Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
METODE PELAKSANAAN`
PENDAHULUAN
Bandar Udara Baru Pohuwato terletak di Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo yang jarak
lokasinya dari ibu kota Propinsi Gorontalo berjarak 276 KM dengan waktu tempuh selama ± 6
jam 49 menit
Sehubungan dengan salah satu program kerja Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara pada Tahun Anggaran 2016 untuk pemenuhan pelayanan salah satu sarana
vital yang mendorong kemajuan ekonomi kerakyatan kususnya di Kabupaten Pohuwato dan
wilayah sekitarnya. Pada Tahun Anggran 2016 ini Bandar Udara Baru Pohuwato
memprogramkan paket Pekerjaan Clearing / Grubbing dan Timbunan Tanah dengan sumber
dana dari APBNP Tahun Anggaran 2016, dengan jangka waktu pelaksanaan 150 ( Seratus Lima
Puluh ) hari kalender sejak terbitnya Surat Perintah Kerja (SPMK ).
Rencana metoda pelaksanaan ini disusun oleh PT. CITRA PRASASTI KONSORINDO untuk
menerapkan sistem Jaminan mutu terhadap rencana pekerjaan Pekerjaan Clearing / Grubbing
dan Timbunan Tanah agar pelaksanaanya sesuai dengan persyaratan yang diterapkan
(spesifikasi Teknik) dan hasil pekerjaan dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan apabila
kami yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
C PEKERJAAN TIMBUNAN
Sebagaimana lazimnya sebelum pelaksanaan proyek dilakukan proses serah terima lahan dan
beberapa catatan/ kondisi yang perlu dijaga selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan
pekerjaan dilaksanakan selama 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender. Site layout
1 Metode : PT. CITRA PRASASTI KONSORINDO
Pekerjaan :
Pekerjaan Clearing / Grubbing dan Timbunan Tanah
Lokasi :
Bandara Pohuwato
management sesuai pentahapan pekerjaan merupakan salah satu kunci sukses penyelesaian
pekerjaan yang tepat waktu. Untuk itu, penyusunannya harus mempertimbangkan unsur
kelancaran akses konstruksi :
MANAJEMEN PROYEK
Quality Kontrol
Pembangunan suatu proyek konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor sering kali tidak sesuai
dengan spesifikasi dan persyaratan lain yang tertuang pada dokumen kontrak. Kecenderungan
adanya gejala di mana pencapaian mutu hasil pembangunan konstruksi landasan pacu, tidak
konsisten dengan perencanaan teknis, di mana terlihat dari hasil pembangunan yang ternyata
rentan mengalami kerusakan dan usia ekonomisnya lebih pendek dari perkiraan rencana
semula. . Jika hal ini terjadi tentu yang dirugikan adalah pemilik modal / investor. Untuk
meminimalkan terjadinya penyalah gunaan, maka peran seorang Quality Control (QC) dalam
hal ini sangat diperlukan untuk melakukan inspeksi dan pengawasan, memonitor dan
mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan. Salah satu upaya untuk mencapai sasaran itu adalah
dengan member dayakan sumber daya manusia agar memiliki Quality Control of Civil Work
yang memiliki kemampuan mengendalikan mutu proyek-proyek yang ditanganinya.
Yang perlu dikelola dalam area manajemen proyek yaitu biaya, mutu, waktu, kesehatan dan
keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi. Ada tiga garis besar
yang perlu di jalankan untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu :
1. Perencanaan
Untuk mencapai tujuan, sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang matang. Yaitu dengan
meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan segala
program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya dan
keselamatan kerja. Perencanaan proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan, rekayasa
nilai, perencanaan area manajemen proyek (biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan
kerja, sumber daya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.
2. Penjadwalan
Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang
jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja,
peralatan, material), durasi dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan
proyek mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses
monitoring dan updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis
agar sesuai dengan tujuan proyek. Ada beberapa metode untuk mengelola penjadwalan
proyek, yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor),
Network Planning dan waktu dan durasi kegiatan. Bila terjadi penyimpangan terhadap
rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap berada
dijalur yang diinginkan.
