Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
APENDIKSITIS
Inflamasi Apendik
B. ETIOLOGI
Apendisitis dapat disebabkan oleh beberapa sebab terjadinya proses radang
bakteria yang dicetuskan oleh beberapa faktor pencetus diantaranya hiperplasia
jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris yang menyumbat.
Ulserasi mukosa merupakan tahap awal dari kebanyakan penyakit ini. namun ada
beberapa faktor yang mempermudah terjadinya radang apendiks, diantaranya :
1. Faktor sumbatan
Faktor obstruksi merupakan faktor terpenting terjadinya apendisitis (90%) yang
diikuti oleh infeksi. Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh hyperplasia jaringan
lymphoid sub-mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda asing dan
sebab lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan cacing.
2. Faktor Bakteri
C. MANIFESTASI KLINIS
D. PATOFISIOLOGI
Fekalith, bakteri, cacing ascaris, produksi lendir berlebih, dan tumor merupakan
beberapa etiologi dari apendisitis. Semua faktor tersebut menyebabkan adanya
obstruksi pada lumen apendiks. Faktor predisposisi yaitu, adanya benda asing (biji –
bijian, konstipasi, diare).
Bakteri masuk dan jika bakteri berkembang semakin banyak dan merusak
mukosa apendiks (menginfeksi) maka akan mengakibatkan terjadinya apendisitis
supuratif akut (ditandai adanya abses yang banyak berwarna kuning). Apabila
kerusakan vaskular yang cepat mengakibatkan terjadinya ruptur, perforasi (apendisitis
perforasi) maka bakteri akan tersebar secara meluas ke seluruh area abdomen sehingga
dapat menyebabkan peritonitis maka tindakan pembedahannya adalah laparaskopi.
Anastesi yang sering digunakan adalah meperidin, morfin. Juga mengakibatkan cemas,
gangguan pola tidur, dan intoleransi aktivitas (Pre-operasi) dan nyeri, luka insisi, serta
intoleransi Aktivitas (Post-operasi). Pembedahan pasien dengan apendisitis adalah
apendektomi. Anastesi yang sering digunakan adalah anastesi umum yaitu pethidin,
diazepam.
E. KOMPLIKASI
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sel darah putih
Lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai 75%
b. Urinalisis
Normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
c. Foto abdomen
Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus terlokalisir
d. Tanda rovsing (+)
Dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial
menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah (Doenges, 1993;
Brunner & Suddart, 1997).
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien dengan apendisitis meliputi terapi medis dan terapi
bedah. Namun pada kasus apendisitis perforasi, terapi medis diberikan sebagai
terapi awal berupa antibiotik dan drainase melalui CT-scan pada absesnya. The
Surgical Infection Society menganjurkan pemberian antibiotik profilaks sebelum
pembedahan dengan menggunakan antibiotik spektrum luas kurang dari 24 jam
untuk apendisitis non perforasi dan kurang dari 5 jam untuk apendisitis perforasi.
1. Cairan intravena
Cairan yang secara massive ke rongga peritonium harus di ganti segera dengan
cairan intravena, jika terbukti terjadi toxix sistemik, atau pasien tua atau
kesehatan yang buruk harus dipasang pengukur tekanan vena central.
2. Antibiotik
3. Pembedahan
Pembedahan Apendik
H. PENGKAJIAN
1. Data demografi.
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, nomor register.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut
kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa
jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam
beberapa waktu lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus. Keluhan yang
menyertai antara lain rasa mual dan muntah, panas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien merasa nyeri disekitar perut kanan bawah, nyeri ini dirasakan terus
menerus dan terkadang merasa mual dan muntah, peningkatan suhu tubuh,
peningkatan leukosit
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama atau
penyakit organ pencernaan lainnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami yang sama
atau penyakit organ pencernaan lainnya.
e. Riwayat Psikososial
Mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah dan
bagaimana besarnya motivasi kesembuhan dan cara klien menerima
keadaannya.
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktivitas/ istirahat: Malaise
b. Sirkulasi : Tachikardi
c. Eliminasi
1) Konstipasi pada awitan awal
2) Diare (kadang-kadang)
3) Distensi abdomen
4) Nyeri tekan/lepas abdomen
5) Penurunan bising usus
d. Cairan/makanan : anoreksia, mual, muntah
e. Kenyamanan
Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan
terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk,
atau nafas dalam
f. Keamanan : demam
g. Pernapasan
1) Tachipne
2) Pernapasan dangkal (Marilynn E. Doengoes, 2000)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal
swelling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi
perut.
b. Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan bila
tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah
merupakan kunci diagnosis dari apendisitis.
a. Laboratorium
Terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP). Pada
pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000-
20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP
ditemukan jumlah serum yang meningkat.
b. Radiologi
Terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d luka bekas insisi di tandai dengan pasien mengeluh nyeri di daerah
bekas operasi
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi
J. INTERVENSI
1. Nyeri akut b.d luka bekas insisi di tandai dengan pasien mengeluh nyeri di daerah
bekas operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien merasa
nyaman setelah nyeri berkurang.
Kriteria hasil:
Intervensi:
1. Mandiri:
a. Kaji nyeri pasien
- Ajarkan pasien teknik relaksasi.
- Bantu klien untuk dapat melakukan istirahat baik fisik maupun
mental
2. Kolaboratif : berikan obat analgesik dan pengobatan penyakit
appendisitis
3. Supportif : kerjasama dengan klien atau orang terdekat cara untuk klien
mengurangi aktivitas berat
4. Edukatif : berikan edukasi tentang makan sedikit pada frekuensi dan
jarak waktu tertentu.
Rasional:
1. Untuk mengetahui seberapa berat rasa nyeri yang dirasakan dan
mengetahui pemberian terapi sesuai indikasi.
2. Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien melalui relaksasi dan
istirahat.
3. Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien
4. Agar klien merasa nyaman
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi
Tujuan
Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan peradangan
INTERVENSI :
RASIONAL :
K. IMPLEMENTASI
a. Nyeri akut b.d luka bekas insisi di tandai dengan pasien mengeluh nyeri di daerah bekas
operasi.
1. Mandiri:
- Mengkaji nyeri pasien
- Mengajarkan pasien teknik relaksasi.
- Membantu klien untuk dapat melakukan istirahat baik fisik maupun
mental
2. Kolaboratif : Memberikan obat analgesik dan pengobatan penyakit
appendisitis
3. Supportif : Bekerjasama dengan klien atau orang terdekat cara untuk klien
mengurangi aktivitas berat
4. Edukatif : Memberikan edukasi tentang makan sedikit pada frekuensi dan
jarak waktu tertentu.
L. EVALUASI