Вы находитесь на странице: 1из 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan

sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau

determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang

sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan

meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan

karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan

bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan

lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi

pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan

pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan )

dan faktor kesehatan lingkungan.

Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan

yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan

pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat

memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan

menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga

1
sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang

ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat

dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan

yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar

rumah yang sehat.

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah

masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air

bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat

serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada

saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai,

tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan

selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.

B. Rumusan Masalah

1. Penyehatan makanan dan minuman

2. Vektor Kesehatan lingkungan dan Pariwisata

3. Penanganan Kebisingan

4. Penyediaan air bersih

5. Aspek populasi dan perubahan iklim

6. Pembuangan sampah

7. Penanganan radiasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi

kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana

pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila

sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan

masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia

dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.

Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan

mayarakatKesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. (Pasal 1 butir 1 UU No. 36 Tahun

2009)

Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni dalam mencapai

keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan hidup melalui

upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan

sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera

terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai

dengan harkat dan martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994)

3
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu

menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan

lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang

sehat, sejahtera dan bahagia. (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan)

Kesehatan lingkungan adalah Ilmu dan seni untuk mencegah

pengganggu, menanggulangi kerusakan dan meningkatkan/memulihkan

fungsi lingkungan melalui pengelolaan unsur-unsur/faktor-faktor

lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara

identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, sehingga tersedianya

lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara

optimal.

Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang

harus ada antara manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin

keadaan sehat dari manusia.

Ruang lingkup:

1. Penyediaan air minum

2. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pengelolaan sampah padat

4. Pengendalian vector

5. Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan ekskreta

manusia

6. Hygiene makanan

7. Pengendalian pencemaran udara

4
8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan permukiman

12. Perencanaan daerah perkotaan

13. Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan darat

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidemic, bencana,

kedaruratan

17. Tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari risiko gangguan

kesehatan

18. (WHO, 1979)

B. Penyehatan makanan dan minuman

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap

saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat

bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah: “Food

include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or

preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut

tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan

untuk tujuan pengobatan.

5
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa

makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit,

diantaranya:

1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki

2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan

selanjutnya.

3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai

akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat,

serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan,

pemasakan dan pengeringan.

4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit

yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

Bahaya dan tanda-tanda keracunan pada makanan

1. Bahaya keracunan makanan adalah :

a. Sumber, dapat menularkankepada orang lain dengan berperan

sebagai cairan (pembawa kuman), dimana yang bersangkutan tidak

sakit tetapi dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain.

b. Kehilangan produktifitas karena tubuh menjadi lemah, kesadaran

menurun, dan gangguan kesehatan lainnya sehingga tidak dapat

bekerja secara optimal dan menyebabkan kehilangan pendapatan

atau penerimaan keluarga.

6
c. Pemborosan ekonomi karena akibat dari keracunan yang

bersangkutan harus mengeluarkan biaya pengobatan dan

rehabilitasi

2. Tanda-tanda umum keracunan

a. Keracunan infeksi bakteri biasanya ditandai dengan demem, sakit

kepala, mual, sakit perut dan diare

b. Keracunan karena toksi bakteri biasanya ditandai dengan demam,

sakit kepala, mual, sakit perut, disertai dengan lemah badan, diare

kadang bercampur dengan darah

c. Keracunan kimia akibat pestisida atau logam berat, ditandai dengan

badan lemah, kesadaran menurun, tubuh dingin, mual muntah,

kadang mulut berbusa, biasanya menimbulkan kematian

d. Keracunan karena racun alam ditandai dengan demam, sakit kepala,

mual, sakit perut, kejang, sakit otot, dan kadang diare.

3. Tindakan darurat yang harus dilakukan adalah :

a. Pemberian cairan basa

b. Pemberian zat penawar

c. Pemberian cairan asam

d. Segera dibawah kedokter/puskesmas/RS

e. Mengamankan sisa makanan untuk diperiksa dilaboratorium

f. Melaporkan kejadian keracunan kepada sarana pelayanan kesehatan

Hygiene sanitasi makanan adalah upaya kesehatan dan kebersihan

untuk mengendalikan factor makanan, orang, tempat, dan

7
perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan

atau keracunan makanan.

Aspek hygiene sanitasi makanan adalah:

1. Kontaminasi, masuknya zat asing kedalam makanan yang tidak

dikehendaki (bakteri, jamur, virus, rambut, debu, pestisida dan

radioaktif)

2. Keracunan, timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan

kesehatan lainnya akibat mengonsumsi makanan yang tidak sehat,

keracunan dapat terjadi karena bakteriologis, kimia, pembusukan dan

pemalsuan.

