiran Allah.

Tatkala delegasi dari Yaman datang berkunjung ke kota Madinah pada masa pemerintahan
Sayyiduna Abu Bakar Radhiyallahu anhu Mereka keheranan dan penuh tanda tanya, melihat Beliau
menangis tersesu-sedu saat mendengarkan ayat-ayat suci Alquran dilantunkan.

_"Demikianlah keadaan kami dulu, saat ini kami mendengar Alquran atau membacanya, seperti
inilah keadaan kami, lalu terjadi pergeseran sikap karena hati manusia mulai membeku."_ tutur
beliau menjawab keheranan mereka.

Beliau merasa heran dengan keadaan hati manusia dimasanya. Berbeda dengan para sahabat Nabi
yang selalu mengalami peningkatan kualitas iman dengan Alquran.

Berkata Sayyiduna Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu :

_"Jika hati kita bersih niscaya ia tak akan pernah puas dengan kalamullah."_
*(bersambung)*

[2/13, 20:06] Bint Ahmad Almusawa: **‫لرحِ ي ِِْم‬


َّ ‫نِا‬ َّ ِِِ‫ْــــــــــــــــــمِللا‬
ِِ ‫الرحْ َم‬ ِِ ‫بِس‬

*Ini kesemuanya mereka peroleh setelah Allah membukakan hati mereka untuk mendengar atau
memperhatikan. Dengan mendengar dan memperhatikan, mereka langsung mengambil pelajaran
dan memahami kandungan rahasianya.*

*Allah berfirman (artinya) :*

*_"Sesungguhnya kami, tatkala air telah naik kami bawa kamu, ke dalam bahtera. Agar kami jadikan
peristiwa itu peringatan bagi kamu. Dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar."_*

[2/13, 20:09] Bint Ahmad Almusawa: *Dalam sebuah hadits disebutkan Nabi bersabda :*

*_"Wahai Allah ... jadikanlah hal itu pada pendengaran Ali bin Abu Thalib"_*

*Maka jadilah pendengaran Ali bin Abu Thalib termasuk pendengaran yang paling kuat terhadap
firman-firman Allah SWT. Beliau bahkan pernah menyatakan :*

*_"Andaikan aku mengupas rahasia Bismillahir Rahmanir Rahim yang Allah ajarkan kepadaku, pasti
aku akan memenuhi 1000 ekor unta dengan karya tulisku yang mengupas maknanya."_*

[2/13, 20:13] Bint Ahmad Almusawa: *Pernah beliau menunjuk dadanya seraya berkata :*

*_"Sungguh disini tersimpan ilmu yang berlimpah, andai aku bisa dapatkan seseorang yang mampu
menerimanya."_*

*Ketika Nabi *Muhammad Shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam menjatuhkan pilihannya kepada
Sayyiduna Abu Bakar Radhiyallahu anhu sebagai wakil Beliau di Mihrab Nabawiy untuk memimpin
kaum mukmin dihadapan Allah (sholat), Beliau bertitah :*

*_"Perintahkan Abu Bakar agar menjadi Imam masyarakat dalam sholat !!!_*

*Berkata Sayyidah Aisyah, menjawab perintah tersebut :*


*_"Sesungguhnya Abu Bakar adalah orang yang berjiwa lembut, jika ia menggantikan posisimu,
suaranya takkan terdengar oleh para makmum karena tangisnya._*

*_Ia pasti akan menangis saat membaca Alquran, hingga orang tidak akan mendengar
bacaannya."_*

[2/13, 20:17] Bint Ahmad Almusawa: *Inilah sebagian dari potret kehidupan mereka saat
berinteraksi dengan Alquran dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa alihi wa sallam.*

*Allah menyatakan dalam Alquran tentang sekelompok orang yang diharamkan untuk
mendengarkan ayat-ayatNya, hati mereka tidak sedikitpun tergugah untuk mendengarNya.*

