Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LANDASAN TEORITIS
mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan
pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Menurut Slameto (2003:2)
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
pada dirinya sebagai hasil pengalaman, latihan atau instruksinya, baik perubahan
kuantitatif maupun perubahan kualitatif. Sejauh mana pada diri individu terdapat
jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Winkel
Dari kutipan tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa prestasi belajar siswa adalah
hasil yang dicapai seorang siswa dalam menguasai materi ataupun tujuan pengajaran yang
telah dipelajarinya dan dinyatakan dengan skor (nilai). Pengukuran akan pencapaian
10
11
prestasi hasil belajar siswa dalam lembaga pendidikan formal telah ditetapkan untuk
siswanya melalui evaluasi dengan berbagai bentuk, teknik ataupun cara yang
dipergunakan oleh guru. Hasil yang dicapai oleh seseorang siswa tersebut selanjutnya
akan menentukan kedudukan dan keberhasilannya, baik itu memperoleh prestasi yang
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang pesat
baik meteri maupun kegunaannya. Russel (dalam Hamzah dan Kuadrat, 2009:108)
dari bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang
dikenal itu tersusun baik (konstruktif) secara bertahap manuju arak yang rumit
kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, dan menuju
(Belanda), mulanya diambil dari bahasa Yunani, Mathematike yang berarti relating
atau learning. Perkataan ini mempunyai akar kata Mathema yang berarti pengetahuan
atau ilmu (knowledge, science). Kata Mathematike berhubungan erat dengan sebuah
kata lainnya yang serupa, yaitu Mathanein yang mengandung arti belajar/berpikir
dengan konsep abstrak. Abstrak dapat diartikan sebgai suatu yang tak berwujud atau
hanya gambaran pikiran. Oleh sebab itu, maka didalam menjelaskan materi pelajaran
konsep dasar harus benar-benar diketahui. Hal ini disebabkan karena materi
pada:
(1) Materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau tiap topik
(2) Seseorang dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami
(3) Perbedaan kemampuan antar siswa dalam mempelajari atau memahami suatu
(4) penguasaan topik baru oleh seseorang siswa tergantung pada penguasaan
topik sebelumnya.
kesatuan. Sehingga untuk mempelajari materi berikutnya maka kita harus memahami
terlebih dahulu materi sebelumnya. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan
13
besifat abstrak, materi disusun secara hierarkis, dengan cara penalaran yang bersifat
deduktif.
bernalar siswa. Kemampuan berpikir dan bernalar siswa akan lebih cepat jika siswa
yang baik, agar nantinya dapat mengerjakan soal-soal yang diminta dengan baik
dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode pencarian
kebenaran yang digunakan adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif.
Pola pikir deduktif merupakan pola pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat
umum kemudian diterapkan atau diarahkan menuju hal yang bersifat khusus.
deduktif-aksiomatik didasarkan pada prinsip deduktif yang dimulai dari sesuatu yang
umum menuju ke hal-hal khusus dan aksiomatik yang menekankan pada sistem
yang abstrak, cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa sehingga
mengakibatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran matematika cukup rendah. Oleh
karena itu, penyajian materi perlu mendapat perhatian guru, dan hendaknya dalam
metode dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik mental,
proses perubahan tingkah laku yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamalan
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi belajar matematika
merupakan suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari
membaca saja. Suatu fenomena, dalil, aksioma ataupun definisi untuk dapat
1. Pengertian PBL
Banyak kritik yang ditunjukkan pada cara guru mengajar yang terlalu
informasi atau konsep pada siswa dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak
15
bermanfaat sama sekali kalau hal itu hanya dikomunikasikan oleh guru kepada siswa
melalui satu arah seperti menuang air kedalam gelas (Rampengan dalam Trianto,
2010:89).
menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata. Lebih
jauh lagi siswa bahkan kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya.
Bebicara mengenai PBM yang sering membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan
dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Walaupun demikian kita menyadari
bahwa ada siswa yang mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi
2005:11).
sebagai wujud kreatifitas, inovasi dan hasil eksperimen peserta didik, mungkin saja
stimulus dalam belajar. Selain itu siswa juga dituntut untuk berpikir kritis dengan
16
memanfaatkan alam sekitar sebagai panduan atau contoh nyata dalam memecahkan
masalah yang telah diberikan. Hal ini sesuai dengan pengertian PBL yang
dikemukakan oleh Nurhadi (dalam Pranata, 2009:15) bahwa PBL adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata pelajaran.
