Вы находитесь на странице: 1из 4

- tssN 1gl7 - s72

PACIFIC JOURN AL. Juti 2009- Vot' 1 (4) : 506 509

NILAI PROKSIMAT sosls IKAN EKOR KUNING (Caesio spp-)


BERDASARKAN JENIS CASING DAN LAMA PENYIMPANAN

The proximate value of yellow tail fish (Caesio spp.i sausage


by using different casings and storage times

Verly Dotulongl
t
Dosen pada Jurusan Pengolahan Hastl Peikanan
Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, universitas Sam Ratulangi, Manado

storage
Abstract. The research is to study the influence ofthe use ofdifierent casings and
the proximate value (waler, dust, fat and protein contents) of yellow tail fish
times on
i;;:, spp.) sausage. This eiperimental study used two factors, i'e' casing (facior A)
:;;;i";";i'f*-Lu""r. i."., cow intestines (Ar), 5oC coat intestines (Ar, piS intestines (As),
and plastic (As) and storage time at (facior B), and fador B consisting of
""ir"diA-l
t*;;;.d i.6. o oiy (8,) ani was 4 days (B:) A complete randomized design $/as applied
i" i"a"ri"r i,t 5rz wiih two reptications. The research resutted that pig intestine
;;;-ilG;ed """rv"iithe towest water content (60.30%) with 4 days of storage time, and
t ioneit content (6,4.39%) in coat casing with 0 day' The both single treatment$
showed a
ffiifi;i ft i't ign effect; ho'lever, the interaction of both treafnenb showed
;";;G;idnt "fr"a.in" bwest dust content (1.ZoYo) was found in cow intestine casing
"ighifiont
*iin O OJV, *nile the highest (1.S0%) in a plastic casing in 4 _day9 of-5to.rage. time. Analysis
showed the both singbJtreatrnents gave a significant effecf, but its.interac{ion
"i ""ri""&
a non-significant effect. 1ne bwest fat content (2.32Vo') was found. in pig intestine
"no*"0*itt, 0 dai of storage time, and the highest (4 66%) in @llagen casjr'lg in 4 days of
*siig
;-d" 1il". eottr singe-Ireatment and its interacfion showed a same effecl' The lowesi
piot"in *"i""t (14.42;/d was found in cow intestine casing in 0 day of storage time, while
ln"'tigGt tr6-34%] incotlagen casing in 4 days.of storage time. The use of different
its interaciion, showed a non-
time, both a single-treatm_ent and
"$ing"r "no'.tor"g"
signifi-cant effed on proximatevalue of yellow tail fish sausage'
Key'vrords: Casing, storage time, proximate value, fish, C€esto spp'

PENDAHULUAN

Bahan dasar pembuatan sosis ikan adalah daging serta bagaimana pengaruhnya terhadap mutu
dan emulsi. Emulsi merupakan dispersidua cairan sosis ikan, khususnya nilai proksimat sosis yang
yang tidak saling melarutkan, di mana €iran yang mencakup kandungan kadar air, abu, protein, dan
satri terdispersi dalam cairan yang lain. Masalah lemak.
yang sering dihadapi dalam pembuatan sosis Penelitian ini bertujuan untuk mengekhui
ioatan pecahnya emulsi karena penggilingan dan pengaruh jenis casing dan lama penyimpanan
pemanasan yang berlebihan dan proses yang berbeda terhadap nilai proksimat (kadar air,
pengolahan yang terlampau cepat (Kramlich, 1973 abu, lemak dan protein) sosis ikan, dengan
dalam Jeny, 1993). menggunakan ikan ekor kuning (Caesio spp')
Dewasa ini pembuatan sosis dari daging ikan sebagai bahan baku penelitian. Penelitian ini juga
tongkol, tenggiri, cucut, dan lainlain sudah banyak dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekonomis
dilakukan. Pembuatan sosis dengan dari ikan tersebut, meningkatkan ragam
menggunakan jenis casing (selongsong) yang p€ngolahan produk perikanan dalam bentuk sosis
berbeda sampai sejauh ini belum pernah dilakukan ikan, serta sosialisasi sosis ikan.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kramlich (1971), sosis adalah makanan Emulsi merupakan sistim dua fase yang mencakup
yang terbuat dari daging awetan yang. dibumbuhi dispersi dua cairan yang tidak saling melarutkan,
ian- umumnya dicetak dalam bentuk simetris' di mana cairan yang satu terdispersi dalam cairan
Harahap (1991) menambahkan bahwa sosis yang lain. Masalah yang sering dihadapi dalam
adalah makanan yang terbuat dari daging yang pembuatan sosis adalah pecahnya emulsi yang
digiling, dihaluskan, diberi bumbu, dimasukkan diakibatkan penggilingan yang berlebihan,
dalarn cetakan yang berbentuk selongsong pemanasan yang berlebihan dan proses
(casing) dan diasapi dengan atau tanpa dimasak' pengolahan yang terlampau cepat (Kramlich, 1973
-1993).
baim Jeny, Selain bahan dasar tersebut di
Bahan basar pembuatan sosis adalah daging dan
emulsi. atas, datam pembuatan sosis ditambahkan bahan