3. Cara pengolahan, agar menghasilkan makanan yang bersih, sehat,

aman, dan bermanfaat bagi tubuh maka diperlukan pengolahan yang

baik dan benar. Makanan perlu diolah dan disimpan secara baik

menurut jenis dan macamnya.

4. Enam prinsip hygiene sanitasi makanan

Prinsip 1, pemilihan bahan makanan

1. Bahan makanan yang mentah

2. Bahan yang terolah pabrik

Sanitasi gudang tempat penyimpanan bahan makanan

- Pengaturan gudang

- Segi kesehatan gudang

Prinsip 2, pengolahan makanan

8
Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti prinsip-prinsip

hygiene dan sanitasi

Tempat pengolahan makanan

Tempat dimana makanan diolah menjadi makanan terolah atau

makanan jadi disebut : dapur

Syarat – syarat untuk dapur :

a. Lantai

- Terbuat dari bahan yang kedap air, mudah dibersihkan dan tahan

korosif

- Luas lantai 35 sampai 40% dari ruang makan

- Sudut antara dinding dan lantai harus melengkung

- Selalu dalam keadaan bersih

b. Dinding

- Permukaan dalam dinding harus rata, tidak menyerap air, mudah

dibersihkan

- Dinding yang selalu terkene percikan air diberi pelapis dengan

porselin

c. Atap dan langit – langit

- Terbuat dari bahan yang kedap air dan tidak bocor

- Langit-langit harus menutupi permukaan bawah bagian atap

d. Penerangan

- Untuk ruangan kerja 20 Fc, ruang makan dan tempat cuci antara 30-

40 Fc.

9
- Semua penerangan harus bebas silau dan tidak menimbulkan

bayangan

e. Ventilasi

- Fentilasi yang memenuhi syarat akan efektif dan untuk pemeliharaan

kenyamanan

- Ventilasi harus cukup

f. Pembuangan asap

- Dapur harus dilengkapi dengan pengumpul asap dan cerobong

- Pengumpul asap dilengkapi dengan grease filter dan penyedot asap

- Pengeluaran asap melalui cerobong tidak mengganggu masyarakat

sekitar

g. Harus ada penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi

persyaratan kesehatan

h. Harus ada tempat sampah yang memenuhi persyaratan

i. Tersedia saluran pembuangan air bekas

j. Tersedia bak pencuci tangan dan alat

k. Perlindungan serangga dan tikus

l. Tidak menempatkan barang-barang berbahaya dalam dapur

1. Prinsip 6, Penyajian Makanan

Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan

sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja

dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi

penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Beberapa hal yang harus

10
diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai dengan prinsip hygiene dan

sanitasi makanan adalah sebagai berikut :

1. Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah

terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya adalah

a. Makanan tidak terkontaminasi silang

b. Bila satu tercemar yang lain dapat diamankan

c. Memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat

kerawanan makanan.

2. Prinsip kadar air atinya penempatan makanan yang mengandung kadar air

tinggi (kuah, susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk

mencegah makanan cepat rusak. Makanan yang disiapkan dalam kadar air

tinggi (dalam kuah) lebih mudah menjadi rusak (basi)

3. Prinsip edible part artinya setiap bahan yang disajikan dalam penyajian

adalah merupakan bahan makanan yang dapat dimakan. Hindari

pemakaian bahan yang membahayakan kesehatan seperti steples besi,

tusuk gigi atau bunga plastk.

4. Prinsip Pemisahan artinya makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah

seperti makanan dalam kotak (dus) atau rantang harus dipisahkan setiap

jenis makanan agar tidak saling bercampur. Tujuannya agar tidak terjadi

kontaminasi silang.

5. Prinsip Panas yaitu setiap penyajian yang disajikan panas, diusahakan tetap

dalam keadaan panas seperti soup, gulai, dsb. Untuk mengatur suhu perlu

diperhatikan suhu makanan sebelum ditempatkan dalam food warmer

11
harus masih berada diatas 600 C. Alat terbaik untuk mempertahankan suhu

penyajian adalah dengan bean merry (bak penyaji panas)

6. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah

dan tutupnya, dus, pring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi

baik. Bersih artinya sudah dicuci dengan cara yang hygienis. Baik artinya

utuh, tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah

penularan penyakit dan memberikan penampilan yang estetis.

