Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Elektroda
2. Kikir
3. Mesin Las Listrik
4. Mesin Frais

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1. Benda Kerja (Besi Siku)

3.2 Prosedur praktikum


1. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2. Melakukan pengukuran dan menandai benda kerja yang akan dibuat
3. Membuat lubang yang telah ditandai dengan menggunakan Mesin Frais
4. Memasang dan mengecek peralatan mengelas
5. Meletakkan benda kerja yang akan dilas pada bidang datar dan menjepitnya
dengan tang massa
6. Mengatur besar arus dan tegangan listrik pada mesin las
7. Menggoreskan elektroda pada plat yang terhubung dengan tang massa
8. Melakukan las titik untuk mengunci posisi benda kerja
9. Melakukan pengelasan dengan ayunan elektroda yang benar dan tepat
10. Membersihkan terak menggunakan palu.
Antariksa Adji Basarah
240110150109

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum perbengkelan kali ini yaitu membahas mengenai pengelasan, yaitu


membuat kerja berbentuk penopang 90° yang terbuat dari dua buah Besi Siku yang
disambungkan. Sebelum melakuka proses pengelasan, langkah awal pengerjaan yaitu
harus mengukur serta menandai benda kerja yang akan dibuat terlebih dahulu sesuai
dengan contoh yang diberikan. Selanjutnya kedua pelat tersebut dilubangi
menggunakan bor tangan dan mesin frais.Pengelasan merupakan salah satu bagian
yang tak terpisahkan dari proses manufaktur. Proses pengelasan (welding) merupakan
salah satu teknik penyambungan logam dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau
tanpa logam tambahansehingga menghasilkan sambungan yang kotinu. Sedangkan
definisi menurut Deutche Industrie and Normen(DIN), las adalah ikatan metalurgi
pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan melting
atau cair. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan
sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk
reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las
pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam-macam
reparasi lainnya.
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu las listrik. Las busur
listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan
jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang
akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya
dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda
yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Pada las listrik, sambungan
terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja
dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan
diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi
kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian
dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi
panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Langkah pertama yang harus dilakukan pada praktikum ini adalah melubangi
kedua pelat dengan menggunakan bor tangan dan menggunakan mesin frais untuk
membuat lubang yang lonjong. Lalu setelah selesai melubangi selanjutnya
meletakkan bagian datar dari ujung besi yang satu ke bagian datar dari badan ujung
besi yang satunya lagi sehingga kedua besi tersebut saling bertindihan atau
bertumpukan. Setelah kedua ujung besi bertumpukan barulah proses pengelasan
dilakukan. Bagian-bagian yang akan di las adalah bagian sambungan antara kedua
besi atau bagian yang saling bertumpukan. Logam cair dari elektroda dan dari
sebagian benda yang akan disambung,akan tercampur dan mengisi celah dari kedua
logam yang akan disambung, kemudian membeku dan kedua batang besi tersebut
akan tersambung.Pada pengelasan dengan menggunakan las listrik ada beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti diameter elektroda, tebal bahan yang dilas, jenis
elektroda yang digunakan, posisi pengelasan, dan polaritas (sifat) pengutuban.
Pada praktikum kali ini masih terdapat beberapa kesalahan pada praktikum kali
ini diantaranya yaitu berlubangnya benda kerja akibat proses pengelasan yang tidak
benar. Selain itu, elektroda juga dapat menempel pada pelat besi sehingga dapat
merusak permukaan pelat tersebut.Kita juga harus sangatmemerhatikan faktor
keselamatan kerja seperti memakai kacamata las untuk melindungi mata dari bunga
api yang terjadi pada saat proses pengelasan serta untuk melindungi mata dari cahaya
ketika pengelasan. Kemudian pada saat pengelasan juga diharuskan memakai sarung
tangan.Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari panas dan listrik.
Bahan sarung tangan harus terbuat dari bahan yang tidak mudah sobek, tahan panas
serta bahan isolator. Selain itu juga diharapkan operator menggunakan pelindung
badan. Pelindung badan ini berfungsi untuk melindungi kulit dan organ tubuh pada
bagian badan dari percikan api dan pancaran sinar las yang mempunyai insentisitas
tinggi.
Antariksa Adji Basarah
240110150109

BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Pengelasan merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinu;
2. Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang
akan disambung;
3. Kecepatan mengelas yang konstan serta ketelitian merupakan bagian
terpenting pada saat melakukan pengelasan;
4. Saat mengelas elektroda jangan terlalu menekan atau dekat dengan benda
kerja agar tidak benda kerja tidak berlubang dan menghasilkan hasil las yang
kurang maksimal;
5. Pengaruh besar arus terlalu besar, maka elektroda akan mencair terlalu cepat,
akibatnya permukaan las akan lebih besar;

Вам также может понравиться