Denan Riset Daerah Prwinsi Sulaflesi tJlara


I

pACIFE JOURNAL. Juti 2009. Vot. 1(4) : 506 - 5AO lssru 1S7 " 967?

oembantu guna meningkatkan ksnsistensi, nilai mengandung kolesterol, kandungan linoleat, oleat,
'ouj, c.tta rasa, dan untuk mengendalikan linolenat lebih besar dibanding lemak hewani, dj
leasaman dan kebasaan serta memantapkan samping itu harganya juga lebih murah.
bentuk dan rupa (Winamo, dr( 1980). Beberapa Bumbu yang digunakan dalam pembuatan sosis
bahan pembantu yang umum digunakan dalam
ikan ekor kuning ini adalah bumbu yang tetah jadi
oembuatan sosis ikan adalah tepung tapioka,
minyak, bumbu-bumbu, air dan bahan (merek 'royko'). Casing adalah bahan yang
Laram, digunakan untuk membungkus dan membentuk
(casing).
fembungkus adonan sosis. Dengan casing, sosis lebih simetris
Witson (1960) dalam Pasaribu (1988) menyatakan bentuknya dan mudah pengerjaannya (Gillespie,
bahwa tepung tapioka yang digunakan berfungsi 1960). Casing sosis terdiri dari dua jenis, yaitu
untuk mengikat air dalam emulsi dan menahannya casing alami dan casing buatan atau sintetis-
selama proses. Dalam memilih dan menggunakan Casing alami biasanya berasal dari usus hewan,
bahan pengikat harus memperhatikan beberapa sehingga dapat turut dimakan bersama sosis (tidak
hal yaitu tepung harus mempunyai daya serap memerlukan proses pengupasan), namun casing
yang baik, mempunyai rasa yang enak, jenis ini mengandung banyak karbohidrat dan
memberikan wama yang baik dan harganya relatif bentuknya tidak seragam. Casing buatan (sintetis)
murah. Tepung tapioka dapat mengabsorsi air umumnya lebih seragam bentuk dan ukurannya,
dengan baik. Penambahan bahan pengikat pada terbuat dari bahan yang tipis tetapi kuat seperti
sosis ikan adalah 5-10 o/o dari berat daging ikan selulosa, kolagen atau plastik (Heirinckson, 1978).
yang digunakan sebagai bahan mentah. Casing kolagen ada yang dapat dimakan langsung
(edible) dan ada yang tidak dapat dimakan (non
Penambahan garam dilakukan dengan maksud edib(e), sehingga harus dikupas pada tahdp akhir
untuk menurunkan kadar air dalam daging ikan pembuatannya. Casing plastik biasanya digunakan
sehingga dapat menghambat pertumbuhan untuk membuat sosis yang dimasak, seperti sosis
bakteri. Selain berfungsi sebagai pengawet, garam
fermentasi atau sosis segar. Bahan casing plastik
juga dapat menghasilkan atau menimbulkan rasa
enak. Untuk memperoleh produk sosis yang
ada yang berupa polyvinil chloida atau
polyethylene film (Pnce and Schweigert, 1978).
kompak, tekstur yang empuk, rasa dan aroma
sosis yang lebih baik dapat ditambahan lemak. Casing dibuat dengan cara sebagai berikut. Usus
Menurut Amano (1985), lemak yang ditambahkan ikan dicuci bersih kemudian dipotong-potong
dapat berupa lemak nabati atau lemak hewani dengan ukuran lebih 20 cm, lalu dibalik dan
untuk pembuatan sosis, dengan kadar berkisar 5- direndam dalam larutan NaCl 10% selama 15
25o/o. Ditambahkan pula bahwa ada beberapa menit, kemudian dicuci dan dijemur pada sinar
kelebihan pemakaian lemak nabati, yaitu tidak matahari selama 2-3 hari.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rancangan percobaan yang digunakan dalam
Pembinaan Mutu Hasil Perikanan (LPMHp) dan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
laboratorium lainnya selama kurang lebih tiga (RAL) yang disusun secara faktorial 5 x 2 dengan
bulan. Bahan baku yang digunakan dalam 2 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan dalam
penelitian ini adalah ikan ekor kuning (Caeslo spp). penelitian adalah sebagai berikut Faktor A genis
Bahan yang digunakan adatah tepung tapioka, casfng) yang terdiri atas 5 tingkat (fevet), yaitu:
minyak kedelai, casrng alami (usus sapi, babi, usus sapi (A1), usus kambing (A2), usus babi (fu),
kambing), casing buatan atau sintetis, es, air, kolagen (&), dan plastik (&); dan f,aktor B (tama
garam dan bumbu royko. Bahan kimia yang penyimpanan pada suhu lSoC) yang terdiri dari
digunakan adalah NaCl 0,9%, plate count agar dua tingkat, yaitu: 0 hari (81) dan 4 hari (B2).
(PCA), alkohol gS%, H2SOa, NaOH, H3BO3, H-Cl, Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis 'apakah
selenium mix, i,ndikator methyl red dan methyl penggunaan faKor A (ienis casrng) dan faktor B
blue, heksana dan akuades. Sementara alat yang (lama penyimpanan pada suhu 15oC) beryengaruh
digunakan pada analisa kimia adalah ta6ung atau tidak, baik secara tunggal (A atau B) maupun
reaksi, rak tabung reaksi, labu edenmeyer, interaksi (AB) antara kedua perlakuan, terhadap
gunting, pinset, kapas, cawan petri, lampu spiriius, nilai proksimat sosis ikan ekor kuning.
rotator, pipet, inkubator, timbangan analitik, koloni Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap
counter, cawan porselen, desikatorven, tanur, pertama adalah penelitian pendahuluan yang
soxhlet, labu lemak, kertas saring, alat destruksi, bertujuan menetiapkan perbandingan tepung
labu kjedahl, alat destilasi, gebJukur, pengaduk tapioka dan minyak kedelai yang baik pembuatan
qan mikrcburet
sosis. Tahap kedua adalah penelitian lanjutan