*Allah berfirman (artinya) :*

*_"Sesungguhnya seburuk-buruknya hewan di sisi Allah adalah orang-orang yang tuli dan bisu yang
tidak mengerti apapun. Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentu Allah
menjadikan mereka dapat mendengar."_*

*Demikian jika Allah mengetahui kebaikan padamu tentu Ia akan menjadikanmu mendengar. Hati
orang-orang yang baik bisa mendengar, sesuai dengan kebaikan yang Allah kehendaki dan tetapkan
untuk mereka.*

[2/13, 20:20] Bint Ahmad Almusawa: *Masyarakat yang hidup pada masa *Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa alihi wa sallam, terbagi menjadi dua kelompok :*

*•Kelompok yang acap kali Alquran dibacakan atau turun wahyu kepada mereka, bertambah
imannya, bertambah kuat keyaqinannya, menjadi tenang hatinya, penuh suka cita, mulai
merenungkan maknanya lalu bertambah cahayanya dan ia mulai masuk ke area yang dekat (qurb)
dengan Allah.*

*•Dan satu kelompok lagi yang acap kali Alquran dibacakan atau turun wahyu kepada mereka,
bertambah parah penyakitnya, bertambah kotor dirinya, dan bertambah pekat pula kegelapannya.*

[2/13, 20:23] Bint Ahmad Almusawa: *Allah berfirman (artinya) :*

*_"Dan apabila diturunkan suatu surat, maka diantara mereka ada yang berkata : "Siapakah diantara
kamu yang bertambah imannya dengan surat ini ?_*
*_Allah menegaskan : adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan
mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka
dengan surat itu, bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya. Dan mereka mati dalam
keadaan kafir."_*

[2/13, 20:25] Bint Ahmad Almusawa: *Demikianlah perjalanan hidup yang dilalui *Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam.*

*Dan sepeninggal Beliau, manusia pun terbagi menjadi dua kelompok pula, dimasa apapun dan
dimanapun mereka berada. Karena inilah, kita lihat para Imam yang bertugas sebagai penyampai
seruan Allah dan RasulNya, dan menjadi wakil sekaligus khalifah, penerus tugas Rasul, bagaimana
telinga dan hati mereka yang sungguh-sungguh dalam mendengar.*

*Banyak hati menjadi hidup kerena keberadaan mereka. Dan bagaimana pula Allah merahmati orang
yang mau mendengarkan dan memperhatikan penyampaian mereka.*

[2/20, 09:16] Bint Ahmad Almusawa: Dan Sayyiduna Syekh Abu Bakar bin Salim *_Radhiyallahu
anhu_* yang selalu kita peringati haulnya, Beliau pernah berkata :

_"Andai datang padaku seorang dari pedesaan (badwi) yang tidak mengerti apa-apa, yang jika buang
air kecil, dia lakukan semaunya..., namun ia datang sepenuh hati, menyimak, menimba ilmu dan
hadir dalam majlisku maka aku akan sampaikan ia pada Allah dalam waktu sekejap. Ia akan cepat
sampai kepada Allah dengan jalan pintas yang cepat."_

Tentang hal ini kita juga pernah mendengar, bagaimana sekelompok orang yang keluar dari
kegelapan kufur dan masuk Islam setelah mendengar penyampaian Rasulullah *_Shallallahu 'alaihi
wa alihi wa sallam._* Sejarah kemudian mencatat dan menginformasikan kepada kita tentang
mereka dan orang-orang seperti mereka dari masa ke masa. Sungguh Beliau ini (Syekh Abu Bakar bin
Salim) telah terkesan hatinya dengan sentuhan rahasia Alquran. Hingga membuat Beliau berani
bersumpah atas nama Allah semenjak usia 17 tahun :

_"Tidaklah mata ini memandang sesuatu terkecuali aku menghadirkan Allah sebelumnya, padanya
atau bersamanya."_