3. Pengendalian Proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek. Tujuan utama dari utamanya yaitu
meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek.
Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya, waktu , mutu dan
keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan yang dilakukan
dalam proses pengendalian yaitu berupa pengawasan, pemeriksaan, koreksi yang dilakukan
selama proses implementasi.
Menjadi komitmen kami sebagai kontraktor untuk menyerahkan pekerjaan tepat waktu, sesuai
spesifikasi & harga yang disepakati, dan dilaksanakan sesuai standar mutu pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai dengan rencana.
STRUKTUR ORGANISASI
Project Manager
Site Manager
Logistik
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Setelah diterimanya Surat Perintah Kerja dan Serah Terima Lapangan, selambat lambatnya
tujuh hari setelahnya maka Kontraktor akan memulai pekerjaan di lapangan. Pekerjaan
Persiapan sebagai awal dimulainya proyek antara lain sebagai berikut :
Peralatan :
Sedangkan untuk Mobilisasi Tenaga atau Personil dilaksanakan sebelum atau sesudah
mobilisasi alat di laksanakan.
Ketidak-cocokan yang mungkin terja di antara gambar dan keadaan lapangan harus
segera dilaporkan kepada direksi untuk dimintakan keputusannya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass / theodolith yang ketepatan dapat dipertanggung jawabkan.
Kontraktor harus menyediakan theodolith / waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas selama
pelaksanaan kegiatan.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian–bagian kecil yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Instalasi – instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang
jelas dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan
kegiatan ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti
disebutkan dalam pengukuran sesuai dengan ayat 1. Kontraktor bertanggung jawab
atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakannya.
Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/pengesahan
Konsultan Pengawas, yang meliputi antara lain :
Sistem koordinat, sesuai ketentuan gambar.
Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.25 M (tinggi).
Rencana lokasi kantor direksi, kantor pemborong tempat simpan bahan terbuka,
tempat Simpan Rencana lokasi kantor direksi, kantor pemborong tempat simpan
bahan terbuka, tempat simpan bahan tertutup, los kerja, sumber air dan reservoir
bahan tertutup, los kerja, sumber air dan reservoir
Pengukuran kembali
Pengukuran ini di kerjakan setelah pekerjaan telah mencapai 100%, tujuan pengukuran ini
sebagai acuan apakah pekerjaan dikerjakan sudah sesuai dengan volume yang ada di
kontrak. Hasil pengukuran kembali di tuangkan di dalam laporan-laporan seperti :
Back Up Data
Asbuld Drawing
Laporan – laporan Progres seperti :
Laporan Harian
Laporan Mingguan
Laporan Bulanan
Dll.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengetesan material sebelum dan seduah material tersebut
di gunakan, material yang di maksud dalam pekerjaan ini adalah material timbunan tanah,
1. Material tersebut yang telah di ambil samplenya harus dibungkus plastik dan disimpan
di tempat yang sejuk
2. Sample material tersebut diberi label dan asal material untuk memudahkan identifikasi
3. Material tersebut di bawah ke laboratorium yang di tunjuk oleh direksi
Setelah Pekerjaan timbunan tanah tersebut telah di padatkan kembali lagi di adakan
pengetesan kepadatan timbunan tanah (sand cone test). Pengetesan kepadatan dalam
pekerjaan ini di adakan layer / perlayer atau sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan dan
di ambil beberapa titik sampai direksi menyetujui bahwa timbunan tanah tersebut betul-betul
telah padat.
Contoh
akan dilaksanakan pekerjaan proyek. Adapun administrasi yang diurus pada saat sebelum,
atau sementara proses pekerjaan di laksanakan yaitu :
Surat Ijin.
Gambar.