C. Vektor Kesehatan lingkungan dan Pariwisata

Vektor menurut Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 merupakan

arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber

penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini, vektor

adalah arthropoda yang dapat memindahkan atau menularkan suatu

infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.

Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular

penyakit sehingga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering

juga disebut sebagai vector – borne diseases yang merupakan penyakit yang

penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan

bahaya bagi kesehatan sampai kematian. Di Indonesia, penyakit – penyakit

yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah

tertentu, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah,

Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Disamping itu, ada penyakit saluran pencernaan seperti dysentery, cholera,

12
typhoid fever dan paratyphoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat

rumah. Terdapat 4 faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu

penyakit:

1. Cuaca

Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi

terjadinya penyakit infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah

geografis tertentu, sebab mereka butuh reservoir dan vektor untuk hidup.

Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir

dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun dapat meningkatkan

transmisi atau menyebabkan rentan terhadap penyakit infeksi. Wood tick

adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang

disebabkan ricketsia.4

2. Reservoir

Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri

tidak terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne

disease adalah hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama.

Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis.

Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne disease yang hidup di dalam

reservoir alamiah. seperti tikus, anjing, serigala serta manusia yang menjadi

reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak kasus, kuman patogen mengalami

multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa menyebabkan kerusakan

pada intermediate host.

3. Geografis

13
Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung

dengan daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan

hidupnya agen penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah

hujan) dan fauna lokal pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains

spotted fever merupakan penyakit bakteri yang memiliki penyebaran secara

geografis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan tungau yang terinfeksi. oleh

ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah tersebut dan dibawa oleh tungau

anjing ke bagian timur Amerika Serikat.4

4. Perilaku Manusia

Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia. Membuang sampah secara

sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab

penularan penyakit arthropoda borne diseases

Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum dapat

berupa :

1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap faktor lingkungan dan factor

manusia yang melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum.

2. Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian

dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari

tempat-tempat umum.

Peran sanitasi tempat-tempat umum dalam kesehatan masyarakat adalah

usaha untuk menjamin :

1. Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :

a. Kualitas kesehatan.

14
b. Kualitas sanitasi.

c. Psikologis bagi masyarakat :

a. Rasa keamanan (security) : bangunan yang kuat dan kokoh sehingga

tidak menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.

b. Kenyamanan (confortmity) : misalnya kesejukkan.

c. Ketenangan (safety) : tidak adanya gangguan kebisingan, keramaian

kendaraan.

D. Penanganan Kebisingan

1. Baku tingkat kebisingan

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-

48/MENLH/11/1996 Tentang Baku tingkat kebisingan baku tingkat kebisingan

adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke

lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan

kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

Baku tingkat kebisingan nilainya disesuaikan dengan peruntukannya ataupun

dengan lingkungan kegiatan. Baku tingkat kebisingan untuk perumahan tidak

sama dengan perkantoran, sedangkan baku tingkat kebisingan untuk

lingkungan kegiatan rumah sakit juga tidak sama dengan kegiatan lingkungan

sekolah.

2. Aturan mengenai baku tingkat kebisingan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai

ambang batas faktor fisika di tempat kerja.

15
Nilai ambang Batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman

untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40

jam/minggu. Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah

intensitas tertinggi dan merupakan rata-rata yang masih dapat diterima

tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk

waktu terus-menerus tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam

seminggunya.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: KEP-48/MENLH/11/1996

tentang Baku tingkat kebisingan.

Salah satu dampak dari usaha atau kegiatan yang dapat mengganggu

kesehatan manusia, makhluk lain dan lingkungan adalah akibat tingkat

kebisingan yang dihasilkan, maka sehubungan dengan hal tersebut perlu

ditetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Baku

Tingkat Kebisingan.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. Kep-48/MENLH/11/ 1996

menetapkan baku tingkat kebisingan untuk kawasan tertentu sesuai Tabel 2.2.

Baku tingkat kebisingan ini diukur berdasarkan rata-rata pengukuran tingkat

kebisingan ekivalen (Leq)

3. Jenis Kebisingan

a. Bising kontinu (terus menerus) seperti suara mesin, kipas angin, dll.

b. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus

seperti suara lalu lintas, suara pesawat terbang

16
c. 3, Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40

dB dalam waktu yang cepat sehingga mengejutkan pendengarnya

seperti suara senapan, mercon, dll

d. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada

periode yang sama seperti suara mesin tempa.

