Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan dan
penganggaran. Namun hingga saat ini proses penyusunan perencanaan dan penganggaran belum
sepenuhnya dapat terlaksana sesuai harapan. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para
perencana setiap tahun diantaranya adalah sulitnya sinkronisasi dan koordinasi antar unit serta
waktu perencanaan yang terkesan singkat atau tergesa-gesa. (Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka para perencana diharapkan dapat memahami
siklus dan jadwal serta kegiatan umum perencanaan dan penganggaran. Hal ini untuk
memudahkan penyusunan Rencana Kerja (Renja) di tingkat Pusat (Kementerian/Lembaga) dan
Daerah (provinsi dan kabupaten/kota) yang bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), baik dari rupiah murni, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan atau
Pinjaman/Hibah Luar Negeri (P/HLN). Perhatian ditekankan pada sinkronisasi antara Pusat dan
Daerah khususnya untuk Dana Dekonsentrasi (Dekon) dan Tugas Pembantuan (TP). (Permnkes
RI No. 7 Tahun 2014)
Dengan mengetahui dan memahami siklus dan jadwal penyusunan serta kegiatan umum
perencanaan APBN ini, diharapkan dapat menyusun perencanaan dengan baik dan tepat waktu.
(Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Jurnal yang dibahas, rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan penganggaran kesehatan ?
2. Bagaimana konsep penganggaran kesehatan ?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan ?
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penganggaran kesehatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep penganggaran kesehatan.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penganggaran Kesehatan
1. Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematik yang meliputi seluruh kegiatan
lembaga, yang dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang
akan datang. Anggaran juga dimaksudkan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran
adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab
manajemen didalam perencanaan koordinasi dan pengawasan. (Winarno, 2013)
Anggaran dapat diinterprestasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan
pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.
Anggaran ini merupakan cerminan dari apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, termasuk
didalamnya adalah kebijakan. Karena didalam anggaran terdiri dari pos penerimaan dan
pengeluaran yang berpengaruh terhadap masyarakat.(Trisugiarto, 2016)
Dalam pengelolaan perusahaan, terlebih dahulu manajemen menetapkan tujuan dan sasaran,
dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dampak
keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut, kemudian
disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran. (Widodo, 2012)
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat membantu
mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana saja, tetapi
juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan
diantara diantara para manajer dan bawahannya. (Widodo, 2012)
Menurut Mulyadi, anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk
membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan anggaran, manajemen
mengarahkan jalannya kondisi perusahaan. Tanpa anggaran, dalam jangka pendek perusahaan
akan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali.
Munandar, mengungkapkan pengertian anggaran adalah sebagai berikut : “Suatu rencana
yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan
dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang.” (Widodo, 2012)
2. Fungsi Anggaran
Secara lebih detail anggaran mempunyai beberapa, antara lain : (Trisugiarto, 2016)
a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
d. Anggaran sebagai pengendali unit kerja.
e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapain visi
organisasi.
f. Anggaran merupakan intrumen politik.
g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
3. Tujuan Penganggaran
Tujuan penganggaran adalah penyusunan rencana keuangan untuk operasi pemerintahan atau
organisasi di masa depan. Selain itu, penganggaran merupakan indikasi kebijakan fiskal
organisasi untuk mencapai berbagai tujuan meliputi ekonomi, sosial dan politik. Kita
dapat mempertimbangkan berbagai empat dimensi untuk setiap program anggaran, yaitu: (Nasab,
2016)
a. Prakiraan Laba dan sumber ekonomi lainnya.
b. Kumpulan kebijakan dan tujuan organisasi.
c. Rangkaian kegiatan dan tujuan pelaksanaan kebijakan untuk mencapai tujuan.
d. Mengantisipasi biaya dari aktivitas di masa depan.
C. Penganggaran Nasional
1. Peran Pemerintah dalam Penganggaran
Seiring dengan berjalannya reformasi di Indonesia, Pemerintah mengeluarkan paket Undang-
Undang di bidang keuangan negara yang meliputi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara. (Trisugiarto, 2016)
Ketiga paket undang-undang ini menjadi tonggak reformasi pengelolaan keuangan negara.
Undang-undang Keuangan Negara Pasal 3 ayat 1 menyatakan bahwa Keuangan Negara dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Hal ini mendorong
Pemerintah agar lebih profesional dalam pengelolaan keuangan. Banyak perubahan yang terjadi
dalam pengelolaan keuangan negara, mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
sampai dengan pertanggungjawaban dan pemeriksaan oleh pengawas. (Trisugiarto, 2016)
Sebelum reformasi di bidang keuangan, sistem perencanaan dan penggaran yang berlaku
menggunakan pendekatan line item dan incremental, dimana dalam pendekatan line item lebih
berorientasi pada input sedangkan pada pendekatanincremental lebih pada perspektif tahunan.
Setelah munculnya Undang-Undang Keuangan Negara, sistem perencanaan dan penganggaran
mengalami perubahan. Ada 3 (tiga) jenis pendekatan yang dilakukan, yaitu Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Penganggaran Terpadu, dan Penganggaran Berbasis
Kinerja (PBK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan amanat dari
Undang-undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.(Trisugiarto, 2016)
Kriteria yang digunakan untuk memberi bobot pada program SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) di bidang kesehatan adalah sebagai berikut : (Prabowo, 2016)
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
b. Efisiensi biaya
c. Efektivitas pencapaian visi misi daerah
Alokasi belanja langsung pada tiap SKPD merupakan salah satu cermin komitmen and good
will Pemerintah daerah dalam implementasi kebijakan keuangan daerah. Secara umum memang
besarnya alokasi anggaran bukan merupakan indikator bahwa SKPD terkait memiliki program
prioritas daerah. Akan tetapi hal ini dapat memberikan petunjuk mengenai SKPD mana saja yang
memiliki tanggung jawab besar untuk mengalokasikan belanja langsung tersebut. (Prabowo,
2016)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran adalah suatu
pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam
perencanaan koordinasi dan pengawasan. Penganggaran kesehatan adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan kesehatan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Konsep
penganggaran kesehatan terdiri dari Penganggaran Tradisional, Penganggaran Kinerja dan
Penganggaran Program. Konsep penganggaran tersebut termasuk dalam Sistem Anggaran
Negara.
Sebelum reformasi di bidang keuangan, sistem perencanaan dan penggaran yang berlaku
menggunakan pendekatan line item dan incremental, dimana dalam pendekatanline item lebih
berorientasi pada input sedangkan pada pendekatan incremental lebih pada perspektif tahunan.
Setelah munculnya Undang-Undang Keuangan Negara, sistem perencanaan dan penganggaran
mengalami perubahan. Jenis pendekatan yang dilakukan, yaitu Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM), Penganggaran Terpadu, dan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan amanat dari Undang-undang
Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.
B. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang
kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu saya harapkan
agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang
saya buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.