Gambar merupakan patokan sentral dalam proses pelaksanaan pekerjaan. Ketika memulai
pekerjaan pelaksana sudah mendapat gambar kontrak dari pemberi tug as untuk
diaplikasikan dilapangan dan pada proses pelaksanaan jika terjadi perubahan dimensi atau
ukuran maka akan dibuat gambar acuan yang akan menjadi gambar shop drawing. Setelah
pekerjaan selesai maka akan dibuat gambar aktual terakhir sesuai lapangan yang disebut
gambar asbuild drawing
Manajemen proyek termasuk kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik proyek harus
memiliki kantor atau ruangan bekerja selama proyek berlangsung untuk memudahkan
dalam pengoperasian dan komunikasi antar pihak. Kantor didesain sedemikian rupa untuk
menampung aktivitas dari manajemen proyek Seperti ruang kantor, ruang rapat, ruang
pimpinan, display gambar dan sample, ruang arsip, toilet dan dapur.
Barak pekerja dibuat untuk tempat tinggal sementara untuk para pekerja proyek. Barak
pekerja terbuat dari lantai semen, dinding triplek, atap asbes dan finish cat. Barak pekerja
ini juga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet dan dapur. Lokasi barak pekerja
biasanya ditempatkan didalam lokasi proyek, untuk memudahkan para pekerja dalam
beraktivitas.
Kondisi Umum
Apabila kami di tunjuk sebagai pemenang kami menjamin bahwa pekerjaan Galian dan
pengurugan tanah tersebut, Material timbunan tidak dapat diaplikasikan , atau dipadatkan
dalam kondisi hujan dan pemadatan setelah hujan tidak diperbolehkan bila kadar air dari
material melebihi dari aturan yang diberikan:
Pekerjaan ini mencakup pembuangan lapis humus tanah, pembongkaran serta pembersihan
tumbuh-tumbuhan serta puing - puing di dalam daerah kerja. Pelaksanaan pekerjaan tempat
kerja hanya mencakup lapisan tanah yang akan di ganti dengan timbunan tanah yang di
datangkan dari luar, pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Stripping harus terdiri dari pembuangan semua bahan-bahan organik seperti rumput-
rumputan, tanah permukaan dan akar-akar tanaman dari daerah dimana pekerjaan timbunan
tanggul akan dikerjakan. Pekerjaan kupasan harus dilaksanakan sampai pada kedalaman dan batas
sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Semua hasil galian tanah harus dibuang dengan cara
sebagaimana diterangkan untuk tanah-tanah yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan
kembali.
Excavator mengangkut hasil galian ke dump truck dan dump truck membuang tanah
hasil galian tersebut ke luar lokasi pekerjaan.
Ukuran luas area galian di sesuaikan dengan gambar rencana atau atas petunjuk direksi.
Sekelompok pekerja merapikan hasil galian.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Excavator menggali dan memuat material pilihan dari quarry kedalam Dump
Truck untuk selanjutnya dibawa dilokasi pekerjaan. Material timbunan tanah
dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan motor greder, yang selanjutnya
setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan
dengan menggunakan Vibrator Roller dengan tetap menjaga tebal hamparan padat
yang disyaratkan dalam gambar , untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan
dalam rentang spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman
material hamparan dengan menggunakan Water Tanker, sekelompok pekerja akan
merapihkan dengan menggunakan alat bantu.
Proses Pengangkutan
Material
Geotextile merupakan salah satu produk yang sangan dibutuhkan karena keunggulannya
dalam hal perkuatan tanah pada pembangunan jalan, landasan pacu bandara dll. Geotextile
(Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis Geotextile yang tidak
teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan
polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Non Woven Geotextile, Geotekstil adalah
lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan
perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan
cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak, Adapun metode pemasangan
Geotextile Non Woven adalah :
7. Penyambungan geotextile satu dengan yang lain dapat dilakukan dengan cara saling
melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn).
8. Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm – 100 cm tergantung
kondisi subgrade dan Spesifikasi
9. Penjahitan panel geotextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit
portable, menggunakan tenaga generator.