4. Pengaruh Kebisingan terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut :

a. Gangguan fisiologis

b. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat

menyebabkan pucat dan gangguan sensoris

c. Gangguan psikologis

d. Gannguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,

emosi dll.

e. Gangguan komunikasi

f. Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan,

bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena tidak dapat

mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.

g. Gangguan pada pendengaran (Ketulian)

h. Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat

menyebabkan berkurangnya fungsi pendengaran. Gannguan

pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan

dapat menyebabkan ketulian permanen.

5. Pengendalian Kebisingan

17
Langkah efektif untuk pencegahan gangguan pendengaran adalah dengan

melakukan pengendalian pada sumber bahaya dengan melakukan

eliminasi, subtitusi, engineering, administrasi. Pada tahap perencanaan /

engineering pastikan memilih peralatan dengan efek kebisingan paling

rendah, mesin dengan intensitas kebisingan tinggi jauhkan dari area yang

terdapat banyak pekerja disana. Jika mesin tersebut masih bising lakukan

pemasangan barier, pasang peredam jika perlu total enclosure / partial

enclosure.

Kesehatan lingkungan umum dan Pariwisata

Tempat umum seperti kebun binatang berpotensi terhadap terjadinya

penularan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aspek

kesehatan lingkungan di Taman Margasatwa Semarang. Metode penelitian ini

adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel penelitian

ini adalah air bersih, tempat sampah, WC umum, ruang kantor, mushola,

sanitasi makanan, kandang satwa, 8 orang pedagang makanan dan 10 orang

penjaga kebun binatang. Analisis penelitian ini adalah univariat. Hasil dari

penelitian ini adalah penyediaan air bersih telah memenuhi persyaratan

sebesar 67%. Keadaan saluran pembuangan air limbah dari fasilitas umum

dan dari kandang belum memenuhi persyaratan sebesar 100% (14 tempat)

dan 55% (6 kandang). Keadaan WC umum sudah memenuhi persyaratan

sebesar 67%. Pengelolaan sampah untuk fasilitas umum dan kandang belum

memenuhi persyaratan. Keadaan sanitasi kantor pengelola kebun binatang

telah memenuhi persyaratan sebesar 100%. Kondisi sanitasi mushola telah

18
memenuhi persyaratan sebesar 100%. Personal higiene pedagang makanan

telah memenuhi persyaratan sebesar 100%. Sanitasi makanan telah memenuhi

syarat sebesar 100%.

Kepadatan lalat di kebun binatang tergolong tinggi yaitu rata-rata 18

ekor lalat. Penjaga kandang belum memenuhi persyaratan sebesar 100%.

Sanitasi kandang satwa telah memenuhi persyaratan sebesar 92%. Ukuran

kandang satwa belum memenuhi standar sebesar 56%. Pemberian makanan

pada satwa belumn memenuhi persyaratan sebesar 51%.

E. Penyediaan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan essensial bagi mahluk hidup. Tanpa air tidak

akan ada kehidupan di bumi ini. Sekitar 71% komposisi bumi terdiri dari

air. Rumus kimia air adalah H2O (tersusun atas dua atom hidrogen dan

satu atom oksigen). Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

berbau.

Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi

kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan

lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan

makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari

air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air,

untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan

oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain:

diminum, masak, mandi, mencuci dan pertanian.

19
Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang

memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter

per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting

adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum

air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak

menimbulkan penyakit bagi manusia.

1. Air Bersih dan Sehat

Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit

apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah

pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau

kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan

terlebih dahulu.

Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara,

berikut:

a. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua

kuman¬kuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan

tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.

b. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit,

dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besar¬besaran, cepat

dan murah.

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut

hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan,

20
setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat

harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:

a. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak

berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya

sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang

memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

b. Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala

bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah

air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan

memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan

100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut

sudah memenuhi syarat kesehatan.

c. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam

jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu

zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada

manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan

maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam

adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga

persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-

kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu

21
mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan

pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk

yang menggunakan air tersebut.

2. Cara Mendapatkan Air Minum Sehat

a. Merebus: Air bersih direbus sampai matang (mendidih) dan

biarkan mendidih (tetap jerang air di atas kompor yang menyala,

jangan matikan kompor) selama 3-5 menit untuk memastikan

kuman-kuman yang ada di air tersebut telah mati;

b. Sodis (Solar Disinfection) atau pemanasan air dengan

menggunakan tenaga matahari. Air bersih dimasukkan ke dalam

botol bening kemudian diletakkan di atas genteng rumah selama

4-6 jam saat cuaca panas atau 6-8 jam saat cuaca berawan. Panas

matahari dan sinar ultra violet akan membunuh kuman-kuman

yang ada di air sehingga air menjadi layak minum;

c. Klorinasi, atau proses pemberian cairan yang mengandung klorin

untuk membunuh bateri dan kuman yang ada di dalam air bersih.