Dernan Rlset
Daerah provinsi Sulawesi Ubra
507
E
PACIFIC JOURNAL. Juti2009. vol. 1(4):506 - il9 rssH rcsT " s72

dengan tujuan menerapkan hasil penelitian hingga halue dan dinrasukkan dalam wadah,
pendahuluan yang terbajk pada pertakuan- kemudian ditambahkan garam, bumbu penyedap
perlakuan dalam penelitian sebenamya. Penelitian masakan (royko) lalu diaduk hingga merata,
pendahuluan terhadap tekstur bahan (sosis) yang kemudian dimasukkan tapioka 15% dan minyak
diiris setebal masing-masing 3 mm, dilakukan kedelai 10%, diaduk sampai homogen. Adonan
dengan uji folding test menurut Tanikawa (1985) yang sudah homogen dimasukkan ke dalam
dalam Suwetja dkk (19921dengan kriteria: A1 jika casing yang sudah diikat satah satu bagian
tekstur tidak retak bila dilipat menjadi bentuk ujungnya dengan benang. Setelah casing penuh
kuadran), A (tidak retak bila dilipat menjadi % sekitar 10 crn, bagian ujung lainnya diika(
lingkaran), B jika tekstur retak bila dilipat menjadi selanjutnya sosis dimasak. Pemasakan dilakukan
bentuk lz lingkaran, C jika tekstur pecah menjadi dua tahap. Tahap pertama menggunakan suhu SS-
dua bagian bila dilipat menjadi % lingkaran, dan D 65oC selama 50 menit, dilanjutkan dengan tahap
jika tekstur hancur bila ditekan dengan jari. kedua suhu 90-95oC selama 15 menit. Setelah itu
sosis diangkat, didinginkan untuk dianalisa kadar
Prosedur pembuatran sampel dalam penelitian air, abu, lemak dan protein sesuai lama
lanjutan adalah sebagai berikut lkan dicucibersih, penyimpanan.
dibuang kepala, ekor, isi perut, tulang dan kulit,
selanjutnya dicuci kembali. Daging ikan diblender