Administrasi dan Dokumentasi Proyek merupakan bagian terpenting dalam suatu Proyek
karena merupakan panutan dan rekaman suatu pelaksanaan pekerjaan Proyek. Dalam
pelaksanaanya Pihak Kontraktor wajib membuat dan memiliki Administrasi dan Dokumentasi
Proyek ini diantaranya adalah :
PENUTUP
Metode Pelaksanaan ini dimaksudkan guna untuk mencapai suatu tujuan ketepatan waktu dan
mutu dari produk kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek paket pekerjaan
“Pekerjaan Clearing / Grubbing dan Timbunan Tanah” yang merupakan upaya teknis
pelaksanaan, agar selesai tepat waktu dan tepat mutu sesuai dengan spesifikasi teknis.
Demikian Metode Pelaksanaan disusun, dan dalam pelaksanaan proyek ini kontraktor tetap
mengacu pada Spesifikasi Teknis. Personil yang profesional akan ditempatkan untuk mengawasi
mutu baik mutu pekerjaan, waktu dan biaya. Spesifikasi Teknis, gambar kerja yang disetujui
Direksi dan dokumen kontrak merupakan acuan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini.
PENDAHULUAN
Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi terutama
pada tahap pelaksanaan konstruksi, tidak terkecuali dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
Mempertimbangkan hal tersebut maka dalam pekerjaan ini diperlukan ketentuan atau Pedoman
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk pekerjaan ini agar keselamatan dan
kesehatan kerja bagi para pekerja konstruksi lebih terjamin.
1. Ketentuan Pelaksanaan K3
Berisi tentang ketentuan administrasi dan ketentuan teknis pelaksanaan K3 untuk
konstruksi.
2. Pelaksanaan Teknis K3
Berisi tentang potensi bahaya serta antisipasi pencegahan bagi para pekerja dalam
melaksanakan Pekerjaan konstruksi.
STRUKTUR ORGANISASI K3
Fasilitas Layanan
Ketentuan Pelaksanaan K3
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak disengaja seperti kejadian-kejadian yang tidak
diharapkan dan tidak terkontrol. Kecelakaan tidak selalu berakhir dengan luka fisik dan
kematian. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan peralatan dan material dan khususnya
yang menyebabkan luka perlu mendapat perhatian besar. Semua kecelakaan tanpa melihat apa
itu menyebabkan kerusakan ataupun tidak perlu mendapat perhatian besar. Kecelakaan kerja
yang tidak menyebabkan kerusakan peralatan, material dan kecelakaan fisik dari personil kerja
dapat menyebabkan kecelakaan lebih lanjut. Definisi kecelakaan kerja lainnya adalah sesuatu
yang tidak terencana, tidak terkontrol, dan sesuatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya
sehingga mengganggu efektifitas kerja seseorang.
Pencegahan kecelakaan kerja pada tukang, pada dasarnya merupakan tanggung jawab mandor.
Berikut merupakan tanggungjawab mandor :
a) Mencegah kecelakaan di kalangan bawahan.
b) Melaksanakan seluruh peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik khusus
(departmental) maupun umum (perusahaan).
c) Melaporkan setiap kecelakaan dan melaksanakan tugas PPPK dimana perlu.
d) Melakukan inspeksi atas setiap kejadian kecelakaan atau hampir kecelakaan dan menyusun
laporan.
e) Setiap pemuka harus terlatih dalam PPPK
Secara umum faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi:
(1) faktor pekerja itu sendiri;
(2) faktor metode konstruksi;
(3) peralatan;
(4) manajemen.
Kaca Mata Pelindung (Protective Goggles) untuk melindungi mata dari percikan logam
cair, percikan bahan kimia, serta kacamata pelindung untuk pekerjaan menggerinda dan
pekerjaan berdebu.
Masker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (Shade of Lens) yang
disesuaikan dengan diameter batang las (Welding Rod).