Salah satunya yang tersedia adalah “Air Rahmat” yang siap untuk

dipakai pada tingkat rumah tangga.

F. Aspek populasi dan perubahan iklim

Perubahan Iklim adalah pergeseran statistik atau rata-rata jangka

panjang cuaca. Perubahan iklim sendiri dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor. Faktor yang pertama adalah natural variability atau faktor alam.

Faktor kedua adalah human-induced factor atau faktor manusia. Faktor

22
alam adalah faktor dalam alam yang mempengaruhi satu sama lain.

Komponen faktor alam terdiri dari atmosfer (suhu, unsur-unsur di udara,

uap air, dan sebagainya), daratan (resapan tanah, keaktifan gunung berapi,

unsur di tanah, dan sebagainya), laut (tinggi gelombang, dan sebagainya)

dan radiasi matahari. Faktor manusia adalah faktor yang berasal dari

manusia itu sendiri karena tindakanya yang mempengaruhi alam.

Dalam tatanan teoritis, perubahan iklim mengacu pada setiap

perubahan yang signifikan dalam pengukuran iklim seperti suhun curah

hujan atau angin yang berlangsung untuk jangka waktu yang panjang

(satu dekade atau lebih). Perubahan iklim dapat disebabkan oleh faktor

alami (seperti perubahan inten-sitas matahari atau terjadi perlambatan

orbit bumi dalam mengelilingi matahari), proses alami dalam sistem iklim

(misalnya perubahan dalam sirkulasi air laut), kegiatan manusia yang

mengubah komposisi atmosfer (misalnya melalui pembakaran bahan

bakar fosil) dan peru-bahan permukaan tanah (misalnya peng-gundulan

hutan, reboisasi, urbani-sasi, penggurunan dan lain-lain).

1. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan Masyarakat

Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat kejadiannya

sa-ngat bervariasi dan berbeda di setiap daerah. Namun secara umum

berbagai gangguan atau penyakit yang dapat muncul adalah sebagai

berikut.

2. Infeksi saluran pernafasan dan alergi saluran pernafasan

23
Alergi pada saluran pernafasan dan penyakit infeksi saluran pernafasan

ke-mungkinan akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah dan

waktu paparan penduduk terhadap debu (dari kekeringan), polusi udara,

racun aero-sol dari laut dan peningkatan jumlah serbuk sari dari tanaman

akibat perubahan pola pertumbuhan.

3. Kanker

Potensi bahaya lainnya yang bersifat langsung dari perubahan iklim

adalah peningkatan jumlah kejadian kanker, hal berhubungan dengan

peningkatan paparan bahan kimia beracun penyebab kanker yang berasal

dari penguapan berbagai bahan kima tersebut. Dalam kasus peningkatan

curah hujan atau banjir, kemungkinan terjadi peningkatan bahan kimia

dalam proses mencuci dan kontamisai air oleh logam berat. Efek langsung

lainnya kejadian kanker disebabkan karena penipisan stratosfer ozon yang

akan mengakibatkan pe-ningkatan durasi dan intensitas radiasi ultraviolet

(UV), dan hal ini mening-katkan risiko kanker kulit dan katarak.

G. Pembuangan Sampah

1. Pengertian Sampah

Sampah adalah suatu materi sisa yang tidak diinginkan setelah

proses berakhir. Sampah adalah bahan padat atau cairan yang tidak

dipergunakan lagi dan dibuang. Berdasarkan Undang-Undang No. 18

Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia

dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Menurut Kamus Istilah

Lingkungan, “Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau

24
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan

atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan

manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau

buangan”. Sedangkan kata Bapak Dr. Tandjung, M.Sc. , “Sampah

adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau

pemakai semula”.

2. Sumber Sampah Berdasarkan Sumbernya

a. Sampah Manusia

Sampah manusia adalah hasil-hasil pencernaan manusia, seperti

feses dan urin.

b. Sampah Nuklir

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang

menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi

lingkungan hidupdan juga manusia.

c. Sampah dari Pemukiman

Umumnya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan

makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas,

kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.

d. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan

Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti

jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan

selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.

Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan

25
perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah

pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat

tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan

dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa

didaur ulang.

e. Sampah Alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui

proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan

yang terurai menjadi tanah.

f. Sampah Konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh

pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang

dibuang ke tempat sampah.

g. Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung

Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran

gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah

Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah Anorganik,

misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca,

dan kaleng.

h. Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran

Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar

tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus,

pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah

26
makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga

pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari

kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto

copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari

laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-

lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan

secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena

berbahaya dan beracun.

i. Sampah dari Industri

Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-

bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan

pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh

dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa

bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan

khusus sebelum dibuang.

3. Berdasarkan dapat tidaknya di bakar

a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastic,

kain bekas, dan sebagainya.

b. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas,

besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca dan sebagainya.

4. Berdasarkan karakteristik sampah

27
a. Garbage, yaitu sampah hasil pengolahan atau pembuatan

makanan, yang umumnya mudah membusuk, dan berasal dari

rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.

b. Rabish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan

baik yang mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastic dan

sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng

bekas, klip, pecahan kaca, gelas dan sebagainya.

c. Ashes (abu), yaitu sisa-sisa pembakaran dari bahan-bahan yang

mudah terbakar, termasuk abu rokok.

d. Sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah yang berasal dari

pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam

sampah, daun-daunan, kertas, plastic, pecahan kaca, besi, debu

dan sebagainya.

e. Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati

karena alam, di tabrak kendaraan, atau di buang oleh orang.

f. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle), adalah bangkai mobil,

sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.

5. Komposisi Sampah

a. Sampah Organik

Sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,

daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih

lanjut menjadi kompos. Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan

28
penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau

dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.

- Sampah organik basah.

Sampah organik basah merupakan sampah yang mempunyai

kandungan air cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa

sayuran.

- Sampah organik kering.

Yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik

lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik

kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan

dedaunan kering.

b. Sampah Anorganik

Sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah

pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas

minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat

dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk

dijadikan produk lainnya. Sampah Anorganik berasal dari sumber

daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari

proses industri.

6. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,

pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material

sampah. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan

29
sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat,

cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk

masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju

dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan

dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan

dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari

pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari

area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan

pengolah sampah.

Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal

, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah

dan ketersediaan area.

a. Metoda Pembuangan

- Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk

menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah

metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya

dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas

pertambangan, atau lubang lubang dalam. Efek samping dari

sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga

30
sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini

meledak dan melongsorkan gunung sampah)

Karakter desain dari penimbunan darat yang modern

diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah

menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah

biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan

kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama

(biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai

sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas

yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari

tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau

dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan

listrik.

- Pembakaran/pengkremasian

Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat

sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg

melibatkan temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas".

kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.

Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri

dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat ,

cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang

praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya,

contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian

31
adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi

udara.

b. Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari

sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada

beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan

sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan

yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode

baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

- Pengolahan kemabali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang ,

yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang

dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan

kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa

dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak

sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang

sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum

aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan

PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus.

Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di

daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti

komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian

32
bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis

bahannya.

- Pengolahan biologis

Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan

atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis

untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.

Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk

dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan

listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik

pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong

hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah

tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman

dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

- Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa

diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar,

atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi

bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan

panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan

bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya

untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik

dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk

33
perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah

dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen.

Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan

tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi

produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa

dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi

produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi

produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur

plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material

organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara

karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar

untuk menghasilkan listrik dan uap.

c. Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah

pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan

"pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk

penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang

yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa

digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas

plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan

barang sekali pakai (contohnya kertas tissue), dan mendesain

produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi

yang sama.

34
7. Dampak Negatif Sampah

a. Dampak terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai

(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat

yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai

binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan

penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah

terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat

karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak

tepat dapat bercampur air minum, penyakit demam berdarah

dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai.

b. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampaknya akan membentuk lingkungan yang kurang

menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan

pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-

mana. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat

menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas

pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

c. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah

yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk

pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau

tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di

35
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan

dan diperbaiki.

H. Penanganan radiasi

Tanpa kita sadari, kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan

radiasi.Radiasi telah menjadi bagian dari lingkungan kita sejak dunia ini

diciptakan, bukan hanya dimulai dari ditemukannya tenaga nuklir

setengah abad yang lalu.terdapat lebih dari 60 radionuklida yang

berdasarkan asalnya dibagi atas2 kategori:

1. Radionuklida alamiah: radionuklida yang terbentuk secara alami, terbagi


menjadi dua yaitu:
a. Primordial: radionuklida ini telah ada sejak bumi diciptakan.
b. Kosmogenik: radionuklida ini terbentuk sebagai akibat dari interaksi
sinar kosmik.
2. Radionuklida buatan manusia: radionuklida yang terbentuk karena
dibuat oleh manusia.

