Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari 12 Indikator Keluarga Sehat, didapatkan 4 Indikator Keluarga Sehat

dengan capaian paling rendah di Kelurahan Maharatu yang merupakan wilayah

kerja Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga. Empat indikator yang capaiannya

paling rendah adalah hipertensi (13,91%), merokok (54,36%), Jaminan Kesehatan

Nasional (65,09%), dan Keluarga Berencana (70,43%). Dengan metode USG

(Urgency, Seriousness, Growth) didapatkan masalah hipertensi sebagai prioritas

masalah di Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga.

Berdasarkan data sekunder dan wawancara dengan Kepala Puskesmas,

didapatkan bahwa persentase penderita hipertensi yang belum melakukan

pengobatan secara teratur (86,09%) lebih banyak ditemukan daripada penderita

hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur (13,91%). Hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa aspek. Dari analisis masalah, didapatkan aspek-aspek

yang menyebabkan masalah seperti dari aspek method (metode), environment

(lingkungan), man (manusia), money (dana), dan material (sarana).

Penyebab masalah dari aspek method (metode) adalah penyuluhan yang

kurang, standar operasional prosedur yang belum terlaksana, serta penerapan

perkesmas dan kerjasama lintas sektor yang masih kurang. Tingkat ekonomi rendah

dan life style (gaya hidup) merupakan penyebab masalah dari aspek environment

(lingkungan). Sedangkan, penyebab masalah dari aspek man (manusia) adalah

sumber daya manusia yang kurang (kemampuan petugas kurang), petugas yang

belum menjalankan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas),

pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang hipertensi yang kurang. Untuk


penyebab masalah dari aspek money (dana) adalah dana yang belum dianggarkan.

Kemudian, dari aspek material (sarana) didapatakan penyebab masalah adalah

penambahan posyandu Penyakit Tidak Menular (PTM), bahan habis pakai dan

promosi PTM yang masih kurang.

Berdasarkan penyebab masalah dari berbagai aspek di atas, didapatkan

beberapa alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan yang didapatkan

adalah meningkatkan penyuluhan; pemberian motivasi pada petugas;

meningkatkan kegiatan perkesmas; penganggaran dana untuk bahan habis pakai,

transportasi petugas, alat tulis kantor, alat promosi untuk kegiatan PTM hipertensi,

advokasi lintas sektor, tokoh masyarakat, dan kader; dan penambahan Posyandu

PTM, serta pembuatan kartu hasil pemeriksaan tekanan darah untuk pasien juga

dapat memberikan kesempatan pasien untuk melihat tekanan darahnya sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dari penderita hipertensi.

Selain melakukan penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan

penanganannya untuk meningkatkan kepatuhan penderita hipertensi dalam minum

obat dan menerapkan gaya hidup sehat, puskesmas juga bisa bekerjasama dengan

keluarga pasien serta menunjuk salah satu anggota keluarga untuk dijadikan sebagai

pengawas minum obat antihipertensi. Pengawas minum obat yang merupakan

anggota keluarga pasien dapat menjadi bentuk dukungan keluarga pada penderita

hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara dukungan

keluarga dengan kepatuhan pada pasien hipertensi dengan korelasi sangat kuat dan

mempunyai arah positif (+) dan dukungan keluarga berkontribusi sebesar 61,8%

terhadap kepatuhan pada pasien hipertensi. Oleh karena itu, pemberian penyuluhan

pada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga terutama dukungan


informasional perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kesadaran penderita

hipertensi tentang pentingnya pengobatan hipertensi.1

DAFTAR PUSTAKA

1. Yeni F, Husna M, Dachriyanus D. Dukungan Keluarga Memengaruhi

Kepatuhan Pasien Hipertensi. J Keperawatan Indones. 2016;19(3):137–44.

Вам также может понравиться