Untuk welding rod 1/16” sampai 5/32” gunakan shade nomor 10
Untuk welding rod 3/16” sampai ¼” gunakan shade nomor 13
Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau terluka
pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan, pekerjaan las,
membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali. Bentuk sarung
tangan bermacam-macam, seperti:
sarung tangan (gloves)
mitten
hand pad, melindungi telapak tangan dan sleeve, melindungi pergelangan tangan
dampai lengan
g. Sarung Tangan latex disposable, melindungi tangan dari germ dan bakteri dan hanya
untuk sekali pakai.
Di samping alat pelindung diri di atas, pekerja harus berpakaian yang komplit sesuai
dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus dilengkapi
jaket/rompi kulit atau minimal harus memakai kaos dan celana panjang.
Alat pelindung diri (APD) akan berfungsi dengan sempurna apabila telah sesuai dengan standar
yang ditentukan dan dipakai secara baik dan benar. Hal-hal yang perlua diperhatikan :
1. Sediakanlah APD yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau standar Internasional
lainnya yang diakui.
2. Pakailah APD yang seuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya
memerlukan waktu yang singkat.
3. APD harus dipakai dengan tepat dan benar.
4. Jadikanlah kebiasaan memakai APD menjadi budaya. Ketidaknyamanan dalam memakai
APD jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya.
5. APD tidak boleh diubah-ubah pemakainya, kalau memang terasa tidak nyaman dipakai
harus dilaporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut.
6. APD dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
7. Semua pekerja, pengunjung dan mitra kerja yang ada di lokasi proyek konstruksi harus
memakai APD yang diwajibkan, seperti Topi Keselamatan.
Pelaksanaan Teknis K3
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini sangatlah perlu di terapkan k3 dengan tujuan memperlancar
suatu kegiatan pekerjaan tanpa mengalami suatu kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Oleh itu kami menerepkan Potensi dan Solusi di sesuaikan dengan item pekerjaan yaitu
:
Pekerjaan Mobilisasi
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja
yaitu :
Kecelakaan dan gangguan kesehatan tenaga kerja akibat tempat kerja kurang memenuhi
syarat,
Kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja akibat penyimpanan peralatan dan bahan atau
material kurang memenuhi syarat
Kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja akibat penyimpanan peralatan dan bahan atau
material kurang memenuhi syarat kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat kegiatan
pembongkaran tempat kerja, instalasi listrik, peralatan dan perlengkapan, pembersihan dan
pengembalian kondisi yang kurang baik
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Mobilisasi dan
Demobilisasi yaitu :
Menyediakan kantor lapangan dan tempat tinggal pekerja yang memenuhi syarat,
Menyediakan lahan, gudang dan bengkel yang memenuhi syarat,
Pekerjaan pengukuran dan pematokan mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:
Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum,
Terluka akibat kondisi dan penggunaan meteran yang salah,
Kecelakaan akibat pengaturan lalu lintas kurang baik,
Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan peralatan salah,
Kecelakaan akibat metode pemasangan patok.
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengukuran dan
Pematokan yaitu :
Harus menggunakan perlengkapan kerja yang standar,
Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan meteran yang sesuai dengan standar,
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan standar,
Alat dan cara menggunakan harus benar dan sesuai dengan standar,
Pemasangan patok harus benar dan sesuai dengan ketentuan.
PEKERJAAN TANAH
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Galian Tanah di
buang yaitu :
Diadakan penyiraman terhadap timbunan yang telah dihampar.
Operator yang melaksanakan striping / pengupasan harus operator yang mempunyai
pengalaman.
Pengoperasian dump truck harus dilakukan oleh tenaga terampil dan berpengalaman, dan
dijaga agar tidak ada orang lain yang berkepentingan berada di dekat dump truck yang
sedang menurunkan timbunan,
Operator mesin penghampar harus terampil dan berpengalaman dan pengoperasian grader
harus dilakukan dengan metode yang benar,
Pemasangan rambu-rambu dan petugas pengatur lalu lintas,
Dilakukan pemeriksaan stabilitas tanah terutama pada pinggiran timbunan,
Penyediaan jalan sementara bagi penduduk sekitar,
Senantiasa menjaga jarak aman antara pekerja satu dan pekerja lainnya.