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kadar air dan kadar abu
Dari Tabel f terlihat bahwa kadar air terendah kadar air pada sosis dengan casing yang berbeda
(60,30%) diperoleh pada casing usus babi dengan kemungkinan disebabkan kadar air dari bahan
lama penyimpanan 4 hari, dan tertinggi (64,39%) baku untuk pembuatan casing berbeda satu
pada casrng usus kambing dengan lama dengan yang lain. Selama penyimpanan teriadi
penyimpanan 0 hari. Analisa sidik ragam penurunan kada air, ini kemungkinan disebabkan
menunjukkan bahwa kedua perlakuan tunggal kelembaban udara lingkungan sosis selama
menghasilkan pengaruh yang nyata dan sangat penyimpanan rendah sehingga terjadi penguapan
nyata, sedangkan interaksi kedua perlakuan air dari produk ke lingkungan.
menghasilkan pengaruh yang sama. Perbedaan
Tabel 1. Kadar air (%) dan kadar abu (%) menurut jenis casrhg
dan lama penyimpanan sosis ikan ekor kuning
Kadar air (%) Kadar abu (%)
Jenis
Lama Ulanqan Rata- Ulanqan Rata-
casing (A)
sftnDan (B') 2 rata 1 2 rata
Ar
Br 63,61 il,00 63,81 1,38 1,41 1,40
B, 64,48 62.20 63.54 1.56 'l -49 1,53
A,
Bi s,87 63,91 64,39 1,21 1,29 1,25
Bz 61.10 6't.76 61,43 1,43 1.47 1.45
Br 61,16 63,91 62,54 1,41 1,39 1,40
As
Bz 60 34 60.28 60 30 1,43 1,46 1.45
Br 61,84 62,76 62,30 1,50 1,51 1,51
& g- 60.50 60,50 60.50 1.50 1.31 1,41
Br 63,50 60,81 62,16 1,75 1,70 1,73
A6
B, 60_33 60,93 60,63 1.77 1.82 1,80

Selanjutnya terlihat pula dalam Tabel 1 bahwa nilai kemungkinan disebabkan selama pemasakan,
kadar abu terendah (,2AYo) dijumpai pada plastik mampu menahan air lebih banyak dalam
perlakuan casing usus sapi dengan lama produk daripada casing lainnya. Hal ini senada
penyimpanan 0 hari, dan tertinggi (1,80%) pada dengan yang dikemukakan dalam Wahid (1992)
casing plastik dengan lama penyimpanan 4 hari. bahwa perbedaan kadar abu pada beberapa
Analisa sidik ragam menunjukkan bahwa kedua produk sosis disebabkan pelepasan air selama
perlakuan tunggal memberikan pengaruh yang pemasakan. lkatan air yang semakin stabil
berbeda, sedangkan interaksi kedua perlakuan menyebabkan kehilangan air selama pemasakan
tersebut memberikan pengaruh yang sama. semakin kecil, sehingga prosentase kadar abu
Tingginya kadar abu pada casing plastik semakin besar