Radionuklida terdapat di udara, air, tanah, bahkan di tubuh kita sendiri.

Setiap hari kita terkena radiasi, baik dari udara yang kita hirup, dari

makanan yang kita konsumsi maupun dari air yang kita minum.

Dilihat dari pendapat beberapa ahli, dapat kita simpulkan bahwa

pengertian dari radiasi yaitu pancaran energi melalui partikel dalam bentuk

partikel atau gelombang elektromagnetik. Radiasi partikel adalah jenis

radiasi yang memiliki massa terukur dan bermuatan. Sedangkan radiasi

gelombang elektromagnetik atau foton adalah jenis radiasi yang tidak

memiliki massa dan muatan. Pada makalah ini, kita akanmembahas

36
tentang radiasi yang ada di lingkungan sekitar kita. Radiasi memiliki

banyak perngertian yaitu ditinjau dari massa dan muatan listrik. Jika

ditinjau dari massa, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik

dan radiasi partikel yaitu:

a. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa.

Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah,

cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik.

b. Sedangkan radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki

massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.

Jika ditinjau dari muatan listriknya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi

pengion dan radiasi non-pengion.

a. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan

ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang

radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.

b. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak

sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion.

Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan

menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup.

Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk

ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik,

serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron

dapat menimbulkan ionisasi secara langsung. Meskipun tidak memiliki

37
massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga

termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi

secara tidak langsung.

Jenis-Jenis Bahan Radioaktif dalam Lingkungan, Jika suatu inti tidak stabil,

maka inti mempunyai kelebihan energi. Suatu inti tidak dapat bertahan,

karena inti akan melepaskan kelebihan energi tersebut dan mungkin

melepaskan satu atau dua atau lebih partikel atau gelombang sekaligus.

Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan energi atau partikel radiasi

yang berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti melepaskan energi

elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, dalam banyak hal yang mirip

dengan sinar-X.Radiasi gamma bergerak lurus dan mampu menembus

sebagian besar bahan yang dilaluinya.Dalam banyak kasus, inti juga

melepaskan radiasi beta.Radiasi beta lebih mudah untuk dihentikan.Seng atap

atau kaca jendela dapat menghentikan radiasi beta.Bahkan pakaian yang kita

pakai dapat melindungi dari radiasi beta.Unsur-unsur tertentu, terutama yang

berat seperti uranium, radium dan plutonium, melepaskan radiasi alfa.Radiasi

alfa dapat dihalangi seluruhnya dengan selembar kertas.Radiasi alfa tidak

dapat menembus kulit kita.Radiasi alfa sangat berbahaya hanya jika bahan-

bahan yang melepaskan radiasi alfa masuk kedalam tubuh kita.13

Berdasarkan sumbernya, radioaktivitas dibagi menjadi radioaktivitas alam dan

buatan yaitu:

38
1. Radioaktivitas alam

Radioaktivitas alam merupakan radioaktivitas yang berasal langsung

dari radiasi kosmik.Dari seluruh radionuklida yang ada di bumi, sebagian besar

merupakan inti atom yang ada di kerak bumi sejak terbentuk (radiasi

primordial).Selain itu terdapat inti yang terjadi dari interaksi antara radiasi

kosmik dengan inti atom yang ada di udara, bahan radioaktif akibat peluruhan

spontan akibat interaksi dengan neutron dari radiasi kosmik, dan radionuklida

yang pernah ada tetapi saat ini sudah tidak ada lagi karena waktu paronya

pendek. Jumlah inti yang musnah ini tidak terlalu banyak.

Cara Mendeteksi Radiasi Lingkungan, Radiasi tidak dapat dilihat,

didengar, dicium, dirasakan atau diraba. Indera manusia tidak dapat

mendeteksi radiasi sehingga seseorang tidak dapat mengetahui kapan ia

dalam bahaya atau tidak. Radiasi hanya dapat diketahui dengan

menggunakan alat, yang disebut monitor radiasi. Monitor radiasi terdiri dari

detektor radiasi dan rangkaian elektronik penunjang. Pada umumnya, monitor

radiasi dilengkapi dengan alarm yang akan mengeluarkan bunyi jika

ditemukan radiasi. Bunyi alarm semakin keras apabila tingkat radiasi yang

ditemukan semakin tinggi. Monitor radiasi umumnya digunakan hanya untuk

mengetahui ada atau tidaknya radiasi.Monitor radiasi yang digunakan untuk

mengukur jumlah radiasi atau dosis yang diterima oleh seseorang disebut

dosimeter perorangan dan monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur

kecepatan radiasi atau laju dosis di suatu area dikenal dengan survaimeter.