2. Ciri-ciri PBL
dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis dan belajar aktif. PBL memfasilitasi
interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan yang lain. Dengan kata lain,
masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang
(c) Belajar peranan dewasa yang autentik yang dapat diimplementasikan dengan
intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri
persoalan atau soal matematika akan menjadi masalah bagi seorang anak jika:
sebuah bentuk pemahaman visual (gambar) dan perihal dari situasi masalah;
(2) Deskripsi konsep, yaitu pemahaman kualitatif dari konsep dan prinsip-prinsip
(3) Rencana penyelesaian, yaitu tahapan ini mengajak siswa untuk memikirkan
sebuah penyelesaian yang telah didapatkannya dari materi dan konsep yang
dipelajari;
(4) Melaksanakan perencanaan dan evaluasi, yaitu tahapan ini siswa mulai
membuat apa yang mereka rancang sesuai dengan penyelesaian masalah yang
(5) Meneliti dan mengulang kembali, tahapan ini dilakukan apabila siswa
Langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam proses PBL adalah:
masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas dan
dapat dipecahkan;
setiap pilihan.
Setiap langkah PBL yang benar akan diberikan skor dengan deskripsi seperti
Soal 1:
Pemecahan Masalah
1. Visualisasi Masalah
Diketahui: 0 sampai 5
21
3. Rencana Penyelesaian
a. Konsep: 0 sampai 5
panjang yaitu K = 2p + 2l
22
yaitu L = pxl
K= 2p + 2l
48 cm = 2p + 2 x 10 cm
48 cm = 2p + 20 cm
2p= 28 cm
p= 14 cm
Luas =pxl
= 14 cm x 10 cm
= 140 cm2
K= 2p + 2l
48 cm = 2p + 2 x 10 cm
48 cm = 2p + 20 cm
2p= 28 cm
p= 14 cm
Luas = p x l
= 14 cm x 10 cm
= 140 cm2
Soal 2:
Pemecahan Masalah
1. Visualisasi Masalah
a. Diketahui: 0 sampai 5
24
b. Ditanya:
2. Deskripsi Konsep
K = 2 (p + l)
l = p – 8 cm
3. Rencana Penyelesaian
a. Konsep: 0 sampai 10
a. K = 2 (p + l)l= p – 8 cm 0 sampai 15
72 cm = 2 (p + p – 8 cm)= 22 cm – 8 cm
72 cm = 2 (2p – 8 cm)l = 14 cm
72 cm = 4p – 16 cm
-4p = -16 cm – 72 cm
−88
p=
−4
p = 22 cm
yaitu:
K = 2 (p + l)
72 cm = 2(22 cm + 14 cm)
72 cm = 236 cm
72 cm = 72 cm (benar)
26
tergolong sebagai bagun datar segiempat, antara lain persegi panjang, persegi,
1. Persegi Panjang
persegi panjang adalah sebagai berikut: (1) mempunyai empat sisi, terdiri atas
dua pasang sisi yang berhadapan sama dan sejajar., yaitu AB sama dan sejajar
serta AD sama dan sejajar BC ; (2) keempat sudutnya sama besar yaitu 900;
2. Persegi
Persegi adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat ruas garis yang
sama panjang dan keempat sudutnya sama besar dan siku-siku (Nuharini,
diketahui sifat-sifat dari persegi yaitu: (1) mempunyai empat sisi sisi yang
sama panjang; (2) keempat sudutnya sama besar yaitu 900; (3) mempunyai
(1) memiliki 4 sisi sama panjang; (2) memiliki 4 sudut, dua sudut yang
3. Jajargenjang
dari jajargenjang adalah sebagai berikut: (1) sisi yang berhadapan sejajar
5. Layang-layang
segitiga sama kaki yang panjang alasnya sama (Nuharini, dkk., 2008:269).
dari gabungan dua segitiga sama kaki yang panjang alasnya sama. Adapun
28
pasang sisi yang sama panjang, yaitu AB dan AD . CB dan CD ; (2) memiliki
memiliki dua sudut berhadapan sama besar, yaitu ABC dan ADC ; (3)
6. Trapesium
Trapesium adalah bangun datar segiempat dengan dua buah sisinya yang
(1) memiliki empat sisi; (2) memiliki empat sudut; (3) memiliki sepasang sisi
a. Trapesium Sebarang
sisi sejajar yaitu AB // DC ; (2) keempat sisinya tidak sama panjang, yaitu AB
Adapun sifat-sifat dari trapesium sama kaki yaitu: (1) mempunyai sepasang
sisi sejajar dan tidak sama panjang, yaitu AB // DC ; (2) memiliki sepasang
sisi yang sama panjang, yaitu AD = BC; (3) memiliki dua pasang sudut yang
c. Trapesium Siku-siku
sejajar dan tidak sama panjang, yaitu AB // DC ; (2) mempunyai dua buah
sudut siku-siku, yaituDAB = CDA = 900. Di bawah ini adalah contoh gambar
trapesium siku-siku.
30
untuk kelas VII.3 MTsN Model Gandapura dapat dilihat sebagai berikut.
Standar Kompetensi:
Kompetensi Dasar:
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
Indikator:
pembelajaran berpusat pada siswa yang dihadapkan pada suatu masalah yang