[2/20, 09:17] Bint Ahmad Almusawa: Inilah hati yang selalu hadir bersama Allah, hati yang
senantiasa menyimak wahyuNya. Karenanya, rumah-rumah mereka menjadi tempat turunnya
rahmat dan barakah. Jarak antara kita dengan Beliau adalah 400 tahun bahkan lebih, 439 tahun
semenjak Beliau wafat. *_Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmatNya pada Beliau._*

Namun limpahan energi rohani yang menghidupkan hati terus mengalir sampai detik ini, di majelis
ini.
*_Semoga Allah berkenan menghidupkan hati kita dengan menyimaknya..... Wahai Allah jadikan
kami orang-orang yang Engkau ketahui kebaikan pada mereka. Sehingga Engkau perkenankan
mereka untuk mendengar....._*

[2/20, 09:18] Bint Ahmad Almusawa: Jika DIA membikinmu bisa mendengar, maka engkau akan
memahami tentang DIA. Engkau akan mengerti apa yang menjadi kewajibanmu seperti apa yang
diuraikan oleh Syekh Muhammad bin Ismail tadi bahwa :

_"Hendaknya ketika seorang mukmin beranjak dari majlis ini, terlihat cahaya terpancar dari tutur
kata dan perilakunya yaitu cahaya majlis perkumpulan dzikir mengingat Allah. Terlihat pula
perubahan sikap dan perilaku kearah yang lebih baik dan sempurna. Demikian inilah kewajiban
seorang mukmin."_

[2/20, 09:20] Bint Ahmad Almusawa: Pintu masuk kita untuk bisa lebih dekat kepada Allah adalah
dengan ma'rifah kepadaNya. Sepenuh hati mendengar dan menyimak ayat-ayatNya, yang
merupakan pilar cahaya hati, cahaya akal, sehingga terbentuklah pola fikir yang benar, terbentuklah
intelektualitas iman, terbangun pondasi ilmiah yang kokoh dan benar, bersumberkan Alquran dan
Sunnah Nabi. Allah akan anugerahkan semua ini kepada kita dengan kesungguhan kita menyimak
ayat-ayatNya.

Hati umat Islam saat ini telah diserbu oleh berbagai opini, pendapat dan pemikiran yang beragam,
menghantam hati dan pikiran mereka dengan beragam media dan sarana. Menyesatkan mereka dari
jalan yang benar, hingga merusak pola pikir mereka, merusak niat mereka, merusak persepsi mereka
tentang banyak hal. Penyebab utamanya tidak lain adalah jauhnya mereka dari upaya yang sungguh-
sungguh dalam menyimak ayat-ayat Allah. Padahal di dalamnya ada penjelasan terhadap segala hal.

Allah berfirman (artinya) :

_"Agar engkau menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka."_

[2/20, 09:20] Bint Ahmad Almusawa: Dalam firman yang lain (artinya) :

_"Agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia. Seolah-olah engkau tinggal bersama
mereka sampai orang yang terakhir dari mereka."_

Pengumandang Alquran sejati adalah *Rasulullah*, para sahabat dan keluarganya yang suci, begitu
juga para ulama dan umatnya yang menjadi penyambung lidah serta wakilnya. Maka bacaan yang
dikumandangkan, sejatinya tidak lain adalah bacaan *Beliau*.

_"Agar kamu membacakannya perlahan-lahan pada manusia (seolah kau menatap lama). Dan kami
turunkan bagian demi bagiannya."_
[2/20, 09:21] Bint Ahmad Almusawa: Maka kita wajib menilai diri kita sampai sejauh mana kita
menyikapi ayat-ayat yang Allah turunkan ini. Agar intelektualitas kita dibangun kokoh diatas pondasi
kesejatian iman dan kesejatian hubungan dengan Alquran dan cahayanya. Karena akal manusia yang
ada di permukaan dunia ini, saat memandang nilai-nilai spiritual, ma'rifah, perkara yang batin dan
bersifat gaib sama halnya seperti pandangan mata ketika mendeteksi perkara yang kasat mata dan
bisa diindera oleh mata bagi mereka yang bisa melihat. Dan pandangan mata itu akan bisa
membimbing jalan dan memperlihatkannya beragam warna dan benda jika ada cahaya yang
menerangi. Namun jika ia berada dalam kegelapan, mata saja ternyata tidak cukup membantu untuk
melihat meskipun ia mempunyai pandangan mata yang tajam.