Alat-alat tersebut dapat disamakan dengan indikator jarak dan speedometer

39
pada mobil.Indikator jarak menunjukkan berapa km atau mil yang telah

dijalani oleh mobil, seperti halnya dosimeter perorangan menunjukkan

beberapa dosis radiasi yang telah diterima oleh seseorang.Speedometer

menunjukkan pada kita seberapa km atau mil kecepatan mobil perjam, seperti

survaimeter menunjukkan berapa laju dosis radiasi.Salah satu cara untuk

mengukur dosis radiasi pada dosimeter perorangan adalah berdasarkan pada

tingkat kehitaman film jika terkena radiasi. Dengan memproses film dan

mengukur tingkat kehitamannya, dosis radiasi yang diterima oleh seseorang

dapat diperkirakan.

Hubungan Radiasi Lingkungan Dengan Kesehatan, Dari pembahasan

diatas dapat kita ketahui bahwa radiasi berada diantara kita semua dan

didalam kehidupan sehari-hari dapat dimanfaatkan dalam beberapa hal, tidak

terkecuali dalam ilmu kesehatan. Radiasi dapat digunakan untuk hal berikut :

a) Diagnosa

Bagian yang sangat penting pada proses diagnosis suatu penyakit adalah

radioisotop. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging

devices), dapat dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam

tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk diagnosis, suatu dosis kecil

radioisotop yang dicampurkan dalam larutan yang larut dalam cairan

tubuh dimasukkan ke dalam tubuh, kemudian aktivitasnya dalam tubuh

dapat dipelajari menggunakan gambar 2 dimensi atau 3 dimensi yang

disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang sering digunakan adalah

technisium-99m, yang dapat digunakan untuk mempelajari metabolisme

40
jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan struktur tulang. Tujuan

lain dari penggunaan di bidang diagnosis yaitu untuk analisis biokimia

yang disebut radio-immunoassay. Teknik ini dapat digunakan untuk

mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain

dalam darah.

b) Terapi

Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak

adalah untuk pengobatan kanker melalui metode terapi, karena sel kanker

sangat sensitif terhadap radiasi. Sumber radiasi yang digunakan dapat

berupa sumber eksternal, berupa sumber gamma seperti Co-60, atau

sumber internal, yaitu berupa sumber gamma atau beta yang kecil seperti

Iodine-131 yang biasa digunakan untuk penyembuhan kanker kelenjar

tiroid.

c) Sterilisasi Peralatan Kedokteran

Banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan radiasi

gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif

dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena proses yang

digunakan merupakan proses dingin, sehingga dapat digunakan untuk

benda-benda yang sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat salep, dan

larutan kimia. Selain mensterilisasi dengan menggunakan radiasi,

keuntungan lainnya yaitu proses sterilisasi dapat dilakukan setelah benda

tersebut dikemas dan masa penyimpanan benda tersebut tidak terbatas

sepanjang kemasannya tidak rusak.

41
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas

kesehatan. Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di

lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta

menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat

dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang

akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik.

Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu

proses yang wajar danterlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir

hidupnya. Hal ini membutuhkan daya dukung lingkungan untuk

kelangsungan hidupnya.

Masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak dahulu,

masalah lingkungan hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau

dihadapi oleh negara-negara maju ataupun negara-negara miskin, tapi

masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan

masalah kita semua.

B. Saran

Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan

mewujudkan lingkungan yang sehat karena lingkungan yang sehat dapat

memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan

42
menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga

sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang

ada di sekitarnya kurang baik. Jadi jagaalah kesehatan lingkungan dan

terapkanlah perilaku hidup bersih dan sehat.

43
DAFTAR PUSTAKA

Pudjiastuti, dkk.1998.Kualitas Udara Dalam Ruang.Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi.

Daud,anwar.2005.Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan.Makassar: Hasanuddin

University Press (LEPHAS).

Hardjono,Johanes.2005.Kesehatan Lingkungan.Jakarta: Graha Ilmu.

Susanta,Gatot, Hari Sutjahjo.2008. Akankah Indonesia Tenggelam,Jakarta:

Penebar Plus.

Mulia,Ricki M.2005.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

44

Вам также может понравиться