Daran Riset Daerah Provinsi SularcsiUhra


500
pACFE JOURNAI' Juti 2009. Vot. 1(4) : 506 - 509 tssN 1907.9672

Kadar lemak dan kadar protein

Tabel 2 memperlihatkan bahwa kadar lemak penyimpanan 0 hari, sedangkan kadar protein
terendah (2,32o/o) dijumpai pada perlakuan casrng tertinggi (16,34%) pada cas,ng kolagen dengan
usus babi dengan lama penyimpanan 0 hari, dan lama penyimpanan 4 hari (Tabel 2). Tingginya
kadar lemak tertinggi (4,66%) pada perlakuan kadar protein pada casing kolagen kemungkinan
casing kolagen dengan lama penyimpanan 4 hari. disebabkan kolagen itu sendiri adalah protein
Dari hasil analisa sidik ragam diperoleh bahwa jaringan ikat. Analisa sidik lttgam menunjukkan
oerlakuan secara tunggal dan secara interaksi bahwa baik kedua perlakuan baik secara tunggal
anlara kedua perlakuan tidak berpengaruh secara maupun secaE interaksi antara keduanya tidak
siginifikan terhadap mutu sosis ikan kuning. memberikan pengaruh (berbeda) yang siginifikan
terhadap mutu sosis ikan kuning.
Sementara itu, kadar protein terendah (14,42o/ol
dijumpai pada casrng usus sapi dengan lama
Tabel 2. Kadar lemak (%) dan protein (%)menurut jenis casing
dafl lama penyimpanan sosis ikan ekorkuning
Jenis Kadar lemak (%) Kadar orotein (%)
casing Lama Ulanqan Rata- Ulanoan Rata-
{A) simpan (B) 1 2 rata 2 rata
Br 2,53 2,28 2,41 14,29 14,55 14,42
Ar 34? 16 03
Bz 3.50 3,/t6 15.18 15.61
Br 2,71 2,49 2,60 't4,49 14,74 14,62
Az R. 3,44 14.92 15 n6
3.39 3.49 15.19
Br 2,77 1,86 2,32 15,65 15,15 15,40
A'3
B, 3.70 3,60 3.6s 15.05 15.98 15.52
& 3,06 3,ff 3,0E 14,9t) 14,89 14,90
A{ 467 4.66 16.3{
A" 4.65 16.46 16.20
Br z,btt 2,88 2,77 15,31 16,17 15,74
As 't5 35
Bz 4.15 1.02 2.59 15.92 1s.(}4

SIIIPULAN
Hasil analisa terhadap penggunaan casrng usus Kadar abu tertinggi terdapat pada casing plastik,
babi menghasilkan kadar air yang rendah dan dan kadar protein tertinggi (erbaik) dihasilkan dari
kadar lemak yang tinggi dengan lama penggunaan casing kolagen dengan lama
penyimpanan masing-masing 4 hari dan 0 hari. penyimpanan 4 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Amano, K. 1985. Sasuage manufacturing- Dalam: G. Borgstrorn, 1965. Fash as food. Vol. 3, Academic Press, New York.
Gillespia, E.L 1960- The science of rneat and meat product W.H. Freeman and Co., San Fransisco.
Harahap, R.T- 1978. Pengaruh enzim bromelin kasar terhadap emulsi sosis bekicotdaging sapi. Skripsi. Jurusan Pengolahan Hasil
Pertanian Fakuttas Teknologi Pertanian, Universilas Gadjah Mada, Yogyakarta. (tidak dipublikasikan)
Heinrickson, R. L. 1978. Meat, pouttry and sea food technology. Prentice Hall, lnc. Engetwood Clifis, l.lew Jersey.
Jeny. 1993. Pengraruh formuJasi dan penam&han antioksidan teth:dap produk sosis kan tengrgiri (Sa nbenmorus mtrnnetsonfl.
Usulan Penelitian. Jurusan Tekno@i Pangan dan Gizi. Fakultas Pertanian, lostitut Pertanian Bogor, Bogor.
Knmtich, W.E. 197't . Sausage producb. Dalam: J. F. Prbe and B. S. Scheweigert (eds). The sciene of meat and meat produ6,
f. W. H. Freeman and Co-, San Fransisco.
Pasaribu, R. 1988. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap mutu sosis ikan cucut. Skripsi. Fakultas Perikanan, lnstitut
Pertanian Bogor, Bogor. (tidak dipublikasikan'S
Price, J.F. and B.S. Scheigert '1978. The science of meat and meat producl. Food and Ndrition Press. lnc., Westpost, Conneciicut.
Sutonoto, H- J989- Pengaruh pnyimpanan pada suhu dirgin terhadap tnutu kamabako ikan ekorkuning (Caasio spp), Skripsi
Fakultas Perikanan, Universitas Sam Ratulangi, Manado. (tidakdipublikasikan)
Wahid, N. 1992. Mempelajari pembuatan prcduk antara untuk sosis daging ikan hiu. Fakuftas Teknologi Pertanian, lnstitut
Pertanian Bogor, Bogor.
Winamo, F. G., S. Farcliaz dan D. Farcliaz. 1980. Pengantarteknologi pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Dewan Riset Daerah provirsi


Sulmesi Uhra
509

Вам также может понравиться