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan penimbunan dan
Penghamparan yaitu :
Pada pekerjaan proyek terkadang ditemukan adanya permasalahan –permasalahan yang sering
di sebut sebagai bom waktu, dikarenakan kurang telitinya kontraktor dalam menyikapi salahan
dalam pekerjaan, disamping itu ada juga beberapa permasalahan lain seperti :
1. Lemahnya pemahaman teknis.
2. Kesalahan perencanaan.
3. Kurangnya skill dalam pelaksanaan.
4. Kurangnya keterbukaan dalam manajemen kontraktor.
5. Kurangnya pengawasan atau sistem kontrol.
6. Kurangnya Kordinasi Pelaksanaan Pekerjaan.
7. Waktu pelaksanaan yang terlalu singkat.
8. Motivasi tim proyek yang lemah.
9. Attitude kerja yang buruk.
Hal tersebut merupakan Pengalaman landasan analisa untuk menentukan solusi dalam
pelaksanaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan.
PERMASALAHAN TEKNIS
Permasalahan konstruksi.
Material Alam Cenderung tidak sesuai Dengan spesifikasi + kwalitas.
Material khusus Kelangkaan material.
Dll.
Permasalahan Waktu.
- Kurva S
Rencana modul bobot pekerjaan yang sering tidak tepat.
pekerjaan yang tidak tepat.
- Network Plan
Sering tidak dilaksanakan.
Dll.
SOLUSI PERMASALAHAN
PEKERJAAN TEKNIS
Pekeerjaan konstruksi material alam salah satu penentu kualitas hasil pekerjaan adalah materil
timbunan tanah dan tersedia stock dapat menutupi volume pekerjaan.
Material timbunan sesuai dengan spesifikasi teknis
Material timbunan lolos mutu uji material
Permasalahan Waktu.
Kurva S
Merupakan rencana pekerjaan sebagai kontroler antara rencana dan kondisi aktual
pelaksanaan pekerjaan.
Mengantisipasi titik – titik kritis diskedul secara serius, dengan cara kontraktor melaksanakan
schedul sesuai dengan yang direncanakan.
Membuat schedul bahan Stock Material
membuat schedule personil
Membuat schedule alat
Melakukan kerja shif atau kerja lembur
Menambah tenaga kerja.
Pendahuluan
Untuk mengerjakan pekerjaan ini, diperlukan alat berat, bisa kombinasi / beberapa jenis dari
jumlah alat. Pertama harus diketahui/dianalisa kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu
kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, misal untuk pekerjaan
Penimbunan Tanah maka alat yang digunakan adalah Excavator/Wheel Loader, Motor Greader,
Vibrator Roller, Buld Dozer, Water tanker dan sejumlah Dump Truck. Dari alat tersebut dianalisa
produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang digunakan untuk evaluasi
pengendalian waktu. Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan volume yang ditargetkan. Bila tidak tercapai maka perlu diambil tindakan-
tindakan antara lain :
Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang
ditentukan.
Tenaga kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan cukup atau sejumlah
tenaga kerja, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan jadwal
/ waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka
tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur / overtime.
Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup / effektip maka diharapkan
pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.
Schedule kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan pengawas akan mengecek schedule pelaksanaan yang
dibuat kontraktor. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan
realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan penimbunan tanah, untuk kondisi kerja yang
sama.
Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah sistematis,
konsepsional dan benar. Selanjutnya berdasarkan schedule kontraktor yang sudah disetujui,
konsultan pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut. Dari time schedule
tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga setiap hari apakah terget volume
tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume
harus diprogramkan / dikejar untuk schedule hari berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan sebagaimana
mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa diselesaikan “on
schedule”.