[2/20, 09:22] Bint Ahmad Almusawa: Saat tidak ada cahaya yang ia miliki, tidak ada lampu, cahaya
matahari dan bulan, maka mata tidak ada gunanya sama sekali. Hingga saat cahaya terpancar, maka
mata baru berfungsi dan ia bisa melihat. Begitu pula dengan akal semua makhluk yang ada di
permukaan bumi ini. Baru akan mendeteksi nilai-nilai spiritual dan perkara-perkara hakikat, jika ia
diterangi oleh cahaya, yang bukan cahaya matahari atau bulan, melainkan cahaya wahyu Allah yang
diwahyukan kepada alMusthafa *"Rasulullah"*. Maka akal saja tidak berguna jika ia tidak menyimak
ayat-ayat Allah.

Allah berfirman tentang kaum Aad yang mendustakan Nabi Hud, mereka tidak mau menyimak dan
mendengarkan wahyu yang Allah turunkan kepadanya yang artinya :

_"Sungguh kami memberikan kekuatan bagi mereka pada hal-hal yang tidak kami berikan pada
kalian."_

[2/20, 09:22] Bint Ahmad Almusawa: Kami berikan pada mereka kekuatan dan kemantapan berupa
kekuatan materi dan perangkat-perangkat dzahir. Istana-istana megah yang mereka bangun dengan
memahat gunung. Sementara dengan kecanggihan peralatan yang ada di abad modern ini, tidak ada
yang bisa membangun seperti istana mereka, baik dari sisi kemegahan maupun kekokohannya.
Mereka dengan lantang berkata : "Siapa yang lebih kuat dari kami ?" Mereka terperdaya dengan tiga
perkara yang pada saat ini juga memperdaya hati kaum kafir dan juga umat Islam yang terpengaruh
dengan pemikiran mereka.

[2/25, 20:46] Bint Ahmad Almusawa: Tiga perkara apa yang membikin mereka terperdaya ?

1. Konstruksi bangunan dan istana yang megah.

2. Pabrik-pabrik industri dan produksi yang memproduksi berbagai kebutuhan mereka.

3. Kekuatan militer dan persenjataannya.

Tiga poin ini merupakan andalan kekuatan yang kemudian memperdaya mereka kaum Aad, juga
memperdaya dan menguras energi kaum kafir di muka bumi saat ini serta merusak pola fikir
siapapun yang mengekor dan terperdaya dengan mereka.
[2/25, 20:47] Bint Ahmad Almusawa: Bersabda Nabi Hud Alaihis Salam :

_"Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main ? Gedung-
gedung yang kalian tinggikan yang kalian malah terperdaya dengannya. Kalian kokohkan pondasinya
dan megahkan secara berlebihan. Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya
kamu kekal. Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan
bengis. Kalian merasa mempunyai kekuatan militer yang dahsyat. Maka bertaqwalah kepada Allah
dan taatlah kepadaku. Dan bertaqwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat
yang terdahulu."_

[2/25, 20:48] Bint Ahmad Almusawa: Diatas kuasa kalian ada Dia yang mengontrol kuasa kalian. Jika
kalian tidak mentaati dan mematuhi-Nya, maka kekuatan kalian tidak ada guna sedikitpun.

_"Dan sesungguhnya kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang kami belum
pernah meneguhkanmu dalam hal itu. Dan kami telah memberikan kepada mereka pendengaran,
penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka. Karena mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Allah. Dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka perolok-
olok."_

[2/25, 20:49] Bint Ahmad Almusawa: Tatkala mereka tidak taat, tidak mau mendengar dan
menyimak, maka pendengaran, pandangan dan hati tidak lagi berguna.

