Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
pengepresan
Pengering-anginan
Penimbangan (a gram )
Penimbangan (b gram )
Penyaringan
Penentuan KK dan KE
Penambahan air
3. Pengaruh Penambahan Bahan Dadih dan Lama Pemisahan Terhadap
Sifat-Sifat Lateks Pekat yang Dihasilkan
Penyaringan
50 ml 60 ml 70 ml
Pengadukan
Pendiaman 4, 5, 6 hari
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. penambahan asam format lebih efektif dibandingkan asam asetat
2. penggumpalan lateks segar dengan menggunakan asam asetat lebih
efektif dengan asam asetat 2%
3. nilai FP dan KKK dengan penambahan asam format lebih besar
dibandingkan dengan penambahan asam asetat. Hal ini menandakan
bahwa dengan penambahan asam format proses koagulasi lateks lebih
bagus dibandingkan dengan penambahan asam asetat
4. besar nilai FP berbanding terbalik dengan besar nilai KKK. Semakin
kecil nilai FP maka semakin besar nilai KKK dan sebaliknya
5. semakin besar nilai KKK maka semakin besar nilai At atau air yang
dibutuhkan untuk pengenceran
6. kesalahan pada acara penghitungan KKK lateks dikarenakan lama
pengadukan yang singkat dan ikutnya kotoran pada saat pengepresan
7. mutu lateks dipengaruhi oleh warna lateks yaitu semakin banyak bintik
kuning pada lateks maka semakin rendah mutu lateks
8. bertambahnya asam asetat/zat koagulan maka aroma dari lateks
berkurang akibat reaksi muatan positif dari lateks dengan muatan negatif
dari zat koagulan.
6.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan ada beberapa saran agar praktikum
selanjutnya lebih baik. Sarn untuk praktikum kali ini adalah mahasiswa bisa
melakukan semua pengujian, kelengkapan alat perlu diperhatikan. Pada saat
praktikum lebih kondusif lagi dan lebih teliti dalam pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatnagar, M.S. 2009. A Text Book of Polymers. New Delhi : S.Chand and
Company.
Cahyono. 2010. Karet. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam- Universitas Sumatera Utara.
Dalimunte, V. H. (2008). Penentuan Kandungan Padatan Total (% TSC) Lateks
Pekat dan Pengaruhnya terhadap Kekuatan Tarik Benang, Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Damanik, S., et al. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Karet. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Desrosier, Norman W. (2008). The Technology of Food preservation, Third
Edition (Teknologi Pengawetan Pangan, Edisi Ketiga). Penerjemah: Muchji
Mulijohardjo. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas
Perkebunan di Indonesia Tahun 2011 – 2015. http://www.pertanian.go.id/
Indikator/tabel-3-prod-lsareal-prodvitas-bun.pdf [27 November 2016].
Djumarti. 2010. Teknologi Pengolahan Lateks. Handout. Jember : FTP Unej.
Djumarti. 2011. Diktat Kuliah Teknologi Pengolahan Tembakau, Gula dan
Lateks. Jember: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Freida, S. 2015. Teknologi Pengolahan Karet. Jember: Universitas Jember.
Hardoyo, A.E.T. 2009. Kondisi Optimum Fermentasi Asam Asetat Menggunakan
Acetobacter aceti. Jakarta: UI Press.
Janudianto, et al. 2013. Panduan budidaya karet untuk petani skala kecil: Lembar
Informasi AgFor 5. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast
Asia Regional Program.
Pristiyanti, E. N. W. 2009. Pengaruh Pengembangan Partikel Karet Terhadap
Depolemerasi Lateks denga Reduksi-Oksidasi. Bogor: IPB Press.
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Setyamidjaja, D. 2011. Karet Budidaya dan Pengolahan. Yogyakarta:Kanisius
Surya, I. 2006. Buku Ajar Teknologi Karet. Medan : Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, USU.
Sutresna, N. 2009. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Kimia.
Vachlepi, A. 2016. Teknologi Pengolahan Bakar Bersih: Bimbingan Teknis
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Berbasis GMP. Sumbawa: Pusat
Penelitian Karet Balai Penelitian Sumbawa.
Yuwono. 2010. Penentuan Kadar Amonia Di Perairan Teluk Lampung Dengan
Spektrofotometer Uv-Vis. Lampung: UNILA Press.
Zuhra, F. 2010. Karet. Medan: Universitas Sumatera Utara.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Acara 1.
Asam Format 1 %
Ulangan 1
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐹𝑃 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
𝑥 100%
3,87 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
27,71𝑔𝑟𝑎𝑚
= 13,97 %
𝑘𝑘𝑘 = ( 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − (𝐹𝑃/100 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ)%
= (27,71 − (0,1397𝑥27,71))%
= (27,71 − 3,871)%
= 23,839 %
Ulangan 2
2,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
30,13 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 6, 9697 %
= 28,03 %
Ulangan 1
2,54𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
10,41 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24,3996 %
= (10,41 − 2,539)%
= 7,870 %
Ulangan 2
12,17𝑔𝑟𝑎𝑚−10,69𝑔𝑟𝑎𝑚
= 12,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100%
1,48 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
12,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 12,1610 %
= (12,17 − 1,479)%
= 0,691 %
ACARA 2
Sheets 1
𝐾𝐾−𝐾𝐸
AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝐾𝐸
23,839%−15%
= × 0,1 𝐿
15%
8,359%
= × 0,1 𝐿
15%
= 05893 × 0,1 𝐿
= 0,05893 𝐿
= 58,9 𝑚𝐿
Sheets 2
𝐾𝐾−𝐾𝐸
AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝐾𝐸
28,03%−15%
= × 0,1 𝐿
15%
13,03%
= × 0,1 𝐿
15%
= 0,8686 × 0,1 𝐿
= 0,08686 𝐿
= 86,86 𝑚𝐿
Crepe 1
𝐾𝐾−𝐾𝐸
AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝐾𝐸
23,839%−20%
= × 0,1 𝐿
20%
3,839%
= × 0,1 𝐿
20%
= 0,1919 × 0,1 𝐿
= 0,01919 𝐿
= 19,19 𝑚𝐿
Crepe 2
𝐾𝐾−𝐾𝐸
AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝐾𝐸
28,03%−20%
= × 0,1 𝐿
20%
8,03%
= × 0,1 𝐿
20%
= 0,4015 × 0,1 𝐿
= 0,04015 𝐿
= 40,15 𝑚𝐿