Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis model
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kasihan Kasbolah PTK adalah penelitian tindakan
dalam bidang pendidikan yang dilakukan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengertian ahli di atas dapat ditegaskan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses penelitian tindakan yang dilaksanakan
didalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dan
digunakan sebagai cara untuk memecahkan masalah yang ada sehingga menghasilkan hasil yang
lebih baik.
Peneliti akan berkolaborasi dengan guru dalam melakukan tindakan dengan tujuan
menganal huruf-huruf alfabet pada anak tuna rungu kelas 1 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) N
Labui Banda Aceh dengan menggunakan media pembelajaran. Peneliti terlibat langsung dalam
proses tersebut.
Model atau alur dalam penelitian tindakan menunjukkan pada proses pelaksanaan
penelitian meliputi menyusun perencana atau planning, tindakan atau acting, pengematan
atau observasi, refleksi atau reflecting. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan desain tindakan
sebagai berikut:
Penjelasan dari desain penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Penelitian
penelitian. Rencana penelitian terdiri dari perencanaan tindakan, perencanaan evaluasi, dan
apa saja yang dilakukan sebelum pengambilan data penelitian. Berikut merupakan tahap
pembimbing
keaktifan dan sejauh mana pemahaman anak tunarungu dengar belajar menggunakan
media pembelajaran.
2. Pelaksanaan penelitian
penelitian ini mempunyai alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan tindakan penelitian
sebagai berikut:
Siklus I Siklus II
1. Melakukan apersepsi. 1. Melakukan apersepsi.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati dan memonitoring proses tindakan. Adapun
komponen yang perlu diamati adalah partisipasi siswa selama mengikuti pembelajaran.
panduan observasi berupa check list. Lembar observasi memuat aspek-aspek yang telah
ditentukan dalam pembelajaran yang terkait dengan kinerja, kesesuaian tindakan dan
partisipasi siswa. Instrumen pengamatan yang kedua adalah catatan khusus. Catatan ini
berfungsi membantu penulis dalam mencatat hal-hal yang bertentangan dalam pembelajaran
4. Refleksi
Refleksi ini dilakukan setelah semua tahap dilaksanakan. Guru dan penulis berdiskusi
dengan mengevaluasi hasil pengamatan dan tes kemampuan sejauh mana pemahamamnya.
Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
peneliti dan guru kolabolator. Data yang diperoleh berupa faktor pendukung keberhasilan
dan apa saja faktor penghambat keberhasilan tindakan. Hasil tes dalam refleksi kali ini
digunakan untuk menentukan keberhasilan keaktifan dan sejauh mana tingkat pemahaman
Selain itu hasil refleksi dapat digunakan untuk menentukan apakah tindakan yang
diberikan telah berhasil atau belum berhasil. Tindakan dikatakan berhasil bila siswa tuna
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
terikatnya “dependent variable” adalah meningkatkan pemahaman pada siswa tuna rungu.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Adapun populasi dari penelitian ini adalah siswa tuna rungu.
Sedangkan sampelnya adalah siswa tuna rungu kelas 1 yang ada di SDLB N Labui Banda Aceh.
Pengambilan sampel harus mengikuti teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Teknik
sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi.
Dalam penetapan sampel ini penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto
yang mengemukakan “Jika subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih tergantung dengan kemamppuan
Tujuan penetapan sampel ini adalah untuk mengenalkan huruf-huruf alfabet pada
siswa tuna rungu menggunakan media pembelajaran dengan di bantu aplikasi after effect agar
Tempat penelitian di SDLB N Labui Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada kelas 1
dalam proses pembelajran Bahasa Indonesia, dengan berkolaborasi dengan guru yang mengajar
mengumpulkan data berdasarkan jenis yang diharapkan. Peneliti sebagai human instrumen,
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.
dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis, dicek keabsahannya dan membuat
1. Wawancara
Sasaran dari wawancara ini adalah para pendidik di SDLB N Labui Banda Aceh,
khususnya pendidik Anak Tuna rungu. Dalam wawancara ini, peneliti memakai pedoman
semi struktur. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang sudah di rancang atau
pembelajaran, respon anak dalam proses belajar mengajar, kendala-kendala yang dihadapi
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang
dilakukan secara prtisipatif, yaitu peneliti melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan subjek,
peneliti ikut dalam kegiatan pembelajaran siswa dalam kelas. Peneliti mengawasi kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dilakukan didalam kelas dengan menggunakan bantuan media
dilakukan peneliti terhadap partisipasi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan
3. Metode Tes
Metode tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur pencapaian pemahaman
siswa sebelum menggunakan media pembelajaran dan setelah digunakan media pembelajaran
dengan soal sebanyak 10 butir soal. Tes dibuat dalam bentuk tulisan, guru memberikan soal
dalam bentuk tulisan dan gambar dalam kertas dan anak menjawabnya. Guru menilai sesuai
4. Dokumentasi
diantaranya bersumber dari, kurikulum pendidikan bagi siswa tuna rungu, foto kegiatan
pembelajaran. Tujuan dari dokumentasi adalah untuk mengetahui karakteristik dari siswa
tunagrahita ringan, memberikan gambaran secara konkret aktivitas belajar siswa dan guru,
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Pada pengumpulan data dengan metode angket atau kuisioner, terlebih
dahulu peneliti menyusun kisi-kisi instrumen angket atau kuisioner yang aka n diberikan
kepada responden. Responden dalam peneitian ini adalah guru Bahasa Indonesia untuk anak
G. Uji Validitas
Untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam mengukur indikator- indikator yang telah
dijabarkan dalam butir instrumen, maka perlu dilakukan pengujian validitas. Menurut Sugiyono
(2010: 122) membagi validitas instrumen menjadi dua macam, yaitu validitas internal (rational)
dan validitas eksternal (empiris). Validitas internal terbagi menjadi validitas kontruksi dan
validitas isi. Pengujian validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi validitas kontruksi
dan validitas isi, sedangkan instrumen yang non tes cukup memenuhi validitas konstruksi.
Menurut Sugiyono (2010: 123) validitas kontruksi adalah jika instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Ketiga Instrumen
tersebut perlu diujikan validitasnya, karena instrument tersebut belum dianggap baku. Uji
validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen Jurusan Pendidikan Teknologi
Informasi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-raniry, yaitu Bapak
Hendri Achmadian. Instrumen dapat digunakan dalam penelitian jika hasil pertimbangan
dinyatakan valid. Jika telah melalui koreksi dan revisi, akhirnya instrumen dinyatakan layak
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan
yaitu dengan cara membandingkan skor post-test tidak menggunakan media pembelajaran
menggunakan media pembelajaran > skor pre-test tidak menggunakan media pembelajaran,
berarti ada peningkatan kemampuan anak tuna rungu dalam memahami (Nur Aedi, 2010:
standar ketuntasan minimal, yaitu sebesar 75%, apabila nilai post-test = atau ≥ dari standar
Teknik analisis data secara kuantitatif digunakan untuk mengolah dan menyajikan
data yang berupa angka. Data-data kuantitatif didapat dari skor hasil post-test tidak
pemberian tindakan.
𝑅
NP =𝑆𝑀 × 100
(M. Ngalim Purwanto, 2006: 102).
Keterangan.
perbandingan persentase antara post-tes tidak menggunakan media pembelajaran dan post-
Test menggunakan media pembelajaran. Rumus yang digunakan untuk menghitung selisih
peningkatan kemampuan mengenal huruf- huruf alfabet pada anak tuna rungu adalah sebagai
berikut.
Peningkatan = Nilai Post test (menggunakan media) – Nilai Post test (tidak menggunanakan media)
I. Jadwal