Allah berfirman (artinya) :

_"Tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka...
Karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah... Dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu
selalu mereka perolok-olok. Lihatlah beberapa pelajaran dan sesungguhnya kami telah
membinasakan negeri-negeri di sekitarmu. Dan kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran
kami supaya mereka kembali. Agar mereka menyadari hakikat sesungguhnya."_

[2/25, 20:50] Bint Ahmad Almusawa: Sesungguhnya mereka memiliki Sang Maha Pencipta yang
Tunggal, Tuhan sekalian makhluk. Dia memilih sebaik-baiknya makhluk yaitu Nabi Muhammad yang
menyampaikan pesanNya. Lalu kemudian Beliau menyampaikan tugas dan amanahnya dengan baik.
Beliau memberikan nasihat terbaik bagi kita. Seringkali Beliau menangis dan bermunajat di tengah
malam demi kita. Beliau berdakwah, menyeru kaum kafir hingga ke pasar-pasar mereka. Seringkali
pula Beliau terjun langsung dalam medan pertempuran dan mengirim ekspedisi jihad ke berbagai
medan. Karenanya kita wajib mendengar, menyimak dan memperhatikan terhadap apa yang Beliau
ajarkan pada kita dan menjalani bimbingan petunjuk Beliau wahai hamba-hamba Allah...

[2/25, 20:51] Bint Ahmad Almusawa: Ketika terjadi konfrontasi antara umat Islam dan kaum kafir
pada pertempuran Badar, persiapan umat Islam sangat minim bahkan tidak siap untuk berperang
sama sekali. Semua sahabat yang hadir pada perang Badar memang sama sekali tidak siap untuk
berperang. Justru tentara musuh yang memiliki persiapan matang untuk berperang. Namun apakah
mereka yang memiliki persiapan dan strategi, akan unggul memenangkan peperangan ? Sebaliknya,
justru mereka yang berperang dengan kesiapan matang dan menepuk dada, harus menelan pil pahit
kekalahan. Sementara mereka (para sahabat) yang berperang tanpa persiapan, ternyata mereka
yang memperoleh kemenangan. Mereka tadinya hanya berencana menghadang kafilah dagang
kaum musyrikin yang melintas. Mereka tidak mengira akan terjadi pertempuran.

[2/25, 20:52] Bint Ahmad Almusawa: Untuk mereka Allah berfirman (artinya) :

_"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah orang-orang
yang lemah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya."_

Sementara mereka (kaum musyrikin) yang berperang dengan persiapan dan persenjataan yang
lengkap, mereka sesumbar mengatakan, agar orang Arab dan masyarakat tahu bahwa kami lebih
unggul.

Namun Allah melumpuhkan dan menghinakan mereka. Allah jadikan tipu daya mereka menimpa
mereka sendiri.

[2/25, 20:53] Bint Ahmad Almusawa: Dan di medan Uhud, saat kedua pasukan saling berhadapan,
kekuatan pasukan muslim berhadapan dengan kekuatan musuh yang seimbang. Meskipun pasukan
musuh lebih banyak namun pasukan Islam jika dibandingkan dengan peperangan Badar, lebih siap
dan bertambah jumlahnya. Dalam peperangan Badar umat Islam berjumlah 300 orang. Sementara
dalam perang Uhud mereka berjumlah 700 orang. Dalam perang Badar mereka berperang tanpa
persiapan, namun dalam perang Uhud mereka keluar berperang dengan penuh persiapan.

[2/25, 20:54] Bint Ahmad Almusawa: Selanjutnya apa yang kemudian terjadi ?

Ada pelanggaran terhadap perintah Nabi Muhammad saat berkecamuk peperangan. Satu
pelanggaran terhadap perintah Nabi Muhammad, menjadikan alasan bagi Allah untuk mengalihkan
kemenangan yang semestinya milik mereka, menjadi milik musuh.

Вам также может понравиться